Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI HISTORIS DAN KLASIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I KELAS XI IPS-2

1.TESYA ZETI MAHARANI

2.SELVI RESKY CAHYA ARIANI

3.INTIHAN

4.ZAHRA ARTALITA WARDANI

5.SHERLY PUTRI ANDIRA

SMA NEGERI 1 EMPANG

TAHUN PELAJARA 2022/2023


A. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI HISTORIS

Ekonomi suatu negara dapat dikatakan bertumbuh jika mengalami peningkatan


aktivitas perekonomian dan berdampak untuk mengerek naiknya pendapatan nasional.
Dalam perkembangannya, ada sejumlah teori pertumbuhan ekonomi, salah satunya
yang dikenalkan oleh Warner Sombart. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi
terjadi karena struktur organisasi dan ideologi tertentu.

Pada dasarnya, teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang menjelaskan tentang
perkembangan perekonomian dari suatu negara. Teori tentang pertumbuhan ini
muncul berdasarkan dua pemahaman, yang pertama ditinjau berdasarkan tahapan-
tahapan sejarah atau secara historis. Sedangkan yang kedua berdasarkan penyebab-
penyebab terjadinya atau secara analis.

Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi


terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara
lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W.
Rostow.

a. Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 – 1846)


Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-
tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah sebagai
berikut :
1. Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi
kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
2. Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir
untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
3. Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap
sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar
usaha sampingan.
4. Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan
sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar,
sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.

b. Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 – 1930)


Tahap Perekonomian menurut Karl Bucher dapat dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu sbb:
1. Rumah tangga tertutup
2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia

c. Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand


Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari
perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
1. masa tukar-menukar secara barter
2. masa tukar-menukar dengan uang
3. masa tukar-menukar dengan kredit

d. Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 – 1979)


1. Masyakart tradisional (Teh Traditional Society)
2. Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
3. Lepas landas (cake off)
4. Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
5. Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)

Jika menilik pada teori pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahapan-tahapan sejarah


atau secara historis, maka ada 4 para ahli ekonomi salah satunya adalah Warner
Sombart (1863-1947). Dalam teorinya, Warner Sombart menjelaskan bahwa proses
pertumbuhan ekonomi dapat terjadi karena masyarakat memiliki struktur organisasi
dan ideologi tertentu.
Warner Sombart membagi proses pertumbuhan ekonomi menjadi empat tahapan, yaitu
Masa Prakapitalisme, Kapitalis Madya, Kapitalis Raya, dan Kapitalis Akhir.
1. Masa Prakapitalisme
Pada masa ini para kapitalis masih belum ada karena masyarakatnya masih bekerja
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Tahapan ini dianggap sebagai tahapan paling
sederhana di dalam pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat hanya mengandalkan
kemampuan diri sendiri dan kelompoknya untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya.
2. Masa Kapitalisme Madya
Pada masa kapitalisme ini, kehidupan individualis mulai muncul semenjak masyarakat
mulai mengenal mata uang. Hal tersebut dikarenakan masyarakatnya yang mulai
memiliki keinginan untuk memupuk kekayaan sebanyak-banyaknya.
3. Masa Kapitalisme Raya
Pada masa ini kaum kapitalis mulai muncul untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Karena adanya kaum kapitalis ini juga muncul kaum buruh dan
kaum pekerja.
4. Masa Kapitalisme Akhir
Akhir masa kapitalisme atau masa kapitalisme akhir adalah ketika kaum sosialis yang
hendak mewujudkan kesejahteraan mulai bermunculan. Dalam konteks ini kaum
sosialis yang akan berperan untuk mewujudkan kesejahteraan adalah pemerintah,
sehingga gerak kaum kapitalis akan jadi terbatas karena adanya kaum sosialis.
B. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KLASIK

ada era sebelum tahun 1870 para ekonom mengemukakan bahwa untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang tinggi dibutuhkan peran modal sebagai bagian terpenting.
Penggunaan modal tersebut untuk meningkatkan produksi dari sisi penawaran yang tinggi,
sehingga berdampak pada tingginya jumlah permintaan. Namun dalam prakteknya,
penawaran yang tinggi tersebut tidak diimbangi oleh permintaan yang tinggi pula sehingga
menimbulkan masalah seperti kelebihan produksi, penganguran dan deflasi. Secara umum
asumsi yang digunakan Kaum Klasik yaitu perekonomian dalam keadaan full employment,
perekonomian terdiri dari dua sektor (produsen dan konsumen), tidak ada campur tangan
pemerintah dan perekonomian diserahkan ke mekanisme pasar. Tokoh-tokoh pertumbuhan
Klasik yaitu Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus.

1) Pandangan Adam Smith


Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan kebijaksanaan
laissez-faire, dan merupakan ahli ekonomi yang banyak berfokus pada permasalahan
pembangunan. Dalam bukunya An Inquiry into the Natural and Causes of the Wealth of
Nation (1776) ia mengemukan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
yang sistematis. Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dibagi menjadi
dua aspek utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.

a) Pertumbuhan Output

Sistem produksi nasional suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu:

 Sumber daya alam (faktor produksi tanah)


 Sumber daya manusia (jumlah penduduk)
 Stok kapital yang tersedia.

Sumberdaya alam merupakan faktor pembatas (batas atas) dari pertumbuhan ekonomi.
Selama sumberdaya alam belum sepenuhnya dimanfaatkan maka yang memegang peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumberdaya manusia (tenaga kerja) dan stok
kapital. Namun, jika sumberdaya alam telah dimanfaatkan sepenuhnya (dieksploitir) atau
dengan kata lain batas atas daya dukung sumberdaya alam telah dicapai maka pertumbuhan
ekonomi akan berhenti. Sumber daya manusia atau jumlah penduduk dianggap mempunyai
peranan yang pasif di dalam pertumbuhan output. Artinya, jumlah penduduk akan
menyesuaikan diri dengan kebutuhan tenaga kerja di suatu masyarakat, berapapun tenaga
kerja yang dibutuhkan akan dapat terpenuhi. Dengan demikian, faktor tenaga kerja bukan
kendala di dalam proses produksi nasional. Faktor kapital merupakan faktor yang aktif dalam
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu akumulasi kapital sangat berperanan dalam proses
pertumbuhan ekonomi.

b) Pertumbuhan Penduduk

Mengenai peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi, Adam Smith berpendapat bahwa
perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperluas pasar, maka akan meningkatkan spesialisasi dalam
perekonomian tersebut. Perkembangan spesialisasi dan pembagian kerja akan mempercepat
proses pembangunan ekonomi karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi (Sukirno, 2010).

2) Pandangan David Ricardo


Pandangan Ricardo mengenai proses pertumbuhan ekonomi berfokus pada laju pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga mengungkapkan adanya
keterbatasan faktor produksi tanah yang bersifat tetap sehingga akan menghambat proses
pertumbuhan ekonomi (the law of demishing return). Proses pertumbuhan ekonomi menurut
David Ricardo dalam Sukirno (2010) yaitu :

 Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam masih melimpah
sehingga para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan
modal tergantung pada keuntungan, maka laba yang tinggi tersebut akan diikuti
dengan pembentukan modal yang tinggi pula. Pada tahap ini maka akan terjadi
kenaikan produksi dan peningkatan permintaan tenaga kerja.
 Pada tahapan kedua, karena jumlah tenaga kerja diperkerjakan bertambah, maka upah
akan naik dan kenaikan upah tersebut akan mendorong pertambahan penduduk.
Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan mutunya akan
semakin rendah. Akibatnya, setiap tambahan hasil yang diciptakan oleh masing-
masing pekerja akan semakin berkurang. Dengan semakin terbatasnya jumlah tanah
yang dibutuhkan, maka harga sewa lahan akan semakin tinggi. Hal ini akan
mengurangi keuntungan pengusaha yang menyebabkan pengusaha tersebut
mengurangi pembentukan modal dan menurunkan permintaan tenaga kerja yang
berakibat pada turunnya tingkat upah.
 Tahap ketiga ditandai dengan menurunnya tingkat upah dan pada akhirnya akan
berada pada tingkat minimal. Pada tingkat ini, perekonomian akan mencapai
stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah
yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan

GAMBAR : Gerakan Kearah Stasioner

Pada Gambar diatas tenaga kerja diukur sepanjang garis horizontal (X), dan jumlah produk
dikurangi sewa sumbu vertikal (Y), kurva OP adalah fungsi produksi yang menunjukkan total
produk dikurangi sewa sebagai fungsi dari penduduk. Karena penduduk meningkat, maka
kurva OP mendatar sesuai dengan Law of deminshing return. Garis lurus yang melalui titik
pusat OW mengukur upah nyata konstan. Jarak vertikal antara garis horizontal OX dan garis
singkat keseluruhan upah OW mengukur jumlah rekening upah pada tingkat penduduk. Jadi
W1 N1,W2 N2, dan W3 N3 adalah jumlah rekening upah pada tingkat penduduk ON1, ON2,
ON3. Pada waktu rekening uapah adalah W1 N1, keuntungan adalah P1 W1 (yaitu jumlah
keseluruhan produk dikurangi sewa dibagi jumlah rekening upah atau P1 N1 – WI N1). Pada
waktu keuntungan P1 W1 investasi terangsang. Permintaan terhadap buruh meningkat
menjadi ON2, dan tingkat upah naik menjadi W2 N2. Ini akan meningkatkan investasi dan
kemajuan teknik lebih lanjut dan kenaikan permintaan akan buruh menjadi ON3. Tetapi
keuntungan akan menurun menjadi P3 W3. Proses penumpukan modal, kemajuan teknik,
peningkatan penduduk, dan tingkat upah ini akan berlangsung sampai keuntungan lenyap
sama sekali pada titik S, dan timbul stasioner (Suryana, 2000).

Dalam teori pertumbuhan ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-
faktor produksi (Sukirno, 2010).

Persamaanya adalah sebagai berikut : Y = f(K, L, R, T)

Keterangan

Y : tingkat pertumbuhan ekonomi

K : jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan

L : jumlah dan kualitas tenaga kerja yang digunakan

R : jumlah dan jenis kekayaan yang digunakan

T : tingkat teknologi yang digunakan

3) Pandangan Robert Malthus


Dalam teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur
sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat secara deret hitung. Seperti halnya David
Ricardo, Malthus berbeda pendapat dengan Smith yang belum menyadari hukum hasil yang
semakin berkurang, perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi
karena dapat memperluas pasar. Sedangkan Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk
yang berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah hingga menjadi dua kali lipat dalam
satu generasi sehingga dapat menurunkan kembali tingkat pembangunan ekonomi ke taraf
yang lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan menerima upah yang sangat minim atau
upah subsisten (Sukirno, 2010).

Anda mungkin juga menyukai