Anda di halaman 1dari 35

Pertumbuhan

ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah


peningkatan dalam kemampuan dari
suatu perekonomian dalam
memproduksi barang dan jasa. Dengan
kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih
menunjuk pada perubahan yang bersifat
kuantitatif (quantitatif change) dan
biasanya diukur dengan menggunakan
data produk domestik bruto (PDB) atau
pendapatan output perkapita.[1] Tingkat
pertumbuhan ekonomi menunjukkan
persentase kenaikan pendapatan
nasional riil pada suatu tahun tertentu
dibandingkan dengan pendapatan
nasional riil pada tahun sebelumnya
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
ekonomi maka semakin cepat proses
pertambahan output wilayah sehingga
prospek perkembangan wilayah semakin
baik. Dengan di ketahuinya sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi maka
dapat ditentukan sektor prioritas
pembangunan. Terdapat tiga faktor atau
komponen utama yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi
modal (capital accumulation),
pertumbuhan penduduk (growth in
population), dan kemajuan teknologi
(technological progress).[2]

Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Pengukuran pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat diukur dengan cara
membandingkan PDB-nya. Untuk ukuran
nasional, produk domestik bruto (PDB)
tahun yang sedang berjalan dengan
tahun sebelumnya. Pengukuran tersebut
tidak bisa dilakukan setiap saat
dikarenakan data yang tersedia belum
tentu ada, sehingga data yang diambil
adalah data triwulan atau data tahunan.
Data yang digunakan adalah hasil
perubahan barang dan jasa yang diubah
ke satuan moneter bedasarkan harga
konstan. Adapun rumus yang digunakan
untuk menghitung pertumbuhan ekonomi
yakni:

Pertumbuhan ekonomi tahun t dapat


diketahui dengan membandingkan PDB
tahun sekarang dengan tahun yang lalu.
Jika PDB belum di-harga kostankan, PDB
dirumuskan seperti berikut.

Dimana PDB0 adalah PDB periode awal


dan r adalah tingkat pertumbuhan PDB.[3]

Teori pertumbuhan
ekonomi
Teori dibangun berdasarkan pengalaman
empiris, sehingga teori dapat dijadikan
sebagai dasar untuk memprediksi dan
membuat suatu kebijakan. Terdapat
beberapa teori yang dikemukakan
beberapa ahli untuk mengungkapkan
konsep pertumbuhan ekonomi, secara
umum teori tersebut didasarkan dari teori
pertumbuhan ekonomi historis, klasik,
dan neo-klasik.[4]

Teori Historis

Teori ini berkembang di Jerman. Teori ini


beranggapan bahwa pertumbuhan
ekonomi harus dilihat dari masa
prasejarah hingga masa industri. Teori ini
dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut.[3][5][6]

Werner Sombart

Menurut Werner Sombart pertumbuhan


ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi tiga tingkatan:
Masa perekonomian tertutup

Pada masa ini, semua kegiatan manusia


hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Individu atau
masyarakat bertindak sebagai produsen
sekaligus konsumen sehingga tidak
terjadi pertukaran barang atau jasa.
Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:

1. Kegiatan manusia untuk memenuhi


kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen
sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan
jasa
Masa kerajinan dan pertukangan

Pada masa ini, kebutuhan manusia


semakin meningkat, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif
akibat perkembangan peradaban.
Peningkatan kebutuhan tersebut tidak
dapat dipenuhi sendiri sehingga
diperlukan pembagian kerja yang sesuai
dengan keahlian masing-masing.
Pembagian kerja ini menimbulkan
pertukaran barang dan jasa. Pertukaran
barang dan jasa pada masa ini belum
didasari oleh tujuan untuk mencari
keuntungan, namun semata-mata untuk
saling memenuhi kebutuhan. Masa
kerajinan dan pertukangan memiliki
beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

Meningkatnya kebutuhan manusia


Adanya pembagian tugas sesuai
dengan keahlian
Timbulnya pertukaran barang dan jasa
Pertukaran belum didasari keuntungan
sepihak
Masa kapitalis

Pada masa ini muncul kaum pemilik


modal (kapitalis). Dalam menjalankan
usahanya kaum kapitalis memerlukan
para pekerja (kaum buruh). Produksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi
hanya sekadar memenuhi kebutuhanya,
tetapi sudah bertujuan mencari laba.
Werner Sombart membagi masa kapitalis
menjadi empat masa sebagai berikut:

Tingkat prakapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat masih statis


2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sendiri
5. Hidup secara berkelompok
Tingkat kapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:


1. Kehidupan masyarakat sudah
dinamis
2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk mencari
keuntungan
Tingkat kapitalisme raya

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Usahanya semata-mata mencari


keuntungan
2. Munculnya kaum kapitalis yang
memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara massal
dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke
persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat dua
kelompok yaitu majikan dan buruh
Tingkat kapitalisme akhir

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Munculnya aliran sosialisme


2. Adanya campur tangan pemerintah
dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan
bersama

Friedrich List

Menurut Friendrich List, pertumbuhan


ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi empat tahap sebagai berikut:

