Anda di halaman 1dari 203

Pelatihan Berbasis Kompetensi

Sertifikasi Profesi Bidang BPRS

MODUL : K.64PRS00.001.1
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH

ASBISINDO
Kompartemen BPRS
Jakarta, Oktober 2018
MODUL : K.64PRS00.001.1
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
SESI 1-2
MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI ISLAM
TOPIK MODUL
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Sesi 1-2: Mengidentifikasi prinsip-prinsip Ekonomi
Islam.
2.Sesi-3-4: Mengidentifikasi karakteristik Perbankan
Syariah.
3.Sesi 5-7: Mengidentifikasi akad-akad Perbankan
syariah.
4.Sesi-8: Mengevaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip
Ekonomi Islam dalam Perbankan Syariah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengidentifikasi prinsip-prinsip Ekonomi Islam.
2.Menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam
perbankan Syariah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
ISLAM KAFFAH (QS 2:208)

AKIDAH SYARIAH AKHLAQ

RUKUN IMAN:
ALLAH, MALAIKAT, KITAB ALLAH,
RASULULLAH, HARI KIAMAT,
QADHA-QADHAR

IBADAH MAHDHAH MUAMALAH

RUKUN ISLAM:
SISTEM SISTEM SOSIAL
SYAHADAT,SHALAT, SISTEM POLITIK SISTEM HUKUM
EKONOMI BUDAYA
ZAKAT, SHAUM, HAJI

AKTIFITAS AKTIFITAS AKTIFITAS AKTIFITAS


AKTIFITAS IBADAH
EKONOMI POLITIK HUKUM SOSIAL BUDAYA

AKTIFITAS KEHIDUPAN
ISLAM SUATU SISTEM KEHIDUPAN
1. Manusia adalah khalifah di muka bumi. Islam
memandang bahwa bumi dengan segala isinya
merupakan amanah Allah kepada sang khalifah
agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi
kesejahteraan manusia.
2. Untuk mencapai tujuan ini Allah memberikan
petunjuk melalui Rasul-Nya. Petunjuk tersebut
meliputi : Aqidah (‫)ا لعقيدة‬, Syariah (‫)ا لشريع ة‬,
dan Akhlaq (‫)ا الحالق‬
3. Aqidah dan akhlak bersifat permanen (konstan).
Tidak mengalami perubahan apapun dengan
berbedanya waktu dan tempat.
4. Syariah senantiasa berubah sesuai dengan
kebutuhan dan taraf peradaban umat, yang
berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-
masing.
Para rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak,
ibunya (syariahnya) berbeda-beda sedangkan
dinnya (aqidahnya) satu (yaitu mentauhidkan
Allah)” (HR Bukhari, Abu Daud dan Ahmad).
5. Akhlak dalam rangka menegakan norma dan
etika yang merupakan “ruh” ekonomi Islam
itu sendiri, dengan cara mentransformasikan
etika transendental (etika yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadis) dalam segala
aktifitas ekonomi.

D16-MI11-14-T8
KARAKTERISTIK SYARIAH ISLAMIYAH

 Komprehensif
 Syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan,
baik ibadah (mahdhah) maupun muamalah (sosial).
 Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan Khaliknya.
 Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan
secara kontinyu tugas manusia sebagai khalifah-Nya
di muka bumi.
 Muamalah diturunkan untuk menjadi aturan main
(rules of game) dalam kehidupan sosial
 Universal
 Syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu
dan tempat sampai Hari Kiamat.
 Keuniversalan tampak jelas terutama pada bidang
muamalah, yaitu cakupannya luas (system ekonomi,
politik, hukum dan serta social budaya), fleksibel serta
tidak membeda-bedakan muslim dengan non muslim.
 “Dalam bidang muamalah kewajiban mereka adalah
kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita”.
(Sayyidina Ali)
ILMU EKONOMI
 Ekonomi sangat dipengaruhi oleh sistem nilai
yang dianutnya.
 Memahami sistem nilai  perlu memahami
konsep “worldview” atau “pandangan hidup”.
 Definisi ilmu ekonomi  sangat dipengaruhi
“nilai” dan “worldview” yang diyakini.
PENGERTIAN EKONOMI

Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam


memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas
menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas.

Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan


(scarcity) dan pilihan (choices)
PENGERTIAN EKONOMI

Dari definisi tersebut, “worldview” ekonomi


konvensional didasarkan pada nilai :
1.Keyakinan bahwa sumberdaya terbatas 
menciptakan scarcity (kelangkaan)
2.Keyakinan bahwa keinginan tidak terbatas 
perlu melakukan pilihan
EKONOMI KONVENSIONAL
 Berbasis pada logika “positivism”  segala
sesuatu harus terbukti secara empiris
 Klaim bahwa ekonomi konvensional bebas
nilai  berbasis pada filosofi sekulerisme
(memisahkan nilai agama dan aspek
keduniaan)
 Contoh: Logika Qarun (QS. Al-Qashash /28:
78)

D16-MI11-14-T14
DEFINISI EKONOMI DALAM ISLAM
Kata Islam setelah Ekonomi dalam ungkapan
Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu
sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan oleh
perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang
digunakan sebagai landasan nilai.

Pada tingkat tertentu isu definisi Ekonomi Islam


sangat terkait sekali dengan wacana Islamisasi Ilmu
Pengetahuan (Islamization of Knowledge)
DEFINISI EKONOMI DALAM ISLAM
Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala
prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian &
kesejahteraan dunia-akhirat).

Prilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan


syariat sebagai rujukan berprilaku dan kecenderungan-
kecenderungan dari fitrah manusia. Dan dalam ekonomi
Islam, kedua hal tersebut berinteraksi dengan porsinya
masing-masing hingga terbentuklah sebuah mekanisme
ekonomi yang khas dengan dasar-dasar nilai Ilahiyah.
PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

 Ekonomi Islam adalah tanggapan para pemikir


muslim atas berbagai tantangan ekonomi. Dalam hal
ini didasarkan pada Quran dan Sunnah disamping
alasan dan pengalaman. (N.Siddiqi))
 Ekonomi Islam adalah suatu ilmu dan penerapan
hukum syariah yang melindungi ketidakadilan dalam
kaitan dengan upaya pencapaian kesejahtaeraan
manusia dan pelaksanaan ibadah kepada ALLAH
SWT. (Hasanuz Zaman)
LANDASAN FILOSOFIS EKONOMI ISLAM

1. Tauhid
2. Keadilan dan Keseimbangan
3. Kebebasan
4. Amanah dan Tanggungjawab
5. Saling menolong (at-ta’awun) dan
berbagi risiko (at-takaful)

D16-MI11-14-T18
TAUHID
Aktifitas ekonomi yang dilakukan harus dalam
kerangka kepatuhan terhadap segala ketentuan
Allah SWT, tidak hanya bersifat mekanistik
dalam alam dan kehidupan sosial, tetapi juga
bersifat etis dan moral.
Contoh: tidak boleh menipu, tidak boleh
mengurangi takaran dan timbangan, dll.

19
KEADILAN & KESEIMBANGAN
Kesejahteraan hidup manusia ditentukan oleh
pelaksanaan asas keadilan dan keseimbangan
dalam kehidupan. Misalnya pertumbuhan
ekonomi harus disertai dengan pemerataan
(economic growth with equity). 
ْ َ ‫ون ُدولَ ًة بَ ي َْنا‬
...}7 : ‫ {ا لحشر‬... ‫ألغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم‬ َ ‫ َك ْيالَ يَ ُك‬.
“....supaya harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu...” (QS. al-Hasyr /
59: 7).
20
KEBEBASAN
Manusia bebas melakukan aktivitas ekonomi selama
tidak ada ketentuan Allah dan Rasul-Nya yang
melarangnya.
‫اإلبَا َحةُ إِالَّ َما َد َّل ال َّدلِ ْي ُل َعلَى تَحْ ِر ْي ِمهَا‬
ِ ‫ت‬ ِ َ‫في ْال ُم َعا َمال‬
ِ ‫ل‬
ُ ْ‫ص‬َ ‫األ‬
Kaidah pokok muamalah adalah “Hukum asal segala
seuatu itu adalah mubah (boleh), kecuali jika ada dalil
yang mengharamkannya.”
Yang dilarang itu antara lain: riba, gharar,maisyir, dan
risywah.
21
Ijtihad dalam bidang ekonomi sangat dimungkinkan
untuk menjawab berbagai persoalan yang tumbuh dan
berkembang.
Sedang dalam bidang ibadah, kaidahnya: perhatikan
apa yang diperintahkan, di luar itu tidak boleh
dikerjakan.
‫في ال ِعبَا َد ِة ْال َم ْن ُع إِالَّ َما َد َّل ال َّدلِ ْي ُل َعلَى ُوج ُْوبِهَا‬
ِ ‫األَصْ ُل‬.
“Hukum pokok dari ibadah (pokok) adalah “tidak
boleh”, kecuali ada dalil yang mewajibkannya”.
AMANAH & TANGGUNG JAWAB
}‫ {رواه الديلمي‬.‫ق َو ْال ِخيَانَةُ تَجْ لِبُ ْالفَ ْق َر‬ ِّ ُ‫اَألَ َمانَةُ تَجْ لِب‬.
َ ‫الر ْز‬
“Amanah itu akan mendatangkan rezeki dan khianat itu
mendatangkan kefakiran.” HR. Imam Daelami.
Amanah memiliki korelasi positif dengan kesejahteraan,
sedangkan khianat memiliki korelasi positif dengan
kemiskinan.
Amanah memiliki pengertian: jujur dan adil, menempatkan
sesuatu pada tempatnya, tidak merugikan orang lain, dan
tidak merusak tatanan kehidupan.
Tanggungjawab memiliki arti bahwa segala aktifitas
manusia, bukan sekedar dipertanggungjawabkan di
dunia, akan tetapi juga dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah SWT di akhirat kelak.
‫ُمْر ِه ِف ْي َم‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ع‬َ : ‫ع‬ ‫ب‬َ ْ‫ر‬ َ‫َلنْ َت ُز ْو ُل َقدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َحتىَّ يُسْ أ َ َل َعنْ أ‬
ِ ٍ
ْ‫ َو َعن‬،ُ‫ َو َعنْ َمالِ ِه ِمنْ أَي َْن ِا ْك َت َس َب ُه َو ِف ْي َما أَ ْن َف َقه‬،‫ َو َعنْ ِع ْل ِم ِه فِ ْي َما َف َع َل‬،ُ‫أَ ْف َناه‬
}‫{رواه الترمذي‬.ُ‫ َش َب ِاب ِه ِف ْي َما أَ ْبالَه‬.
“Seseorang di hari kiamat nanti pasti tidak terlepas dari empat
pertanyaan: Usia (umur) dihabiskan untuk apa; ilmu pengetahuan
diamalkan untuk apa; harta benda bagaimana cara mendapatkan
dan memanfaatkannya; dan masa muda dipergunakan untuk
apa." (HR. Tirmidzi).
TOLONG MENOLONG & BERBAGI RISIKO

ِ ‫اإل ْثم ِ َو ْال ُع ْد َو‬


.‫ان‬ ِ ‫ َوتَ َعا َونُوا َعلَ ى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوالَ تَ َعا َونُوا َعلَ ى‬...

 “...tolong menolonglah kalian dalam kebaikan


dan ketakwaan dan janganlah kalian tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan....”
(Q.S. al-Maidah/5:2).

25
Tercermin dari filosofi profit and loss sharing,
yaitu berbagi keuntungan dan kerugian yang
menjadi inti transaksi dalam kegiatan ekonomi
syariah.
Kegiatan ekonomi dalam Islam tidak hanya
untuk kepentingan dan keuntungan pribadi,
akan tetapi juga untuk kepentingan bersama.
Firman Allah SWT menyatakan:
.}71 : ‫ {التوبة‬...‫ْض‬
ٍ ‫ع‬َ ‫ب‬ ‫ء‬
ُ ‫ا‬َ ‫ي‬ِ ‫ل‬‫و‬ْ َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬‫ض‬ُ ْ
‫ع‬ َ ‫ب‬ ُ
‫ات‬َ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ
‫ؤ‬ ‫م‬
ُ ْ
‫ال‬‫و‬َ ‫ون‬
َ ُ ‫ن‬‫م‬ِ ْ
‫ؤ‬ ‫م‬
ُ ْ
‫ال‬‫َو‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagiaan dari mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagiaan yang
lain....” (Q.S. At-Taubah/9: 71).

