Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUMBER HUKUM EKONOMI SYARIAH

KELOMPOK I

1. Riyanti Umanailo (02272111139)


2. Wiwin Topora (02272111126)
3. Ona Murad (02272111154)
4. Sri Febrianty (02272111137)
5. Zulhijah Toli Toli (02272111128)
6. Rosmiati Hi. Majid (02272111163)
7. Dina Puspita Slamet (0227211141)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kehidupan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat termasuk umat islam


selama ini telah banyak terjadi pelanggaran dan meninggalkan nilai-nilai atau
ajaran agama dalam hal ini Islam. Ajaran-ajaran Islam dalam berekonomi seperti
larangan Magrib (Masir,Gharab, dan Riba), menimbun atau mempermainkan
penawaran (ikhtikar), mempermainkan permintaan (najasy), menipu (tadlis),
taghir, menjual bukan miliknya ( bai’al ma’dum), curang dalam timbangan,
eksploitasi sumber daya alam secara serampangan, pemborosan, keserakahan
dan sebagainya telah banyak dipraktekan dalam kehidupan ekonomi sehari-
harinya dan seolah- olah telah menjadi kebenaran serta keharusan. pelanggaran
syariah dalam berekonomi tersebut telah menyebabkan krisis ekonomi termasuk
krisis pada pertengahan 1997 dan financial global pada akhir 2008. Dampak
lainnya adalah kerusakan lingkungan, yang kaya makin kaya, kesenjangan
ekonomi semakin lebar dan sistem ekonomi yang ada tidak mampu
mensejahterakan umat manusiaa secara keseluruhan melainkan hanya
menumpuk pada sebagian masyarakat.

Kesempurnaan Islam sebagaimana ayat di atas dilengkapinya dengan sistem


dan konsep ekonomi, suatu sistem yang dapat di gunakan sebagai paduan bagi
manusia dalam menjalankan kegiaan ekonomi. Suatu sistem yang pada garis
besarnya sudah diatur dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah. Ekonomi islam
sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi dari kesempurnan islam
itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secarah kafah dan koprehensif oleh umatnya.
Islam menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan keislamannya dalam
seluruh aspek kehidpannya. Sangatlah tidak masuk akal, seorang muslim yang
melaksanakan shalat lima waktu, lalu dalam kesempatan lain ia juga melakukan
transaksi keuangan dasar hukum ekonomi islam, yang akan dibahas dalam
tulisan ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

• Menjelaskan definisi tentang hukum ekonomi syariah!


• Apa saja sumber- sumber hukum yang termasuk dalam ekonomi syariah?

1.3 Tujuan Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
makalah ini bertujuan untuk :
• Untuk mengetahui dan memahami definisi hukum ekonomi syariah.
• Untuk mengetahui sumber-sumber hukum ekonomi syariah

1.4 Manfaat

Apabila tujuan dari makalah ini telah dicapai maka dengan sendirinya
akan di peroleh faedah atau manfaat makalah diharapkan dengan makalah
ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembagan ilmu
pengetahuan, khusunya dibidang ekonomi syariah tentang definisi dan
sumber-sumber hukum ekonomi syariah.
BAB II

LANDASAN TEORI

1.1 PENGERTIAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

kata hukum yang dikenal dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa
arab hukum yang berarti putusan (judgement) atau ketetapan (provision).
Hukum islam adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah untuk
umatnya yang dibawa oleh seorang nabi SAW, baik hukum yang berhubungan
dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan
dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh umat muslim semuanya.
Kajian ilmu ekonomi islam terikat dengan nilai-nilai islam, atau dengan istilah
sehari-hari terikat dengan ketentuan halal-haram, sementara persoalan
hala;haram merupakan salah satu lingkup kajian hukum, maka hal tersebut
maka hal tersebut menunjukan keterkaitan yang erat antara hukum, ekonomi
dan syariah.

Istilah ekonomi syariah atau perekonomian syariah hanya dikenal di


Indonesia. Sementara di negara-negara lain, istilah tersebut dikenal dengan
nama ekonomi islam ( islamic ecdalah ilmu penegetahuonomy, al- iqtishad al-
islami) dan sebagai ilmu disebut ilmu ekonomi islam ( islamic economy, ilm ai-
iqtishad al-islami). Secara bahasa al-iqtishad berarti pertengahan dan
berkeadilan. Pengertian pertengahan dan berkeadilan ditemukan dalam al-
Quran, seperti QS Luqman ayat:19.

