Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI

EKONOMI MAKRO

Dosen Pengampu:

Irwan Sugiarto, S.E., M.M.

NAMA KELOMPOK:

1. Nikita Junamasya 23 4301 049

2. Nazella Reviga Putri 23 4301 073

3. Meisya salsabila 23 4301 075

4. Cissa Maretta 23 4301 077

5. Namirra Noor M 23 4301 078


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu


negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produk suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi sering disamaartikan
dengan pembangunan ekonomi, keduanya menekankan pada kenaikan PDB.
Namun, pertumbuhan ekonomi hanya menekankan kenaikan PDB tanpa
membandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Contoh: pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan sarana seperti jembatan, mesin-mesin, dan sarana
listrik.

Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan
pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengangguran tetap tinggi,
pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak
terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan
kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya
cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan
arti dari pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang


berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi. Jadi
akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi di mana
pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor
ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan
impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan.
Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan
prasarana, seperti penambahan ruas jalan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?


2. Bagaimana teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi?
3. Apa saja ciri-ciri pertumbuhan ekonomi?
4. Bagaimana strategi pertumbuhan ekonomi?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi dan kenaikan produktivitas?
6. Apa aspek hubungan ekonomi internasional dalam pertumbuhan ekonomi?
7. Apa saja faktor-faktor pertumbuhan ekonomi?
8. Apa saja faktor-faktor penghambat pertumbuhan ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk


domestik bruto dari suatu negara atau daerah. Pengertian lain pertumbuhan
ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.

Cara mengukur pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi


perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, gross
national product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.

B. Teori-teori tentang Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Austria (Aliran Historis)


a. Friedrich List (1789-1846)

Menurut Friedrich List dalam bukunya “Das Nationals System der Politischen
Ekonomi” (1841), perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan
pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Friedrich List
berpendapat bahwa kemajuan perekonomian suatu masyarakat diukur menurut
kemajuan teknik atau cara produksinya”. Menurut Friedrich List, perkembangan
ekonomi dibagi melalui beberapa fase yaitu:

1) Masa berburu atau mengembara

Pada masa ini peradaban masih sangat sederhana, manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya tergantung pada alam, mereka hidup secara berkelompok, dan
berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lainnya, yang dapat memberikan
kehidupan bagi mereka.

2) Masa beternak dan bertani

Pada masa ini mereka mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak.
Mereka mulai menanam berbagai jenis tumbuhan yang mereka dapatkan dari
tempat lain, dan mulai mencoba memelihara hasil buruannya yang masih hidup,
sehingga tidak sepenuhnya tergantung pada alam.

3) Masa bertani dan kerajinan

Pada masa ini peradaban mulai meningkat sehingga kebutuhan mereka bertambah,
meningkatnya kebutuhan ini mendorong mereka untuk berusaha memperluas
lahan pertanian dan berusaha membuat kerajinan-kerajinan tangan untuk mengisi
waktu senggangnya setelah bertani. Kehidupan masyarakat berkembang dengan
adanya pertanian, industri, dan perdagangan.

4) Masa kerajinan, industri, dan perdagangan

Pada masa ini masyarakat telah berubah, kerajinan yang semula hanya sebagai
sampingan, lambat laun menjadi sebuah kawasan industri kerajinan dan sudah
mulai ditukarkan dengan hasil pertanian di suatu tempat tertentu/pasar. Pada masa
inilah akhirnya timbul perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang.

b. Bruno Hildebrand

Menurut Bruno Hildebrand perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada “cara


produksi” tetapi didasarkan pada “cara distribusi. Bruno mengemukakan 3 sistem
distribusi yaitu:

1) Perekonomian barter.

2) Perekonomian uang.

3) Perekonomian kredit.

c. Werner Sombart (1863-1942)

Werner Sombart membagi perkembangan perekonomian menjadi:

1) Zaman perekonomian tertutup


Zaman perekonomian tertutup dibagi menjadi dua macam yaitu perekonomian
desa dan perekonomian feodal dan tuan tanah.

2) Zaman kerajinan dan pertukaran

Zaman ini ditandai adanya pembagian kerja yang masing-masing mengerjakan


pekerjaannya dan sifatnya masih kekeluargaan.

3) Zaman Kapitalis

Zaman Kapitalis dibagi menjadi zaman kapitalis purba, zaman kapitalis madya,
zaman kapitalis raya, dan zaman kapitalis akhir.

d. Menurut Karl Bucher (1847-1930)

Menurut Karl Bucher pertumbuhan ekonomi masyarakat dilihat dari hubungannya


antara produsen dan konsumen dalam mendistribusikan hasil produksinya sampai
ke tangan konsumen. Karl Bucher membagi perkembangan perekonomian ke
dalam:

1) Rumah tangga tertutup

Kehidupan masyarakat pada masa ini proses pertukaran belum ada, masyarakat
menghasilkan barang terbatas hanya untuk lingkungannya sendiri (produksi untuk
kebutuhan sendiri).