27
NILAI-NILAI EKONOMI ISLAM

1. Segala sesuatu adalah milik absolut Allah (QS Yunus/10:


55-66; QS Ibrahim/14: 2),
2. Manusia sebagai khalifah dipercaya untuk mengelolanya
(QS Al Baqarah/2:195; QS Ali Imran/3: 180).
3. Manusia mendapatkan hak kepemilikan pribadi terhadap
hasil usaha, tenaga dan pemikirannya, maupun yang
didapatkan dari hasil pemindahan kepemilikan berdasarkan
transaksi ekonomi maupun warisan. Islam menghormati
hak kepemilikan dengan menjaga keseimbangan hak
pribadi, kolektif dan negara.

D16-MI11-14-T28
NILAI-NILAI EKONOMI ISLAM

1. Kepemilikan
2. Keadilan dalam Usaha & Konsumsi
3. Kebersamaan dalam kebaikan & kemaslahatan
4. Keseimbangan dalam Pertumbuhan

D16-MI11-14-T29
KEPEMILIKAN

1. Manusia didorong untuk berusaha (QS Al Jumuah:10; QS


Al Isra: 12; QS An Nahl: 14) memanfaatkan segala sumber
daya yang berlimpah yang telah diciptakan Allah untuk
manusia (QS Al Baqarah: 29; QS Ibrahim: 34).
2. Kepemilikan pribadi tidak diperbolehkan untuk menjadi
akumulasi kekayaan yang berlebihan (QS Al Humazah: 1-
3), namun karena manusia mempunyai kecenderungan
(inherent) cinta terhadap harta (QS Ali Imron: 14; QS Al
Fajr: 20; QS Asy Syura: 27; QS Al-Fajr-20), maka
penumpukkan harta harus dikendalikan dengan
mendorong sedekah dan perniagaan (QS An Nisa: 29).

D16-MI11-14-T30
KEADILAN DALAM USAHA DAN KONSUMSI
Sementara tujuan individual atas hasil usaha ekonomi
dibatasi agar tidak berlebihan, tujuan sosial diupayakan
maksimal dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan bersama (QS Al Hadid: 7; QS An Nur: 33; QS
Al Baqarah: 267-268).

D16-MI11-14-T31
KEBERSAMAAN DALAM KEBAIKAN DAN
KEMASLAHATAN

1. Kegiatan ekonomi tersebut dijalankan berdasarkan


kerjasama dengan tolong menolong dalam kebaikan (QS Al
Maidah: 2) dan berkeadilan (QS Shaad: 24).
2. Kompetisi tetap didorong namun tetap berdasarkan
kerjasama (co-operative competition) berlombalomba dalam
kebaikan (QS Al Baqarah: 148; QS Al Maidah: 48).qarah:
267-268).

D16-MI11-14-T32
KESEIMBANGAN DALAM PERTUMBUHAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan keberadaannya di dunia


yaitu untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya
kepada kemanusiaan sebagai rahmatan lil ’alamin (QS Al
Anbiya 107, QS Al Ankabut: 51), pertumbuhan ekonomi
menjadi penting. Pertumbuhan yang dimaksud tetap
menjaga keseimbangan kesejahteraan spiritual dan
kelestarian alam (QS Al Baqarah: 11,12).

D16-MI11-14-T33
HAKIKAT AKTIFITAS EKONOMI ISLAM

PEMENUHAN
PENYIKAPAN
KEBUTUHAN MENUJU
TERHADAP HARTA
FALAH

Mengembangkan, Distribusi & Aktifitas Mencari, Mengelola &


Tukar-Menukar Harta Membelanjakan Harta

INVESTASI JUAL-BELI SOSIAL REGULASI


Mudharabah Murabahah, Infaq, Wakaf, Zakat,
& Istisna, & Shadaqah, & Warisan, &
Musyarakah Salam Hadiah, Hibah Kharaj, Jizyah
HARTA (MAAL)
 Kata maal beserta turunannya disebut
sebanyak 86 kali dalam Al Quran
 Maal atau harta : segala sesuatu yang dapat
diperoleh, dikuasai dan dimiliki  memiliki
financial value
 Mazhab Hanafi : intangible asset tidak dapat
disebut sebagai maal (contoh : “manfaat”)
KARAKTERISTIK HARTA
 Dapat dimanfaatkan untuk penggunaan yang
bersifat umum/sesuai tradisi manusia 
makanan beracun tidak masuk maal
 Harus memiliki nilai  kalau tanpa nilai maka
bukan maal (contoh: setetes air tidak disebut
sebagai maal)
 Tidak diabaikan/ditinggalkan penggunaannya
oleh manusia (misal : pulpen tidak bertinta
bukanlah maal, kecuali bagi mereka yang
bisnisnya mengumpulkan barang bekas)
 Memenuhi prinsip syariah  halal dan thayyib
PRINSIP AL-QUR’AN TENTANG HARTA
1. Pemilik mutlak harta adalah Allah SWT (QS. Al-
Baqarah/2: 284.
2. Kepemilikan harta di tangan manusia bersifat
sementara dan sifatnya amanah.
3. Kecenderungan manusia ingin memiliki harta
yang banyak  perlu dikendalikan keimanan
yang kuat (QS. Ali Imran/3: 14).
4. Harta tidak boleh terpusat di tangan segelintir
kelompok (QS. Al-Hasyr/59: 7.
D16-MI11-14-T37
TUJUAN PRODUKSI
1. Memenuhi kebutuhan setiap individu; bahwa aktifitas
produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan
masyarakat luas, bukan terbatas pada orientasi
pemaksimalan keuntungan materi semata.
2. Mewujudkan kemandirian ummat; bahwa aktifitas
produksi bertujuan menciptakan rasa kemandirian
kolektif yang kemudian menciptakan ketahanan
ekonomi, mendukung berkembangnya kemajuan sektor-
sektor yang lain
BARANG DAN JASA YANG DIPRODUKSI
1. Jenis barang dan jasa yang diperjual-belikan
adalah barang dan jasa yang diperbolehkan oleh
syariat atau barang dan jasa yang tidak ada
pelarangannya dalam syariat.
2. Barang & Jasa yang terlarang: babi, khamar,
naza, judi, mengundi nasib dan lain sebagainya
yang disepakati jumhur ulama.
TUJUAN PRILAKU KONSUMSI

Memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun


ruhani sehingga mampu memaksimalkan
fungsi kemanusiaannya sebagai hamba
Allah SWT untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah).
PRILAKU KONSUMSI (Dr. Yusuf Qardhawi)

1. Konsumsi pada barang yang halal & baik;


berhemat (saving), berinfak (mashlahat)
serta menjauhi judi, khamar, gharar &
spekulasi
2. Konsumsi yang menjauhi kemegahan,
kemewahan, kemubadziran dan
menghindari hutang
JENIS AKTIFITAS EKONOMI ISLAM

 JUAL-BELI: Merupakan aktifitas pertukaran barang


dalam rangka saling memenuhi kebutuhan, selain
transaksi jual beli langsung, Islam memiliki bentuk-
bentuk jual beli; murabahah, ijarah, rahn istisna dan
salam.
 INVESTASI: Merupakan usaha bersama (dua pihak
atau lebih) dalam aktifitas produksi, bentuk investasi
dalam Islam; mudharabah & musyarakah.

D16-MI11-14-T42
JENIS AKTIFITAS EKONOMI ISLAM
 SOSIAL: Merupakan aktifitas yang menjamin
berlangsungnya perputaran harta khususnya
pemberian kesempatan pada para individu yang tidak
memiliki akses ekonomi menggunakan meknisme
sukarela (voluntary). Instrumen yang digunakan
seperti infaq, shadaqah, wakaf, hibah dan hadiah.
 REGULASI: merupakan aktifitas penjaminan
perputaran harta yang bersifat mengikat yang
dijalankan oleh negara menggunakan kewenangan
hukumnya. Instrumen yang digunakan yaitu zakat,
kharaj, ushr, khums, dan jizyah
D16-MI11-14-T43
ZAKAT

 Dari segi bahasa zakat berasal dari kata zaka,


yang berarti al-barakatu (berkah), al-namaa
(tumbuh), al-thaharatu (bersih), dan al-shalahu
(baik).
 Dari segi fiqh berarti sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah kepada Muzaki untuk
diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahiq/8 asnaf).
SYARAT HARTA YANG WAJIB DIZAKATI

 Harta yang Halal dan Baik. (QS Al-Baqarah/2: 267)


 Harta Produktif (Nama’)
 Milik Penuh (Al Milkul Taam).
 Mencapai Nishab (QS Al-An’aam ayat 141).
 Haul.
 Terbebas dari Hutang (QS Al-Baqarah/2:219)
PENDEKATAN HARTA OBYEK ZAKAT

Tafsili (Terurai) Ijmali (Global)


;Emas-Perak (QS. 9:34-35) ;Harta (QS. 9:103)

;Hasil Pertanian (QS. 6: 141) Hasil Usaha yang baik/ Halal (QS.
2:267); karena itu, setiap penghasilan
yang memenuhi syarat zakat, wajib
dikeluarkan zakatnya  Setiap
menerima penghasilan  Misalnya
setiap bulan (Zakat Profesi)
Peternakan, Perdagangan, Barang
;Temuan /Rikaz (Al-Hadits)
MEKANISME ZAKAT
1.KARAKTERISTIK
Zakat merupakan ketentuan yang wajib dalam
sistem ekonomi, sehingga pelaksanaannya melalui
institusi resmi negara yang memiliki ketentuan
hukum.

2. INSTITUSI
Zakat dikumpulkan, dikelola atau didistribusikan
melalui lembaga Baitul Mal (BAZNAS/LAZ).
HIKMAH & TUJUAN ZAKAT
1. Perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri
nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan
memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan
sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan
ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan
mengembangkan harta yang dimiliki (QS At-
Taubah/9:103 dan QS Ar-Ruum/30:39).
2. Berfungsi untuk menolong, membantu dan membina
mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang
lebih baik.
HIKMAH & TUJUAN ZAKAT
3. Sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yg harus dimiliki umat Islam.
4. Mewujudkan keseimbangan dalam pemilikan dan distribusi
harta, sehingga harta itu tidak hanya dimiliki dan dikuasai
oleh sekelompok orang-orang kaya saja (QS Al-
Hasyr/59:7).
5. Memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu
bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi
mengeluarkan bagian hak orang lain, dari harta kita yang
kita usahakan secara baik dan benar sejalan dengan
ketentuan Allah SWT (QS Al Baqarah/2:267, 276-277). 

D16-MI11-14-T49
Wakaf
1. Definisi
Secara bahasa wakaf bermakna berhenti atau berdiri
(waqafa/yaqifu/waqfan) dan secara istilah syara’ definisi
wakaf menurut Muhammad Ibn Ismail dalam Subulus
Salamnya, adalah menahan harta yang mungkin diambil
manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusakkan
bendanya (ain-nya) dan digunakan untuk kebaikan

2. Mekanisme
Benda yang diwakafkan dapat berupa benda kongkrit
atau berupa uang tunai yang kemudian dapat
dimanfaatkan oleh umum dengan memenuhi
karakteristik benda wakaf yang telah disebutkan
dalam definisi.
WAKAF
INSTITUSI WAKAF

Wakaf Wakaf
Non-Tunai Tunai

Pembelian Benda Investasi/


Tanah Wakaf Pembiayaan

Bangunan
Pendidikan
Benda Lain
Masjid

Ekonomi
PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DENGAN EKONOMI
KONVENSIONAL

ISLAM KONVENSIONAL
Keseimbangan Individua-lisme Individualisme
dan kolektivisme
Keadilan, kebersamaan dan Liberalisme
Tanggung jawab (masuliyah)
Sumber: Al-quran dan Hadits Sumbernya rasional dan
pemikiran manusia
Materialisme dan Spiritualisme Materialisme
PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DENGAN EKONOMI
KONVENSIONAL

ISLAM KONVENSIONAL
Riba: Anti Riba Riba sebagai instrument
Harta: Hak milik absolut pada Allah, Hak milik absolut pada manusia
harta amanah Allah
Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan& Pemerataan
Sektor moneter dan sektor riil terkait Sektor Moneter dan Sektor riil terpisah
erat
Tujuan Kesejahteraan: Duniawi- Dunia
Ukhrawi (Falah)
TUJUAN EKONOMI ISLAM
Kesuksesan yang hakiki dalam berekonomi berupa
tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan
FALAH 1 (spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan
Tujuan individu dan masyarakat (falah).
Masyarakat Sejahtera
Material & spiritual

Tiga Pilar Ekonomi Syariah:


- aktifitas ekonomi yang berkeadilan dg menghindari eksploitasi
berlebihan,, unproductive, spekulatif, dan kesewenang-
wenangan.
Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan
2 - adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial,
pengelolaan risk-return, aktivitas bisnis-sosial, aspek spiritual-
Pilar material & azas manfaat-kelestarian linkungan
- Orientasi pada kemaslahatan yg berarti melindungi
keselamatan kehidupan beragama, proses regenarasi, serta
perlindungan keselamatan jiwa, harta dan akal.

