Tugas Pertemuan 3
a) Adam Smith
Tokoh terkemuka yang kerap dikaitkan dengan teori ini memiliki anggapan bahwa
perekonomian penduduk dalam suatu negara akan dapat meraih titik tertinggi
melalui sistem liberal. Sistem tersebut terdiri dari dua unsur utama, yakni
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Adam Smith melihat bahwa
suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika ada pertambahan
penduduk yang akan memperluas pasar serta mendorong spesialisasi. Munculnya
spesialisasi akan meningkatkan produktivitas pekerja dan mendorong kemajuan
teknologi hingga pertumbuhan ekonomi.
b) David Ricardo
Di sini, Malthus menggunakan deret hitung dan deret ukur untuk mengemukakan
bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan
seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan
seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk
(akan terjadi kelaparan), sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence (pas-
pasan) dan perekonomian mengalami kemandegan.
1) Jumlah penduduk
2) Jumlah barang-barang modal
3) Luas tanah dan kekayaan alam
4) Tingkat teknologi yang digunakan
a) Harrod-Domar
berpendapat perlunya pembentukan modal (investasi) sebagai syarat untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap/teguh. Menurutnya, ia berpendapat
bahwa pembentukan modal merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi
karena menyebabkan perekonomian mampu menyediakan output produksi yang
lebih besar. Bila pembentukan modal telah dilakukan, maka perekonomian akan
sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah yang lebih besar.
b) Schumpeter
c) Robert Solow
Sebagai salah satu teori ekonomi populer, teori historis dikembangkan oleh sejumlah
ahli ekonomi yang memiliki pandangan berbeda-beda, tetapi sama-sama berpusat pada
kegiatan ekonomi masyarakat. Beberapa ahli yang terkenal sebagai pengembang teori
pertumbuhan ekonomi ini adalah Karl Bucher, Werner Sombart, dan Frederich List.
a) Frederich List
berpendapat pertumbuhan ekonomi muncul akibat dari tata cara produksi yang
dilakukan manusia. Frederich menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu
negara didasarkan pada teknik produksi dan mata pencaharian
penduduknya. membagi tahapan pertumbuhan ekonomi
menurut kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidupnya melalui tata
cara produksi.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi manusia dibagi menjadi empat, yaitu masa
berburu dan mengembara, masa beternak dan bertani, masa bertani dan kerajinan,
serta masa kerajinan, industri, dan perdagangan.
b) Werner Sombart
Tugas Minggu 5
1. Sebutkan dan jelaskan teori-teori pembangunan yang anda ketahui!
A. Teori tahap Linier
Para ekonom pada tahun 1950-an hingga 1960-an memandang proses
pembangunan sebagai tahapan pertumbuhan ekonomi yang saling berkaitan antar
satu tahap ke tahap yang selanjutnya. Pembangunan diidentikan dengan
pertumbuhan ekonomi agregat secara cepat. Selain itu, dalam teori ini juga
menjelaskan peranan pemerintah dalam perekonomian walaupun konsep konsep
neoklasik seperti pasar bebas, otonomi sektor swasta tetap berjalan secara normal.
Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya
tenaga kerja dan modal,tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang
terkandung di dalam barang modal atau mesin), energi, kewirausahaan, bahan baku,
dan material. Bahkan dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini,
kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi
penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan negara. Selain itu, faktor-faktor lain
yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur, hukum, serta peraturan,
stabilias poitik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.
2. Bagaimanakah Teori-teori Pembangunan bisa mempengaruhi Transformasi
Struktural?
Teori pembangunan merupakan salah satu teori besar yang juga dikenal dengan istilah
ideologi developmentalisme. Sesuai namanya, teori ini berporos pada aspek
pembangunan, lebih khususnya pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi.
Gagasan inti teori pembangunan adalah asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan motor penggerak terciptanya kesejahteraan sosial dan progres politik.
Di Indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara
umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat
dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah kemajuan
material. Maka, pembangunan acap kali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh
satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam beberapa situasi yang sangat umum
pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang kurang diharapkan bagi
‘sebagian orang tersingkir’ dan sebagai ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi
pemerintah yang berkuasa untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya (Budiman,
1995: 1-2).
Pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok: pertama, masalah materi yang
mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang menjadi pengambil
inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun juga, pembangunan pada
akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia; manusia yang dibangun adalah
manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini manusia harus merasa bahagia, aman,
dan bebas dari rasa takut. Pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan
distribusi barang-barang material; pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi
manusia bisa mengembangkan kreativitasnya (Budiman, 1995: 13-14).
Dalam praktek pembangunan di banyak negara, setidaknya pada tahap awal
pembangunan umumnya berfokus pada peningkatan produksi. Meskipun banyak varian
pemikiran, pada dasarnya kata kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal.
Oleh karena itu, strategi pembangunan yang dianggap paling sesuai adalah akselerasi
pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi.
Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam strategi semacam ini hanyalah sebagai
“instrumen” atau salah satu “faktor produksi” saja. Manusia ditempatkan sebagai posisi
instrumen dan bukan merupakan subyek dari pembangunan. Titik berat pada nilai
produksi dan produktivitas telah mereduksi manusia sebagai penghambat maksimisasi
kepuasan maupun maksimisasi keuntungan.
Teori Chenery yang dikenal dengan teori pattern of development, berfokus terhadap
perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur
perekonomian negara berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian
tradisional ke sektor industri sebagai roda penggerak ekonomi. Hasil penelitian yang
dilakukan Chenery tentang transformasi struktur produksi menunjukkan bahwa sejalan
dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser
dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri.
Abipraja (1993:35), menyatakan bahwa perubahan struktur ekonomi dalam proses
pembangunan bukan hanya perubahan struktur ekonomi saja, akan tetapi struktur sosial
yang berubah dalam proses pembangunan adalah struktur masyarakat pedesaan
berubah ke arah masyarakat perkotaan dan indsutri. Perubahan struktur bagi tiap
negara sangatlah berbeda, tergantung kepada tersedia atau tidaknya sumber alam, arah
perkembangan demokratis, sejarah sosio-politik, dan kebijaksanaan yang dianut.
Zadjuli (1985) dalam Sufri (2003:56), menyatakan perubahan struktur ekonomi dapat
dilihat menurut tiga dimensi pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan menurut asal (source of income)
2) Pendekatan menurut penggunaan dari pendapatan (disposable income)
3) Pendekatan berdasarkan dua (system dual economic system)
(sumber: https://economy.okezone.com/read/2012/01/25/279/562979/kegagalan-transformasi-struktural-ekonomi)