2) Rumah tangga kota

Pada rumah tangga kota pertukaran sudah meluas, masyarakat mulai mengenal
pertukaran hasil produksi. Hasil produksi kota biasanya dikerjakan dalam bentuk
gilda yaitu suatu ikatan di antara para produsen sejenis, hubungan antara para
pekerja dan pimpinan masih bersifat kekeluargaan, produksinya pun dikerjakan
atas dasar pesanan.

3) Rumah tangga bangsa

Rumah tangga bangsa atau perekonomian nasional di mana peran pedagang


menjadi semakin penting, produksi tidak lagi didasarkan atas pesanan, tetapi sudah
berorientasi untuk mendapatkan keuntungan, di dalam rumah tangga bangsa
sistem gilda sudah hilang.
4) Rumah tangga dunia

Di dalam rumah tangga dunia ruang lingkup pasar mencakup pasar internasional.
Sistem perekonomian tidak terbatas hanya di dalam negeri, tetapi sudah sampai ke
luar negeri.

2. Teori Klasik
a. Adam Smith

Adam Smith selain merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan


perhatian kepada masalah ekonomi, juga terkenal sebagai pelopor pembangunan
ekonomi dan kebijakan laissez-faire. Pendapat Adam Smith dituangkan dalam
teori yang disebut The Invisible Hands (Teori Tangan-tangan Gaib). Dalam
bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation (1776), ia
mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang secara
sistematis. Proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dibedakan menjadi
dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk.

1) Pertumbuhan output total

Menurut Adam Smith ada tiga unsur pokok sistem produksi yaitu sumber daya
alam yang tersedia (faktor produksi tanah); sumber daya manusia (jumlah
penduduk); dan stok barang modal. Menurut Smith jika sumber daya alam ini
belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan persediaan barang
modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output. Akan tetapi jika
semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh, maka
pertumbuhan output tersebut akan berhenti. Sumber daya manusia (jumlah
penduduk) akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu
masyarakat, dalam proses pertumbuhan output.

Persediaan barang modal menurut Smith, mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pertumbuhan output, dan merupakan unsur produksi yang sangat
menentukan tingkat output. Adam Smith adalah penganjur laissez-faire dan free
trade. Menurut Smith, potensi pasar akan dapat dicapai secara maksimum, jika
setiap warga masyarakat diberi kebebasan seluas- luasnya untuk melakukan
kegiatan ekonominya. Namun demikian, jika pasar tidak tumbuh secepat
pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot dan akhirnya
akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal,
dan dalam jangka panjang tingkat keuntungan akan menurun yang akhirnya akan
mencapai tingkat keuntungan minimal.

2) Pertumbuhan penduduk

Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang
berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten (tingkat upah yang pas-pasan
untuk hidup). Jika tingkat subsisten jumlah kelahiran akan meningkat karena
orang-orang akan kawin muda. Sebaliknya jika tingkat upah lebih rendah dari
tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. Menurut Adam
Smith, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang modal dan
tingkat output masyarakat. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja ditentukan
oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja
ditentukan oleh laju pertumbuhan persediaan barang modal dan laju pertumbuhan
output.

b. David Ricardo (1772-1823)

Proses Pertumbuhan menurut David Ricardodiungkapkan dalam bukunya yang


berjudul The Principles of Political Economy and Taxation (1917). Ciri-ciri
perekonomian menurut Ricardo adalah:1) Jumlah tanah terbatas.2) Tenaga kerja
meningkat atau menurun tergantung pada tingkat upah.3) Akumulasi modal terjadi
jika tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat
keuntungan minimal.4) Sepanjang waktu terjadi kemajuan teknologi.5)
Dominannya sektor pertanian.

3. Teori Neo Klasik


a. Sollow Swan

Robert Sollow dan Trevor Swan dikenal sebagai ekonom yang menjadi perintis
dalam mengembangkan teori Neo-Klasik. Teori pertumbuhan neoklasik ini
berkembang sejak tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi
tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,
tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.

b. Keynesian (Harrod-Domar)

Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai


kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori ini berusaha
menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian dapat tumbuh dan
berkembang secara mantap (steady growth). Menurutnya, agar pendapatan
nasional naik perlu dilakukan investasi secara besar-besaran. Alasannya adalah,
investasi yang diperlukan lebih besar daripada pendapatan yang akan diraih.
Misalnya diperlukan kenaikan modal Rp 3,00 untuk menghasilkan (kenaikan)
output total sebesar Rp 1,00. Hubungan antar tambahan investasi dan tambahan
pendapatan tersebut disebut rasio modal-output (Capital Output Ratio, disingkat
COR), yaitu 3 berbanding 1.