Fondasi Ekonomi Syariah:


Ukhuwwah Meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kebersamaan
universal (ukhuwah) untuk mencapai kesuksesan bersama.
Kaidah2 hukum muamalah (syariah) di bidang ekonomi
Syariah Akhlak yang membimbing aktivitas ekonomi shg selalu sesuai dgn
3 syariah.

Fondasi Budi pekerti (akhlak) yang membimbing aktivitas ekonomi


Akidah senantiasa mengedepankan kebaikan sbg cara mencapai tujuan.
Ketuhanan Yang Maha Esa (akidah) yg menimbulkan
kesadaran bahwa setiap aktivitas manusia memiliki akuntabilitas
ketuhanan sehingga menumbuhkan integritas yg sejalan dg
prinsip GCG dan market discipline.
MODUL K. 64PRS00.001.1
:
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
SESI 3-4:
MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP
PERBANKAN SYARIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengidentifikasi prinsip-prinsip perbankan syariah.
2.Menerapkan prinsip-prinsip perbankan syariah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PENGERTIAN BANK SYARIAH

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan


kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.

D16-MI11-14-T57
KARAKTERISTIK BANK SYARIAH
FUNGSI UANG
1 Uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukan alat
komoditi.

2 Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan benda yang nyata atau jika
digunakan untuk membeli jasa.

3 Uang adalah benda yang dijadikan sebagai ukuran dan penyimpan nilai semua
barang. Dengan adanya uang maka dapat dilakukan proses jual beli produksi.

4 Uang memberikan kegunaan tidak langsung ( indirect utility function).

Uang itu seperti cermin, tidak berwarna, tetapi dapat merefleksikan warna. Uang
5 tidak mempunyai harga, tetapi dapat merefleksikan semua harga (Imam Al
Ghazali)

Memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang. Jika banyak uang


6 diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai uang
(Imam Al-Gazali).
PENGERTIAN RIBA-Bahasa

‫والربا في اللغة هوالزيادة‬


“Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan”
(Ibnu Al Arabi Al Maliki, Ahkam Al Qur’an)

‫هوالزيادة على رأس المال‬


Riba adalah penambahan atas harta pokok
(Ragib Al Asfahani, Al-Mufrodat Fi Gharibil
Qur’an).
PENGERTIAN RIBA-Istilah
‫والربا في اللغة هوالزيادة والمراد به في اآلية كل زيا دة لم يقا بلها عوض‬

Pengertian Riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba
dalam ayat Qur’an yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya
IWADH ( satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan
syariah) (Imam Sarakhsi dalam Al-Mabsut juz XII, hal 109)

‫االصل فيه (الربا) الزيادة وهوفى الشرع الزيادة عال اصل مال من غير عقد تبا يع‬

Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut syariah, riba berarti
penambahan harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riel (Badruddin Al
Ayni ,Umdatul Qari)
JENIS-JENIS RIBA
1. Riba Fadl
Yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama
kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya
(yadan bi yadin) Contoh: Beras 1 Kg ditukar dengan 2 Kg beras.
‫الذهب بالذهب والفضة بالفضة والبر بالبر والشعير بالشعير‬
‫والتمر بالتمر والملح بالملح مثال بمثل يدا بيد فمن زاد اواستز‬
‫اد فقد اربى اال خد والمعطى فيه سواء‬
Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
tepung dengan tepung, kurma dengan kurma , garam dengan
garam, harus (ditukar) dengan sama dan kontan. Barangsiapa
memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah
berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah
.(HR Muslim)
62
JENIS-JENIS RIBA

‫اختلفت هذه االصناف فبيعوا كيف شئتم اذا كان يدا بيد‬
Tetapi kalau jenisnya berbeda, maka jualah/
tukarlah sesuka-mu, asal secara kontan (HR
.Muslim)
2. Riba Nasi’ah

Yaitu pertambahan bersyarat yang diperoleh


orang yang meng-hutangkan dari orang yang
berhutang lantaran penangguhan.
LARANGAN RIBA DALAM AL-QURAN
‫ُون َو ْجهَ هللاِ فَأ ُ ْوالَئِ َك ُه ُم‬
َ ‫س فَالَ يَ ْربُوا ِعن َد هللاِ َو َمآ َءاتَ ْيتُم ِّمن َز َكا ٍة تُ ِريد‬ ِ ‫َو َمآ َءاتَ ْيتُم ِّمن ِّربًا لِيَ ْربُوا فِي أَ ْم َو‬
ِ ‫ال النَّا‬
َ ُ‫ض ِعف‬
‫ون‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, Maka riba
itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang
-orang yang melipatgandakan (pahalanya).“ (Q.S. Ar Rum: 39).

ٍ ‫} فَإِن لَّ ْم تَ ْف َعلُوا فَأْ َذنُوا بِ َح ْر‬278{‫ين‬


‫ب‬ َ ِ‫الربَا إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمن‬ِّ ‫ين َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو َذ ُروا َمابَقِ َي ِم َن‬ َ ‫يَآأَيُّ َها الَّ ِذ‬
{279{ ‫ون‬ َ ‫ون َوالَ تُ ْظلَ ُم‬َ ‫وس أَ ْم َوا ِل ُك ْم الَ تَ ْظلِ ُم‬
ُ ‫سو ِل ِه َوإِن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء‬
ُ ‫ِّم َن هللاِ َو َر‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa
(dari berbagai jenis) riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya." (Al Baqarah: 278-
279)
LARANGAN RIBA DALAM AS-SUNNAH

)‫اذا ظهر الربى والزنى في قرية فقد أحلوا بعذاب هللا (رواه الحاكم‬

“Apabila zina dan riba telah merajalela dalam suatu negeri,


maka sesunggguhnya mereka telah menghalalkan azab
Allah diturunkan kepada mereka”.(H.R. Hakim)

‫ الربا ثالثة وسبعون بابا ايسرها مثل ان ينكح‬: ‫عن ابن مسعود ان النبي صلعم قال‬
)‫الرجل أمه (رواه الحاكم‬
Dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi Saw bersabda, Riba itu ada 73
tingkatan. Yang paling ringan daripadanya adalah seumpama
seseorang menzinai ibunya sendiri (Al-Hakim)
LARANGAN RIBA DALAM AS-SUNNAH
‫ لعن رسول اهلل صعلم اكل الربا ومؤكله وكاتبه وشاهديه‬:‫عن جابر قال‬
)‫وقال هم سواء (رواه مسلم‬
Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya dan orang yang mencatatnya dan 2 orang saksinya,
kemudian Rasulullah bersabda: Mereka itu semuanya sama (HR Muslim).

‫سيأتى على الناس زمان يستحلون الربا باسم البيع‬


"Akan datang pada manusia suatu zaman di mana mereka
menghalalkan riba dengan nama jual beli".
Gambaran
Gambaran Terjadinya
Terjadinya Riba
Riba
Dan
Dan Jenis
Jenis Transaksi
Transaksi

Jual Beli Pinjaman


Beli Jual Kelebihan Ket. Pinjam Kembali Kelebihan Ket.

100.000 120.000 20.000 Laba 100.000 120.000 20.000 Riba

‫كل قرض اشترط فيه النفع مقد ما فهو ربا‬


Setiap pinjaman yang disyaratkan sebelumnya tambahan adalah Riba (Yusuf
Qardhawi, Fawaid al Bunuk Hiya ar Riba al-Haram).
Apabila kelebihan pinjaman tersebut inisiatif diberikan oleh orang yang
diberi pinjaman asal tidak disyaratkan dalam akad pinjaman maka
hukumnya adalah boleh sebagaimana sabda Rasul :
Orang yang terbaik di antara kamu ialah orang
yang terbaik dalam pembayaran hutangnya (HR
‫اء‬
ً‫ض‬ َ َ‫إَ َّن َخ ْي َر ُك ْم اَ ْح َسنُ ُك ْم ق‬
Bukhari) ( ‫(رواه البخاري‬
IWADH (equivalent counter-value) = Sektor riil/barang/jasa/underlying
transaction yang membolehkan adanya tambahan/ gain/ profit

‫بيع‬
Ada Ziyadah/
= Keuntungan/Marjin
Uang Barang

Penyeimbang ‫مضاربة‬
Proyek/ = Ada Ziyadah/
yang ekuivalen Uang
‘amal Keuntungan/Bg Hsl
dengan ‫شركة‬
keuntungan
‫اجارة‬ Service Ada Ziyadah/
Uang
/Jasa
=
Upah/Ujroh

KESIMPULAN: Bank Syariah DILARANG mendapatkan Marjin/Bagi


Hasil/Ujroh atas dasar meminjamkan uang…..RIBA
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

PEMBIAYAAN KREDIT

‫بيع‬
Ada Ziyadah/
= Keuntungan/Marjin
Uang Barang

‫مضاربة‬
Proyek/ = Ada Ziyadah/
Uang
‘amal Keuntungan/Bg Hsl
‫شركة‬
‫اجارة‬ Service Ada Ziyadah/
Uang
/Jasa
=
Upah/Ujroh
HUBUNGAN BANK SYARIAH DENGAN SEKTOR RIIL
Murabahah Produsen /Suplier
AKAD JUAL
Salam Paralel Bulog / Konsumen
BELI
Istishna Paralel Developer / Produsen

Ijarah/IMBT Pemilik Asset


AKAD SEWA  Lembaga
Ijarah Multijasa Pendidikan
 Rumah Sakit
 Travel Umroh

Produsen /
AKAD BAGI
Suplier Barang &
HASIL Jasa
GHARAR
 Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin
atau dipastikan kewujudunannya secara
matematis dan rasional baik menyangkut barang
(goods), jumlah (quantity) , mutu (quality), harga
(price) ataupun waktu pembayaran uang/
penyerahan barang (time of deliverinya).
 Contoh:
Akad murabahah di Bank Syariah yang tidak jelas
barangnya.
‫وعن ابي هريرة رضي هللا عنه قال نهى رسول هللا‬
‫صلله عليه وسلم عن بيع الغرر رواه مسلم‬
Dari Abi Hurairah RA dia berkata: Rasulullah
SAW melarang jual beli yang mengandung
gharar (yang belum pasti: harga, barang,
waktu dan tempatnya). HR Muslim.(Bulughul
Maram, Ibnu Hajar Al Asqalani , hadist no
816).
MAISYR
 Semua bentuk perpindahan harta ataupun barang dari
satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad
yang digariskan syariah, namun perpindahan itu terjadi
melalui permainan, termasuk usaha yang bersifat
spekulasi.
 Contoh: Taruhan uang pada permainan kartu, sepak
bola, bermain valuta asing (Bank Syariah dilarang
bermain valas).
 Mengapa dilarang:
Permainan bukan cara untuk mendapatkan harta/profit.
Menghilangkan kerelaan dan menimbulkan kebencian/dendam.
Tidak sesuai dengan fitrah insani yang berakal dan disuruh untuk bekerja
keras untuk dunia dan akhirat.
BATHIL

