Kelompok 2
PRODI AKUTANSI
2022
KATA PENGANTAR
rahmat serta nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan Judul “Falsafah Ekonomi Islam dan Sumber Hukum Ekonomi
Islam
kelak di yaumul qiyamah. Ungkapan rasa terimakasih tidak lupa kami sampaikan
Terkait dengan referensi dan penulisan makalah ini, kemungkinan saja ada
kesalahandan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
1.1Latar Belakang 1
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
Daftar Pustaka 23
ii
BAB I PENDAHULUAN
Islam diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia di muka bumi dan dapat
sendiri berarti bahwa Islam mempunyai ajaran yang lengkap dan sempurna
aspek kehidupan manusia baik dari aspek spiritual (ibadah murni) hingga aspek
mu’amalah yang meliputi ekonomi, sosial, politik hukum dan masih banyak lagi.
dapat dilihat dalam beberapa ayat, seperti pada surat An-Nahl ayat 89, yang
berbunyi
َب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْي ٍء َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين
َ ك ْال ِك ٰت
َ َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي
menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang yang berserah diri (Muslim)”. Dan juga dijelaskan dalam Al-Qur’an
Terjemahan : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah
Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”
Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam meliputi tiga pokok ajaran, yaitu
Aqidah, Syari‟ah dan akhlak, Hubungan antar aqidah, syari‟ah dan akhlak dalam
1
sistem Islam terjalin sedemikian rupa sehingga merupakan sebuah sistem yang
kepercayaan seseorang terhadap Allah, Malaikat, Rasul, Kitab dan rukun iman
lainnya. Akhlak adalah ajaran Islam tentang prilaku baik-buruk, etika dan
Syariah Islam terbagi kepada dua yaitu ibadah dan mu’amalah. Ibadah
mengenai hubungan antar manusia salah satu aspek penting yang terkait dengan
hubungan antar manusia adalah ekonomi. Ajaran Islam tentang ekonomi memiliki
ini adalah :
2
BAB II PEMBAHASAN
sebagainya. Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat
Allah, manusia dan alam. Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia
dengan Allah, alam dan manusia lainnya. Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah
dan sosialisme. Filsafat ekonomi yang Islami, memiliki paradigma yang relevan
dengan nilai-nilai logis, etis dan estetis yang Islami yang kemudian
kegiatan. Salah satu poin yang menjadi dasar perbedaan antara sistem ekonomi
Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah pada falsafahnya, yang terdiri dari
Alquran dan hadits berupa prinsip-prinsip universal. Di saat sistem ekonomi lain
hanya terfokus pada hukum dan sebab akibat dari suatu kegiatan ekonomi, Islam
lebih jauh membahas nilai-nilai dan etika yang terkandung dalam setiap kegiatan
ekonomi Islam.
1. Tauhid
3
Tauhid merupakan fondasi utama seluruh ajaran Islam. Dengan demikian Tauhid
menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,
merupakan filsafat fundamental dari ekonomi Islam. Hakikat tauhid juga dapat
berarti penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut
ibadah maupun muamalah. Sehingga semua aktifitas yang dilakukan adalah dalam
Konsep tauhid yang menjadi dasar pondasi mengajarkan dua ajaran utama
dalam ekonomi. Pertama, Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan
ciptaan dan milik Allah secara absolut (mutlak dan hakiki). Manusia hanya
Dalam mengelola sumberdaya itu manusia harus mengikuti aturan Allah dalam
berbunyi :
َثُ َّم َج َع ْل ٰنكَ ع َٰلى َش ِر ْي َع ٍة ِّمنَ ااْل َ ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َء الَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ ن
urusan, maka ikutilah syariah itu. Jangan ikuti hawa nafsu orangorang yang tak
mengetahui”
Salah satu contoh praktik ekonomi saat ini yang bertentangan dengan
Tauhid adalah bunga. Bunga yang memastikan usaha harus berhasil (untung)
4
yaitu untung, impas atau rugi. Lebih dari itu, tingkat keuntungan itupun bisa
berbeda-beda, bisa besar, sedang atau kecil. Jadi, konsep bunga benar-benar tidak
memanfaatkan sumber daya yang banyak itu untuk kebuAllah hidupnya. Dalam
perspektif teologi Islam, semua sumber daya yang ada, merupakan nikmat Allah
yang tak terhitung ( tak terbatas ) banyaknya, sebagaimana firman Allah dalam
و ٰا ٰتى ُكم مِّنْ ُك ِّل ما سا َ ْل ُتم ُْو ۗهُ واِنْ َت ُعد ُّْوا نِعْ م َ هّٰللا
َ ت ِ اَل ُتحْ ص ُْو َه ۗا اِنَّ ااْل ِ ْن َس
ان لَ َظلُ ْو ٌم َك َّفا ٌر َ َ َ َ ْ َ
Terjemahan : “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu
mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
2. Maslahah
Para ahli ushul fiqh mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang mengandung
dan memelihara lima kebuAllah dasar, yakni agama, jiwa, akal, keturunan dan
harta.
5
Pengembangan ekonomi Islam dalam menghadapi perubahan dan
ulama menyatakan ”di mana ada maslahah, maka di situ ada syariah Allah ”. Ini
berarti bahwa segala sesuatu yang mengandung kemaslahatan, maka di sana ada
syariah Allah. Dengan demikian maslahah adalah konsep paling utama dalam
syariat Islam.
3. Adil
telah ditekankan oleh Al quran sebagai misi utama para Nabi yang diutus Allah,
bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan)
bagi seluruh umat manusia, menekankan pentingnya adanya keadilan dalam setiap
agar semua sumber daya yang menjadi amanat suci Allah, digunakan untuk
6
dan kesehatan. Persaudaraan dan keadilan juga menuntut agar sumberdaya
didistribusikan secara adil kepada seluruh rakyat melalui kebijakan yang adil dan
instrumen zakat, infaq, sedekah, pajak, kharaj, jizyah, cukai ekspor-impor dan
sebagainya.
4. Khilafah
bumi sesuai dengan ketentuan dan syariah Allah. Dalam mengemban tugasnya
sebagai khalifah ia diberi kebebasan dan juga dapat berfikir serta menalar untuk
memilih antara yang benar dan yang salah, fair dan tidak fair dan mengubah
kondisi hidupnya ke arah yang lebih baik sebagaimana firman Allah dalam surah
اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم
Peran penting tersebut antara lain memberikan jaminan sosial kepada masyarakat,
7
jaminan pelaksanaan ekonomi Islam, serta kontrol pasar dan memastikan tidak
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dalam kegiatan bisnis melalui
lembaga hisbah. Peran negara dalam perekonomian tidak berarti bahwa Islam
menolak mekanisme pasar sepenuhnya. Islam tidak akan intervensi pasar untuk
regulasi harga, kecuali jika terjadi distorsi pasar. Intervensi negara pada harga
didasarkan kan pada prinsip maslahah, yaitu untuk tujuan-tujuan kebaikan dan
5. Persaudaraan (Ukhuwah)
dari doktrin ini ialah bahwa antara manusia terjalin rasa persaudaraan dalam
syari’ah, asuransi syari’ah, obligasi syari’ah, dan pasar modal syari’ah. Dalam
konteks ekonomi makro praktik bagi hasil ini diterapkan dalam pinjaman luar
suatu bisnis. Ukhuwah amat relevan untuk menjadi terapi bagi interaksi bisnis
8
yang tercerabut dari persaudaraan dan rentan terhadap ancaman homo homini
demikian pula Islam melarang membeli apa yanag sudah ditawar saudaranya.
Sebagai salah satu contoh pelanggaran terhadap konsep ukhuwah adalah sebagai
berikut. ”Ketika tingkat bunga menaik, maka investasi menurun. Untuk menjaga
tingkat laba tertentu, maka kapitalis menurunkan tingkat upah pekerja, akibatnya
Berniat untuk bekerja dengan cara-cara yang sah dan halal menuju ridha
Allah adalah visi dan misi setiap muslim. Berpangku tangan merupakan perbuatan
tercela dalam agama Islam. Umar bin Khatttab pernah menegur seseorang yang
9
kesejahteraan dirinya. Umar berkata, Janganlah salah seorang kamu duduk di
mesjid dan bedoa, Ya Allah berilah aku rezeki”. Sedangkan ia tahu bahwa langit
tidak akan menurunkan hujan emas dan hujan perak. Maksud perkataaan Umar ini
adalah bahwa seseorang itu harus bekerja dan berusaha, bukan hanya bedoa saja
pandangan atau sikap hidup menyendiri di suatu tempat dengan menjauhkan diri
dari kehidupan masyarakat. Tujuannya hanya untuk bertapa tanpa niat untuk
kenikmatan dunia atau dengan penyiksaan diri dalam rangka beribadat dan
mencapai tiga sasaran, yaitu :Mencukupi kebuAllah hidup, meraih laba yang
sasaran tersebut harus terwujud secara harmonis. Apabila terjadi sengketa antara
pekerja dan pemodal (majikan). Islam menyelesaikannya dengan cara yang baik,
yakni ada posisi tawar-menawar antara pekerja yang meminta upah yang cukup
untuk hidup keluarganya dan tingkat laba bagi pemodal (majikan) untuk
melanjutkan produksinya.
7. Kepemilikan
10
Semua sumberdaya di alam semesta ini sebagai milik Allah, maka
milik Allah, karena seluruh alam ini ditundukkan untuk kemaslahatan seluruh
sendiri, tidak tunduk pada ketentuan syari‟at dan qaidah-qaidah yang ditetapkan
Allah.
individu diperoleh dari bekerja, warisan, pemberian, hibah, hadiah, wasiat, mahar
barang temuan dan jual beli. Islam melarang memperoleh harta melalui cara yang
tidak diridhoi Allah dan merugikan pihak lain, seperti riba, menipu, jasa
judi, spekulasi valuta asing, spekulasi di pasar modal, money game, korupsi,
curang dalam takaran dan timbangan, ihtikar, dan sebagainya. Oleh karena itu
tidak seorang pun dapat dibenarkan memperoleh pendapatan dari aktivitas yang
menentukan pilihan antara yang baik dan yang buruk dalam mengelola
sumberdaya alam. Kebebasan untuk menentukan pilihan itu melekat pada diri
manusia, karena manusia telah dianugerahi akal untuk memikirkan mana yang
11
baik dan yang buruk, mana yang maslahah danmafsadah (mana yang manfaat dan
dengan potensi akalnya mengetahi bahwa penebangan hutan secara liar akan
menimbulkan dampak banjir dan longsor. Manusia juga tahu bahwa membuang
limbah ke sungai yang airnya dibutuhkan masyarakat untuk mencuci dan mandi
Dengan demikian, konsep ekonomi pasar bebas, tidak sepenuhnya begitu saja
diterima dalam ekonomi Islam. Alokasi dan distribusi sumber daya yang adil dan
pasar. Harus ada lembaga pengawas dari otoritas pemerintah yang dalam Islam
9. Jaminan Sosial
12
individu itu tidak mampu memperoleh kebutuhan pokok tersebut dengan
sistem Islam tidak membiarkan mereka menjadi miskin dan terlantar, tetapi
10. Nubuwwah
personifikasi kehidupan yang yang baik dan benar. Untuk itu Allah mengutus
Sifat-sifat utama yang harus diteladani oleh semua manusia (pelaku bisnis,
wasallam, setidaknya ada empat, yaitu shiddiq, amanah, tabligh dan fatanah.
(Ekonomi Kita) bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara ilmu ekonomi
dengan islam, keduanya merupakan sesuatu yang berbeda sekali. Ilmu ekonomi
adalah ilmu ekonomi sedangkan islam adalah islam, tidak ada yang disebut
ekonomi islam. Menurut mereka islam tidak mengenal konsep sumber daya
ekonomi yang terbatas, sebab alam semesta ini maha luas. Sehingga jika manusia
13
Jadi, menurut mazhab ini bahwa ekonomi Islam merupakan suatu istilah
yang kurang tepat sebab ada ketidaksesuaian antara definisi ilmu ekonomi dengan
konteks syariah Islam. Pandangan ini didasarkan pada pengertian dari Ilmu
kebutuhan manusia yang sifatnya tidak terbatas. Dalam hal ini mazhab Baqir As-
Sadr menolak pengertian tersebut sebab dalam Islam telah ditegaskan bahwa
bahwa tidak semua manusia dapat menikmati anugerah Allah tersebut, sehingga
masih banyak dari mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan sementara
As-Sadr untuk mewujudkan hal tersebut maka ada beberapa langkah yang
dilakukan yaitu :
a. Mengganti istilah ilmu ekonomi dengan istilah iqtishad yang mengandung arti
2. Aliran Mainstream
14
Corak utama dari pemikiran aliran ini adalah kebalikan dari aliran
keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu, manusia diarahkan untuk melakukan
karena dalam Islam sudah ada rujukannya sesuai dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Aliran ini ditokohi oleh 4 tokoh utama, yaitu Muhammad Abdul Mannan,
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Syed Nawab Haidar Naqvi, dan Monzer Kahf.