c. Schumpeter

Teori Schumpeter dikemukakan pada tahun 1934 dan diterbitkan dalam bahasa
Inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Selanjutnya
Schumpeter menggambarkan teorinya tentang proses pembangunan dan faktor
utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya Business Cycle yang
diterbitkan pada tahun 1939. Menurut Schumpeter, faktor utama yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah proses inovasi yang
dilakukan oleh para inovator atau wiraswasta (entrepreneur). Menurut Schumpeter
ada lima macam kegiatan yang dimasukkan sebagai inovasi yaitu:1) Penemuan
sumber-sumber bahan mentah baru.2) Memperkenalkan cara berproduksi baru.3)
Memperkenalkan produk baru.4) Pembukaan pasar-pasar baru.5) Adanya
perubahan organisasi industri menuju efisiensi.

4. Teori Modern

Menurut teori modern (Walt Whitman Rostow, dalam bukunya “The Stages of
Economic Growht”) tahun 1960, tingkatan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:

 Masyarakat tradisional (the traditional society) masa kehidupan sangat


sederhana. Produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
 Pra syarat lepas landas (the pre-condition for take off).
 Masa transisi, persiapan menuju kemajuan. Lepas landas (the take off) ada
perubahan sangat pesat: peningkatan investasi, sektor industri berkembang pesat,
tercipta kerangka poleksosbud yang menjamin pertumbuhan ekonomi.
 Dorongan menuju kedewasaan (the drive to maturity), ciri-cirinya, struktur
tenaga kerja mengalami perubahan, kepemimpinan perusahaan bersifat
profesional.
 Masa konsumsi tinggi (the high mass consumption) pada masa ini
masyarakat sudah mulai berubah pada masalah-masalah yang terkait dengan
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi masalah produksi.

C. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi modern adalah pertanda penting di dalam kehidupan
perekonomian. Prof. Simon Kuznets menunjukkan enam ciri pertumbuhan
ekonomi modern yang muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk
nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja dan sebangsanya. Dari
keenam ciri itu, dua di antaranya yaitu kuantitatif yang berhubungan dengan
pertumbuhan produk nasional dan pertumbuhan penduduk, yang dua berhubungan
dengan peralihan struktural dan dua lagi dengan penyebaran internasional. Kita
akan membahas satu persatu ciri-ciri pertumbuhan ekonomi. yaitu sebagai berikut:

1. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Per Kapita

Pertumbuhan ekonomi modern, yang sebagaimana terungkap dari pengalaman


negara maju sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju
kenaikan produk per kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan
penduduk yang cepat. Laju kenaikan yang luar biasa itu paling sedikit sebesar lima
kali untuk penduduk dan paling sedikit sepuluh kali untuk produksi.

Professor Kuznets menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di tiga belas


negara tidak termasuk Perancis, pada masa modern yaitu lebih tinggi daripada
masa pra-modern. Kecuali Perancis yang pertumbuhan penduduknya sebesar 2,5
persen per dasawarsa, laju pertumbuhan penduduk bergerak di sekitar 6 sampai 7
persen untuk Inggris, Swedia, Jerman Barat, Jepang dan Belanda, serta 19-24
persen untuk Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.

2. Peningkatan Produktivitas

Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per
kapita terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan
suatu efisiensi atau produktivitas per unit input. Hal ini bisa dilihat dari semakin
besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya
efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi berarti penggunaan output yang
lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju kenaikan produktivitas
ternyata bisa menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per kapita di
negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung
biaya dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap bisa
menjelaskan lebih dari separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.

3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan


dari kegiatan pertanian ke non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam
skala unit-unit produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi
perusahaan terhadap hukum serta perubahan status kerja buruh.

4. Urbanisasi

Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan semakin banyaknya


penduduk negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan.
Inilah yang disebut urbanisasi. Urbanisasi pada umumnya adalah produk
industrialisasi. Skala ekonomi yang muncul dalam usaha non agraris sebagai hasil
perubahan teknologi mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dan penduduk
secara besar-besaran dari pedesaan ke daerah perkotaan. Karena sarana teknis
transportasi, komunikasi dan organisasi berkembang menjadi lebih efektif, maka
terjadilah penyebaran unit-unit skala optimum. Semua proses ini memengaruhi
pengelompokan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi serta mengubah
pola dasar peri kehidupan.

5. Ekspansi Negara Maju

Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama. Pada beberapa bangsa,


pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal daripada bangsa yang lain. Hal
ini sebagian besar diakibatkan perbedaan latar belakang sejarah dan masa lalu.
Ketika ilmu dan pengetahuan modern mulai berkembang.

6. Arus Barang, Modal, dan Orang Antarbangsa

Arus barang, modal, dan orang antarbangsa kian meningkat sejak kuartal kedua
abad ke-19 sampai Perang Dunia I tetapi mulai mundur pada perang dunia I dan
berlanjut sampai akhir perang dunia II. Tapi demikian sejak awal tahun lima
puluhan terjadilah peningkatan dalam arus barang, modal dan antarbangsa.

D. Strategi Pertumbuhan Ekonomi

1. Industrialisasi Vs Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan


secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada
pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya.
Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan
menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan
makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat
dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sektor pertanian. Di
samping itu pembangunan atau kenaikan produktivitas dan output total sektor
pertanian akan menaikkan pendapatan di sektor tersebut.

2. Strategi Impor Vs Promosi Ekspor

Strategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan


membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.
Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.
Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan
produksi dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut
kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.

3. Perlunya Disertifikasi

Usaha mengadakan disertifikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan


gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan
devisanya.

E. Pertumbuhan Ekonomi dan Kenaikan Produktivitas

Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup pada taraf
batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju seperti
Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru,
dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah. Pertambahan
penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum pertambahan
hasil yang berkurang mengakibatkan kenaikan output semakin kecil, penurunan
produk rata-rata serta penurunan taraf hidup.

Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta


kenaikan kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi
berlakunya hukum pertambahan hasil yang berkurang. Penyebab rendahnya
pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah berlakunya hukum
penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat
cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa
pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.
G. Aspek Hubungan Ekonomi Internasional dalam

Pertumbuhan Ekonomi

1. Perluasan Perdagangan

Negara-negara maju telah berkembang merupakan sumber atau penyuplai


barang-barang kapital. Di samping itu mereka juga merupakan pasar yang luas dan
cukup besar yang membeli ekspor hasil-hasil pertanian, pertambangan, bahan
mentah, ataupun barang-barang manufaktur oleh negara-negara sedang
berkembang. Penurunan harga di pasar dunia akan bahan-bahan mentah produk
pertanian ataupun hasil pertambangan akan sama seperti halnya turunnya harga
minyak bumi ataupun harga tembaga di pasaran internasional.

2. Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing

Aliran kapital atau investasi asing dari luar negeri baik oleh sektor pemerintah
maupun swasta asing dapat merupakan suplemen atau pelengkap bagi usaha
pemecahan lingkaran setan kemiskinan. Penanaman modal asing banyak bergerak
di sektor eksplorasi sumber alam berupa pertambangan, kehutanan, perikanan, dan
juga di sektor manufakturing. Swasta asing yang melakukan investasi umumnya
merupakan perusahaan besar multinasional.

3. Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman

Bantuan asing bisa diberikan secara langsung atau melalui lembaga keuangan
internasional. Contoh bantuan langsung berupa hadiah atau pinjaman yang
diberikan oleh US-AID (United State Agency for International Development),
suatu lembaga bantuan luar negeri pemerintah Amerika Serikat, atau dari
badan-badan luar negeri yang serupa dari negara-negara maju telah berkembang
lainnya.

H. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Alam


Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud di antaranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan
laut.

2. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga


dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi


yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.
Budaya yang dapat mendorong pembangunan di antaranya sikap kerja keras dan
kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat
proses pembangunan di antaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan
sebagainya.

I. Faktor-faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi

1. Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan
tidakefisienan dalam pembelanjaan.

2. Laju inflasi

Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena


masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap risiko
kenaikan harga tinggi.

3. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi.

4. Kenaikan harga bahan bakar minyak

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan


ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan “multiplier
effect” menyeluruh terhadap perekonomian.

5. Situasi keamanan yang tidak kondusif

Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh


dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap
sebagai salah satu yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak
akan mau menanamkan modalnya (investasi jangka pendek maupun jangka
panjang) jika keamanan tidak stabil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah permasalahan setiap negara.


Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu faktor yang menentukan pembangunan
ekonomi baik dinegara maju maupun dinegara berkembang. Semakin baik
pertumbuhan ekonomi suatu negara maka semakin baik pula pembangunan
ekonomi di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi. Terdapat banyak faktor yang mendorong dan
menghambat pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi mempunyai tiga komponen. pertama, pertumbuhan


ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan
barang; yang kedua, teknologi maju adalah faktor dalam pertumbuhan ekonomi
yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka
macam barang kepada penduduk; yang ketiga, penggunaan teknologi secara luas
dan efisien memerlukan adanya suatu penyesuaian di bidang kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia
bisa dimanfaatkan secara tepat. Teknologi modern misalnya, tidak cocok dengan
corak/kehidupan desa, pola keluarga besar, usaha keluarga dan buta huruf.
DAFTAR PUSTAKA
Sumitro, Djoyohadikusumo. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT.
Pustaka LP3ES.

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu


ekonomi, Edisi 1. Jogyakarta: BPFE.

Wold Bank. 2000. The Quality of Growth, Kualitas Pertumbuhan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai