EKONOMI DI INDONESIA
Marzukimanurung07@gmail.com
ABSTRACT
Law has a very important role to encourage the economic growth of the Indonesian
nation. The National Capital City (IKN) was designed from the start as a catalyst to
unlock Indonesia's economic potential as a whole, encourage growth, create jobs, and
reduce poverty, by making the National Capital (IKN) a symbol of national identity and a
new center of economic gravity that is expected to bring a multiflier effect by making the
growth epicenter more evenly distributed to areas outside Java to support the
development of Indonesia-centric towards Advanced Indonesia 2045. With economic
development and legal development in line so that the function and role of law can
accommodate the provisions that must be regulated by the economic sector.
ABSTARAK
1
Dewa Ayu, M.K.P.S dan I. Gusti, N. P, “Fungsi Hukum dalam Pembangunan
Ekonomi”, file:///C: / Users /user /Downloads / 6246-10303-1-SM.pdf.Hal:1-2., (Diakses pada
9/4/2022).
antara lain adalah politik, letak geografis, latar belakang pendidikan, budaya,
lingkungan dan yang tidak kalah penting adalah ekonomi2.
Berangkat dari hal tersebutlah kiranya hukum memiliki peranan yang sangat
penting guna mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Sebagai
penerus bangsa yang turut prihatin juga menerima kenyataan bahwa Indonesia
telah menghadapi krisis masa depan bangsa, peneliti ingin terlibat juga dalam
memberikan kontribusi pemikiran melalui peran hukum dalam mendorong
dinamika pembangunan perekonomian Indonesia. Sesuai dengan amanat Pasal 33
ayat (4) Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia 1945 menyatakan
bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan asas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, Indonesia memiliki jati diri yang
termaktub dalam konstitusi yang menjadi landasan dalam pembangunan
perekonomian nasional3.
IKN sejak awal dirancang sebagai katalis untuk membuka potensi ekonomi
Indonesia secara keseluruhan, mendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan
kerja, dan mengurangi kemiskinan, dengan menjadikan IKN Nusantara sebagai
simbol identitas bangsa serta pusat gravitasi ekonomi baru yang diharapkan dapat
membawa multiflier effect dengan menjadikan episentrum pertumbuhan yang
akan semakin merata ke wilayah luar Jawa guna mendukung pembangunan
Indonesia Sentris menuju Indonesia Maju 2045 4.
2
Maryanto, “Pengaruh Globalisasi dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia”, http://
maryanto.blog.unissula.ac.id/2011/10/07/pengaruh-globalisasi-terhadap-hukum-
ekonomiindonesia. (Diakses pada 09/4/2022).
3
T. Mulya Lubis, “Peran Hukum dalam Perekonomian di Negara Berkembang”,(
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,1986), hal. 72.
4
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211215-032457-7896.pdf. Di
akses Pada Tanggal 7 Mei 2022.
Timur. Pemerintah mengemukakan alasan utama dari pemindahan IKN keluar
Pulau Jawa adalah pemerataan ekonomi. Aktivitas pemerintahan dan bisnis yang
berpusat di Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta, telah menghambat pertumbuhan
pusat-pusat perekonomian baru di luar Pulau Jawa. Kepala Bappenas, Bambang
Brodjonegoro, menambahkan bahwa kesenjangan daerah secara agregat telah
menghambat angka pertumbuhan ekonomi secara nasional. Dengan rencana
pemindahan IKN, pemerintah berharap dapat mengakselerasi pemerataan
ekonomi sekaligus mengurangi kesenjangan antara Pulau Jawa dan luar Pulau
Jawa5.
5
Sahat Aditua Fandhitya Silalahi, Dampak Ekonomi dan Resiko dalam Pemindahan Ibu
Kota Negara” Jurnal Info Sngkat, Vol XI, No.16/II/Puslit/Agustus/2019, hal. 2.
