Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI PEMBANGUNAN 2

Dr. AMINUDDIN, S.E., M.Si

TEORI DAN STRATEGI PERTUMBUHAN


SERTA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :

GUSNIATY
(02120200015)

KELAS B
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
POKOK PEMBAHASAN

01 02

Pengertian pertumbuhan Teori pertumbuhan


dan dan
pembangunan ekonomi pembangunan ekonomi

03 04

Strategi pertumbuhan
Perencanaan
dan
pembangunan ekonomi
pembangunan ekonomi
PENGERTIAN PERTUMBUHAN
DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI

Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Ekonomi


Proses kenaikan kapasitas produksi suatu Suatu proses kenaikan pendapatan
perekonomian yang diwujudkan dalam total dan pendapatan perkapita
bentuk kenaikan pendapatan nasional. dengan memperhitungkan adanya
Suatu negara dikatakan mengalami
pertambahan penduduk dan disertai
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi
Peningkatan GNP riil di negara tersebut.
dengan perubahan fundamental
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan in- dalam struktur ekonomi suatu negara dan
dikasi keberhasilan pembangunan pemerataan pendapatan bagi
Ekonomi. penduduk suatu negara.
TEORI PERTUMBUHAN
DAN
PEMBANGUNANA EKONOMI

1. Mazhab Historismus
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pan-
dangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan
revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan
secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Friedrich List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher,
Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.

• Friedrich list
Friedrich List dipandang sebagai pelopor pemikiran ekonomi pada mazhab Historismus.
Menurut List terdapat 5 tahap perkembangn ekonomi yang didasarkan pada cara produksi suatu
masyarakat yaitu tahap primitif, beternak, pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan. Se-
lain ituPerkembangan ekonomi dapat terjadi apabila masyarakat dan perorangan bebas berpolitik
dan Industri pengolahan juga harus dikembangkan.
• Bruno Hildebrand
pemikiran Hildebrand merupakan kritik terhadap List, dimana Hildebrand menyatakan bahwa
perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada cara produksi ataupun cara konsumsi, tetapi pada
cara distribusi. Menurut Hildebrand, perkembangn ekonomi dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu
tahap perekonomian barter, perekonomian uang dan perekonomian kredit.
• Karl Bucher
pendapat Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hilderbrand. Menurut Bucher,
perkembangan ekonomi akan melalui tiga tahap yaitu tahap perekonomian subsiten, perekonomian
kota dan perekonomian nasional.
• Walt Whitman Rostow
menurut Rostow, proses pembangunan atau perkembangan ekonomi dapat dibedakn ke dlm lima
tahap yaitu masyarakat tradisional, prasyarat untuk landas, lepas landas, menuju kedewasaan dan
masa konsumsi tinggi.
2. Mazhab Klasik
muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad 19 tepatnya di masa revolusi industri, dimana suasana pada waktu itu
merupakan awal bagi perkembangan ekonomi. Di antara para ekonom klasik, Adam Smith dan David Ricardo-lah yang telah
meletakkan landasan bagi perkembangan pemikiran ekonomi selanjutnya.

• Adam Smith
Pembagian kerja menjadi titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonominya yang meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Dihubungkan dengan meningkatnya keterampilan kerja, penghematan waktu dalam memproduksi barang dan penemuan
mesin yang dapat menghemat tenaga. Sebelum memulai pembagian kerja Smith menekankan yang dilakukan terlebih dahulu
adalah pemupukan modal. Pemupukan modal (menabung) ini menurut Smith hanya dapat dilakukan oleh kaum kapitalis dan
tuan tanah sedangkan kelompok pekerja dianggap tidak mampu menabung. Selain tu, menurut Smith pengembangan hak milik,
spesialis dan pembagian kerja merupakan factor-factor yang terjalin dalam proses pertumbuhan ekonomi secara historis. Smit
membagi sejarag perdaban manusia ke dalam empat tahap yaitu tahap berburu, beternak, pertanian dan perdagangan.