3. Aliran Alternatif
Aliran ini dikenal sebagai aliran yang kritis secara ilmiah terhadap ekonomi
Islam, baik sebagai ilmu maupun sebagai peradaban. Aliran ini mengkritik kedua
memasukkan variabel zakat dan akad, sehingga tidak ada yang orisinil dari aliran
ini. Namun aliran ini tidak hanya mengkritik ekonomi Islam saja, ekonomi
konvensional pun juga telah dikritik. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Timur Kuran,
15
Al Qur’an adalah sumber Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
universal al- qur’an ini tidak hanya karena dicipta oleh Allah, tetapi nilai-nilai
Al-Qur’an. Apa-apa yang masih samar dan belum disebutkan dalam al-Qur’an
biasanya ditemukan dalam al- Hadist. Beberapa nilai Etikal yang ditegaskan
3.Ijma’ (konsesus)
4. Qiyas
ketentuannya dalam al-Qur’an dan sunah rasul dengan hal yang hukumnya
16
Kegiatan perbankan syariah di Indonesia sudah dimulai sejal tahun 1990-
an yang dimulai secara yuridis normatif dan ditanggapi dengan lahirnya Undang-
undang No. 10 Tahun 1992 yang berisi tentang aturan diperbolehkannya bank
N0.10 Tahun 1992 yang lahir pada saat bergulirnya era reformasi. Undang-
undang ini merupakan era baru yang mengawali perkembangan perbankan syariah
DSN (Dewan Syariah Nasional) pada tahun 1999. DSN adalah badan nasional
yang membuat regulsi atau aturan yang terkait dengan pelaksanaan operasional
sumber hukum yang disepakati oleh para ulama yaitu Al-Quran, Hadis Nabawi,
Ijma dan Qiyas. Selain itu, DSN juga mempelajari polapikir istinbath hukum yang
dilakukan oleh empat imam mazhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali
17
Kegiatan produksi merupakan awal dimulainya kegiatan ekonomi.
Seorang konsumen tak akan bisa mengkonsumsi barang atau jasa tanpa adanya
seorang produsen. Dengan kata lain, produksi adalah urat nadi dalam kegiatan
ekonomi. Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa atau meningkatkan nilai guna suatu benda.
Dalam ilmu ekonomi, produksi adalah suatu proses kegiatan ekonomi untuk
produksi dalam ilmu ekonomi yang syarat akan sistem ekonomi konvensional.
Namun, bukan berarti tidak terdapat perbedaan antara keduanya. Sebagai sebuah
disiplin ilmu yang bersumber dari al-quran dan hadis, kegiatan produksi dalam
barang yang diproduksi harus dalam kerangka halal dan tidak boleh berlebihan
dalam memproduksi barang-barang yang bersifat mewah. Hal ini bertujuan untuk
oleh si pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kebutuhan primer dan kebutuha
sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok baik berupa barang maupun
18
jasa contohnya, makanan, minuman, pakaian, pendidikan dasar dan pengobatan
kuantitatif dan kualitatif lebih mewah dari kebutuhan primer seperti, mobil,
kebutuhan konsumsi haruslah bedasarkan landasan ilmu yang bersumber dari al-
quran dan hadits. Salah satu contoh riil konsumsi syariah yaitu pembiayaan pada
a. Al-bai’bi tsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli dengan
angsuran.
kebutuhan pokoknya tergolong fakir atau miskin. Oleh karena itu ia wajib diberi
19
3. Konsep Pasar dalam Ekonomi Islam
pihak pembeli untuk melakukan transaksi barang dan ataupun jasa. Hal utama
pembeli dengan pihak penjual baik pada satu tempat atau pada tempat yang
kapitalis, pasar memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan kegiatan
justru sangat didominasi oleh pemerintah dalam menentukan setiap kebijakan dan
sangat berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, pada sistem
syariah, para pelaku pasar wajib menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Pemerintah
juga memiliki tanggung jawab atas setiap peristiwa dan fenomena yang terjadi
dalam pasar. Pemerintah juga wajib membenahi pasar apabila terjadi distorsi
pasar.
Dalam sistem ekonomi Islam, para pelaku pasar hanya memiliki satu
tujuan utama dalam melakukan sebuah transaksi, yaitu mencapai ridha Allah demi
karena itu, bertransaksi di dalam pasar merupakan sebuah amal ibadah dalam
20
Qur’an bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sering pergi ke
Profit atau keuntungan merupakan salah satu unsur yang terlahir dari
adanya kegiatan transaksi jual beli. Akan tetapi, di dalam sistem ekonomi Islam,
konsep profit bahwa, “Jual beli yang dilakukan oleh manusia bertujuan untuk
mendapatkan profit, dan sumber kecurangan bisa berasal dari laba yang
yang maskimal. Syariah tidak melarang adanya laba dalam jual beli dan juga tidak
membatasi laba yang harus dihasilkan. Akan tetapi, syariah hanya melarang
21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi
dari agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai
berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam
bidang ekonomi. Beberapa aturan ini bersifat pasti dan berlaku permanen,
sementara beberapa yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan kondisi.
panjang di kalangan ilmuwan, meskipun sejarah telah membuktikan bahwa hal ini
ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan
keempat sumber hukum yang disepakati oleh para ulama yaitu Al-Quran, Hadits,
3.2 Saran
tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh mekanisme pasar maupun oleh
22
peran pemerintah, sehinggamasyarakat harus berperan langsung. Pasar,
kesejahteraan umat.
23
DAFTAR PUSTAKA
24