 Akad jual beli ataupun kemitraan untuk mendapatkan


keuntungan ataupun penghasilan, namun barang yang
diperdagangkan ataupun projek yang dikerjakan adalah
jenis barang atau kegiatan yang bertentangan dengan
prinsip syariah. Walaupun transaksinya melengkapi rukun
dan syarat, namun tetap dinyatakan tidak sah secara
hukum.
 Contoh:
 Pembiayaan musyarakah untuk mengelola night club.
 Pembiayaan mudharabah untuk memproduksi narkotika.
MODUL K. 64PRS00.001.1
:
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
SESI 5-7:
MENGIDENTIFIKASI AKAD-AKAD
PERBANKAN SYARIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengidentifikasi akad-akad perbankan syariah.
2.Menerapkan akad-akad perbankan syariah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PENGERTIAN AKAD

Ikatan
Definisi perjanjian atau
kontrak antara
dua pihak

AKAD
Sanksi : Pidana/
Perdata/Moral/
Konsekuensi Jika Tidak Sosial.
Hukum dilaksanakan Contoh: Akad
Jual Beli, Sewa
Menyewa dsb
PENGERTIAN WAAD
Janji atau
kesepakatan
dari satu pihak
Definisi kepada pihak
lain untuk
WAAD melaksanakan
(JANJI) suatu transaksi

Sanksi :
Tidak ada Moral/Sosial
Jika Tidak
Konsekuensi dilaksanakan Contoh : Wakaf,
Hukum hibah, infak,
dsb.
Mencerminkan kerelaan dan
kesungguhan (QS An-Nisa:29)

Mengakibatkan peralihan kepemilikan


secara sah, dengan segala
konsekuensinya (Contoh : Akad
Murabahah)

Merubah status hukum, misalnya


yang haram menjadi halal. Contoh:
Akad Nikah
Suatu transaksi termasuk
kategori bunga/riba atau
tidaknya tergantung akad-
nya.
URGENSI
AKAD-2

Ciri penting yang


membedakan LK Syariah
dengan LK Konvensional.
JENIS AKAD
Transaksi nirlaba (not for profit transaction).
Transaksi ini bertujuan bukan untuk mencari
Keuntungan komersial, tetapi semata-mata
bertujuan kebaikan,
Akad Tabarru’ menolong sesama mencari ridha Allah.
Tabarru’ berasal dari kata Al Birr
(kebaikan, perhatikan  QS. 2 : 177)
Jenis
Akad
Transaksi yang bertujuan untuk
mencari keuntungan (for profit transaction).
Akad Tijarah Akad ini kadangkala disebut juga
dengan akad mu’awadah
(tukar menukar, compensational contract)
KONVERSI AKAD

Tijarah

bo
l
eh
Tid
a kb Tabarru’
o le
h
JENIS AKAD

AKAD TABARRU AKAD TIJARAH

• ZISWAF Natural
Natural Certainty
• Hibah Contract
Uncertainty
Contract

Akad
• Wakalah Pertukaran (Uqud
Akad Percampuran
(Uqud Istyrak)
Berpotens Mu’awadhah)
• Hiwalah i menjadi
• Kafalah Tijarah 1. Murabahah
dengan
• Wadi’ah (Ujroh)
2. Salam;
3. Istishna; 1. Musyarakah
• Qardh
4. Ijarah;IMBT 2. Mudharabah
5. Ijarah Multi
Jasa
AKAD TIJARAH
NATURAL CERTAINTY CONTRACT
(NCC)
-Akad Pertukaran-

Dalam Akad Pertukaran (NCC), Kontrak tersebut secara sunatullah


kedua belah pihak (by their nature) menawarkan
saling mempertukarkan asset return yang tetap dan pasti.
yang dimilikinya, karena itu aspek
pertukarannya (baik barang maupun
Jasa) harus ditetapkan di awal
akad dengan pasti, baik jumlahnya
(quantity), mutu (quality),
Contoh :
harganya (price) dan waktu
1.Akad Jual Beli  MURABAHAH,
penyerahannya (time of delivery/ SALAM & ISTISHNA
yadan bi-yadin) 2. Akad Sewa-Menyewa  IJARAH,
IMBT & IJARAH MULTI JASA

Syarat-syarat yang berlaku bagi harga jual


berlaku juga bagi harga sewa (Ad-Dardir,
Syarh ash-Shagir 4:59, Ibn Qudamah, al-
Mughni, 5:327)
GHARAR
Terjadi Dalam
WAKTU
KUANTITAS KUALITAS HARGA PENYERAHAN

Uncertainty Certainty
(tidak pasti) (pasti)
GHARAR

Bila salah satu (atau lebih) dari faktor-faktor di atas diubah dari
certain menjadi uncertain, maka terjadilah gharar.
‫وعن ابي هريرة رضي هللا عنه قال نهى رسول هللا‬
‫صلله عليه وسلم عن بيع الغرر رواه مسلم‬
Dari Abi Hurairah RA dia berkata: Rasulullah
SAW melarang jual beli yang mengandung
gharar (yang belum pasti: harga, barang,
waktu dan tempatnya). HR Muslim.(Bulughul
Maram, Ibnu Hajar Al Asqalani , hadist no 816).
AKAD TIJARAH
NATURAL UNCERTAINTY
CONTRACT (NUC)
-Akad Percampuran-

Dalam Akad Percampuran (NUC),

mencampurkan asetnya (baik real


Secara sunnatullah (by their nature)
tidak menawarkan return yang pasti.

Contoh : Akad Investasi


Tidak ada pembagian laba sampai  MUSYARAKAH
semua kerugian telah ditutup dan  MUDHARABAH
modal shahibul maal telah dibayar
kembali (Tidak ada pembagian
keuntungan dimuka).
KAIDAH USHUL
TENTANG BIAYA-RISIKO-KEUNTUNGAN

‫الغرم‬
‫بالغنم‬ ‫الخراج = الغنم‬
Laba
‫الخراج بالضمان‬ ‫الضمان= الغرم‬
Risiko/Biaya

Kesimpulan: BS yang tidak mau menanggung


RISIKO/BIAYA, DILARANG mendapatkan KEUNTUNGAN
AKAD PENGHIMPUNAN DANA

D16-MI11-14-T89
FUNGSI BANK SYARIAH
MANAJER Penghimpunan Dana :
•Prinsip Wadi'ah
INVESTASI •Prinsip Mudharabah

Penyaluran Dana :
• Prinsip jual beli (Murabahah, Salam, Istishna).
INVESTOR • Prinsip Sewa (Ijarah dan IMBT)
• Prinsip bagi hasil (Mudharabah, Musyarakah)

Produk Jasa :
JASA •Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
LAYANAN •Hawalah, Rahn dsb

Dana Kebajikan :
SOSIAL •Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
•Penghimpunan dan penyaluran ZIS
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
PRINSIP SYARIAH

1.Giro • Wadiah Yad Dhamanah


2.Tabungan • Wadiah Yad Dhamanah &
Mudharobah Mutlaqoh
(Investasi Tidak Terikat)

3.Deposito • Mudharobah Mutlaqoh


(Investasi Tidak Terikat)

4.Investasi • Mudharobah Muqayyadah


Khusus (Investasi Terikat)
AKAD AL- WADIAH (‫)ا••لوديع•ة‬
PRINSIP TITIPAN ( DEPOSITORY)
PENGERTIAN AL- WADIAH

Al-Wadiah = konsep di mana pemilik dana menyimpan


uang untuk dijaga oleh Bank. Bank kemudian akan
meminta izin untuk menggunakan dana tersebut,
segala keuntungan dan resiko akibat dari penggunaan
dana itu akan ditanggung oleh pihak bank. Pemilik
dana diberikan kebebasan untuk mengambil kembali
dana baik sebagian atau seluruhnya tanpa waktu yang
ditentukan ( Hendry, Perbankan Syariah: Perspektif
Praktisi,Muamalat Institute,1999:123 ).
LANDASAN SYARIAH AL- WADIAH
‫ان هللا يا مر كم ان تؤ د ااال منت الئ ا هلها‬

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk


menyampaikan amanat ( titipan ), kepada yang berhak
menerimanya..” ( QS An-Nisaa’/4 : 58 )

‫فا ن امن بعضكم بعضا فليؤ د الذ ئ اؤ تمن ا منته و ليتق ا هلل ر به‬
Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya
( utangnya ) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya “ ( QS Al – Baqarah/2:283 ).
MACAM-MACAM WADI’AH

• Titipan
(al Wadi’ah) 1. Wadi’ah yad al-Amanah
Depository (Trustee Depository)

2. Wadi’ah yad adh-Dhamanah


(Guarantee Depository)
MACAM-MACAM AL- WADIAH
Wadi’ah Yad al-Amanah (Trustee Depository)-1

Ciri-cirinya:

Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan


digunakan oleh si penerima titipan.

Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang


bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan
tanpa boleh memanfaatkannya.

Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk


membebankan biaya kepada yang menitipkan.
MACAM-MACAM AL- WADIAH:
Wadi’ah Yad al-Amanah (Trustee Depository)-2
Si penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau
kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang
titipan ( karena faktor-faktor diluar batas kemampuan )

)‫من اودع وديعة فال ضمان عليه (رواه ابن ماجه‬


Siapa yang dititipi, ia tidak berkewajiban menjamin”. (HR Ibnu
Majah).

Aplikasi perbankannya adalah jasa penitipan atau safe deposit box


dan Gadai (Rahan)
SKEMA
Wadi’ah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)

1. Titip barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
2. Bebankan biaya penitipan

Wadhī’ah Yad Amānah


 Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/ uang
titipan.
 Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.
MACAM-MACAM AL- WADIAH
Wadi’ah Yad adh Dhamanah (Guarantee Depository- 1

Ciri-cirinya :

Harta atau barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh
orang yang menerima titipan.
Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu
dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan
bagi penerima titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si
penitip.
Sebagai konsekuensi dari yad adh- dhamanah, semua keuntungan yang
dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank ( demikian juga
ia adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian ). Sebagai
imbalan, si penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya
(nilai uangnya bukan fisiknya).
MACAM-MACAM AL- WADIAH
Wadi’ah Yad adh Dhamanah (Guarantee Depository)- 2

Bank syariah dapat memberikan bonus atau athaya, tetapi tidak boleh
disebutkan dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam akad
nominal/jumlahnya atau persentasenya , tetapi benar-benar pemberian
sepihak bank, pembebanannya langsung pada pos “perkiraan biaya bonus
wadiah”.

Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan


manajemen bank syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini
penekanannya adalah titipan.

Produk perbankan syariah yang sesuai dengan akad ini yaitu giro wadiah
(current account) dan tabungan (saving account), yaitu simpanan yang
bisa diambil setiap saat/on call (melalui buku tabungan atau ATM).
SKEMA
Wadi’ah Yad Dhamanah (Guarantee Depository)
1. Titip Barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
4. Beri Bonus 3.Bagi Hasil 2.
Pemanfaatan
Barang/uang
Wadhī’ah Yad Dhamānah
 Penyimpan boleh memanfaatkan barang/uang titipan.
 Keuntungan sepenuhnya menjadi milik penyimpan. Pengguna
 Penyimpan dapat memberikan insentif (bonus) kepada Dana
penitip.
AKAD MUDHARABAH (‫مضاربة‬
‫)ال‬
TABUNGAN-DEPOSITO
BAGI HASIL
Bagi Hasil adalah Keuntungan / Hasil yang diperoleh
dari pengelolaan dana BS (Investasi dalam bentuk akad
jual beli, sewa, bagi hasil) yang diberikan kepada
Nasabah dengan persyaratan :

Perhitungan Bagi Hasil disepakati menggunakan


pendekatan/pola:
Revenue Sharing
Net Revenue Sharing
Profit & Loss Sharing
BAGI HASIL
Pada saat akad terjadi wajib disepakati sistem bagi hasil yang
digunakan, apakah RS, NPS atau PS.Kalau tidak disepakti
akad itu menjadi gharar.

Waktu dibagikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua


belah pihak, misalnya setiap bulan atau waktu yang telah
disepakati

Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati di


awal dan tercantum dalam akad
CONTOH
Angka perbandingan
(porsi) pembagian
pendapatan antara
PRODUK NISBAH
shabibul mal dengan TABUNGAN WADIAH Bonus
mudharib
TABUNGAN MUDHARABAH 51 : 49
“.... Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui DEPOSITO
(dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. ...”(qs 1 bulan 52 : 48
Luqman:34)
3 bulan 53 : 47
Maksudnya : manusia itu tidak
dapat mengetahui dengan pasti
apa yang akan diusahakannya
6 bulan 54 : 46
besok atau yang akan
diperolehnya, namun demikian 12 bulan 55 : 45
mereka wajib berusaha.
HUBUNGAN NISBAH DENGAN BAGI HASIL

Dipergunakan sebagai dasar pembagian bagi hasil

Dapat dilihat pada Revenue sharing distribution

Berarti untuk shahibul mal/nasabah sebesar 51


NISBAH
51 :49
bagian dan untuk mudharib/bank sebesar 49
bagian
CONTOH TABEL DISTRIBUSI BAGI HASIL
Porsi pemilik dana
Pendapatan Yang
Jenis Penghimpunan
Saldo Rata-Rata  Harus Dibagi Hasil Nisbah Jml Bonus Indikasi Rate
Dana
 
  & Bagi Hasil Of Return

 
A B C D (B X C)  E = (D/A x 100 %) * 12
 

Tabungan Wadiah 113.088.024.553,31 1.642.072.348,99 - 327.012.871 3,47

Tabungan Mudharabah 2.386.656.813,56 34.512.929,41 17,00 5.867.198 2,95

Deposito Mudharabah

- 1 Bulan 16.471.958.400,00 238.115.044,90 49,00 116.676.372 8,50

- 3 Bulan 5.614.061.906,87 81.151.984,62 52,00 42.199.032 9,02

- 6 Bulan 9.362.309.783,73 135.279.803,57 56,00 75.756.690 9,71

- 12 Bulan 25.703.568.548,71 371.519.970,69 58,00 215.481.583 10,06

TOTAL 172.626.580.006,18 2.502.652.082,18 782.993.746  


AKAD PENYALURAN DANA
(PEMBIAYAAN)
AKAD PEMBIAYAAN

TIJARI TABARRU’
1. Penjual ( ‫) ب••اع‬ 2. Pembeli (‫)مشتري‬
yaitu pihak yang yaitu yang
menjual barang, membutuhkan
(Bank Syariah) barang (Nasabah)

Rukun
JUAL-BELI
4. Harga (Tsaman)

3. Barang yang akan


diperjualbelikan (‫)ماب‬
5. Akad (Ijab-Qabul)
Rukun & Syarat Jual Beli
Rukun Syarat
1. Penjual (Bai’) 1. Pihak yang berakad (Bai’ & Musytari) (Penjual&
2. Pembeli (Musytari ) Pembeli) cakap hukum dan tidak dalam keadaan
3. Barang Yang Diperjual- terpaksa.
belikan (Mabi’) 2. Barang yang diperjual-belikan (Mabi’) tidak
4. Harga Barang (Tsaman) termasuk barang haram dan jenis maupun
5. Pernyataan Serah jumlahnya jelas.
Terima (Ijab-qabul ) 3. Harga barang (Tsaman) harus dinyatakan secara
transparan (harga pokok dan laba) dan cara
pembayarannya disebutkan dengan jelas.
4. Pernyatan serah-terima (Ijab-Qabul) harus jelas
dengan menyebutkan secara spesifik pihak-pihak
yang berakad.
MURABAHAH
PEMBIAYAAN MURABAHAH

Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya


kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
sebagai laba (Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)

No. 13/DSN-MUI/IX/2000, No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11


Tanggal 16 September 2000, Agustus 2004, tentang Ganti Rugi
tentang Uang Muka Dalam (Ta’widh).
Murabahah;

No. 04/DSN- No. 17/DSN-MUI/IX/2000,


No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 Tanggal 16 September 2000,
MUI/IV/2000, Tanggal 1 September 2000, tentang Diskon dalam tentang Sanksi atas Nasabah
April 2000, tentang Murabahah; Mampu yang Menunda-nunda
Murabahah; Pembayaran;
LANDASAN SYARIAH MURABAHAH

‫واحل اهلل البيع وحرم الربا‬


Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
(QS Al Baqarah/2:275)

‫ثالث فيهن البركةالبيع الئ اجل‬


‫والمقارضـة وخلطالبر بالشـعير للبيت والللبيع‬
“Tiga perkara didalamnya terdapat keberkahan : menjual dengan pembayaran
secara angsur,muqaradah (nama lain mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual“ (HR Ibnu Majah)

(‫ِي) َر َوهُ الت ِْر ِمذِي‬ َ ‫س َّل ْم أَنْ اَ ِب ْي َع َما َل ْي‬


ْ ‫س ِعِع ْند‬ َ ‫ص َلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫َن َهى َر‬
ِ ُ ‫س ْول‬
Rasulullah SAW melarang aku menjual sesuatu yang bukan milikku (HR Tirmidzi)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000

1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan
harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)

3. HARGA HARGA BELI


… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)
HARGA JUAL
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan
harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

Fatwa DSN No.16/IX/2000:


Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan
ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan
(Ps.1:1)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000
4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad
jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara PRINSIP menjadi milik
bank. (Ps. 1:9)
Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu
aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus
menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati,
karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah
pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)
5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka
saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)

6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan


pesanannya (Ps.3:1)
7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga
sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah
Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4,
Fatwa No. 16/2000)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000
8. PELUNASAN Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu
DINI atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan
dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan
pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)
9. DENDA / Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai
SANKSI kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin
dalam melaksanakan kewajibannya
Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar
kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani
Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial (Ps.1:3-6, Fatwa
No.17/2000)
10. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)
•Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian
•Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yang
seharusnya diterima
•Real Lost not Opportunity Lost
•Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad

21
AKAD MURABAHAH DENGAN WAKALAH

Jika Bank Syariah hendak mewakilkan kepada


Nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga,
akad jual beli murabahah harus dilakukan
setelah barang, SECARA PRINSIP
menjadi milik Bank Syariah
(Ketentuan Umum Murabahah
dalam Bank Syari’ah Point 9,
Fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000)
BANK SYARIAH SEBAGAI PENJUAL
MEMBELI BARANG
LANGSUNG DARI SUPLAYER
MEMILIKI BARANG (DICATAT SEBAGAI
SECARA PERSEDIAAN)
SEMPURNA
MEMBELI BARANG DARI
SUPLAYER DENGAN CARA
MENGHADIRKAN PEMILIK
AKAD BARANG DI MAJLIS AKAD.
MURABAHAH (BS berakad terlebih dahulu dg
pemilik barang/suplayer)
BANK MEMESAN
MELALUI MEDIA (E-
MAIL/TLP) KPD
MEMILIKI BARANG SUPLAYER
SECARA PRINSIP
WAKALAH
(SPECIFIKASI BARANG
HARUS JELAS)
Madzhab Imam Syafii: Membolehkan perpindahan
kepemilikan itu terjadi dengan ijab qabul
UNSUR MURABAHAH

Harga Pokok Barang Rp. XXX Diberitahukan


Keuntungan/Marjin Rp. XXX Disepakati
Harga Jual Barang Rp. XXX Disepakati

Harga Jual Barang


Tidak Boleh Bertambah karena Bertambahnya
Waktu Sampai Lunas
KETENTUAN RE-SCHEDULLING

Penjadwalan kembali (Re-Schedulling Akad


Murabahah): Tidak menambah marjin dan tidak
dipindahkan ke atas nama orang lain/pihak ketiga
untuk menghindari penurunan kollektibilitas
(Fatwa DSN No 04/DSN-MUI/IV/2000).
KETENTUAN TOP-UP
1 Tidak membuat akad kedua dan seterusnya untuk
menutup/melunasi akad yang sebelumnya. (Fatwa DSN
No 04/DSN-MUI/IV/2000).

Top-Up yang demikian dimungkinkan terjadi Flafondering


(OS Pokok & OS Marjin) dijumlahkan Menjadi Pokok
Pembiayaan Murabahah baru.

2 Nasabah yang diberikan 2 fasilitas atau lebih pembiayaan


(top-up) sepanjang memenuhi syarat kelayakan dari sisi
karakter, kemampuan dan jaminan (dalam rangka
restrukturing atau memenuhi kebutuhan nasabah).
PERBEDAAN AKAD MURABAHAH DENGAN KREDIT KONVENSIONAL

NO AKAD MURABAHAH KREDIT KONVENSIONAL

Transaksi Jual beli, sehingga Transaksi Meminjamkan uang sehingga


dikenal adanya harga pokok dan dikenal adanya bunga
1
harga jual

Pembiayaan Pengadaan barang. Pembiayan Pengadaan barang, dapat


2 juga untuk biaya operasional

Semua barang yg dibiayai tidak Tidak ada kaitan barang dengan kentuan
boleh bertentangan dengan syariah.
3
syari’ah

Dilarang adanya kenaikan harga Dimungkin adanya kenaikan suku bunga


jual apabila telah disepakati tanpa harus ada persetujuan nasabah
4 bersama (bank & nasabah)
Skema Murabahah
(Pembelian Mobil) Harga Jual : 136 jt
2
Akad Jual
Beli NASABAH
BANK 4
Bayar
Jangka Waktu : 36
Bln 3
1
Beli Kirim Barang &
Barang
Harga Beli : 100jt Dokumen
Faktur, BPKB,
STNK A.N
DEALER/ Nasabah
SUPPLIER
SALAM
Fatwa No: 05/DSN-MUI/IV/2000

Jual-beli barang dengan cara pemesanan


dan pembayaran harga lebih dahulu dengan
syarat-syarat tertentu.
Dibolehkan melakukan salam paralel
dengan syarat, akad kedua terpisah dari
dan tidak berkaitan dengan akad pertama.
LANDASAN SYARIAH SALAM

ٍ ُ‫وم إِلَى أَج ٍل معل‬


.‫وم‬ ٍ ُ‫وم ووز ٍن معل‬
ٍ ُ‫من أَسلَف ِفي شي ٍء فَِفي َكي ٍل معل‬
َْ َ َْ ْ َ َ َْ ْ ْ ْ َ َ ْ َْ

“Barang siapa melakukan salaf (salam),


hendaknya ia melakukan dengan takaran
yang jelas, untuk jangka waktu yang
diketahui” (HR Bukhari, Sahih Al-Bukhari,
Beirut: Dar al-Fikr,1955, hal.36).
Barang yang diperjualbelikan BELUM ADA

Aplikasi ,SPESIFIKASI (jenis, macam ukuran, jumlah


Pembiayaan .mutu) dan KONDISI barang disepakati di awal
Salam

Barang DISERAHKAN secara tangguh di suatu


tanggal DI MASA MENDATANG dengan tgl jatuh
tempo yang disepakati

PEMBAYARAN (harga beli) dilakukan secara TUNAI


Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan
‫بيع السلم‬ (belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di muka (secara
tunai). Ini disebut juga jual-beli pesanan

Konsep Dasar Ba’i Salam


Bank
Bank membeli secara tunai Petani
Syariah

Barang diserahkan kemudian/secara tangguh


Contoh :
Bank Syariah membeli 5 ton padi, seharga Rp 10 juta secara tunai/cash,
Sedangkan padinya diserahkan 4 bulan yang akan datang
SYARAT SALAM PARALEL

1
Akad kedua antara Bank dan pemasok (Petani)
terpisah dari akad pertama antara Bank dan
pembeli akhir. (BULOG)

2
Akad ke 2 dilakukan setelah akad pertama
sah.
SKEMA SALAM
1 Negosiasi
Pesanan
BANK NASABAH/
dengan BULOG
SYARIAH
5 Kriteria

2 Bayar
Pesan Barang & Bayar 4
Tunai Kirim Pesanan
3
Kirim Dokumen Produsen
Penjual/
Petani
Salam Paralel Rekanan ini bisa direkomenkendasikan Petani

Bank Membeli beras secara tunai kepada petani,


Sedangkan padi diserahkan 4 bulan depan
1
2
Bulog/
Bank menjual beras kepada Bulog
Grosir
Bank
SYARIAH
3

Rekanan nasabah (bulog/grosir) serahkan dana cash setelah ada berasnya

Bank Syariah membeli beras 10 ton, Rp 20 juta, lalu menjualnya


kepada Bulog/ grosir seharga Rp 21 juta.
BANK SEBAGAI PEMBELI KEPADA PETANI
)Dicatat Sebagai Modal Salam(
Nama Barang : Beras

Jenis Barang : Pandan Wangi

Jumlah : 5000 Kg

Harga : Rp 5.000.000,-

Jangka Waktu : 4 Bulan


Tanggal Penyerahan Barang : 2 Januari 2019.
BANK SEBAGAI PENJUAL KEPADA BULOG
)Dicatat Sebagai Piutang Salam(
Nama Barang : Beras

Jenis Barang : Pandan Wangi

Jumlah : 5000 Kg

Harga : Rp 5.500.000,-

Jangka Waktu : 4 Bulan


Tanggal Penyerahan Barang : 8 Januari 2019.
ISTISHNA
Fatwa No : 06/DSN-MUI/IV/2000

Akad jual-beli dalam bentuk pemesanan


pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli) dan penjual (pembuat).
Pihak yang berakad harus cakap hukum

Produsen sanggup memenuhi


persyaratan pesanan

Obyek yang dipesan jelas spesifikasinya

SYARAT BAI AL- Harga jual adalah harga pesanan


’ISTISHNA ditambah keuntungan
Harga jual tetap selama jangka
waktu pemesanan

Jangka waktu pembuatan disepakati


bersama
Barang yang diperjualbelikan BELUM JADI
(dalam proses pembuatan atau pembangunan)

,SPESIFIKASI (jenis, macam ukuran, jumlah


.mutu) dan KONDISI barang disepakati di awal
Aplikasi
Pembiayaan Barang DISERAHKAN secara tangguh di suatu
Istishna tanggal DI MASA MENDATANG dengan tgl jatuh
tempo yang disepakati

Pencairan pembiayaan properti hanya dapat


dilakukan secara bertahap (Termin)sesuai
Perkembangan pembangunan properti yang
dibiayai.

Diaplikasikan => manufakturdan konstruksi


SKEMA BAI’ AL-ISTISHNA
1
Pesan
NASABAH
NASABAH
BANK
BANK
Jual Konsumen
Konsumen
(Penjual)
(Penjual) (Pembeli)
(Pembeli)
3
2 4
Beli Penyerahan Barang

Produsen
Produsen
Pembuat
Pembuat
PENGERTIAN ISTISHNA PARALEL

Dibolehkan melakukan istishna’


paralel pada obyek yg sama dengan
syarat, akad kedua terpisah dari dan
tidak berkaitan dengan akad pertama.
Fatwa No. : 22/DSN-MUI/III/2002.
SKEMA ISTISHNA PARALEL

Bank Syariah
Pembeli/ Developer
Nasabah

Akad Istishna: Bank Syariah


Akad Istishna, BS sebagai pembeli
(BS) sebagai penjual

BS berakad istishna (jual beli


pesanan) dengan nasabah Developer menagih termin ke BS
(pembeli)
Pembiayaan Istishna’ Paralel

* Pembayaran dapat dimulai 1 bulan setelah akad atau sejak gudang selesai dibangun
IJARAH
Fatwa No: 09/DSN-MUI/IV/2000

Akad pemindahan hak guna (manfaat)


atas suatu obyek sewa dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan
obyek sewa itu sendiri
LANDASAN SYARIAH IJARAH

ِ ِ
(‫الرزق‬
ّ ‫عبد‬ ‫(رواه‬ ‫ه‬ ‫ر‬‫َج‬‫أ‬ ‫ه‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ْي‬
‫ل‬ ‫ف‬
َ ‫ا‬ ‫ر‬‫ي‬‫َج‬ ْ ‫َم ِن‬
ُ َ ْ ُ ْ ْ ُ ً ْ ‫استَأْ َج َر أ‬
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

‫ َفَن َهانَا‬،‫الز ْر ِع َو َما َس َع َد بِال َْم ِاء ِم ْن َها‬


َّ ‫الس َو ِاقي ِم َن‬
َّ ‫ض بِ َما َعلَى‬ َ ‫كُنَّا نُ ْك ِري األَ ْر‬
‫ب اَ ْو‬ ٍ ‫ك َوأ ََم َرنَا أَ ْن نُ ْك ِر َي َها بِ َذ َه‬ِ
‫ال‬‫ذ‬
َ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫م‬
َ َْ َ َ َ َ ْ ََّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ِ ِ
‫آل‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫اهلل‬ ‫ى‬ ‫ل‬
ّ ‫ص‬ ِ
‫اهلل‬ ‫ول‬
ُ ‫َر ُس‬
‫ض ٍـة‬
َّ ِ‫ف‬
“Kami pernah menyewakan
(‫ابو داود‬tanah
‫(رواه‬dengan (bayaran) hasil
pertaniannya maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal
tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya
dengan emas atau perak.”
1. Penyewa 2. Pemberi
sewa
(musta’jir) (mu’ajjir=Ajir)

Rukun
IJARAH 4. Harga sewa
(ujrah)

3. Obyek sewa
(ma’jur)
5. Manfaat sewa
(manfaah)

6. Akad (Ijab-Qabul)
Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
Ijarah melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu

Bank Menyewakan rumah


Bank
Syariah

Nasabah membayar sewa


TAHAPAN PELAKSANAAN IJARAH-1
TAHAPAN PELAKSANAAN IJARAH-2
Ijarah Paralel
Contoh Soal:
Tahap Ke 1 :

Bank menyewa sebuah asset kepada Pemilik dengan harga 10 jt/tahun


(off Balance Sheet).

Tahap Ke 2:

Setelah disewa oleh BS kemudian disewakan kembali kepada Nasabah


Dengan harga Rp 11.2 juta selama 1 tahun (BS mendapat marjin sewa
1.2 jt /thn (12%/thn).
2 4

1
BS 3
NASABAH
5 (Penyewa)
1. Nasabah mendatangi bank syariah memohon pembiayaan penyewaan
sebuah rumah selama setahun, secara cicilian (bulanan) dan mereka negosiasi
tentang harga
2. Bank menyewa rumah tersebut Rp 10 juta setahun dibayarcash di muka
3. Bank selanjutnya menyewakan rumah itu secara cicilan per bulan Rp 1 juta
dengan akad ijarah ( Di sini dilaksanakan pengikatan/kontrak)
4. Rumah dimanfaatkan (digunakan) oleh nasabah
5. Nasabah mencicil biaya sewa setiap bulan kepada bank
IMBT
Fatwa No: 27/DSN-MUI/III/2002

Perjanjian sewa-menyewa yang disertai


dengan opsi pemindahan hak milik atas benda
yg disewa kepada penyewa, setelah selesai
masa sewa (melalui jual beli atau hibah)
PEMBIAYAAN IMBT PADA AKHIR MASA SEWA
APLIKASI IMBT
APLIKASI IMBT
Hadits Nabi riwayat Ahmad dari Ibnu Mas’ud :

ِ ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم عن ص ْف َقتي ِن ِفي ص ْف َق ٍة و‬


‫اح َد ٍة‬ ُ ‫ن ََهى َر ُس‬
َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ

“Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam


satu obyek.”
Skema 1 Pesan Obyek
Sewa
3Akad Sewa
IMBT BAN
4 Angsuran Sewa NASABAH
K
1. Nasabah Pesan Obyek Sewa. 5 Akad Hibah
2. Bank Menyediakan Barang yang akan
disewa : Bank Membeli Obyek yang
akan disewakan. Atau Bank menyewa
2
Obyek yang akan disewakan (Ijarah Beli/Sewa
Paralel) Obyek Sewa
3. Bank & Penyewa melakukan kontrak Pemanfaatan
sewa Obyek yang telahdisepakati
sebelumnya ( Obyek Sewa, Harga Sewa,
Jangka waktu & Klausula2 yang
dipersyaratkan). Penjual/ Obyek
4. Penyewa Melakukan Pembayaran
sewa sesuai dengan Jumlah instalment &
Supplie Sewa
Schedule yang telah ditentukan r
sebelumnya sampai dengan berahirnya Penyerahan
masa sewa.
5. Diakhir Masa Sewa, Bank
Menghibahkan Obyek sewa
IJARAH MULTI JASA
(Fatwa DSN No.44/DSN-MUI/VII/2004)
LANDASAN SYARIAH IJARAH MULTIJASA

“Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan..
karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda.
Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya
boleh pula akad ijarah atas manfaat .”
(Kitab al-Muhadzdzab Juz I Kitab al-Ijarah hal.394).

ِ َ‫ َو ْال َمنَافِ ُع بِ َم ْن ِزلَ ِة ْاألَ ْعي‬،‫(اإل َجا َرةُ) بَ ْي ُع ْال َمنَافِ ِع‬
‫ان‬ ِ ‫فَ ِه َي‬
Ijarah adalah jual beli manfaat; dan manfaat berkedudukan sama dengan
benda.”
TEKNIS IJARAH MULTI JASA
Tahap Ke 1 :

Bank menyewa paket (Pendidikan/Kesehatan/Umroh)


yang dimiliki oleh pemilik paket (Sekolah/Perguruan
Tinggi/ Rumah Sakit/Travel (off Balance Sheet).

Tahap Ke 2:

Setelah disewa oleh Bank Syariah kemudian paket


(Pendidikan/Kesehatan /Umroh) tersebut disewakan
kembali kepada Nasabah dengan angsuran atau jatuh
tempo (On Balance Sheet).
PEMBIAYAAN UNTUK Nasabah diterima di program
PENDIDIKAN PROGRAM 1 pendidikan S-3 di UNDIP
DOKTOR (S-3) Setelah disetujui pyd-nya, BS
menyewa 1 paket pendidikan S-3
Contoh IJARAH MULTI JASA 2 di UNDIP dengan nilai 100 Juta
(Akad Ijarah 1)
4 Akad Ijarah II
3 BS membayarkan sewa tersebut
BANK
BANK NASABAH
NASABAH secara tunai/transfer kepada
Penyewa
Penyewa11 Penyewa
Penyewa22 UNDIP
6 Angsur Sewa 24 X
Nasabah menyewa paket
5 4 pendidikan S-3 kepada BS senilai
2 3 Bayar Sewa
1 Nikmati Fas. Pend. 136 Juta diangsur selama 2 tahun.
Akad Ijarah I Daftar
Notariat 2 th (Akad Ijarah 2)
5 Nasabah menjalani pendidikan
UNDIP S-3 di UNDIP.
Prog S-3 Nasabah mengangsur setiap
6
bulan kepada BS.
Nasabah mendaftar paket Umrah
PEMBIAYAAN UNTUK PAKET 1 ke Travel Vaya Tour
UMRAH Setelah disetujui pyd-nya , BS
2 menyewa 1 paket Umrah senilai
25 Juta kpd Travel (Akad Ijarah
Contoh IJARAH MULTI JASA 1)
Bank membayarkan sewa
4 Akad Ijarah
3 tersebut secara tunai/transfer
BANK II
NASABAH 25 Juta kepada Travel.
BANK NASABAH
Penyewa
Penyewa11 Penyewa
Penyewa22
6 Angsur Sewa 12 X Nasabah menyewa paket Umrah
kepada BS senilai
3 1 4 28,6 Juta diangsur selama 1
5
2 Bayar Paket Daftar tahun. (Akad Ijarah 2)
Umroh Nikmati
Umroh
Akad Ijarah I
5 Nasabah melakukan Umroh
VAYA TOUR
Nasabah mengangsur setiap
Paket Umroh 6 bulan kepada BS.
1 Nasabah mendaftar Operasi Jantung
Orang Tuanya di RS Harapan Kita
PEMBIAYAAN
UNTUK OPERASI Setelah disetujui PYD-nya, BS
JANTUNG 2 menyewa 1 paket Operasi
Jantung kepada RS dengan nilai
50 Juta (Akad Ijarah 1).
Contoh IJARAH MULTI JASA
3 Bank membayarkan sewa
4 Akad Ijarah II tersebut secara tunai/transfer
BANK NASABAH 50 Juta ke RSHK
BANK NASABAH
Penyewa
Penyewa11 Penyewa
Penyewa22
6 Angsur Sewa 24 X Nasabah menyewa paket Operasi
4 Jantung senilai 62 Juta kpd BS ,
3 1
5 diangsur selama 2 tahun. (Akad
2 Bayar Operasi Daftar
Jalani Operasi
Ijarah 2)
Akad Ijarah I
Jantung 5 Orang Tua Nasabah Lakukan
Operasi Jantung
RUMAH SAKIT
Harapan Kita 6 Nasabah mengangsur setiap
bulan kepada Bank.
PERBEDAAN BAGI HASIL DENGAN BUNGA