• David Ricardo
menurut David, masyarakat ekonomi dibagi menjadi tiga golongan masyarakat yaitu golongan kapitalis, golongan buruh
dan golongan tuan tanah. Golongan kapitalis ialah golonganyang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting
karena mereka yang selalu menginvestasikan pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang Mengakibatkan naiknya
pendapatan nasional. Golongan buruh tergantung pada golongan kapitalis dan merupakan golongan yang terbesar di dalam
masyarakat. Sedangakan golongan tuan tanah yaitu mereka hanya menerima sewa saja dari golongan kapitalis atas areal tanah
yang disewakannya.
3. Teori Keynesian (Harrod-Domar)

Teori Harrod-Domar merupakan sintesa dari pemikiran klasik dan Keynes


mengenai makna pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi. Dalam teori ini,
pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang akan menam-
bah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa, tetapi
juga akan meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Teori ini menunjukan se-
buah kenyataan yang cenderung diabaikn oleh Keynes yaitu jika pada suatu periode
tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, mak pada masa berikutny
perekonomian tersebut akan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam meng-
hasilkan barang dan jasa. Namun, senada dengan teori Keynes, teori ini juga men-
ganggap
Lorembahwa
ipsumkenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional ditentukan
oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian, meskipun kapasitas pro-
duksi bertambah, pendapatan nasional baru aan mengalami kenaikan hanya jika ter-
jadi kenaikan pengekuaran masyarakat.
4. Teori Neo KLasik
Teori ini dikembangkan oleh Robert Solow dan Trevor Swan. Dimana Menurut teori ini, per-
tumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja,
akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Dengan kata lain, sampai dimana perekonomian
akan berkembang tergantung pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital dan kemajuan
teknologi.

5. Teori Pertumbuhan Endogen


Teori ini muncul sebagai kritik terhadap asumsi diminishing marginal returns t capital invest-
ment dari teori pertumbuhan neo klasik dan konvergenitas pendapatan di berbagai negara. Menuru
teori ini, factor-factor utama penyebab terjadinya perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar ne-
gara dalah karena adanya perbedaan mekanisme alih pengetahuan, kapasitas investasi modal fisikal,
modal insani dan infrastruktur. Robert E. Lucas, menekankan mengenai pentingnya modal insani
dalam pembangunan. Sementara itu, Mankiw, Romer, dan Weil juga telah memasukkan teknologi
endogen dan modal insani disamping modal fisik sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi.
6. Teori Schumpeter
Salah satu pendapat Schumpeter yng menjadi landasan teori pembangunannya adalah keyaki-
nan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptaan pembangunan
ekonomi yang pesat. Namun, Shumpeter meramalkan bahwa dalm jangka Panjang sistem kapital-
isme akan mengalami ke-mandeg-an (stagnasi). Selain keyakinannya terhadap system kapitalisme
yang baik untuk pembangunan ekonomi, Schumpeter juga mengemukakan bahwa factor utama
yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para ino-
vator atau pengusaha. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya
inovasi oleh para pengusaha dan kemajuan ersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan output to-
tal masyarakat. Selain itu Schumpeter juga mengemukakan mengenai perbedaan antara pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi adalah
penignkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi, tanpa adanya perubahan dalam teknologi produksi itu
sendiri. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oelh adanya
inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha, dimana inovasitersebut menyangkut perbaikan kuan-
titaif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para pengusaha.
7. Toeri Ketergantungan
Teori ini pertama kali berkembang di Amerika Latin pada tahun 1960-an
oleh Paul Baran. Menurut para penganut teori ini, fenomena keterbelakangan
NSB terjadi Ketika ,masyarakat prakapitalis tersebut bergabung ke dalam system
ekonomi dunia yang kapitalis. Mereka terjebak dalamperangkap ketergantungan
dan dominasi negara-negara maju, sehingga mereka kehilngan otonominya dan
pada akhirnya menjadi negara-negar pinggiran. Theotonia Dos Santos, Seorang
pakar teori ketergantungan lainnya mengklasifikasikan ketergantunga ke dalam
tiga jenis yaitu :

• Ketergantungan kolonial
• Ketergantungan industri keuangan
• Ketergantungan teknologi industri
STRATEGI PERTUBUHAN
DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI

1.STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS


Harvey Leibenstein mengajukan tesis bahwa sebagian besar negara sedang berkembang (NSB) dicekam oleh
lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah.
Jalan keluar dari kebuntuan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang
akan menaikkan pendapatan per kapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (sustainable) dapat
dipertahankan.
Leibenstein juga mengatakan bahwa dalam masa transisi dari keadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di
mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth) diperlukan suatu kondisi
bahwa suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar di atas batas minimum kritis tertentu.
Menurut Leibenstein, setiap ekonomi tunduk pada hambatan dan rangsangan. Hambatan berdampak menurunkan pendapatan
per kapita sebelumnya, sementara rangsangan cenderung akan meningkatkan pendapatan perkapita. Suatu negara akan tetap
berada dalam ketebelakangan jika besarnya rangsagan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya hambatan. Hanya jika faktor-
faktor yang dinilai mampu meningkatkan pendapatan itu mendapat rangsangan yang lebih besar dibandingkan dengan ham -
batan yang mereka hadapi, maka usaha minimum kritis itu dapat tercapai sehingga suatu perekonomian akan megalami kema -
juan.
2. Strategi Pembagunan Seimbang
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simulta -
neous) sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga
diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar
negeri dan sektor domestik, dan antara sektor produktif dan sektor prasarana. Singkatnya, teori pembangunan seimbang ini meng -
haruskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua sektor tumbuh bersama.
Untuk itu, diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangu -
nan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran barang. Ini meliputi pembangunan
serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumberdaya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lain-lain serta
semua industri yang memproduksi barang konsumen. Sebaliknya, sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja
yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh. Sisi ini berkaitan dengan industri yang
sifatnya saling melengkapi, industri barang konsumen, khususnya produk pertanian dan industri manufaktur. Jika semua industri
dibangun secara serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan sangat besar. Dengan cara
ini akan tercipta permintaan barang-barang dari masing-masing industri satu sama lain, dan semua barang akan habis terjual.
strategi pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar
proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energi (air dan
listrik), dan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar
serta memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan yang akan diproduksikan. Dengan demikian
pembangunan seimbang itu dapatlah didefinisikan sebagai usaha pembangunan yang berupaya untuk
mengatur program investasi sedemikian rupa sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan
timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun permintaanserta dana
investasi yang dibutuhkan akan jauh lebih besar dari sebelumnya.
3. Strategi Pembagunan Tak Seimbang
Teori pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Hirschman dan Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak se -
imbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan tak
seimbang ini bertujuan untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Menurut Hirschman, pola pembangunan tak seimbang ini di -
dasarkan pada pertimbangan sebagai berikut yakni secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang, untuk
mempertinggi efisiensi penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia, dan pembangunan tak seimbang akan menimbulkan
kemacetan (blottlenecks) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan yang akan menjadi pendorong bagi pembangunan
selanjutnya. Menurut Hirschman, jika kita mengamati proses pembangunan yang terjadi antara dua periode waktu tertentu akan tam -
pak bahwa berbagai sektor kegiatan ekonomi mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda, yang berarti pula bahwa
pembangunan berjalan dengan baik, apanila dijalankan dengan tidak seimbang. Perkembangan sektor pemimpin (leading sector) akan
merangsang perkembangan sektor lainnya. Begitu pula perkembangan di suatu industri tertentu akan merangsang perkembangan
industri-industri lain yang erat keterkaitannya dengan industri yang mengalami perkembangan tersebut. Pembangunan tak seimbang ini
juga dianggap lebih sesuai untuk dilaksanakan di NSB karena negara-negara tersebut menghadapi masalah kekurangan sumberdaya.
Dengan melaksanakan program pembangunan tak seimbang maka usaha pembangunan pada suatu periode waktu tertentu di -
pusatkan pada beberapa sektor yang akan mendorong penanaman modal yang terpengaruh (induced investment) di berbagai sek -
tor pada periode waktu berikutnya. Oleh karena itu, sumberdaya-sumberdaya yang sangat langka itu dapat digunakan secara lebih
efisien pada setiap tahap pembangunan. Seperti diungkapkan di muka, pembangunan tak seimbang ini akan menciptakan gang -
guan-gangguan dan ketidakseimbangan-ketidakseimbangan dalam kegiatan ekonomi. Keadaan tersebut akan menjadi perangsang un-
tuk melaksanakan investasi yang lebih banyak pada masa yang akan datang. Dengan demikian pembangunan tak seimbang akan
mempercepat pembangunan ekonomi pada masa yang akan datang.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN EKONOMI