1. Masa berburu dan pengembaraan


2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri,
perdagangan
Karl Bucher

Menurut Karl Bucher, pertumbuhan


ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan
menjadi empat tingkatan sebagai
berikut:[7]

1. Masa rumah tangga tertutup


2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia
Walt Whiteman Rostow

W.W.Rostow mengungkapkan teori


pertumbuhan ekonomi dalam bukunya
yang bejudul The Stages of Economic
Growth menyatakan bahwa pertumbuhan
perekonomian dibagi menjadi 5 (lima)
sebagai berikut, yaitu: tahap masyarakat
tradisional, tahap prakondisi menuju
lepas landas, tahap lepas landas, tahap
dorongan menuju kematangan dan
terakhir adalah tahap konsumsi massa
tinggi.
Teori Klasik

Teori klasik berpendapat bahwa untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan cara menekankan faktor-faktor
produksi yang ada. Pencetus teori klasik
terdiri dari.[3][4][6]

Adam Smith

Teori Adam Smith beranggapan bahwa


pertumbuhan ekonomi sebenarnya
bertumpu pada adanya pertambahan
penduduk. Dengan adanya pertambahan
penduduk maka akan terdapat
pertambahan output atau hasil. Teori
Adam Smith ini tertuang dalam bukunya
yang berjudul An Inquiry Into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations.

David Ricardo

Ricardo berpendapat bahwa faktor


pertumbuhan penduduk yang semakin
besar sampai menjadi dua kali lipat pada
suatu saat akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga
kerja akan mengakibatkan upah menjadi
turun. Upah tersebut hanya dapat
digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan
mengalami kemandegan (statonary
state). Teori David Ricardo ini dituangkan
dalam bukunya yang berjudul The
Principles of Political and Taxation.

Thomas Robert Malthus

Teori ini berpendapat bahwa jumlah


penduduk yang berlebih dapat
mengakibatkan kekurangan pangan dan
kehidupan masyarakat stagnan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi teori tersebut
yakni jumlah penduduk, teknologi, sumber
daya alam, dan modal.

Teori Neoklasik

Teori neo-klasik berpendapat bahwa


untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi tidak hanya dengan
menekankan faktor-faktor produksi saja,
tetapi melihat segi penawaran pasar
juga. Pencetus teori neo-klasik terdiri
dari.[3][4][8]

Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa


pertumbuhan ekonomi merupakan
rangkaian kegiatan yang bersumber pada
manusia, akumulasi modal, pemakaian
teknologi modern dan hasil atau output.
Adapun pertumbuhan penduduk dapat
berdampak positif dan dapat berdampak
negatif. Oleh karenanya, menurut Robert
Solow pertambahan penduduk harus
dimanfaatkan sebagai sumber daya yang
positif.

Harrord Domar

Teori ini beranggapan bahwa modal


harus dipakai secara efektif, karena
pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh peranan pembentukan
modal tersebut. Teori ini juga membahas
tentang pendapatan nasional dan
kesempatan kerja.

Schumpeter

Teori ini beranggapan bahwa faktor


terpenting pertumbuhan ekonomi adalah
kewirausahaan.
Faktor-faktor pertumbuhan
ekonomi
Terdapat beberapa faktor atau hal yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di
antaranya adalah sumber daya manusia,
sumber daya alam, ilmu pengetahuan
dan teknologi, budaya, dan sumber daya
modal.[9][10]

Sumber daya manusia

Sama halnya dengan proses


pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh sumber daya
manusia (SDM). SDM merupakan faktor
terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauh mana sumber
daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan dengan membangun
infrastruktur di daerah-daerah.

Sumber daya alam

Sebagian besar negara berkembang


bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan
proses pembanguan ekonomi, apabila
tidak didukung oleh kemampaun sumber
daya manusianya dalam mengelola
sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral,
tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut.

Ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat
pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.

Budaya

Faktor budaya memberikan dampak


tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi
dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya
yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis,
egois, boros, KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme), dan sebagainya.

Sumber daya modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia


untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Inflasi

Inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya


permintaan suatu barang atau jasa
dan/atau meningkatnya harga produk.
Perubahan inflasi dapat mempengaruhi
PDB setiap tahunnya.

