Disusun
ADELIA MAWARNI
XI IPS 2
KATA PENGANTAR
Pujisyukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan
karunia-Nya Makalah Ekonomi Kebijakan Pembangunan Nasional Dan Pendapatan Nasional
ini dapat diselesaikan tepat waktu.saya menyadari di dalam Makalah Ekonomi
Kebijakan Pembangunan Dan Pendapatan Nasional ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata saya
mengharapkan Makalah Ekonomi Kebijakan Pembangunan Nasional Dan Pendapatan Nasional
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II ISI
2.1 Perkembangan Orientasi di Indonesia
2.2 Macam-macam Kebijakan Ekonomi
2.3 Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi
2.4 Campur Tangan Pemerintah Secara Konstitusional
2.5 Kebijaksanaan Pemerintah
2.6 Pengertian Pendapatan Nasional.
2.7 Konsep Pendapatan Nasional.
2.8 Perhitungan Pendapatan Nasional.
2.9. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional.
BAB III PENUTUP
kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Penulisan
Agar siswa dapat lebih memahami kebijakan pembangunan nasional dan pendapatan
nasional di negara kita. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar
dalam mempelajari kebijakan ekonomi.
BAB II
ISI
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini
bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan
dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-
konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata
internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan
langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan
standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan
Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut
diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20
juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa.
Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek.
Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti
kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor
Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi
serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli.
Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan
memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi
nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah
kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi.
Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset
dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
2.4 Campur tangan pemerintah dapat dibenarkan secara konstitusional
1. Dari isi pembukaan UUD 1945 dengan Pancasilanya, dapat disimpulkan bahwa
pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah haruslah diarahkan untuk :
a. Memajukan kesejahteraan umum
b. Memajukan kecerdasan kehidupan bangsa
c. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
2. Dari isi Pasal 33 UUD 1945 bersama dengan pasal 34 dan pasal 27 ayat 2
mengandung amanat kepada pemerintah untuk menyelenggarakan kesejahteraan sosial
seluruh rakyat melalui :
a. Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak.
b. Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya.
c. Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar
d. Penyediaan lapangan kerja
2.5kebijaksanaan Pemerintah
Tujuan utama atau akhir kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup
atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Diukur secara ekonomi, kesejahteraan
masyarakat tercapai bila tingkat pendapatan riil rata-rata per kapita tinggi dengan
distribusi pendapatan yang retif merata. Tujuan ini tidak bisa tercapai hanya
dengan kebijakan ekonomi saja. Diperlukan juga kebijakan non kebijakan ekonomi
saja. Diperlukan juga kebijakan non ekonomi, seperti kebijakan sosial yang
menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dan kebijakan non
ekonom harus saling mendukung.
Pendapatan Nasional => Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai
kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat
kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data pendapatan nasional
yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian
negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh
pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa
mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf
besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam
suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa cara yang digunakan
dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan
pendapatan domestic bruto
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil
tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah =
Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
1.Cara Pengeluaran
* Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga,
termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan
(Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi
atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
* Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang
dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam
konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian
inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah pembangunan jalan raya,
sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social untuk fakir miskin, bantuan
untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja
pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada
barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
* Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing (ekspor)
dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara tersebut (impor)
dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara
neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di
berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat
memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut
terhadap perekonomian negara.
3.Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-
pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang
dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan
para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa,
bunga neto dan keuntungan perusahaan.
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat
lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan
pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di
sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut
juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut
akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan
agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat.
Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau Gross Domestic
Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang
diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara,
Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1 tahun/periode.
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami
peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan
PDB terbesar didunia. Pendapatan terbesar berada pada bidang Industri Pengolahan yg
berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005 Pendapatan Nasional Indonesia
terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari
PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan migas, itu berarti sektor
tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Pendapatan Nasional Indonesia terkecil
berada pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang berkisar di bawah 1% dari PDB.
Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri yang paling besar
menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang
menjadi Negara Industri walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa
demikian ? Indonesia menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan
SDM yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini.
Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya
SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan peluang usaha guna
mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup
rakyat banyak.
Menurut VIVAnews – Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar US$3.000
atau Rp27 juta per tahun. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman
Heriawan, kenaikan itu disebabkan dua faktor. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang
diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan
meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan PDB lebih cepat
dibanding laju pertumbuhan penduduk.
Saya mengambil contoh perbandingan dengan malaysia, dari sisi pendapatan per
kapita, GNP Malaysia US$ 13.740 dan Indonesia US$ 3.830 media Malaysia menyebutkan,
puluhan ribu TKI menyeberang ke Malaysia memburu pekerjaan karena negeri ini jauh
lebih makmur ketimbang Indonesia.
Untuk melihat kemakmuran kedua negara, banyak kalangan biasanya menggunakan ukuran
pendapatan kotor per kapita (GNP) sebuah negara. Di sini bisa dibandingkan GNP
antara Indonesia dengan Malaysia.
Jika mengacu pada data World Development Indicators database yang dirilis oleh Bank
Dunia pada 1 Juli 2009, Malaysia berada di urutan ke 79 dengan GNP per kapita
sebesar US$ 13.740 per tahun.
Sedangkan, Indonesia berada di urutan ke 146 dengan GNP per kapita sebesar US$
3.830 per tahun. Itu setara dengan Rp 38 jutaan per tahun.
Itu berarti GNP per kapita Malaysia 3,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
Indonesia. Artinya, penduduk Malaysia yang populasinya jauh lebih rendah
dibandingkan dengan Indonesia secara rata-rata lebih makmur dari Indonesia.
Populasi Malaysia pada 2008 sekitar 25 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk
Indonesia 240 jutaan orang atau 10 kali lipat dibandingkan penduduk Malaysia.
Menurut data World Development Indicators database 2008 yang dirilis Bank Dunia
pada 1 Juli 2009, dilihat dari sisi produk domestik bruto (PDB), Indonesia jauh
lebih kaya ketimbang Malaysia. Indonesia berada di urutan ke-19 mengalahkan negara-
negara maju seperti Belgia, Swiss, Swedia, Norwegia, Denmark dan Arab Saudi.
Indonesia berada di bawah China, India, Australia dan Meksiko. Total PDB Indonesia
berdasarkan data Bank Dunia sebesar US$ 514 miliar atau sekitar Rp 5000 triliunan.
Dengan PDB sebesar itu, Indonesia adalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di
Asia Tenggara. Karena itu, Indonesia satu-satunya negara yang mewakili Asia
Tenggara dalam forum G-20, kumpulan 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di
dunia. Selain Indonesia, di sini ada pula Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang,
China, India, Rusia hingga Australia.
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) 1998 2003 2004 2005 2006 2007 2008
GNI dengan Harga Pasar 141,872.9 158,453.6 174,436.6 191,912.4 213,246.2
234,246.2 250,387.9
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Pasar 137,902.4 162,382.1 185,364.5
201,313.3 221,142.8 251,610.1 257,418.5
Laba Bersih Dari Luar Negeri 3970.5 -3928.5 -10927.9 -9400.9 -
7959.7 -17363.9 -7030.6
Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura
Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura adalah
154.009.974.260,18 pada tahun 2009, menurut laporan Bank Dunia, yang diterbitkan
pada tahun 2010. Bersih Disesuaikan pendapatan nasional (dolar AS) di Singapura
dilaporkan di 164.978.993.915,74 pada tahun 2008, menurut Bank Dunia. Halaman ini
termasuk data grafik sejarah, berita dan forecats untuk pendapatan nasional bersih
Disesuaikan (dolar AS) di Singapura. Singapura bersama dengan Hong Kong, Korea
Selatan dan Taiwan adalah salah satu dari Empat Macan Asia. Singapura memiliki
ekonomi pasar bebas sangat maju dan sukses. Ia menikmati PDB per kapita lebih
tinggi dari sebagian besar negara maju. Perekonomian sangat tergantung pada ekspor,
terutama dalam elektronik konsumen, produk-produk teknologi informasi, farmasi, dan
sektor jasa yang tumbuh.
DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL UNTUK LUAR NEGRI
Masalah ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di Indonesia. Bisa
dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua mendapatkan jalan keluar..
Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri dan staf-stafnya seringkali dituding
sebagai pihak yang paling bersalah atas ketidak mampuan Indonesia menangani masalah
perekonomian, namun nyatanya setelah beberapa periode pergantian “pemimpin” masalah
Ekonomi tetap saja tidak dapat diperbaiki, bahkan bisa dikatakan semakin parah.
Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah
berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari
pendapatan nasionalnya perekonomian Indonesia dikatakan meningkat, namun ada hal
lain yang juga tak mampu dipungkiri yaitu Hutan Negara Indonesia yang juga
dikatakan semakin meningkat.
Kegagalan Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah menyebabkan sebagian
masyarakat alergi terhadap utang luar negeri dan menganggapnya sebagai beban yang
harus dibayar mahal. Besarnya utang luar negeri saat ini telah menimbulkan pro
kontra di kalangan masyarakat luas. Adanya utang yang sangat besar tersebut
merupakan suatu ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kemandirian bangsa
Indonesia jika tidak dikelola dengan baik.
Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional tersebut adalah
dampak buruk, ada dampak baik yang juga dibawa olehnya. Data pendapatan nasional
dapat yang digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan Indonesia sebagai negara pertanian atau
agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal berlimpah oleh Negara luar . Ini
meberikan dampak positif yaitu banyaknya Negara luar yang mengimport barang dari
Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat eksport untuk mengukur pendapatan
nasiona tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Hubungannya yaitu sangatlah erat artinya jika pendapatan nasional tinggi maka
pertumbuhan ekonomi akan semakin maju/ tinggi dan sebaliknya jika pendapatan rendah
maka nilai pertumbuhan ekonom pun rendah
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pembangunan-ekonomi-di-indonesia.html
http://andraina_af-fisip12.web.unair.ac.id/
http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan/kajian-perencanaan/
sistemperencanaanpembangunannasionalsppn
http://www.plengdut.com/2013/01/macam-macam-sistem-ekonomi.html
://gatrickflash.wordpress.com/2012/11/17/macam-macam-sistem-ekonomi/
DAFTAR PUSTAKA
http://yanhasiholan.wordpress.com/2011/06/06/pendapatan-nasional-indonesia-2005-
2009/
http://desyrisnawati312.blogspot.com/2011/03/konsep-pendapatan-nasional.html
http://www.bps.go.id/booklet/Boklet_Agustus_2010.pdf
http://yanhasiholan.wordpress.com/2011/06/06/pendapatan-nasional-indonesia-2005-
2009/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi_makro/
bab3_pendapatan_nasional_di_indonesia.pdf
http://www.g-excess.com/3384/teori-ekonomi-makro-dan-pendapatan-nasional/
http://heomicha.blogspot.com/2011/04/pendapatan-nasional-untuk-bagi-luar.html
http://www.tradechakra.com/economy/singapore/national-income-of-singapore-5.php
http://www.tradingeconomics.com/singapore/adjusted-net-national-income-us-dollar-
wb-data.html
http://id.wikipedia.org/wiki/pendapatannasional
http://siteresources.worldbank.org/DATASTATISTICS/Resources/GNI.pdf
http://meta-setiasih.blogspot.com/2009/12/pendapatan-nasional-di-indonesia.html
http://www.scribd.com/doc/14183802/pendapatannasional
http://www.scribd.com/doc/70356482/EKONOMI-MAKRO-Pendapatan-Nasional
http://dhiasitsme.wordpress.com/2011/05/08/pendapatannasional/
http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto
http://www.berita-terbaru.com/berita-nasional/mari-kita-hitung-kaya-mana-indonesia-
vs-malaysia.html
· http://finance.detik.com/read/2010/02/10/131037/1296658/4/pendapatan-per-
kapita-ri-naik-jadi-rp-243-juta-di-2009
http://bisnis.vivanews.com/news/read/197429-mengapa-pendapatan-per-kapita-
indonesia-naik-
Pengaruh Ekspor Pertanian dan Nonpertanian Terhadap Pendapatan Nasional: Studi
Kasus Indonesia Tahun 1981 – 2003 Hidayat Amir Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume
8, Nomor 4 Desember 2004