6
Bappenas, “Dampak Ekonomi dan Skema Pembiayaan Pemindahan Ibu Kota”
https://www.setneg.go.id/baca/index/ikn_nusantara_magnet_pertumbuhan_ekonomi_baru_dan_sm
art_city. Di akses Pada Tanggal. 07 Mei 2022.
mana Pulau Jawa mencatat angka 5,61% pada tahun 2017; lebih tinggi
dibandingkan mayoritas wilayah lain di Indonesia 7.
Besarnya PDRB di Pulau Jawa tidak terlepas dari keberadaan industri dan
bisnis yang sudah lama terbangun. Menurut data Badan Pusat Statistik pada
triwulan-I 2019 secara nasional Pulau Jawa menyumbang PDRB sebesar 59,03%.
Khusus untuk DKI Jakarta, pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan
tol, Mass Rapid Transit, dan Light Rapid Transit berperan besar dalam
mendorong laju pertumbuhan PDRB. Keberadaan industri dan infrastruktur
tersebut akan membawa dampak langsung terhadap percepatan peningkatan
pendapatan masyarakat 8.
7
Hartati, Enny Sri, “Urgensi Pemindahan Ibu Kota Negara”, Di akses Kompas, 7 Mei
2022, hal.1.
8
Nurzaman, S. S, “Perencanaan wilayah dalam konteks Indonesia”.( Bandung: Penerbit
ITB. 2012), hal. 3.
di kalangan masyarakat yang telah ditargetkan akan rampung pada tahun 2024.
Akan tetapi sejauh mana peran hukum dalam menciptakkan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambunggan dengan peraturan yang diatas Pasal 33 Ayat 4
Undang-Undang Dasar.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam artikel ini ialah “Dinamika Hukum
dan resiko pemindahan Ibu Kota Negara dalam Mendorong Perekonomian dalam
pemindahhan Ibu Kota Negara ditinjau Pasal 33 Ayat 4 Undang-Undang Dasar
1945.”.
C. Metode Penelitian
D. Pembahasan
1. Dinamika Hukum dan resiko pemindahan Ibu Kota Negara dalam
Mendorong Perekonomian dalam pemindahhan Ibu Kota Negara
ditinjau Pasal 33 Ayat 4 Undang-Undang dasar 1945.
a) Dinamika Hukum dalam Kebijakkan mendorong pembangunan
Ekonomi
9
Meriam Budiarjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, (Gramedia Pustaka, Jakarta. 2007),
hal.17.
10
Susanti Bivitri dalam Badan Pengkajian MPR Tindaklanjuti Rekomendasi Amandemen
UUD 1945, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d9f1b8aa7b44/badan-pengkajian-
mprtindaklanjuti rekomendas iamandemen-uud-1945? diakses 09/04/2022.
dalam menyusun strategi pembangunan nasional jangka panjang.
Menurut Rostow untuk mencapai kemajuan suatu negara perlu
mengadopsi tahapan perkembangan masyarakat yang secara linier
harus dilalui, yakni traditional society (masyarakat tradisional),
preconditions for take-off (prakondisi menuju tinggal landas), take-
off (tinggal landas), drive to maturity (menuju kedewasaan), and age
of high mass consumption (masyarakat konsumsi tinggi11).
11
WW Rostow, “The Stages of Economic Growth”( A NonCommunist Manifesto,
London: University Press),hal. 4
12
Ade Reza Hariyadi, “Dinamika Kebijakan Perencanaan Pembangunan Nasional
Indonesia”, Jurnal Desentralisasi Dan Kebijakan Publik (JDKP) Vol. 02 No. 02. September 2021.
Daniel Lev, “Hukum dan Politik di Indonesia; Kesinambungan dan
13
14
Yessi Anggraini, “Perbandingan Perencanaan Pembangunan Nasional Sebelum dan
Sesudah Amandemen Undang-Undang Dasar 1945”, Justisia Jurnal Ilmu Hukum. Volume 9 No. 1.
Januari-Maret 2015.hal. 20.
15
Abdul R. saliman, “Hukum Bisnis untuk Perusahaan :Teori dan Contoh Kasus”,
(Prenadamedia Group, Jakarta. 2015), hal. 7.
“sifat publik atau privat-nya kaidah- kaidah dalam hukum ekonomi
yang mengatur kehidupan ekonomi suatu negara bukanlah hal yang
perlu untuk dikhawatirkan mengingat urgensi dari hukum sendiri
untuk berperan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi
nasional tanpa melihat sifat dari kaidah hukum itu sendiri16”.
16
Rachmadi Usman,” Hukum Ekonomi dalam Dinamika”, (Djambatan, Jakarta. 2014),
hal. 56
17
D. A, Simarmata, Reformasi Ekonomi”,( Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
Jakarta. 1998), hal. 117.
Tolak ukur yang dapat digunakan untuk menentukan suatu bangsa
itu termasuk bangsa berkembang ataukah bangsa maju (developed
countries) adalah dengan melihat tingkat hidup masyarakatnya.
Sehingga pembangunan ekonomi gencar dilakukan oleh negara
berkembang untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya18.
Sehingga prodak- prodak hukum yang sudah diundangkan dalam
peningkkatan ekonomi, harusnya lebih di utamakkan. Sehingga
proses- proses yang sudah dituangkkan dalam undang- undang itu
bisa teraktualisasikan dalam perkembangan ekonomi. Dengan
lahirnya Peraturan rancangan Pemindahan Ibu Kota Negara dapat
berdampak baik terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa ini.
18
Y. Sri Susilo, “Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi”,( Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (UAJY),Yogyakarta. 2002 ), hal.1.
sumberdaya manusia terampil yang selama ini belum termanfaatkan.
Secara spesifik Bappenas memperhitungkan akan terjadi
peningkatan upah tenaga kerja bagi wilayah sekitar yang
dicerminkan dengan kenaikan price of labour sebesar 1,37%19
Tabel.1.
Wilayah Kontribusi PDRB Pertumbuhan
(%) Ekonomi (%)
Sumatera 21,66 4,30
Kalimantan 8,20 4,33
Jawa 58,49 5,61
Sulawesi 6,11 6,99
Maluku & Papua 2,43 4,89
Sumber. Bapenas 2020
Di sisi lain rencana pemindahan IKN juga berdampak terhadap
kenaikan inflasi secara nasional. Bambang Brodjonegoro
memperkirakan akan terdapat kenaikan inflasi sebesar 0,2% selama
proses perpindahan IKN. Kenaikan inflasi berasal dari perbaikan
pendapatan masyarakat yang tentunya juga diikuti oleh kenaikan
harga barang kebutuhan pokok.
Namun inflasi tersebut diperkirakan tidak akan terlalu
mempengaruhi daya beli secara nasional karena kenaikan harga
hanya terpusat di lokasi IKN baru dan wilayah sekitarnya20. Untuk
memastikan perkembangan IKN baru, Bappenas merencanakan akan
memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk berinvestasi. Bambang
Brodjonegoro memperkirakan secara nasional akan terjadi
peningkatan arus perdagangan sebesar 50% sebagai dampak
19
Badan Pusat Statistik, “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2019, Berita
Resmi Statistik”, No. 39/05/Th.XXII, 7 Mei 2022.
20
Liputan6.com. “Pemindahan Ibu Kota Dongkrak Inflasi 2%”,
https://www.liputan6.com/bisnis/ read/3998755/pemindahan-ibu-kotadongkrak-inflasi-02-persen?,
diakses 7 Mei 2022.
pertumbuhan kawasan industri di IKN yang terhubung dengan
wilayah lain di Indonesia 21.
Momentum penambahan porsi investasi dan perdagangan
selayaknya dibarengi dengan kebijakan prioritas hilirisasi industri.
