Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi di mana adanya peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto)
dari suatu negara atau daerah, ada peningkatan pendapatan per kapita, dan ada peningkatan penyediaan
fasilitas masyarakat serta infrastruktur.
Suatu daerah bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi kalau persentase PDB daerah tersebut
mengalami kenaikan dibanding periode sebelumnya. Baik besar maupun kecil, suatu daerah atau negara tetap
bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi bila PDB-nya meningkat.
Ada beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti kekayaan modal, ketersediaan tenaga
kerja, kekayaan sumber daya alam, kemajuan teknologi, dan sikap masyarakat itu sendiri.
LPE = IMAGE
Jadi, pertumbuhan ekonomi pada 2018 atas dasar 2017 adalah sebesar 16%.
Adam Smith
Teori Adam Smith menyatakan bahwa suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan 2 faktor utama,
yakni pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan output (GNP). Asumsi klasik menyatakan faktor alam
(sumber daya alam, tenaga kerja, modal) bersifat konstan, hingga suatu saat nanti tingkat produksi akan
mencapai kondisi optimum.
David Ricardo
Teori yang dikemukakan David Ricardo mirip dengan Adam Smith, dengan asumsi faktor alam dianggap
tetap, sedangkan jumlah penduduk bertambah pesat hingga suatu saat tingkat perkembangan ekonomi akan
jadi rendah dan tidak berkembang.
Sollow-Swan menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, akumulasi
modal, dan kemajuan teknologi.
Harrod-Domar
Tokoh ini berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi karena pengeluaran
investasi memengaruhi permintaan dan penawaran barang dan jasa.
3) Teori Historis
Friedrich List
Menurut List, teori historis ada beberapa tingkatan yaitu masa berburu dan mengembara, masa beternak dan
bertani, masa kerajinan dan industri, serta masa industri dan perniagaan.
Karl Bucher
Bucher membagi teori historis dalam 4 tingkatan, yakni rumah tangga tertutup, rumah tangga kota, rumah
tangga bangsa, dan rumah tangga dunia.
W.W. Rostow
Rostow membagi teori historis dalam 5 tingkatan, yakni masyarakat tradisional yang masih mementingkan diri
sendiri, prasyarat lepas landas, lepas landas (take off), tingkat kematangan (maturity), dan masa konsumsi
tinggi (high consumption).
4) Teori Schumpeter
Kalau teori yang satu ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh para pengusaha
atau enterpreneurship. Peranan pengusaha sangat penting karena pengusaha pasti selalu melakukan inovasi
yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan
pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Daftar isi
1Faktor
2Pertumbuhan ekonomi
3Pembangunan Ekonomi
4Dampak Positif
5Dampak Negatif
6Referensi
7Bacaan lanjutan
Faktor[sunting | sunting sumber]
Referensi
embangunan dan Pertumbuhan Ekonomi (Kelas XI)
PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
A. PEMBANGUNAN EKONOMI
a. Terjadinya perubahan menuju perbaikan struktur sosial, sikap mental, dan lembaga
nasional.
b. Mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan menghapus
kemiskinan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi
a. Jumlah penduduk dan kualitas penduduk.
b. Sistem sosial dan sikap masyarakat.
c. Sumber daya modal dan teknologi.
d. Sumber daya alam.
4. Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang
Sifat ekonomi Negara sedang berkembang:a. Produsen barang primer
b. Masalah tekanan penduduk
c. Sumber daya alam yang belum diolah
d. Kualitas penduduk rendah
e. Kekurangan modal
f. Orientasi perdagangan luar negeri
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat yaitu:
a. Kekayaan modal.
b. Ketersediaan tenaga kerja.
c. Kekayaan sumber daya alam.
d. Kemajuan teknologi.
e. Sikap masyarakat.
1. Friedrich List (1789-1846)
Menurut Frederich List dalam bukunya “ Das Nationals System der Politischen Ekonomi”
(1841), perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan
pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Frederich List berpendapat
bahwa kemajuan perekonomian suatu masyarakat diukur menurut kemajuan teknik atau
“cara produksinya”. Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi dibagi melalui beberapa
fase yaitu:
1. Masa berburu/mengembara: Pada masa ini peradaban masih sangat sederhana,
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada alam, mereka hidup secara
berkelompok, dan berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah yang lainnya, yang dapat
memberikan kehidupan bagi mereka.
2. Masa beternak dan bertani
Pada masa ini mereka mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak. Mereka mulai
menanam jenis tumbuhan yang mereka dapatkan dari tempat lain, dan mulai mencoba
memelihara hasil buruannya yang masih hidup, sehingga tidak sepenuhnya tergantung pada
alam.
3. Masa bertani dan kerajinan
Pada masa ini peradaban mulai meningkat sehingga kebutuhan mereka bertambah,
meningkatnya
kebutuhan ini mendorong mereka untuk berusaha memperluas lahan pertanian dan
berusaha membuat
kerajinan-kerajinan tangan untuk mengisi waktu senggangnya setelah bertani.
4. Kehidupan masyarakat berkembang dengan adanya
pertanian, industri, dan perdagangan.
5. Masa kerajinan, industri, dan perdaganganPada masa ini masyarakat telah berubah,
kerajinan yang semula hanya sebagai sampingan, lambat laun menjadi sebuah kawasan
industri kerajinan dan sudah mulai ditukarkan dengan hasil pertanian di suatu tempat
tertentu/pasar. Pada masa inilah akhirnya timbul perdagangan yang dilakukan oleh para
pedagang.
2. Bruno Hildebrand
Menurut Bruno perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada “cara produksi” tetapi
didasarkan pada “cara distribusi. Bruno mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
a) Perekonomian Barter;
b) Perekonomian Uang;
c) Perekonomian Kredit.
3. Werner Sombart (1863-1941)
Werner Sombart membagi perkembangan perekonomian menjadi:
a) Zaman perekonomian tertutup yang dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Perekonomian desa.
2. Perekonomian feodal dan tuan tanah.
b) Zaman kerajinan dan pertukaran, zaman ini ditandai adanya pembagian kerja yang
masing- masing mengerjakan pekerjaannya dan sifatnya masih kekeluargaan.
c) Zaman Kapitalis, yang dibagi dalam:
1. Zaman Kapitalis Purba ,
2. Zaman Kapitalis Madya ,
3. Zaman Kapitalis Raya, dan
4. Zaman Kapitalis Akhir.
Teori Klasik
1. Adam Smith
Adam Smith selain merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatian
kepada masalah ekonomi, juga terkenal sebagai pelopor pembangunan ekonomi dan
kebijakan laissez- faire. Pendapat Adam Smith dituangkan dalam teori yang disebut The
Invisible Hands (Teori Tangan-tangan Gaib). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nation (1776) ia mengemukakan tentang proses pertumbuhan
ekonomi jangka panjang secara sistematis. Proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam
Smith dibedakan menjadi dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
output total dan pertumbuhan penduduk.
a) Pertumbuhan output total
Menurut Adam Smith ada tiga unsur pokok sistem produksi yaitu sumber daya alam yang
tersedia (faktor produksi tanah); sumber daya manusia (jumlah penduduk); dan stok
barang modal.
Menurut Smith jika sumber daya alam ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah
penduduk dan persediaan barang modal yang ada memegang peranan
dalam pertumbuhan output. Akan tetapi jika semua sumber daya alam tersebut telah
digunakan secara penuh, maka pertumbuhan output tersebut akan berhenti.
Sumber daya manusia (jumlah penduduk) akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
akan tenaga kerja dari suatu masyarakat, dalam proses pertumbuhan output.
Persediaan barang modal menurut Smith, mempunyai peranan yang sangat penting
dalamproses pertumbuhan output, dan merupakan unsur produksi yang sangat
menentukan tingkat output.
Adam Smith adalah penganjur laissez-faire dan free trade. Menurut Smith, potensi pasar
akan dapat dicapai secara maksimum, jika setiap warga masyarakat diberi kebebasan
seluas- luasnya untuk melakukan kegiatan ekonominya. Namun demikian, jika pasar tidak
tumbuh secepat pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot dan
akhirnya akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal,
dan dalam jangka panjang tingkat keuntungan akan menurun yang akhirnya akan mencapai
tingkat keuntungan minimal.
b) Pertumbuhan penduduk
Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku
lebih tinggi dari tingkat upah subsisten (tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup). Jika
tingkat subsistem jumlah kelahiran akan meningkat karena orang-orang akan kawin
muda. Sebaliknya jika tingkat upah lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka
jumlah penduduk akan menurun.
Menurut Adam Smith, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang
modal dan tingkat output masyarakat. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja
ditentukan oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan
oleh laju pertumbuhan persediaan barang modal dan laju pertumbuhan output.
1) Sollow Swan
Robert Sollow dan Trevor Swan dikenal sebagai ekonom yang menjadi perintis dalam
mengembangkan teori Neo-Klasik. Teori pertumbuhan neo klasik ini berkembang sejak
tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat
kemajuan teknologi.
2) Keynesian (Harrod-Domar)
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan
ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori ini berusaha menunjukkan syarat
yang dibutuhkan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang secara mantap (steady
growth).Menurutnya, agar pendapatan nasional naik perlu dilakukan investasi secara besar-
besaran. Alasannya adalah, investasi yang diperlukan lebih besar daripada pendapatan yang
akan diraih. Misalnya diperlukan kenaikan modal
Rp3,00 untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar Rp1,00. Hubungan antar
tambahan investasi dan tambahan pendapatan tersebut disebut rasio modal-output (capital
output ratio, disingkat COR), yaitu 3 berbanding 1.
3) Schumpeter
Teori Schumpeter dikemukakan pada tahun 1934 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris
dengan judul The Theory of Economic Development. Selanjutnya Schumpeter
menggambarkan teorinya tentang proses pembangunan dan faktor utama yang
menentukan pembangunan dalam bukunya Business Cycle yang diterbitkan pada tahun
1939. Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para inovator atau wiraswasta
(entrepreneur). Menurut Schumpeter ada lima macam kegiatan yang dimasukkan sebagai
inovasi yaitu:
a) Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru;
b) Memperkenalkan cara berproduksi baru;
c) Memperkenalkan produk baru;
d) Pembukaan pasar-pasar baru; dan
e) Adanya perubahan organisasi industri menuju efisiensi.
Teori Modern
Menurut Teori Modern (Walt Whitman Rostow, dalam bukunya ’The Stages of Economic
Growht’ tahun 1960, tingkatan pertumbuhan ekonomi sbb :
1. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) masa kehidupan sangat sederhana.
Produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
2. Pra Syarat Lepas Landas (The Pre-Condition for Take Off)
3. Masa transisi, persiapan menuju kemajuan.Lepas Landas (The Take off) ada
perubahan sangat pesat: peningkatan investasi, sektor industri berkembang pesat, tercipta
kerangka poleksosbud yang menjamin pertumbuhan ekonomi.
4. Dorongan menuju kedewasaan (The Drive to Maturity), ciri-cirinya, a.l.: struktur
tenaga kerja mengalami perubahan, kepemimpinan perusahaan bersifat professional.
5. Masa Konsumsi Tinggi (The High Mass Consumption) pada masa ini masyarakat
sudah mulai berubah pada masalah-masalah yang terkait dengan konsumsi dan
kesejahteraan masyarakat, bukan lagi masalah produksi.
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
GNPn - GNPn-1
Pertumbuhan Ekonomi = ------------------------- x 100 %
GNPn-1
Misalnya:
GNP negara "X" pada tahun 2013 US$ 4,000 M dan pada tahun 2012 US$ 3,500 M maka
pertumbuhan ekonominya adalah:
4,000 - 3,500
Pertumbuhan ekonomi negara "X" = ---------------- x 100% = 14,28%
3,500
ARTIKEL
Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita jumpai adalah
pengangguran yang tiap tahun semakin meningkat.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalamperekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke
periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.
Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja
bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja
dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan
potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih
lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus.
Berikut ini akan diuraikan satu per satu.
1. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation”
(kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang
mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem
ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat dengan
semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa
dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan
melibatkan dua unsur, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi
oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah
persediaan barang.
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal
(C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada
cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.
1. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi
dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan
penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi
memiliki pengaruh sebagai berikut:
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan
tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian
dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses
produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pembangunan ekonomi
Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk
usaha meningkatkan produk per kapita.
Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya.
Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi
perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang
hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru
dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument yang
menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya, secara regular
mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas
dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya
indicator-indikator ini, pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya
akan sulit diketahui secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh
pemerintah ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat disimpulkan
bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument untuk
mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.
Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang
diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator
yang dapat diukur, yakni :
Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator
sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator.
Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan
berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan
dalam 3 kelompok.
Indikator Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur
pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju
tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu
meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan para
penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di
NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek
huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari
perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ;
tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2.Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi
keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan
dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan.
Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dalam
bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka
harapan hidup yang tinggi.
3.Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-
masing penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan
kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan
mutu rumah tinggal.
4.Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur
15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan
sedang mencari pekerjaan (Menganggur). Indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga
kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat
kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan
ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator
ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.
7.Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini
disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh
Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang
berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa
factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi
kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu
sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan
per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.