Ciri-ciri pertumbuhan dan


pembangunan ekonomi
Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi sebagai
berikut:

Adanya laju pertumbuhan penduduk,


diikuti dengan produk per kapita yang
cepat.
Terdapat kenaikan produktivitas dalam
masyarakat.
Adanya perubahan struktural yang
tinggi.
Muncul urbanisasi dalam suatu
negara.
Adanya ekspansi menuju ke negara
yang dianggap lebih maju
Muncul kondisi arus barang, modal
serta manusia antar berbagai Negara

Ciri-ciri pembangunan ekonomi sebagai


berikut:

Merupakan proses perubahan terus-


menerus menuju perbaikan termasuk
usaha meningkatkan pendapatan
perkapita
Memperhatikan pemerataan
pendapatan termasuk pembangunan
dan hasil-hasilnya
Memperhatikan pertambahan
penduduk
Meningkat taraf hidup orang banyak
Selalu disertai pertumbuhan ekonomi
Selain menghasilkan output yang lebih
banyak, setiap input mendorong
perubahan kelembagaan dan
pengetahuan teknik
Kebijakan untuk
mempercepat pertumbuhan
Setiap masyarakat menginginkan agar
kesejahteraan mereka meningkat dengan
cepat dan masalah pengangguran dapat
dikurangi dan diatasi. Tujuan yang
penting ini memerlukan kebijakan yang
sesuai, yaitu:[11]

1. Mengurangi tingkat pertambahan


penduduk.[11]
2. Mengembangkan teknologi.[11]
3. Meningkatkan tabungan.[11]
4. Meningkatkan efisiensi penanaman
modal.[11]
Lihat Pula
Pembangunan ekonomi
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)
Pendapatan nasional
Pendapatan Negara

Referensi
1. Sri Eka Astutiningsih, Citra Mulya Sari
(Juni 2017). "Pemberdayaan Kelompok
Agroindustri Dalam Upaya Mempercepat
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur" (http
s://e-journal.unair.ac.id/JIET/article/view/
5500) . Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan. 2
(1): 3. ISSN 2541-1470 (https://www.worl
dcat.org/issn/2541-1470) .
2. Muta'ali,Lutfi.(2015).Teknik Analisis
Ragional Untuk Perencanaan Wilayah,
Tata Ruang, Dan
Lingkungan.Yograkarta:Badan perbit
Fakultas Gegrafi (BPFG) Universitas Gajah
Mada
3. Kusumawardani, Dewi (2009). Ekonomi.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. ISBN 978-979-068-192-7.
4. "Teori Pertumbuhan Ekonomi Kelas XI
Ekonomi | Zenius Education" (https://web.
archive.org/web/20201009203722/http
s://www.zenius.net/prologmateri/ekono
mi/a/1229/teori-pertumbuhan-ekonomi) .
zenius.net. Diarsipkan dari versi asli (http
s://www.zenius.net/prologmateri/ekono
mi/a/1229/teori-pertumbuhan-ekonomi)
tanggal 2020-10-09. Diakses tanggal
2020-10-08.
5. "Mengenal Macam-Macam Teori
Pertumbuhan Ekonomi" (https://www.kela
spintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-mac
am-macam-teori-pertumbuhan-ekonomi-3
206/) . Kelas Pintar (dalam bahasa
Inggris). 2020-02-11. Diakses tanggal
2020-10-08.
6. Diana Wijayanti (2002). "Melacak
Pembuktian Teori-Teori Pertumbuhan
Ekonomi" (https://journal.uii.ac.id/JEP/art
icle/download/667/592) . 7 (2): 185.
ISSN 1410-2641 (https://www.worldcat.or
g/issn/1410-2641) .
7. Dodi Chandra, Syurya Hidayat, Rosmeli
(2017). "Dampak dana perimbangan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan antar daerah di Provinsi
Jambi" (http://garuda.ristekbrin.go.id/doc
uments/detail/1330210) . Jurnal
Paradigma Ekonomika. 12 (2): 69.
ISSN 2085-1960 (https://www.worldcat.or
g/issn/2085-1960) .
8. Welianto, Ari. Welianto, Ari, ed.
"Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian dan
Teori Pertumbuhan Ekonomi" (https://ww
w.kompas.com/skola/read/2020/07/16/
133000169/pertumbuhan-ekonomi--peng
ertian-dan-teori-pertumbuhan-ekonomi) .
Kompas.com. Diakses tanggal
2020-10-08.
9. Welianto, Ari. Welianto, Ari, ed. "Faktor
yang Memengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi" (https://www.kompas.com/skol
a/read/2020/07/26/184500569/faktor-ya
ng-mempengaruhi-pertumbuhan-ekonom
i) . Kompas.com. Diakses tanggal
2020-10-04.
10. "Pertumbuhan Ekonomi Kelas XI Ekonomi
| Zenius Education" (https://web.archive.o
rg/web/20201016054505/https://www.z
enius.net/prologmateri/ekonomi/a/1230/
pertumbuhan-ekonomi) . zenius.net.
Diarsipkan dari versi asli (https://www.ze
nius.net/prologmateri/ekonomi/a/1230/p
ertumbuhan-ekonomi) tanggal 2020-10-
16. Diakses tanggal 2020-10-08.
11. Muchtolifah. Ekonomi Makro (http://eprint
s.upnjatim.ac.id/3029/1/BUKU_makro_ek
onomi.pdf) (PDF). Unesa University Press.
hlm. 24-29. ISBN 978-979-028-241-4.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pertumbuhan_ekonomi&oldid=22702638"
Halaman ini terakhir diubah pada 21 Januari
2023, pukul 09.42. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai