Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak
dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut.Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih
bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif,
bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan - perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam
lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi nasional baik secara langsung
maupun tidak langsung. Campur tangan pemerintah di bidang ekonomi sangat diperlukan
baik dalam kebijakan fiscal maupun moneter. Kebijakan fiscal adalah kebijakan yang
digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi.
Kebijakan fiscal diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah dalam mengubah
pengeluarannya atau pemungutan pajaknya dengan tujuan mengurangi gerak naik turun
tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu, menciptakan tingkat kegiatan eknomi
dengan tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tidak mengalami masalah inflasi, dan selalu
mengalami pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
Harus diakui bahwa orde baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto telah
berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam rentang waktu
yang cukup panjang. Pertumbuhan ini telah menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Dalam rangka rehabilitasi dan stabilisasi ekonomi, pemerintah orde baru menerbitkan
kebijakan umum dan khusus, baik jangka panjang maupun pendek. Prioritas utama yang
dilakukan pemerintah adalah memerangi dan menanggulangi hiperinflasi yang mencapai
sekitar 650%.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa
mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat - pusat pertumbuhan dan
menyadari perlunya akses - akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter -
konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata
internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan
langsung dari konsentrasi produksi.Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar
kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota - kota, khususnya Jawa dan
Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok.Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut
diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20
juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan
infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga
strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi,
perdagangan dan finansial.Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan
kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan
pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta
menaikkan anggaran.Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk
pembiayaannya.Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan
pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi.Kemampuan pengguna
untuk menyerap teknologi yang ada.Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai
pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik.
Dampak Negatif :
a. Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih
650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan
yang telah direncanakan pemerintah.
b. Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam.
c. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
d. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme)
e. Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
f. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
g. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan
ekonomi sangat rapuh.
h. Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah
yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan
Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya
perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.
i. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan
antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar
disedot ke pusat
j. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan,
terutama di Aceh dan Papua
k. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh
tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua pendekatan dalam menstabilkan dan membangun ekonomi Indonesia pasca
kemerdekaan yang dilaksanakan pada dua era pemerintahan pemimpin yang berbeda.
Kedua pendekatan tersebut adalah “berorientasi ke luar”, yang berarti melakukan
stabilisasi dan pembangunan ekonomi Indonesia dengan memanfaatkan sumber-sumber
luar negeri, sedangkan pendekatan pengkitiknya yaitu “berorientasi ke dalam”, yang
berarti stabilisasi dan pembangunan ekonomi dengan memperkuat masyarakat bisnis
pribumi, sedangkan bantuan dan investasi asing dimanfaatkan dengan cara yang sangat
hati-hati.
Dampak Positif :
a. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.
b. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
c. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
d. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
e. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada
1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
f. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
g. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
h. Pengangguran minimum
Dampak Negatif :
1. Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih
650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan
yang telah direncanakan pemerintah.
2. Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam.
3. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
4. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme)
5. Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
6. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
7. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan
ekonomi sangat rapuh.
8. Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah
yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan
Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya
perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.
9. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan
antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar
disedot ke pusat
10. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan,
terutama di Aceh dan Papua
B. Saran
Sebagai warga Negara yang baik, sebaiknya kita atau jika saya boleh mengatakan
harus maka kita harus turut mendukung serta ikut berpartisipasi dalam penerapan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka dari itu kepada pembaca
sekalian alangkah baiknya jika kita memberikan kritik atau saran kepada pemerintah untuk
menciptakan kebijakan-kebijakan yang lebih baik dari sebelumnya melalui media-media
yang telah disediakan.
Daftar Pustaka