Dengan demikian akan tercipta lapangan pekerjaan yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus meningkatkan
PDRB lokal. Dengan bauran kebijakan tersebut, pemindahan IKN
diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional
dengan tingkat inflasi yang terjaga. Secara agregat kesejahteraan
masyarakat di lokasi IKN baru akan meningkat dan berpotensi untuk
mengurangi ketimpangan ekonomi antara Pulau Jawa dan luar Pulau
Jawa.
Selain potensi ekonomi, pemindahan IKN juga memiliki risiko
yang harus diantisipasi oleh Pemerintah. Risiko pertama terkait
pembiayaan dari keperluan pemindahan IKN. Bappenas
memperhitungkan bahwa ada dua skenario kebutuhan total
pembiayaan berdasar desain dari IKN, yaitu sebesar Rp466 Triliun
dan Rp323 Triliun. Skenario kebutuhan pembiayaan sangat
bergantung kepada fungsi pemerintahan dan jumlah Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang akan dipindahkan. Kebutuhan pembiayaan
meliputi pembangunan fungsi utama, fungsi pendukung, fungsi
penunjang, dan pengadaan lahan. Proyek pembangunan ‘kota baru’
menuntut penyediaan infrastruktur yang masif.
Karakteristik proyek infrastruktur adalah memiliki risiko jangka
panjang terutama berasal dari kinerja proyek yang belum tentu sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan. Di sisi lain pihak swasta tentu
mengharapkan realisasi keuntungan yang sesuai dengan kalkulasi di
awal proyek. Dengan prinsip pembagian risiko, pemerintah harus
benar-benar memperhatikan perjanjian kerja sama dengan pihak
21
Antaranews.com, “Pemindahan Ibu Kota”, https://www.antaranews.com/
berita/965428/pemindahan-ibukota-ke-kalimantan-diyakinitingkatkan-arus-perdagangan, diakses 7
Mei 2022.
badan usaha atau swasta sehingga kualitas IKN baru beserta
infastruktur pendukung dapat sesuai dengan spesifikasi yang
mendukung jalannya pemerintahan dan tidak lagi memberikan beban
tambahan bagi APBN.
Sementara dari sisi makro, Ikatan Pengusaha Real Estate
Indonesia (REI) memperkirakan kenaikan inflasi akan lebih besar
daripada perhitungan Bappenas. REI memperkirakan kontribusi
inflasi terbesar berasal dari kenaikan harga lahan, apalagi terdapat
luasan lahan yang dikuasai hanya oleh beberapa pihak22. Keberadaan
para spekulan juga dapat memperbesar kemungkinan meningkatnya
harga lahan secara tidak terkendali. Untuk mengantisipasi hal ini
pemerintah harus merencanakan lokasi dan tata ruang wilayah secara
tepat disertai dengan pengadaan yang sedapat mungkin berasal dari
lahan yang dikuasai negara atau BUMN. Penggunaan lahan tersebut
dapat dilakukan dengan skema pendayagunaan aset yang tidak
membebani anggaran negara. Dengan demikian risiko tingginya
inflasi yang berasal dari kenaikan harga lahan dapat diminimalisir.
c) Ibu Kota Negara dalam peningkatan perekonomian perpekstif Pasal
33 Ayat 4 Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 merupakan pesan moral dan
pesan budaya dalam konstitusi Republik Indonesia di bidang
kehidupan ekonomi. Pasal ini bukan sekedar memberikan petunjuk
tentang susunan perekonomian dan wewenang negara mengatur
kegiatan perekonomian, melainkan mencerminkan cita-cita, suatu
keyakinan yang dipegang teguh serta diperjuangkan secara konsisten
oleh para pimpinan pemerintahan23.
22
Tribunnews.com, “Pemindahan Ibu Kota“, https://
kaltim.tribunnews.com/2019/08/21/pemindahan-ibu-kota-rei-kaltimkhawatir-inflasi-tinggi-bisa
gagalkanpenetapan-lokasi-ibu-kota-baru, diakses 7 Mei 2022.
23
Bagir Manan, “Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara”,( Bandung:
Mandar Maju, 1995), hal. 45.
Sejak Indonesia Merdeka dan menetapkan Undang Undang Dasar
1945 telah dengan tegas digariskan kebijakan nasional untuk
melakukan “transformasi ekonomi dan transformasi sosial”.
Mengenai transformasi ekonomi adalah mengubah sistem ekonomi
kolonial yang subordinasi menjadi sistem ekonomi nasional yang
demokratis. Sistem ekonomi kolonial adalah sistem ekonomi yang
didasarkan paham individualisme atau asas perorangan, mengikuti
ketentuan Wetboek van Koophandel (WvK/KUHD 24). Sistem
ekonomi nasional adalah sistem ekonomi berdasarkan paham
demokrasi ekonomi Pasal 33 Ayat 4 Undang Undang Dasar 1945.
Berkaitan dengan tugas transformasi ekonomi ini, maka negara
secara imperatif harus memiliki komitmen tegas untuk menyusun
perekonomian (termasuk kultur ekonomi dan bisnis) ke arah paham
ekonomi yang berdasar pada paham “usaha bersama dan asas
kekeluargaaan”, kemudian menanggalkan sistem ekonomi kolonial
ekonomi yang berdasar pada “asas perorangan” atau paham
individualisme25.
Namun kenyataannya hampir sebagian besar produk perundang-
undangan yang ditetapkan mengarah kepentingan individual yang
dimana aturan aturan yang ditetapkan mengarah keuntungan
kapitalisnme, sehingga mengalami ketimpangan sosial. Amanat yang
dimaktumkkan dalam pasal 33 ayat 4 uud 1945 sudah jelas
mengarahkkan ekonomi yang demokratis. Pemindahan ibu kota
negara ini adalah gagasan yang sangat luar biasa dalam peningkkatan
perekonomian bangsa ini. akan tetapi dalam pembetukkan regulasi
dalam pemindahan ibu kota negara ini banyak menanbrak aturan-
aturan diataas tanpa kanjian yang matang dalam pembentukkan
aturannya.
24
Soekarno, Lahirnya Pantja-Sila: Pidato Pertama tentang Pancasila, Blitar: Departemen
Penerangan Republik Indonesia, 2003, hal. 22-23.
25
Soeharsono Sagir ,”Pengertian ekonomi kerakyatan menurut, Jimly Asshiddiqie,
Konstitusi Ekonomi”, (Penerbit Kompas,jakarta, 2010), hal. 354.
Mengenai ketentuan Undang Undang Dasar 1945 yang
memberikan kewenangan kepada negara untuk menguasai “cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak” tidaklah dimaksudkan demi kekuasaan semata
dari negara, tetapi mempunyai maksud agar negara dapat memenuhi
kewajibannya sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945,yaitu;
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum” dan
juga “mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia26”.
Makna yang terkandung dalam penguasaan negara tersebut
dimaksudkan bahwa negara harus menjadikan penguasaan terhadap
cabang-cabang produksi yang dikuasainya itu untuk memenuhi tiga
hal yang menjadi kepentingan masyarakat, yaitu:
1) ketersediaan yang cukup;
2) distribusi yang merata, dan
3) terjangkaunya harga bagi orang banyak 27.
26
R.M Ananda B. Kusuma, “Bagaimana Menginterpretasikan Konstitusi Kita,” Jurnal
Konstitusi, Volume 1 Nomor 3, Jakarta, 2005, hal. 157.
27
Ibid, hal. 47.
kesatuan ekonomi nasional”. upaya Indonesia membangun kota
baru yang smart, kota baru yang kompetitif di tingkat global,
membangun sebuah lokomotif baru untuk transformasi Indonesia
yang berbasis inovasi dan berbasis teknologi dan green economy.
E. KESIMPULAN
Buku
Abdul R. saliman, “Hukum Bisnis untuk Perusahaan :Teori dan Contoh Kasus”,
Prenadamedia Group, Jakarta. 2015.
Jurnal
Website
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211215-032457-
7896.pdf.