1. PENGERTIAN
Menurut Conyers dan Hills (1994), Perencanaan sebagai suatu proses yang
bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sum-
ber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Walaupun belum ada kesepakatan yang di antara pakar ekonom berkenaan
dengan istilah perencanaan ekonomi, namun dapat di ambil inti dari istilah perencanaan ekonomi yang men-
gandung arti pengendalian dan Pengaturan suatu perekonomian
untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
jadi dapat disimpulkan bahwa Perencanaan Pembangunan Ekonomi adalah
suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-
pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya dalam mengendalikan suatu
perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu agar
mencapai tujuan-tujuan pada masa yang akan datang.
2. Ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi

• Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady social eco-
nomic growth).
• Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
• Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.
• Usaha perluasan kesempatan kerja.
• Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice
• Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.

3. unsur-unsur perencanaan pembangunan ekonomi

• Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan.


• Adanya kerangka rencana makro
• Adanyan Perkiraan sumberdaya-sumberdaya bagi pembangunan khusunya sumber-sumber pembiayaan pem-
bangunan.
• Adanya uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, pengang-
garan, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya.
• Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program in-
vestasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana rencana sasaran.
4. Fungsi perencanaan pembangunan ekonomi

• Perencanaan akan menciptakan suatu mekanisme pengarahan kegiatan dan pedo-


man bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang di arahkan untuk pencapaian tujuan
pembangunan.
• Perencanaan memungkinkan kita untuk melakukan perkiraan tentang potensi,
prospek pertumbuhan, hambatan serta risiko yang mungkin akan dihadapi di masa
yang akan datang.
• Perencanaan memberikan peluang untuk dapat melaksanakan piliha yang terbaik.
• Perencanaan menuntut kita untuk dapat melakukan penyusunan skala prioritas
berdasarkan arti pentingnya tujuan.
• Perencanaan dapat pula dipandang sebagai alat untuk mengukur atau sandar yang
digunakan untuk mengadakan pengawasan maupun evaluasi.
5. Syarat-syarat Keberhasilan Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
• Komisi Perencanaan, Pembentukan suatu komisi (badan atau lembaga) perencanaan yang harus diorganisir secara tepat
yang dibagi dalam bagian-bagian dan sub bagian yang dikoordinir oleh para pakar, seperti pakar ekonomi, statistik, teknik
serta pakar lain yang berkenaan dengan masalah perekonomian.
• Data Statistik, Adanya analisis yang menyeluruh tentang potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara beserta segala
kekurangannya. Analisis seperti ini penting untuk mengumpulkan informasi dan data statistik serta sumberdaya-sumberdaya
potensial lain seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan modal yang tersedia di negara tersebut.
• Tujuan, Suatu perencanaan dapat menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Berbagai sasaran dan tujuan yang in-
gin dicapai tersebut hendaknya realistis dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian negara yang bersangkutan.
• Penetapan Sasaran dan Prioritas, dibuat secara makro dan sektoral. Sasaran secara makro dirumuskan secara tegas serta
mencakup setiap aspek perekonomian dan dapat dikuantifikasikan. Untuk sasaran sektoral harus disesuaikan dengan sasaran
makronya, sehingga ada keserasian dalam pencapaian tujuan.
• Mobilisasi Sumberdaya, Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar mobilisasi
sumberdaya yang tersedia. Sumber pembiayaan ini bisa berasal dari sumber luar negeri dan dalam negeri (domestik).
• Keseimbangan dalam Perencanaan, Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan dalam perekono-
mian, untuk menghindarkan kelangkaan maupun surplus pada periode perencanaan.
6. Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi

• Tahap pertama, para pemimpin politik harus menetapkan prioritas-prioritas tujuan


untuk mengrahkan para perencana jika terjadi beberapa konflik tujuan.
• Tahap kedua, mengukur ketersediaan sumber daya yang terbatas selama periosde
perencanan tersebut, misalnya tingkat tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan
pemerintah dan tenaga kerja yang terlatih.
• Tahap ketiga, penetapan proyek-proyek investasi, seperti jaringan irigasi dan kebi-
jakan harga seperti tingkat bunga yang semuanya ini dapat merangsang sector
swasta untuk mengembangkan tujuan-tujuan pembangunan nasional.
• Tahap keempat, pemilihan strategi pembangunan atau rencana yang mengatur
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun dengan tujuan agar
tujuan nasional dapat tercapai.
7. Perlunya Perencanan pembangunan dinegara sedang berkembang

Dasar pemikiran timbulnya perencanaan di NSB itu adalah untuk memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar.
Mekanisme pasar di NSB biasanya belum sempurna karena ketidaktahuan dan ketidakbiasaan NSB-NSB dengan
mekanisme seperti itu, sehingga perekonomian dldominasi oleh sektor non-uang. Pasar produk, faktor produksi, modal, dan
uang tidak terorganisir dengan baik sehingga keseimbangan antara permintaan dan penawaran agregat atas barang dan ,iasa
tidak terjadi. Untuk menghapuskan ketidaksempurnaan pasar tersebut, yakni agar mobilisasi dan pemanfaatan sumber-
sumber dapat lebih efisien, maka diperlukan suatu perencanaan.
Kebutuhan perencanaan di NSB juga didorong oleh keinginan untuk mengurangi pengangguran. Oleh karena
langkanya modal dan melimpahnya tenaga kerja, maka masalah penyediaan lapangan kerja menjadi masalah yang sulit
dipecahkan di NSB. Oleh karena itu, perlu adanya badan perencana yang terpusat yang diharapkan dapat mengatasi kesuli-
tan ini. Pembangunan ekonomi yang cepat membutuhkan pembangunan sektor pertanian dan industri yang kuat, pemban-
gunan infrastruktur sosial dan ekonomi, dan pengembangan sektor perdagangan luar negeri dan domestik yang harmonis.
Semua ini memerlukan investasi yang serentak di berbagai sektor, dan hal tersebut hanya mungkin dilakukan melalui
perencanaan pembangunan.
jadi secara singkat dapta disimpulkan bahwa perencanaan pembangunan sangat diperlukan dan merupakan jalan ter-
baik untuk mengatasi kemiskinan di NSB. Perencanaan yang baik diperlukan untuk mengatasi ketimpangan distribusi pen-
dapatan dan kesejahteraan, meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita, me-ningkatkan kesempatan
kerja, dan untuk pembangunan secara keseluruhan.
8. Perencanaan pembangunan ekonomi di in-
donesia
Dalam perumusan dan pelaksanaan suatu teori maupun dalam penyusunan suatu strategi pembangunan nasional
sebagaimana telah diungkapkan, Indonesia pun tidak melepaskan diri dari asas politik ekonomi yang dianut Hal
ini telah dicantumkan dalam UUD 1945, khususnya pasal 33 dan penjelasannya yaitu Demokrasi Ekonomi. Se-
bagai gambaran, sekarang in proses perencaaan Indonesia harus mengacu kepada rencana pembangunan jangka
Panjang (RPJP) Nasional sesuai dengan UU no. 17 Tahun 2007 tentang Rencana pembanguna jangak Panjang
nasional sebagai pola umumpembangunan Indonesia berdasarkan atas pendekatan perencanaan pembangunan
bangsa. Pada tahap implementasi, program-program di RPJP tersebut dilaksanakan secara bertahap melalui ren-
cana pembangunan jangka menengah (RPJM) sebagai program perencanaan pembangunan jangka menengah.
Kemudian pola umum pembangunan nasional tersebut dijabarkan secara lebih operasional untuk jangka pendek
(tahun) melalui mekanisme dan penyusunan anggran pendapatan dan belanja negara (APBN). Contoh peren-
canaan pembangunan ekonomi diindonesia yaitu :

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025)


• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019)
• Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai