NPM : 1832121702
2. Pembangunan ekonomi dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan pokok ( basic need approach )
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal.
dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan
masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-
usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Sejak jaman penjajahan sampai sekarang ini perekonomian indonesia masih juga menunjukkan
ciri-ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat teknologis maupun yang bersifat ekonomis,
sosial, dan kultural.
Para pengamat umumnya berpendapat bahwa ciri-ciri dualistis perekonomian Indonesia seperti
digambarkan Boeke masih tetap nyata terlihat, dan dari berbagai segi ciri-ciri tersebut menjadi semakin
nyata akibat adanya perubahan teknologi. Masuknya modal asing sejak tahun 1968 telah mempertajam
perkembangan antara sektor modem dan sektor tradisional. Di samping itu, tersebarya teknologi baru di
daerah pedesaan telah memperjelas Sifat dualistis perekonomian pedesaan dibandingkan dengan
keadaan semasa jaman penjajahan
Pada dasamya ekonomi dualisme melihat dunia terbagi ke dalam dua keiompok besar, yakni
negara-negara kaya dan miskin, dan di negara-negara berkembang terdapat segelintir penduduk
yangkaya di antara begitubanyak pendudukyang miskin. Dualisme adalah konsep yang
menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian antara negara-negara kaya dan miskin, serta di
Antara orang-orang kaya dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara. Pada dasarnya
konsep ekonomi dualisme ini terdiri dari empat elemenkunci sebagai berikut :
1. Beberapa kondisi berbeda, terdiri dari elemen “superior” dan "inferior", hadir secara
bersamaan (atau berkoeksistensi) dalam waktu dan tempat yang sama. Inilah hakikat dari
konsep dualisme
2. Koeksistensi tersebut bukanlah satu hal yang bersifat sementara atau transisional,
melainkan satu hal yang bersifa baku, permanen atau kronis. Koeksistensi ini juga bukan
merupakan fenomena sesaat yang akan mengikis seiring dengan berlalunya waktu.
Artinya, elemen yang superior memiliki kekuatan untuk mempertahankan superioritasnya,
sedangkan elemen yang inferior tidaklah mudah untuk meningkatkan posisinya. Dalam
kalimat lain, koeksistensi internasional antara kaya dan miskin bukanlah hanya merupakan
sesuatu
Perekonomian pada periode itu sangat mirip dengan system perekonomian Negara sosialis,
yang antara lain, sebagai berikut :
1)Perusahaan-perusahaan besar dimiliki oleh Negara. Hal ini adalah akibat dari
nasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta Belanda sekitar tahun 1957. Oleh karena
nasionalisasi tersebut, perekonomian Indonesia baik dalam maupun luar negerinya
dilaksanakan /dikuasai oleh perusahaan milik Negara dan koperasi.
2) Sistem perbankan; semula adalah bank-bank swasta milik Belanda yang telah
dinasionalisasi menjadi milik pemerintah, kemudian diubah menjadi sistem perbankan
Rusia dengan cara mengubah nama-nama bank pemerintah menjadi satu nama dengan
unit-unit tertentu. Contohnya seperti Bank Indonesia diubah menjadi Bank Negara
Indonesia Unit I dan BNI 1946 yang diubah menjadi BNI unit II. Sistem perbankan yang
demikian ini persis merupakan sistem perbankan di Rusia.
Disamping kebijakan devaluasi,
pemerintah Indonesia pada waktu itu meluncurkan program perangsang ekspor melalui
kebijaksanaan bahwa kepada setiapdolar hasil ekspor, para eksportir diperkenankan
memakainya secara langsung sejumlah preentase tertentu dari hasil ekspornya untuk
keperluannya sendiri
Tujuan ekonomi kerakyatan ini juga dapat dijabarkan lagi ke dalam lima sasaran pokok ekonomi
kerakyatan. Secara garis besar, berikut adalah lima sasaran pokok ekonomi kerakyatan :
• Ketersediaan peluang kerja serta penghidupan yang layak bagi seluruh anggota masyarakat.
• Terselenggaranya sistem jaminan sosial yang untuk anggota masyarakat yang membutuhkan,
terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar.
• Distribusi kepemilikan modal material yang berlangsung relatif merata di antara anggota
masyarakat.
• Penyelenggaraan pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi anggota masyarakat.