Anda di halaman 1dari 11

Tugas Pengganti Perkuliahan 11 Januari

Disusun untuk memenuhi tugas pada materi:

EKONOMIKA PEMBANGUNAN

Dosen Pengampu :

Al-Ustadz Dr. Syamsuri, M.Sh.

Oleh :

Aziz Abdurrachman
(40.2019.412.30)

Prodi Ekonomi Islam


Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
TAHUN AKADEMIK 1441/2020
1. Apa perbedaan Teori Pertumbuhan ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
memurut perspektif Konvesional?

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan
pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic


growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi
peningkatan produk nasional bruto (PNB, GNP) riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya


lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat
output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan
dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang


menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini
terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.

Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu


tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia
mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui
tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap
perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan
oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian,
sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila


pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti
bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah
bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-
rata meningkat dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi

1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.


2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
6. Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih

Pembangunan Ekonomi

1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk


usaha meningkatkan produk per kapita.
2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
3. Memperhatikan pertambahan penduduk.
4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
6. Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

SUMBER: https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi#:~:text=Perbedaan
%20antara%20keduanya%20adalah%20pertumbuhan,tetapi%20juga%20terdapat
%20perubahan%2Dperubahan

2. Jelaskan kelemahan pendapatan perkapita atau GNP sebagai indicator


keberhasian pembangunan !

Kelemahan utama dari tingkat pendapatan per kapita sebagai indikator keberhasilan
pembangunan (indeks kesejahteraan) adalah: a. Adanya anggapan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita masyarakat
tersebut.

a. Kelemahan umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan


(indeks kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.

b. Kelemahan metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar


masyarakat mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut : struktur
umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan
pendapatan dan perbedaan kurs.

1. Bukan Ukuran Yang Valid Untuk Penilaian Kemakmuran Sebuah Negara

Seperti yang kita bahas di atas, bahwasnaya, tingkat kemakmuran sebuah negara
kerap kali dilihat berdasarkan tingkatan dari penghasilan perkapita. Namun, secara lebih
terperinci, ini bukanlah sebuah indikator yang akan memberikan gambaran secara tetap
dan spesifik. Terkadang, gambaran pendapatan perkapita sebuah negara yang lebih tinggi
dari negara yang lain belum bisa memastikan setiap rakyat di negara tersebut lebih
makmur daripada negara yang sebelumnya kala besar angka pendapatan perkapitanya.

2. Distibusi Pendapatan Yang Terkadang Tidak terdata Dengan Baik


Terkadang, tingkat pendapatan penduduk sangat berbeda dan juga dipengaruhi oleh
distribusi pendapatan per penduduk. Dan ini juga merupakan salah satu indikator penting
dalam perhitungan pendapatan perkapita. Kita tahu bahwasanya kita harus mendapatkan
data yang spesifik dan lebh detail agar bisa mengetahui bagaimana sebenarnya penyebaran
kemakmuran di sbeuah negara. Apalagi jika negara tersebut sangat banyak memiliki
pertumbuhan penduduknya.

3. Pola pengeluaran Penduduk Yang Beragam

Walaupun secara garis besar kita meamng bisa menggunakan hasil dari rata-rata
penghasilan penduduk ini sebagai takaran mengetahui tingkat keseh=jahteraan rakyat.
namun, terkadang pendapatan dan pengeluaran penduduk tidkalah sama. Terkadang terjadi
kesenjangan yang snagat berpengaruh diantara keduanya. Sehingga yang dinyatan makmur
sekalipun belum tentu bisa menjamin kemakmuran semua rakyatnya. kadang, hanya
beberapa saja yang terlihat diatas rata-rata dan pas-pasan.

SUMBER : https://brainly.co.id/tugas/6641812

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/kelebihan-dan-
kekurangan-pendapatan-perkapita

https://www.google.com/search?
q=kelemahan+pendapatan+perkapita+atau+GNP+sebagai+indicator+keberhasian+pemban
gunan&oq=kelemahan+pendapatan+perkapita+atau+GNP+sebagai+indicator+keberhasian
+pembangunan&aqs=chrome..69i57.875j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

3. Jelaskan teori pembangunan Ekonomi menurut :


A. Mahdzab Historismus

atau biasa juga dikenal dengan Mazhab Historis, merupakan salah satu mazhab dalam
teori pertumbuhan ekonomi. Mazhab ini tentunya sudah kita kenal dalam mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi (tentang sejarah sistem perekonomian) dan juga dalam mata
kuliah Ekonomi Pembangunan.

Seperti yang kita ketahui, Mazhab Historismus berkembang sebagai sebuah kritik
atas doktrin kaum Klasik (Adam Smith, David Ricardo, dsb.). Aliran Klasik berkembang
di Negara Inggris, sedangkan Historismus berkembang di Negara Jerman.
Pertentangan ini terjadi karena teori yang dikemukakan kaum Klasik ternyata tidak
mampu memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi Jerman pada waktu itu
(abad 19). Mazhab Historismus menganggap pemikiran kaum Klasik terlalu abstrak,
karena mengandalkan pendekatan deduktif.

Sedangkan Mazhab Historismus menggunakan pendekatan induktif, yaitu dengan


mendasarkan pada perspektif sejarah (historis) sehingga aliran ini dikenal dengan nama
Mazhab Historismus. Mazhab historismus menganggap dengan pendekatan ini maka setiap
kebijakan yang dihasilkan didasarkan pada realitas di dunia nyata yang dialami Jerman
pada waktu itu.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis.

a. Frederich List: List membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menurut kebiasaan


masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidupnya melalui tata cara produksi. Dimulai
dari berburu dan mengembara (manusia bergantung pada alam), beternak dan bertani,
pertanian dan kerajinan, hingga kerajinan, industri, dan perniagaan.

b. Werner Sombart: tahapan pertumbuhan ekonomi terjadi karena masyarakat


memiliki susunan organisasi dan ideologi masyarakat. Tahapannya adalah (1) zaman
perekonomian tertutup, di mana masyarakat masih terbatas menghasilkan barang dan
melakukannya secara kekeluargaan, (2) zaman kerajinan dan pertumbuhan, masyarakat
mulai ada pembagian kerja, dan (3) zaman kapitalis, muncul pemilik modal.

c. Walt Whitman Rostow: Menurut Rostow, dalam pertumbuhan ekonomi, suatu


negara akan mengalami tahapan-tahapan (1) tradisional, ekonomi didominasi sektor
pertanian, (2) transisi (pratake-off), terjadi peralihan struktur tenaga kerja dari pertanian ke
industri, (3) tinggal landas (take-off), hambatan dalam struktur sosial dan politik dapat
diatasi, (4) menuju kematangan (the drive to maturity), serikat buruh dan dagang semakin
maju, dan (5) tahap konsumsi masa tinggi (high mass consumption), tenaga kerja
didominasi tenaga kerja terdidik dan penduduk di kota lebih besar dari desa.

d. Karl Bucher: Karl Bucher menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu negara


berdasarkan hubungan produsen dengan konsumen. Tahapannya adalah (1) masa rumah
tangga tertutup, masyarakat hanya memenuhi kebutuhan kelompoknya sendiri, (2) masa
rumah tangga kota, muncul hubungan dagang antar desa dan desa dengan kota, (3) masa
rumah tangga bangsa/kemasyarakatan, perdagangan antar kota akan membentuk satu
kesatuan masyarakat yang melakukan pertukaran dagang dalam negara, dan (4) masa
rumah tangga dunia, masa di mana perdagangan telah melewati masa-masa negara, seperti
saat ini, Squad.

http://www.pendidikanekonomi.com/2013/12/tahap-tahap-pertumbuhan-ekonomi-
menurut.html

https://blog.ruangguru.com/apa-itu-pertumbuhan-ekonomi-dan-teori-teori-pendukungnya

B. Teori Klasik dan Neo Klasik

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik.

a. Adam Smith: melihat bahwa suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika ada
pertambahan penduduk yang akan memperluas pasar serta mendorong spesialisasi.
Munculnya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas pekerja dan mendorong
kemajuan teknologi hingga pertumbuhan ekonomi.

b. David Ricardo: Bila Adam Smith berpendapat seperti di atas, maka David Ricardo
sebaliknya. Ia berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar bisa
menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah
yang diterima masing-masing menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk
membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada tahap ini, perekonomian
mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut stationary state.

c. Thomas Robert Malthus: masih ingat materi deret dan hitung? (link) Di sini, Malthus
menggunakannya untuk mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret
hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur
(1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi
penduduk (akan terjadi kelaparan), sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence
(pas-pasan) dan perekonomian mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik.


a. Harrod-Domar: perlunya pembentukan modal (investasi) sebagai syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang mantap/teguh (steady growth). Bila pembentukan modal telah
dilakukan, maka perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah
yang lebih besar.

b. Schumpeter: ketika yang lain menganggap penduduk sebagai aspek sentral dalam proses
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan
ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship), karena
mereka berani berinovasi dalam aktivitas produksi

c. Robert Solow: menurut Solow, dalam jangka panjang tingkat tabungan dapat
menentukan modal dalam proses produksi. Artinya, semakin tinggi tingkat tabungan,
semakin tinggi pula modal dan output yang dihasilkan.

https://blog.ruangguru.com/apa-itu-pertumbuhan-ekonomi-dan-teori-teori-pendukungnya

C. Teori Keynesian

Keynesian economy adalah teori ekonomi tentang pengeluaran total dalam


perekonomian dan pengaruhnya terhadap output dan inflasi. Teori ini dikembangkan oleh
ekonom Inggris John Maynard Keynes selama tahun 1930-an dalam upaya untuk
memahami Depresi Besar. Keynes menganjurkan untuk meningkatkan pengeluaran
pemerintah dan menurunkan pajak untuk merangsang permintaan dan menarik ekonomi
global keluar dari depresi.

Selanjutnya, teori ini juga digunakan untuk merujuk pada konsep bahwa kinerja
ekonomi yang optimal dapat dicapai, dan kemerosotan ekonomi dapat dicegah. Dengan
mempengaruhi permintaan agregat melalui kebijakan stabilisasi aktivis dan intervensi
ekonomi oleh pemerintah. Ekonomi Keynesian dianggap sebagai teori “sisi permintaan”
yang berfokus pada perubahan ekonomi dalam jangka pendek.

Kesimpulan
Keynesian economy berfokus pada penggunaan kebijakan pemerintah yang aktif
untuk mengelola permintaan agregat untuk mengatasi atau mencegah resesi ekonomi.
Keynes mengembangkan teorinya sebagai tanggapan terhadap Depresi Hebat. Sangat kritis
terhadap argumen ekonomi klasik bahwa kekuatan dan insentif ekonomi alami akan cukup
untuk membantu pemulihan ekonomi. Kebijakan fiskal dan moneter aktivis adalah alat
utama yang direkomendasikan oleh ekonom Keynesian untuk mengelola ekonomi dan
memerangi pengangguran.

https://blog.pluang.com/cerdascuan/keynesian-economy/

D. Teori Schumpeter

Schumpeter lebih menekankan pada pentingnya peranan para pelaku ekonomi yang
memiliki jiwa entrepreneurship di dalam menciptakan perkembangan ekonomi. Mereka
terus mengusahakan inovasi dalam kegiatan ekonomi.

Inovasi ini meliputi:

• Memperkenalkan suatu produk baru

• Mempertinggi efisiensi suatu produk

• Mengadakan perluasan pasarsuatu barang

• Mengadakan perubahan dalam organisasi produksi untuk mempertinggi eksistensi


memungkinkan timbulnya proses imitasi, dimana pengusaha melakukan pengembangan
teknologi baru.

Menurut Schumpeter, makin tinggi tingkat kemajuan perekonomian, maka makin


terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan
ekonomi akan menjadi bertambah lambat dan pada akhirnya akan terjadi keadaan yang
tidak berkembang (stationary state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam
pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan
yang tinggi.

Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu


penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal
otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul
sebagai akibat kegiatan inovasi. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang
ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yaitu:

* Jumlah dan kualitas penduduk

* Sumber daya modal dan teknologi

* Sistem sosial dan sikap masyarakat

* Sumber daya alam

* Luas pasar atau pangsa pasar

Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori


pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang
paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian,
Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme
akan mengalami kemandegan (stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik.

Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang


menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para
innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut
diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.

https://adnestantiabenedith.wordpress.com/2014/06/09/teori-ekonomi-schumpeter-
inovasi/

E. Teori Ketergantungan (Dependencia)

Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (bahasa inggris: Dependency


Theory) adalah salah satu teori yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut
Negara Dunia Ketiga.[1] Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi
(ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu
dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara
lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.
[1] Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di
dunia.[2] Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara pinggiran.[3] Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori
dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni
ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.[3]

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_ketergantungan#:~:text=Teori
%20Ketergantungan%20atau%20dikenal%20teori,dari%20sudut%20Negara%20Dunia
%20Ketiga.&text=Teori%20Dependensi%20lebih%20menitik%20beratkan%20pada
%20persoalan%20keterbelakangan%20dan%20pembangunan%20negara
%20pinggiran.

Anda mungkin juga menyukai