‫ص ْوتُ ْال َح ِمي ِْر‬


َ َ‫ت ل‬
ِ ‫ص َوا‬ َ ْ ‫ص ْوتِكَ اِن ا َ ْنك ََر‬
ْ ‫اْل‬ ِ ‫ࣖ َوا ْق‬
ْ ‫صدْ ِف ْي َم ْش ِيكَ َوا ْغض‬
َ ‫ُض ِم ْن‬
Artinya; Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara kedelai.

Iqtishad dalam surat luqman : 19 bermakna keseimbangan. Maksud dari


golongan pertengahan ialah orang yang berlaku jujur , lurus dan tidak
menyimpang dari kebenaran. Iqtishad (ekonomi) di definisikan tentang aturan
yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan, dan
mengonsumsinya. Sedangkan menurut Muhammad anwar (pakar ekonomi)
menjelaskan ekonomi adalah the science which studies human behaviour as a
relationship between ands and scarce which have alternatif uses. Ekonomi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia yang
berhubungan dengan kebutuhan sumber daya yang terbatas.

Untuk memperjelas pengertian tentang ekonomi islam, disini akan


diberikan dua definisi yang disebutkan oleh pakar tentang ekonomi islam
yakni:

a. Menurut Abdul Mun’in al-jurnal ekonomi islam adalah kumpulan


dasar-dasar umum tentang ekonomi yang digali dari Al-Qur’an al-
karim dan as-sunnah.

b. Menurut M Akram Khan, ekonomi islam adalah “islamic economics


aims at the study of human falah (wel being) achived by organizinge
the recources of earth on basis of cooperation and participation”
(Ilmu ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari kesejahteraan
manusia ( falah ) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber
daya bumi atas dasar kerja sama dan partisipasi).
Dalam definisi lain ekonomi islam adalah ilmu sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi masyarakat dengan perspektif nilai-nilai islam. Dan
menurut Yusuf Al-Qhardawi ekonomi islam adalah ekonomi yang berdasarkan
ketuhanan sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan yang tidak lepas dari syariat Allah.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum ekonomi syariah


adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau prilaku manusia secara akrual dan
empirikal,baik dalam produksi ,distribusi maupun konsumsi berdasarkan
syariat islam yang bersumber dari al-qur’an dan as-sunnah serta ijma’para
ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagian dunia da akhirat.

1.2 Sumber Hukum Ekonomi Syariah

Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang


ekstrim (kapitalis dan komunis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan
di antara keduanya (kebendaan dan ruhaniah) keberhasilan sistem ekonimi
islam tergantung pada seberapa jauh penyesuaian yang dapat di lakukan
diantara keperluan kebendaan dan keperluan ruhaniah/etika yang diperlu
manusia. Adapun sumber-sumber hukum dalam ekonomi syariah adalah :

Setiap ilmu pengetahuan pasti ada dasar yang dijadikan acuan agar tetap
berada dalam jalan yang benar dan bisa memberikan dampak baik bagi semua
yang mempelajarinya. Demikian pula dengan ekonimi syariah yang memiliki
beberapa dasar atau landasan hukum, antara lain:

1. al-qur’an

Tidak perlu diragukan lagi sumber hukum islam yang tertinggi adalah
al-qur’an,segela hal yang bernafaskan islam pasti landasan hukumnya nomor
satu adalah al-qur’an. Begitu juga dengan ekonimi syariah yang menjadikan al-
qur’an sebagai sumber hukum utama . Al-qur’an pada dasarnya merupakan
wahyu dari Allah yang diberikan pada nabi Muhammad untuk membimbing
umat manusia karena dalam al-qur’an semua jawaban atas permasalahan yang
ada pasti ada mulai dari kehidupan sehari-hari sampai ekonomi pun ada. Al-
qur’an sember utama,asli,abadi,dan pokok dalam hukum ekonomi syariah yang
Allah SWT turunkan kepada Rasul SAW guna memperbaiki meluruskan dan
membimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Didalam al-qur’an
banyak terdapat ayat-ayat yang melandasi hukum ekonomi syariah salah
satunya dalam surat an-nahl ayat 90 yang mengemukakan tentang peningkatan
kesejahteraan umat islam dalam segala bidang termasuk ekonomi. Firman
Allah yang berbunyi:

۞ ‫ع ِن ْالفَحْ ش َۤاءِ َو ْال ُم ْنك َِر‬ ِ ‫ان َواِ ْيت َۤا‬


َ ‫ئ ذِى ْالقُ ْر ٰبى َويَ ْنهٰ ى‬ ِ ‫س‬َ ْ‫ّللا يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَدْ ِل َو ْاْلِح‬
َ ٰ ‫اِن‬
َ‫َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِعظُكُ ْم لَعَلكُ ْم تَذَك ُر ْون‬

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan


berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Artinya sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,dan melarangdari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. Di antara nilai-nilai yang di kandung dalam al-
qur’an adalah :
a. Riba

Riba adalah tambahan keuntungan dari pokok pinjaman. Riba termasuk


perilaku yang tidak terpuji karena merugikan orang lain. Pelaku riba di
gambarkan al-qur’an sebagai orang yang kerasukan syaitan.

Riba dilarang oleh islam karena pelaku riba mendapatkan keuntungan


dari orang lain tanpa bekerja. Sementara toeri muamalah islam disebutkan al-
ghunmu bi al-ghurmi keuntungan atau pendapatan itu hadir bersama resiko.

b. Perjudian

perjudian didalam al-quran dilarang secara tegas, dianggap sebagai


perbuatan syaitan teridentik dengan kejahatan dan kerusakana serta
menimbulkan permusuhan. Perjudian tidak harus berupa permainan, tetapi
semua aktifitas yang didalamnya mengandung pengaduan nasib termasuk
kategori judi.

c. Menafkahkan Harta

Infaq adalah memberikan harta tanpa kompetensi apa pun Al-quran agar
orang yang mampu menginfaqkkan sebagian hartanya. Dalam islam, pemilik
harta bukanlah pemilik mutlak harta tersebut. Tetapi didalamnya terselip hak
para fakir miskin dan para peminta. Prinsip ini ditekankan agar kaum aghniyah’
tidak sewenang-wenang dengan kekayaannya.

2. As-sunnah atau Al-hadis

As-sunnah atau al-hadis merupakan sumber hukum islam kedua setalah


al-quran. Apa-apa yang masih samar dan belum disebutkan dalam al-quran
biasanya ditemukan dalam al-hadis. Beberapa nilai etikal yang ditegaskan
dalam al-hadis bertalian dengan perilaku mua’malah manusia adalah sebagai
berikut.

a. Penipuan ( Ghabn)

Ghabn adalah membeli sesuatu dengan harga yang lebih tinggi dari harga
rata-rata, atau dengan dengan harga yang lebih rendah dari rata-rata. Dalam
hadis ditegaskan “ apabila kamu menjual, maka katakanlah: “Tidak ada
penipuan”. Hadis ini jelas mengharamkan praktik ghabn. Namun jika penipuan
itu tidak dalam jumlah besar dan bernuansa penawaran, maka di perbolehkan.
Hal tersebut tidak termasuk ghabn, melainkan ketangkasan dalam berjual beli.

b. Penipuan dalam jual beli (tadlis)

Tadlis adalah penipuan dalam jual beli yang dilakukan oleh penjual
ataupun oleh pembeli. Penipuan penjual seperti menyembunyikan cacat barang
padahal dia mengetahui, atau menjadi dengan cara mengelabui agar pembeli
tidak mengetahuinya. Sedangkan penipuan pembeli seperti memanipulasi alat
pembayarannya dengan uang palsu atau uang yang rusak. Atau dapat pula
pembeli menipu dengan cara merendahkan harga barang yang ia beli
sebelumnya atau dengan membandingkan bahwa ditempat lain harga barang
tersebut lebih murah. Pada hal sejatinya pembeli tahu bahwa itu bohong.

c. Penimbunan (Ihtikar)

Penimbunan secara mutlak dilarang dan hukumnya haram. Dalam hadis


yang di riwayatkan Muslim dari Sa’ad Bin Al-Musaib dari Ma’mar Bin
Abdulah Al-adawi, bahwa nabi Muhammad SAW bersabda: “ Tidak akan
melakukan penimbunan kecuali orang yang salah.” Penimbunan adalah
mengumpulkan barang-barang untuk suatu masa dimana barang menjadi
langkah sehingga harga barang melonjak tinggi. Tindakan ini tentu saja
merupakan kesengajaan dan merupakan tindakan sangat merugikan orang lain.