Penentuan besarnya hasil di awal


6 1
Berlawanan dengan
QS. Lukman : 34 2
BUNGA Bunga dihitung dari
dana yang
5 dipinjamkan
Eksistensi dan (fixed/tetap)
perhitungan bunga 3
diragukan 4 Jumlah pembayaran
Jumlahnya telah bunga tidak meningkat
diketahui sebelumnya sekalipun jumlah
keuntungan berlipat.
PERBEDAAN BAGI HASIL DENGAN BUNGA
Penentuan besarnya hasil
sesudah berusaha/ada hasilnya
6
1
Melaksanakan
QS. Lukman : 34 2
Bagi hasil disepakati
5 BAGI HASIL berdasarkan proporsi
pembagian (nisbah)
Tidak ada yang
meragukan keabsahan
keuntungan bagi hasil
3
4 Jumlah pembagian laba meningkat
Jumlahnya tidak sesuai dengan peningkatan jumlah
diketahui sebelumnya pendapatan
1.‫ص••احب‬-‫ربا••لما••ل‬
‫ا••لما••ل‬ 2.‫مضارب‬
Musyarik/Pengelola
Pemodal/investor
Rukun
3.‫ال••ما••ل‬ MUDHARABAH/ .6‫العقد‬
Barang/ MUSYARAKAH Akad
uang/ modal

4. ‫ن••سبة ا••لربح‬ 5. ‫ا••لعمل‬


Nisbah Keuntungan Pekerjaan /usaha
yang akan dibiayai
LANDASAN SYARIAH BAGI HASIL

‫سا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ا ْل َغ ْي َث َويَ ْعلَ ُم َمافِي ْاألَ ْر َح ِام‬ َّ ‫إِ َّن هللاَ ِعن َدهُ ِع ْل ُم ال‬
‫ب َغ ًدا‬ ُ ‫س‬ِ ‫س َّما َذا تَ ْك‬ ٌ ‫َو َماتَ ْد ِري نَ ْف‬
‫ض تَ ُموتُ إِ َّن هللاَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬ ٍ ‫ي أَ ْر‬ ِّ َ ‫س بِأ‬ٌ ‫َو َماتَ ْد ِري نَ ْف‬
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nyalah
pengetahuan tentang (1) hari kiamat dan Dialah yang
(2) menurunkan hujan, dan mengetahui (3) apa yang di
dalam rahim , dan (4) Tiada seorangpun yang dapat
mengetahui dengan pasti apa (berapa) hasil
usahanya besok dan (5) tiada seorangpun mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi maha Mengenal.(QS Luqman:34)
CONTOH PRAKTEK BAGI HASIL

Jika X dan Y berkongsi dalam


Musyarakah/mudharabah dan
keduanya menyepakati bahwa X
mendapatkan Rp 1.500.000,-
Secara pasti dan tetap per bulan,
……..
Bagi Hasil-Nya
MAKA : BATAL
Jika keduanya bersepakat bahwa
X mendapatkan 24% p.a atau
2%/bln secara tetap dan pasti
dari dana Investasinya
(Proyeksi BH harus=Realisasinya
/Jadwal Angsur yg tetap dan
pasti)…………
CONTOH AKAD MUSYARAKAH-MUDHARABAH (SALAH)
PROYEKSI BAGI REALISASI BAGI
NO TANGGAL ANGS. POKOK ANGSURAN
HASIL HASIL
1 25-06-13 0 5.000.000 6.215.506 5.000.000
2 25-07-13 0 5.000.000 4.848.446 5.000.000
3 25-08-13 0 5.000.000 5.941.859 5.000.000
4 25-09-13 0 5.000.000 4.951.684 5.000.000
5 25-10-13 0 5.000.000 5.441.242 5.000.000
6 25-11-13 0 5.000.000 5.467.892 5.000.000
7 25-12-13 0 5.000.000 5.423.040 5.000.000
8 25-01-14 0 5.000.000 5.914.073 5.000.000
9 25-02-14 0 5.000.000 5.498.506 5.000.000
10 25-03-14 0 5.000.000 5.164.302 5.000.000
11 25-04-14 0 5.000.000 5.527.936 5.000.000
12 25-05-14 500.000.000 5.000.000 5.443.660 505.000.000
CONTOH AKAD MUSYARAKAH-MUDHARABAH (BENAR)

ANGS. PROYEKSI BAGI REALISASI


NO TANGGAL ANGSURAN
POKOK HASIL BAGI HASIL
1 25-06-13 0 5.000.000 6.215.506 6.215.506
2 25-07-13 0 5.000.000 4.848.446 4.848.446
3 25-08-13 0 5.000.000 5.941.859 5.941.859
4 25-09-13 0 5.000.000 4.951.684 4.951.684
5 25-10-13 0 5.000.000 5.441.242 5.441.242
6 25-11-13 0 5.000.000 5.467.892 5.467.892
7 25-12-13 0 5.000.000 5.423.040 5.423.040
8 25-01-14 0 5.000.000 5.914.073 5.914.073
9 25-02-14 0 5.000.000 5.498.506 5.498.506
10 25-03-14 0 5.000.000 5.164.302 5.164.302
11 25-04-14 0 5.000.000 5.527.936 5.527.936
12 25-05-14 500.000.000 5.000.000 5.443.660 505.443.660
Profit Sharing
Bagi hasil dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi biaya yang berkaitan langsung dengan
KONSEP pengelolaan dana mudharabah/musyarakah
PEMBIAYAAN
BAGI HASIL

Net Revenue Sharing

Bagi hasil dihitung dari total pendapatan


pengelolaan mudharabah/musyarakah.
Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Uraian Jumlah Metode


Penjualan 100 Revenue Sharing
Harga pokok penjualan 65
----------
Laba kotor 35 Net Revenue
Beban 25 Sharing
----------
Laba rugi bersih 10
Profit Sharing
OBYEK BAGI HASIL
No Obyek bagi Hasil Akad Di Bank Syariah

1 Perdagangan, Transportasi Musyarakah/Mudharabah

2 Proyek Pemerintah /Swasta Musyarakah/Mudharabah

Pendapatan Koperasi
3 Musyarakah
Syariah/BMT (Modal Kerja)

Pembiayaan Kepada Anggota


4 Mudharabah Muqoyyadah
Koperasi Syariah/ BMT
TUJUAN JAMINAN DALAM MUDHARABAH/MUSYARAKAH

Tujuan Untuk menghindari moral hazard mudharib/


Pengenaan musyarik, bukan untuk "mengamankan nilai
Jaminan Investasi BS jika terjadi kerugian karena faktor
MUDHARABAH- risiko bisnis”. Tegasnya, bila kerugian yang timbul
MUSYARAKAH disebabkan karena faktor risiko bisnis,
jaminan mudharib/musyarik tidak dapat disita
oleh shahib al-mal.

Pengenaan jaminan yang bertujuan untuk menjaga harta


masyarakat DPK disebut maslahah li hifzil mal
Penggolongan Kualitas Pembiayaan (Mudharabah/ Musyarakah)
dari Kemampuan Membayar ( Tidak Terdapat Angsuran Pokok)

Kol Angsuran Pokok RBH terhadap PBH


L Pembiayaan belum jatuh tempo. RBH > 80%
PBH

KL Tunggakan pelunasan pokok belum 30% < RBH <80%


melampaui 2 bulan setelah jatuh . PBH
tempo.
D Tunggakan pelunasan pokok RBH < 30% selama 3
melampaui 2 bulan namun blm periode
melampaui 3 bln setelah jatuh tempo. PBH
Pembayaran.
M Tunggakan pelunasan pokok RBH < 30% lebih dari 3
melampaui 3 bulan setelah jatuh PBH
tempo. Periode pembayaran
CONTOH PERHITUNGAN BAGI HASIL UNTUK PENENTUAN
KOLEKTIBILITAS

Catatan: Penentuan kolektibilitas dihitung berdasarkan akumulasi realisasi bagi hasil


dibandingkan dengan proyeksi bagi hasil setelah memperhitungkan nisbah antara bank
dan nasabah sesuai akad pembiayaan mudharabah dan musyarakah
MUDHARABAH
Fatwa DSN No: 07/DSN-MUI/IV/2000

Akad kerjasama suatu usaha antara dua


pihak, dimana Bank (shahib al-mal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan
Nasabah (mudharib) bertindak sebagai
pengelola, dan keuntungan usaha dibagi
diantara mereka sesuai kesepakatan yg
dituangkan dalam kontrak
LANDASAN SYARIAH MUDHARABAH
:

ِ ‫ون ِمنْ َفضْ ِل هَّللا‬ ِ ْ‫ُون ِفي اأْل َر‬


َ ‫ض َي ْب َت ُغ‬ َ ‫ُون َيضْ ِرب‬ َ ‫َو َء‬
َ ‫اخر‬

Mudharabah

 Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi


mencari sebagian karunia Allah (QS Al-Muzammil
/73:20). Dan orang-orang yang berjalan di muka
bumi mencari sebagian karunia Allah (QS Al-
Muzammil /73:20).
SKEMA MUDHARABAH NABI MUHAMMAD DAN KHADIJAH

Barang dagangan Bawa ke


SITI
KHADIJAH ‫محمد‬ PASAR

Bagi hasil sesuai porsi

Modal+Bagi Hasil Keuntungan

Besar bagi hasil sesuai nisbah/porsi yang disepakati Contoh : 50 :


50, 60 : 40, dst.
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
1. PELAKU DAN MODAL  LKS sebagai shahibul maal membiayai 100%
kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha
bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha
(Ps.1:1)
 Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai
(Ps.2:3b)
 Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus
dibayarkan kepada Mudharib, baik secara bertahap
maupun tidak, (Ps.2:3c)
2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati
dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari
keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah
harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)
3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan
tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)

28
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua
kerugian akibat dari mudharabah,
kecuali diakibatkan kesalahan disengaja,
kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c).
Kelalaian atau kesalahan pengelola dana
antara lain ditunjukan oleh:
A.Tidak dipenuhinya persyaratan yang
ditentukan di dalam akad;
B.Tidak terdapat kondisi di luar
kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan dalam
akad, atau
C.Hasil putusan dari badan arbitrase atau
pengadilan.
28
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan
mudharabah tidak ada jaminan, namun agar
mudharib tidak melakukan penyimpangan
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau
pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan
apabila mudharib terbukti melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
dispekati bersama (Ps.1: 7)
6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen
perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
(Ps 1:4)
7. JANGKA Mudharabah boleh dibatasi pada periode
WAKTU tertentu (Ps 3:1)

29
SKEMA MUDHARABAH

100jt 0
BAN NASABA
H
K

Te
nag
l
da

a/
Ke
Mo
Proyek/

a
hl
ia
Usaha

n
70% Keuntungan 20jt 30%

Bagi Hasil
(sesuai Kesepakatan Nisbah)
Bagi Resiko
(sesuai porsi Modal)
MUSYARAKAH
Fatwa DSN No: 08/DSN-MUI/IV/2000

Akad kerjasama suatu usaha antara dua


pihak atau lebih, dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan
LANDASAN SYARIAH MUSYARAKAH

‫فهم شركاء في الثلث‬


Maka mereka berserikat pada 1/3 (QS An Nisaa/4:12)

‫وان كثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم عال بعض االالذين امنوا وعمل‬
‫الصلحت وقليل ماهم‬
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal shaleh dan amat sedikitlah mereka ini (QS
Shaad/38:24).

‫ان هللا تعالي يقول انا ثالث الشريكين مالم يخن احدهما صاحبه فاذا خانه‬
‫خرجت من بينهم‬
Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak berkhianat kepada yang lainnya. Jika
terjadi penghianatan, maka aku akan keluar dari mereka. (HR Abu Daud)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000
1. PELAKU DAN MODAL  Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap
mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps 2:b).
 Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang
untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan
yang disengaja. (Ps 2d).
 Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama (Ps.3:a1).
 Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan atau
menyumbangkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas
dasar kesepakatan (Ps.3:a2).
2. KERJA/ MANAJEMEN  Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah,akan tetapi kesamaan porsi kerjabukanlah
merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan lebih banyak
dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian
keuntungan bagi dirinya. (Ps 2:d).
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000
3. KEUNTUNGAN  Keuntungan harus dikuantifikasi ( nisbah) utk menghindarkan
perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah. (Ps 3: c1).
 Setiap keuntungan mitra hrs dibagikan secara proporsional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan
di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra. (Ps 3: c2).
 Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jmlh tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan
kepadanya. (Ps 3: c3).
 Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad. (Ps 3: c4).

4. KERUGIAN  Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional


menurut saham masing-masing dalam modal. (Ps 3:d)

5. BIAYA OPERASIONAL  Biaya operasional dibebankan pada modal bersama. (Ps 4: a).

6. JAMINAN  Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada


jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan ,
LKS dapat meminta jaminan (Ps.3:b)

28
SKEMA MUSYARAKAH

80jt 20jt NASABA


BANK H

M na
od ga
Te

a l /K
al

& ea
d
Mo
Proyek/
Usaha

hl
ia
n
50% Keuntungan 20jt 50%
Bagi Hasil
(sesuai Kesepakatan Nisbah)
Bagi Resiko
(sesuai porsi Modal)
PERBEDAAN MUDHARABAH DENGAN MUSYARAKAH
MUDHARABAH MUSYARAKAH
(07/DSN-MUI/IV/2000) (08/DSN-MUI/IV/2000)
1.Trust Financing ( pihak pertama/ 1. Joint Financing ( pihak pertama
shahibul maal menyediakan dan pihak kedua memiliki kontribusi
seluruh modal (100%) dan pihak modal)
kedua (mudharib) bertindak sbg
pengelola.
2.Keuntungan yang diperoleh dibagi 2. Keuntungan dan kerugian yang
secara proporsional sesuai
timbul dibagi secara proporsional
nisbah.
sesuai akad.
3. Kerugian akan ditanggung oleh
pemilik modal selama bukan
diakibatkan karena kelalaian
pengelola usaha.
PERBEDAAN MUDHARABAH DENGAN MUSYARAKAH

MUDHARABAH MUSYARAKAH
(07/DSN-MUI/IV/2000) (08/DSN-MUI/IV/2000)
4. Pemilik modal tidak turut 3. Pemilik modal dapat turut
campur dalam campur dalam pengelolaan
pengelolaan usaha tetapi usaha.
mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan . 4. Biaya operasional dibebankan
5. Biaya operasional kepada modal bersama
dibebankan kepada
mudharib.
Risiko Pembiayaan Bagi Hasil dan Mitigasinya

No RISIKO MITIGASI
Analisa karakter, pengalaman usaha dan
Asymmetric
kemampuan nasabah lebih dalam analisanya
1 information problem
dibandingkan dengan akad yang lain, jaminan dan
& Moral Hazar pengikatannya harus kuat.
Monitoring penggunaan dana, jika dimungkinkan
pencairan dana dilakukan secara bertahap dan
2 Side streaming Nasabah wajib membuat komitmen untuk membuat
laporan bagi hasil secara tertulis disertai bukti-
buktinya.
Pembiayaan Modal Kerja
Pemberi Kerja (Bohir) harus tetap dilakukan analisa
3 Proyek Pemerintah atau
kemampuan dan jadwal bayar (termin atau tidak).
Swasta
PENGERTIAN AL-QARD
(Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001)

Qardh adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah


(muqtaridh) selama jangka waktu tertentu dan dikembalikan
dalam jumlah yang sama (tanpa imbalan) dan pembaya-
rannya bisa dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus
(jatuh tempo) .
LANDASAN SYARIAH AL-QARD

ِ ‫ َف َّر َج اهللُ َع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُكر‬،‫الد ْنيَا‬


‫ب‬ ُّ ِ ‫َم ْن َف َّر َج َع ْن ُم ْسلِ ٍم ُك ْربَةً ِم ْن ُكر‬
‫ب‬
َ َ
ِ ‫ واهلل ِفى عو ِن الْعب ِد مادام الْعب ُد فِى عو ِن أ‬،‫يوم ال ِْقيام ِة‬
‫َخ ْي ِه‬ َْ َْ َ َ َ َْ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ
((‫رواه م سلم‬
“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya
di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya dihari kiamat;
dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka)
menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
SUMBER DANA AL-QARD

Sifat qardh tidak memberi keuntungan finansial. Karena itu,


pendanaan qardh dapat diambil menurut kategori berikut:

Untuk Al-Qardhul Hasan: Untuk usaha sangat kecil


1 dan keperluan sosial, bersumber dari dana infaq
dan shadaqah.

Untuk Al-Qard untuk dana talangan diambil dari:


2 Modal dan Keuntungan Bank.
MACAM-MACAM AL-QARD
1 Akad Qard yang berdiri sendiri, dengan karakteristik sbb:
Pembiayaan digunakan untuk tujuan sosial dan bukan untuk
a mendapatkan keuntungan

Sumber dana dapat berasal dari bagian modal, keuntungan


b yang disisihkan, dan/atau zakat, infak, sedekah dan tidak boleh
menggunakan dana pihak ketiga

c
d Tidak boleh dipersyaratkan adanya imbalan dalam bentuk apapun

Nasabah dapat memberikan tambahan (sumbangan) degan sukarela


e selama tidak diperjanjikan dalam akad

f Nasabah dapat dikenakan biaya administrasi


MACAM-MACAM AL-QARD

Akad Qard yang dilakukan bersamaan dengan transaksi


2 lain yang menggunakan akad-akad mu’awwadhah
(pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, dapat
dilakukan antara lain dalam produk rahn emas dan
qardh haji, dan pengalihan utang.
KETENTUAN AL-QARD

Akad:
Tujuan pemberian pembiayaan Al-Qard harus jelas supaya tidak terjadi
penyimpangan dalam penggunaannya, serta sesuai pula dengan kondisi riil.

Masa pinjaman dan sistem pembayaran-nya harus dicantumkan dalam akad yang
jelas serta adanya penetapan cara pembayaran/kewajiban, apakah dibayar secara
tunai setelah jatuh tempo atau angsuran.

Nasabah Al-Qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu
yang telah disepakati bersama.

Nasabah Al-Qard dapat memberikan tambahan/infaq/sumbangan dengan


sukarela kepada Bank selama tidak diperjanjikan dalam akad.
K. 64PRS00.001.1

MODUL :
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH

SESI 8:
MENGEVALUASI PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengevaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi
Islam dalam perbankan Syariah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2.Mengevaluasi pelaksanaan akad-akad dalam
perbankan Syariah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3.Mengadministrasikan pelaksanaan evaluasi prinsip-
prinsip ekonomi Islam dalam perbankan Syariah.
PENGHIMPUNAN DANA
SESUAI DASAR
NO PRODUK BANK SYARIAH SYARIAH HUKUM
YA TIDAK  
A TABUNGAN WADIAH      
  1 Bonus Tabungan Diperjanjikan di muka  
2 Memberikan Bonus Tidak Berdasarkan pendapatan bank yang belum diterima (accrual) tetapi
harus berdasarkan pendapatan riil yang diterima bank (cash basis);   Fatwa DSN
No.02/DSN-
  MUI/IV/2000 dan
3 Memberikan Hadiah promosi kepada Nasabah dalam akad wadiah dalam bentuk Barang bukan
  86/DSN-
  uang sebelum terjadinya akad wadiah. MUI/XII/2012.
B TABUNGAN /DEPOSITO MUDHARABAH      

1 Bagi Hasil Berdasarkan pendapatan bank yang belum diterima (accrual) tetapi harus
berdasarkan pendapatan riil yang diterima bank (cash basis);  
 
  2 Merubah nisbah sebelum berakhirnya akad.   Fatwa DSN
No.03/DSN-
3 Pembebanan biaya administrasi dengan persetujuan nasabah pemilik dana.
MUI/IV/2000
 
  4 Menyebutkan jumlah nominal dan mata uang yang disetor secara jelas

  5 Memberikan special nisbah kepada deposan tertentu.  


C DISTRIBUSI BAGI HASIL        
1 Pendapatan dari Bonus Tabungan dan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Antar Bank Aktifa
(ABA di BPRS Lain/BUS) merupakan komponen pendapatan yang dibagihasilkan kepada DPK.
Fatwa DSN No.14
  & 15/IV/2001
/DSN-MUI/IX/2000

 
PENYALURAN DANA

SESUAI DASAR
NO PRODUK BANK SYARIAH SYARIAH HUKUM
YA TIDAK  
D MURABAHAH        
1 Administrasi pembiayaan diprosentasikan dengan jumlah pembiayaan tidak  
  berdasarkan biaya riil (riil cost).
SE OJK No
2 Biaya administrasi pembiayaan, notaris, asuransi dibayarkan dari dana
  37/SEOJK.03/2
  dropping pembiayaan. 015/ dan
3 Hutang Kartu Kredit di Bank Konvensional di take over oleh BPRS dengan Prinsip Riba
akad Murabahah   FATWA DSN
 
No.04/DSN-
4 Akad Murabahah Tidak Dikaitkan dengan Barang yang dibeli nasabah
MUI/IV/2000
 
 
  5 Barang yang dibeli tidak jelas (Quantity, Quality dan Harganya)  
6 Reshedulling Akad Murabah tidak bertambah marjin karena bertambahnya
  waktu
7 Akad kedua (top-up) dananya digunakan untuk menutup akad Murabahah
  yang pertama
8 Akad wakalah Bank Syariah kepada Nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahahnya harus dilakukan setelah barang,
SECARA PRINSIP menjadi milik Bank Syariah  

 
PENYALURAN DANA

SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH
YA TIDAK  
E ISTISHNA        
1 Pencairan dana Istishna diserahkan kepada nasabah Tidak kepada
  Fatwa DSN
  Developer
No.06/DSN-
2 Bank mengambil besarnya margin atas dasar droping/progress
MUI/IV/2000
  pembangunan asset
F SALAM    
1 Pencairan dana Salam diserahkan langsung kepada
Fatwa DSN
  nasabah/petani di awal akad
No.05/DSN-
2 Nasabah/Petani membayar kewajibannya kepada Bank dalam
  MUI/IV/2000
  bentuk uang bukan komoditas hasil pertanian.
G IJARAH-IJARAH PARALEL, IMBT DAN IJARAH MULTI
 
JASA    
1 Pencairan dana Ijarah diserahkan kepada nasabah Tidak kepada Fatwa DSN
 
  pemilik asset No.09/DSN-
2 Pencairan dana Ijarah Multi Jasa (Pendidikan/Kesehatan/Umroh) MUI/IV/2000
diserahkan kepada Nasabah Tidak kepada Pemilik Jasa (PT, dan No .
 
RS/Travel) 44/DSN-
  MUI/VIII/2004
PENYALURAN DANA

SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH

YA TIDAK  
H MUDRABAHAH/MUSYARAKAH        
1 Pembagian keuntungan bagi hasil berdasarkan laporan
  realisasi hasil usaha bukan atas dasar proyeksi
2 Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan
dalam bentuk jumlah uang bukan nisbah yang disepakati dan Fatwa DSN
  dituangkan dalam akad. No.07 &
3 Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah 8/DSN-
sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar MUI/IV/2000
  kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut.
4 Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering)
yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada
  awal akad.
5 Blokir Tabungan untuk angsuran dan sumber dananya dari
  droping    
PENYALURAN DANA

SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH

YA TIDAK  
I QARDH DAN QARDH HAJI        
1 Pinjaman Qardh disyaratkan dan diakadkan adanya tambahan
  ujroh Fatwa DSN
2 Besarnya Ujroh Pengurusan Haji tidak berdasarkan kepada No.19/IV/2001
jumlah pinjaman Qardh dan jangka waktu pembiayaan. & No.29/DSN-
MUI/VI/2002
 
J QARDH RAHN    
1 Ujroh Ijarah Rahn jumlahnya berdasarkan uang yang dipinjam Fatwa DSN
(Qardh) bukan berdasarkan gram emas. No25/DSN-
  MUI/III/2002

Anda mungkin juga menyukai