d. Pematokan harga

Pematokan harga hukumnya haram dimana pematokan harga tersebut


merupakan salah satu bentuk kezaliman pematokan harga dapat dilakukan oleh
penguasa, pejabat, ataupun masyarakat biasa. Pelarangan pematokan barang
tersebut berlaku umum untuk segala jenis barang. Dampak negatif dari tindakan
tersebut adalah munculnya pasar gelap di mana orang-orang didalamnya akan
melakukan transaksi jual beli dibawah tangan yang tidak dikontrol oleh
pemerintah. Hal ini membuat harga menjadi melambung yang ppada akhirnya
seperti di patok untuk kalangan orang kaya.

3. Ijma (Konsesus)

Ijma merupakan sumber hukum yang ketiga yang mana merupakan


metode penggalian hukum yang dilakukan dengan cara mengumpulkan para
ulama untuk membahas satu masalah secara bersama-sama. Hasil di putuskan
dalam perkumpulan tersebut menjadi hukum. Contoh dari hasil ijma ‘inilah
adalah kasus SDSB yang diputuskan haram setalah parah ulama mengadakan
konsensus.

4. Qiyas

Qiyas adalah menyamakan hal yang hukumnya tidak terdapat


ketentuannya dalam al-qur’an dan sunnah rasul dengan hal yang hukumnya
terdapat ketentuannya dalam al-qur’an dan sunnah rasul karena adanya
persamaan illat hukumnya. Misalnya, Q.S Al-maidah : 9. Melarang minum
Khamr (yang dibuat dari anggur). Illat ( alasan yang melatarbelakangi) hukum
tersebut adalah karena minuman tersebut memabukan. Oleh sebab itu segala
minuman yang memabukan yang bukan dibuat dari anggur, misalnya tuak yang
dibuat dari bunga enau dan sebagainya, dapat diQiyaskan dengan khamr
sebagai haram hukumnya.

Contoh lain adalah Al-qur’an diharamkan Riba adalah karena


didalamnya tersirat unsur eksploitasi (Dzulm). Bunga bank dalam banyak hal
terkandung unsur eksploitasi. Oleh karena itu bunga Bank termasuk haram.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Berdasarkan penjalasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Hukum


ekonomi syariah adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau perilaku manusia
secara akrual dan empirikal, baik dalam produksi, distribusi, maupun konsumsi
berdasarkan syariat islam yang bersumber dari sumber-sumber hukum ekonomi
syariah dengan tujuan untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Kemudian yang termasuk sumber-sumber hukum ekonomi syariah yaitu (1).
Al-Qur’an, (2). Al-hadis (3). Ijma, serta (4). Qiyas.

B. Saran

Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tuga seluruh


economic pelaku economis, termasuk masyarakat terdapat banyak aktivitas
ekonomi yang tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh mekanisme pasar
maupun oleh peran pemerintah, sehingga masyarakat harus berperan langsung.
Pasar, Pemerintah dan masyarakat harus bergerak bersama untuk mencapai
kesejahteraan umat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,Zainudin.2008.hukumEkonomisyariah.Jakarta:sinarGrafika.
https://www.academia.edu/36765453/Makalah_Hukum_Ekonimi_Syariah
https://WWW.academia.edu/37893131/SUMBER_HUKUM_ISLAM
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/338-ekonomi-syariah-
ciri-ciri-tujuan-dasar-hukum-dan-bentuk-kerjasamanya
Ahmad Azhar Basir, Asas-asas Hukum Muamalat Hukum perdata ).
Yogyakarta:UH press,1982.
Nurohhman, Dede. 2011.Memahami Dasar Dasar Ekonimi
Islam.Yogyakarta:Teras
http://juniskaefendi.blogspot.co.id/2015/04/dasar-dasar-ekonomi-islam-
tentang_24.html?m=1
Hanafi,Ahmad.pengantar dan sejarah Hukum Islam,Jakarta:Bulan
Bintang,1986
Rahman,Fajrul.Islam and Modernity:Transformation of an Intellectual
Tradition. University of Chicago press,1984.
El-Gamal, Mahmoud A. Islamic Finance : Law,Econimics, and
practice.Cambridge University press,2006.

Anda mungkin juga menyukai