MODUL : K.64PRS00.001.1
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
ASBISINDO
Kompartemen BPRS
Jakarta, Oktober 2018
MODUL : K.64PRS00.001.1
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
SESI 1-2
MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI ISLAM
TOPIK MODUL
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Sesi 1-2: Mengidentifikasi prinsip-prinsip Ekonomi
Islam.
2.Sesi-3-4: Mengidentifikasi karakteristik Perbankan
Syariah.
3.Sesi 5-7: Mengidentifikasi akad-akad Perbankan
syariah.
4.Sesi-8: Mengevaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip
Ekonomi Islam dalam Perbankan Syariah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengidentifikasi prinsip-prinsip Ekonomi Islam.
2.Menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam
perbankan Syariah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
ISLAM KAFFAH (QS 2:208)
RUKUN IMAN:
ALLAH, MALAIKAT, KITAB ALLAH,
RASULULLAH, HARI KIAMAT,
QADHA-QADHAR
RUKUN ISLAM:
SISTEM SISTEM SOSIAL
SYAHADAT,SHALAT, SISTEM POLITIK SISTEM HUKUM
EKONOMI BUDAYA
ZAKAT, SHAUM, HAJI
AKTIFITAS KEHIDUPAN
ISLAM SUATU SISTEM KEHIDUPAN
1. Manusia adalah khalifah di muka bumi. Islam
memandang bahwa bumi dengan segala isinya
merupakan amanah Allah kepada sang khalifah
agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi
kesejahteraan manusia.
2. Untuk mencapai tujuan ini Allah memberikan
petunjuk melalui Rasul-Nya. Petunjuk tersebut
meliputi : Aqidah ()ا لعقيدة, Syariah ()ا لشريع ة,
dan Akhlaq ()ا الحالق
3. Aqidah dan akhlak bersifat permanen (konstan).
Tidak mengalami perubahan apapun dengan
berbedanya waktu dan tempat.
4. Syariah senantiasa berubah sesuai dengan
kebutuhan dan taraf peradaban umat, yang
berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-
masing.
Para rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak,
ibunya (syariahnya) berbeda-beda sedangkan
dinnya (aqidahnya) satu (yaitu mentauhidkan
Allah)” (HR Bukhari, Abu Daud dan Ahmad).
5. Akhlak dalam rangka menegakan norma dan
etika yang merupakan “ruh” ekonomi Islam
itu sendiri, dengan cara mentransformasikan
etika transendental (etika yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadis) dalam segala
aktifitas ekonomi.
D16-MI11-14-T8
KARAKTERISTIK SYARIAH ISLAMIYAH
Komprehensif
Syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan,
baik ibadah (mahdhah) maupun muamalah (sosial).
Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan Khaliknya.
Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan
secara kontinyu tugas manusia sebagai khalifah-Nya
di muka bumi.
Muamalah diturunkan untuk menjadi aturan main
(rules of game) dalam kehidupan sosial
Universal
Syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu
dan tempat sampai Hari Kiamat.
Keuniversalan tampak jelas terutama pada bidang
muamalah, yaitu cakupannya luas (system ekonomi,
politik, hukum dan serta social budaya), fleksibel serta
tidak membeda-bedakan muslim dengan non muslim.
“Dalam bidang muamalah kewajiban mereka adalah
kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita”.
(Sayyidina Ali)
ILMU EKONOMI
Ekonomi sangat dipengaruhi oleh sistem nilai
yang dianutnya.
Memahami sistem nilai perlu memahami
konsep “worldview” atau “pandangan hidup”.
Definisi ilmu ekonomi sangat dipengaruhi
“nilai” dan “worldview” yang diyakini.
PENGERTIAN EKONOMI
D16-MI11-14-T14
DEFINISI EKONOMI DALAM ISLAM
Kata Islam setelah Ekonomi dalam ungkapan
Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu
sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan oleh
perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang
digunakan sebagai landasan nilai.
1. Tauhid
2. Keadilan dan Keseimbangan
3. Kebebasan
4. Amanah dan Tanggungjawab
5. Saling menolong (at-ta’awun) dan
berbagi risiko (at-takaful)
D16-MI11-14-T18
TAUHID
Aktifitas ekonomi yang dilakukan harus dalam
kerangka kepatuhan terhadap segala ketentuan
Allah SWT, tidak hanya bersifat mekanistik
dalam alam dan kehidupan sosial, tetapi juga
bersifat etis dan moral.
Contoh: tidak boleh menipu, tidak boleh
mengurangi takaran dan timbangan, dll.
19
KEADILAN & KESEIMBANGAN
Kesejahteraan hidup manusia ditentukan oleh
pelaksanaan asas keadilan dan keseimbangan
dalam kehidupan. Misalnya pertumbuhan
ekonomi harus disertai dengan pemerataan
(economic growth with equity).
ْ َ ون ُدولَ ًة بَ ي َْنا
...}7 : {ا لحشر... ألغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم َ َك ْيالَ يَ ُك.
“....supaya harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu...” (QS. al-Hasyr /
59: 7).
20
KEBEBASAN
Manusia bebas melakukan aktivitas ekonomi selama
tidak ada ketentuan Allah dan Rasul-Nya yang
melarangnya.
اإلبَا َحةُ إِالَّ َما َد َّل ال َّدلِ ْي ُل َعلَى تَحْ ِر ْي ِمهَا
ِ ت ِ َفي ْال ُم َعا َمال
ِ ل
ُ ْصَ األ
Kaidah pokok muamalah adalah “Hukum asal segala
seuatu itu adalah mubah (boleh), kecuali jika ada dalil
yang mengharamkannya.”
Yang dilarang itu antara lain: riba, gharar,maisyir, dan
risywah.
21
Ijtihad dalam bidang ekonomi sangat dimungkinkan
untuk menjawab berbagai persoalan yang tumbuh dan
berkembang.
Sedang dalam bidang ibadah, kaidahnya: perhatikan
apa yang diperintahkan, di luar itu tidak boleh
dikerjakan.
في ال ِعبَا َد ِة ْال َم ْن ُع إِالَّ َما َد َّل ال َّدلِ ْي ُل َعلَى ُوج ُْوبِهَا
ِ األَصْ ُل.
“Hukum pokok dari ibadah (pokok) adalah “tidak
boleh”, kecuali ada dalil yang mewajibkannya”.
AMANAH & TANGGUNG JAWAB
} {رواه الديلمي.ق َو ْال ِخيَانَةُ تَجْ لِبُ ْالفَ ْق َر ِّ ُاَألَ َمانَةُ تَجْ لِب.
َ الر ْز
“Amanah itu akan mendatangkan rezeki dan khianat itu
mendatangkan kefakiran.” HR. Imam Daelami.
Amanah memiliki korelasi positif dengan kesejahteraan,
sedangkan khianat memiliki korelasi positif dengan
kemiskinan.
Amanah memiliki pengertian: jujur dan adil, menempatkan
sesuatu pada tempatnya, tidak merugikan orang lain, dan
tidak merusak tatanan kehidupan.
Tanggungjawab memiliki arti bahwa segala aktifitas
manusia, bukan sekedar dipertanggungjawabkan di
dunia, akan tetapi juga dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah SWT di akhirat kelak.
ُمْر ِه ِف ْي َمع ْنعَ : ع بَ ْر ََلنْ َت ُز ْو ُل َقدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َحتىَّ يُسْ أ َ َل َعنْ أ
ِ ٍ
ْ َو َعن،ُ َو َعنْ َمالِ ِه ِمنْ أَي َْن ِا ْك َت َس َب ُه َو ِف ْي َما أَ ْن َف َقه، َو َعنْ ِع ْل ِم ِه فِ ْي َما َف َع َل،ُأَ ْف َناه
}{رواه الترمذي.ُ َش َب ِاب ِه ِف ْي َما أَ ْبالَه.
“Seseorang di hari kiamat nanti pasti tidak terlepas dari empat
pertanyaan: Usia (umur) dihabiskan untuk apa; ilmu pengetahuan
diamalkan untuk apa; harta benda bagaimana cara mendapatkan
dan memanfaatkannya; dan masa muda dipergunakan untuk
apa." (HR. Tirmidzi).
TOLONG MENOLONG & BERBAGI RISIKO
25
Tercermin dari filosofi profit and loss sharing,
yaitu berbagi keuntungan dan kerugian yang
menjadi inti transaksi dalam kegiatan ekonomi
syariah.
Kegiatan ekonomi dalam Islam tidak hanya
untuk kepentingan dan keuntungan pribadi,
akan tetapi juga untuk kepentingan bersama.
Firman Allah SWT menyatakan:
.}71 : {التوبة...ْض
ٍ عَ ب ء
ُ اَ يِ لوْ َ أ م
ْ ُ هضُ ْ
ع َ ب ُ
اتَ ن م
ِ ْ
ؤ م
ُ ْ
الوَ ون
َ ُ نمِ ْ
ؤ م
ُ ْ
الَو
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagiaan dari mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagiaan yang
lain....” (Q.S. At-Taubah/9: 71).
27
NILAI-NILAI EKONOMI ISLAM
D16-MI11-14-T28
NILAI-NILAI EKONOMI ISLAM
1. Kepemilikan
2. Keadilan dalam Usaha & Konsumsi
3. Kebersamaan dalam kebaikan & kemaslahatan
4. Keseimbangan dalam Pertumbuhan
D16-MI11-14-T29
KEPEMILIKAN
D16-MI11-14-T30
KEADILAN DALAM USAHA DAN KONSUMSI
Sementara tujuan individual atas hasil usaha ekonomi
dibatasi agar tidak berlebihan, tujuan sosial diupayakan
maksimal dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan bersama (QS Al Hadid: 7; QS An Nur: 33; QS
Al Baqarah: 267-268).
D16-MI11-14-T31
KEBERSAMAAN DALAM KEBAIKAN DAN
KEMASLAHATAN
D16-MI11-14-T32
KESEIMBANGAN DALAM PERTUMBUHAN
D16-MI11-14-T33
HAKIKAT AKTIFITAS EKONOMI ISLAM
PEMENUHAN
PENYIKAPAN
KEBUTUHAN MENUJU
TERHADAP HARTA
FALAH
D16-MI11-14-T42
JENIS AKTIFITAS EKONOMI ISLAM
SOSIAL: Merupakan aktifitas yang menjamin
berlangsungnya perputaran harta khususnya
pemberian kesempatan pada para individu yang tidak
memiliki akses ekonomi menggunakan meknisme
sukarela (voluntary). Instrumen yang digunakan
seperti infaq, shadaqah, wakaf, hibah dan hadiah.
REGULASI: merupakan aktifitas penjaminan
perputaran harta yang bersifat mengikat yang
dijalankan oleh negara menggunakan kewenangan
hukumnya. Instrumen yang digunakan yaitu zakat,
kharaj, ushr, khums, dan jizyah
D16-MI11-14-T43
ZAKAT
;Hasil Pertanian (QS. 6: 141) Hasil Usaha yang baik/ Halal (QS.
2:267); karena itu, setiap penghasilan
yang memenuhi syarat zakat, wajib
dikeluarkan zakatnya Setiap
menerima penghasilan Misalnya
setiap bulan (Zakat Profesi)
Peternakan, Perdagangan, Barang
;Temuan /Rikaz (Al-Hadits)
MEKANISME ZAKAT
1.KARAKTERISTIK
Zakat merupakan ketentuan yang wajib dalam
sistem ekonomi, sehingga pelaksanaannya melalui
institusi resmi negara yang memiliki ketentuan
hukum.
2. INSTITUSI
Zakat dikumpulkan, dikelola atau didistribusikan
melalui lembaga Baitul Mal (BAZNAS/LAZ).
HIKMAH & TUJUAN ZAKAT
1. Perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri
nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan
memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan
sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan
ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan
mengembangkan harta yang dimiliki (QS At-
Taubah/9:103 dan QS Ar-Ruum/30:39).
2. Berfungsi untuk menolong, membantu dan membina
mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang
lebih baik.
HIKMAH & TUJUAN ZAKAT
3. Sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yg harus dimiliki umat Islam.
4. Mewujudkan keseimbangan dalam pemilikan dan distribusi
harta, sehingga harta itu tidak hanya dimiliki dan dikuasai
oleh sekelompok orang-orang kaya saja (QS Al-
Hasyr/59:7).
5. Memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu
bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi
mengeluarkan bagian hak orang lain, dari harta kita yang
kita usahakan secara baik dan benar sejalan dengan
ketentuan Allah SWT (QS Al Baqarah/2:267, 276-277).
D16-MI11-14-T49
Wakaf
1. Definisi
Secara bahasa wakaf bermakna berhenti atau berdiri
(waqafa/yaqifu/waqfan) dan secara istilah syara’ definisi
wakaf menurut Muhammad Ibn Ismail dalam Subulus
Salamnya, adalah menahan harta yang mungkin diambil
manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusakkan
bendanya (ain-nya) dan digunakan untuk kebaikan
2. Mekanisme
Benda yang diwakafkan dapat berupa benda kongkrit
atau berupa uang tunai yang kemudian dapat
dimanfaatkan oleh umum dengan memenuhi
karakteristik benda wakaf yang telah disebutkan
dalam definisi.
WAKAF
INSTITUSI WAKAF
Wakaf Wakaf
Non-Tunai Tunai
Bangunan
Pendidikan
Benda Lain
Masjid
Ekonomi
PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DENGAN EKONOMI
KONVENSIONAL
ISLAM KONVENSIONAL
Keseimbangan Individua-lisme Individualisme
dan kolektivisme
Keadilan, kebersamaan dan Liberalisme
Tanggung jawab (masuliyah)
Sumber: Al-quran dan Hadits Sumbernya rasional dan
pemikiran manusia
Materialisme dan Spiritualisme Materialisme
PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DENGAN EKONOMI
KONVENSIONAL
ISLAM KONVENSIONAL
Riba: Anti Riba Riba sebagai instrument
Harta: Hak milik absolut pada Allah, Hak milik absolut pada manusia
harta amanah Allah
Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan& Pemerataan
Sektor moneter dan sektor riil terkait Sektor Moneter dan Sektor riil terpisah
erat
Tujuan Kesejahteraan: Duniawi- Dunia
Ukhrawi (Falah)
TUJUAN EKONOMI ISLAM
Kesuksesan yang hakiki dalam berekonomi berupa
tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan
FALAH 1 (spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan
Tujuan individu dan masyarakat (falah).
Masyarakat Sejahtera
Material & spiritual
D16-MI11-14-T57
KARAKTERISTIK BANK SYARIAH
FUNGSI UANG
1 Uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukan alat
komoditi.
2 Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan benda yang nyata atau jika
digunakan untuk membeli jasa.
3 Uang adalah benda yang dijadikan sebagai ukuran dan penyimpan nilai semua
barang. Dengan adanya uang maka dapat dilakukan proses jual beli produksi.
Uang itu seperti cermin, tidak berwarna, tetapi dapat merefleksikan warna. Uang
5 tidak mempunyai harga, tetapi dapat merefleksikan semua harga (Imam Al
Ghazali)
Pengertian Riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba
dalam ayat Qur’an yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya
IWADH ( satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan
syariah) (Imam Sarakhsi dalam Al-Mabsut juz XII, hal 109)
االصل فيه (الربا) الزيادة وهوفى الشرع الزيادة عال اصل مال من غير عقد تبا يع
Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut syariah, riba berarti
penambahan harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riel (Badruddin Al
Ayni ,Umdatul Qari)
JENIS-JENIS RIBA
1. Riba Fadl
Yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama
kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya
(yadan bi yadin) Contoh: Beras 1 Kg ditukar dengan 2 Kg beras.
الذهب بالذهب والفضة بالفضة والبر بالبر والشعير بالشعير
والتمر بالتمر والملح بالملح مثال بمثل يدا بيد فمن زاد اواستز
اد فقد اربى اال خد والمعطى فيه سواء
Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
tepung dengan tepung, kurma dengan kurma , garam dengan
garam, harus (ditukar) dengan sama dan kontan. Barangsiapa
memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah
berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah
.(HR Muslim)
62
JENIS-JENIS RIBA
اختلفت هذه االصناف فبيعوا كيف شئتم اذا كان يدا بيد
Tetapi kalau jenisnya berbeda, maka jualah/
tukarlah sesuka-mu, asal secara kontan (HR
.Muslim)
2. Riba Nasi’ah
)اذا ظهر الربى والزنى في قرية فقد أحلوا بعذاب هللا (رواه الحاكم
الربا ثالثة وسبعون بابا ايسرها مثل ان ينكح: عن ابن مسعود ان النبي صلعم قال
)الرجل أمه (رواه الحاكم
Dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi Saw bersabda, Riba itu ada 73
tingkatan. Yang paling ringan daripadanya adalah seumpama
seseorang menzinai ibunya sendiri (Al-Hakim)
LARANGAN RIBA DALAM AS-SUNNAH
لعن رسول اهلل صعلم اكل الربا ومؤكله وكاتبه وشاهديه:عن جابر قال
)وقال هم سواء (رواه مسلم
Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya dan orang yang mencatatnya dan 2 orang saksinya,
kemudian Rasulullah bersabda: Mereka itu semuanya sama (HR Muslim).
بيع
Ada Ziyadah/
= Keuntungan/Marjin
Uang Barang
Penyeimbang مضاربة
Proyek/ = Ada Ziyadah/
yang ekuivalen Uang
‘amal Keuntungan/Bg Hsl
dengan شركة
keuntungan
اجارة Service Ada Ziyadah/
Uang
/Jasa
=
Upah/Ujroh
PEMBIAYAAN KREDIT
بيع
Ada Ziyadah/
= Keuntungan/Marjin
Uang Barang
مضاربة
Proyek/ = Ada Ziyadah/
Uang
‘amal Keuntungan/Bg Hsl
شركة
اجارة Service Ada Ziyadah/
Uang
/Jasa
=
Upah/Ujroh
HUBUNGAN BANK SYARIAH DENGAN SEKTOR RIIL
Murabahah Produsen /Suplier
AKAD JUAL
Salam Paralel Bulog / Konsumen
BELI
Istishna Paralel Developer / Produsen
Produsen /
AKAD BAGI
Suplier Barang &
HASIL Jasa
GHARAR
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin
atau dipastikan kewujudunannya secara
matematis dan rasional baik menyangkut barang
(goods), jumlah (quantity) , mutu (quality), harga
(price) ataupun waktu pembayaran uang/
penyerahan barang (time of deliverinya).
Contoh:
Akad murabahah di Bank Syariah yang tidak jelas
barangnya.
وعن ابي هريرة رضي هللا عنه قال نهى رسول هللا
صلله عليه وسلم عن بيع الغرر رواه مسلم
Dari Abi Hurairah RA dia berkata: Rasulullah
SAW melarang jual beli yang mengandung
gharar (yang belum pasti: harga, barang,
waktu dan tempatnya). HR Muslim.(Bulughul
Maram, Ibnu Hajar Al Asqalani , hadist no
816).
MAISYR
Semua bentuk perpindahan harta ataupun barang dari
satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad
yang digariskan syariah, namun perpindahan itu terjadi
melalui permainan, termasuk usaha yang bersifat
spekulasi.
Contoh: Taruhan uang pada permainan kartu, sepak
bola, bermain valuta asing (Bank Syariah dilarang
bermain valas).
Mengapa dilarang:
Permainan bukan cara untuk mendapatkan harta/profit.
Menghilangkan kerelaan dan menimbulkan kebencian/dendam.
Tidak sesuai dengan fitrah insani yang berakal dan disuruh untuk bekerja
keras untuk dunia dan akhirat.
BATHIL
Ikatan
Definisi perjanjian atau
kontrak antara
dua pihak
AKAD
Sanksi : Pidana/
Perdata/Moral/
Konsekuensi Jika Tidak Sosial.
Hukum dilaksanakan Contoh: Akad
Jual Beli, Sewa
Menyewa dsb
PENGERTIAN WAAD
Janji atau
kesepakatan
dari satu pihak
Definisi kepada pihak
lain untuk
WAAD melaksanakan
(JANJI) suatu transaksi
Sanksi :
Tidak ada Moral/Sosial
Jika Tidak
Konsekuensi dilaksanakan Contoh : Wakaf,
Hukum hibah, infak,
dsb.
Mencerminkan kerelaan dan
kesungguhan (QS An-Nisa:29)
Tijarah
bo
l
eh
Tid
a kb Tabarru’
o le
h
JENIS AKAD
• ZISWAF Natural
Natural Certainty
• Hibah Contract
Uncertainty
Contract
Akad
• Wakalah Pertukaran (Uqud
Akad Percampuran
(Uqud Istyrak)
Berpotens Mu’awadhah)
• Hiwalah i menjadi
• Kafalah Tijarah 1. Murabahah
dengan
• Wadi’ah (Ujroh)
2. Salam;
3. Istishna; 1. Musyarakah
• Qardh
4. Ijarah;IMBT 2. Mudharabah
5. Ijarah Multi
Jasa
AKAD TIJARAH
NATURAL CERTAINTY CONTRACT
(NCC)
-Akad Pertukaran-
Uncertainty Certainty
(tidak pasti) (pasti)
GHARAR
Bila salah satu (atau lebih) dari faktor-faktor di atas diubah dari
certain menjadi uncertain, maka terjadilah gharar.
وعن ابي هريرة رضي هللا عنه قال نهى رسول هللا
صلله عليه وسلم عن بيع الغرر رواه مسلم
Dari Abi Hurairah RA dia berkata: Rasulullah
SAW melarang jual beli yang mengandung
gharar (yang belum pasti: harga, barang,
waktu dan tempatnya). HR Muslim.(Bulughul
Maram, Ibnu Hajar Al Asqalani , hadist no 816).
AKAD TIJARAH
NATURAL UNCERTAINTY
CONTRACT (NUC)
-Akad Percampuran-
الغرم
بالغنم الخراج = الغنم
Laba
الخراج بالضمان الضمان= الغرم
Risiko/Biaya
D16-MI11-14-T89
FUNGSI BANK SYARIAH
MANAJER Penghimpunan Dana :
•Prinsip Wadi'ah
INVESTASI •Prinsip Mudharabah
Penyaluran Dana :
• Prinsip jual beli (Murabahah, Salam, Istishna).
INVESTOR • Prinsip Sewa (Ijarah dan IMBT)
• Prinsip bagi hasil (Mudharabah, Musyarakah)
Produk Jasa :
JASA •Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
LAYANAN •Hawalah, Rahn dsb
Dana Kebajikan :
SOSIAL •Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
•Penghimpunan dan penyaluran ZIS
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
PRINSIP SYARIAH
فا ن امن بعضكم بعضا فليؤ د الذ ئ اؤ تمن ا منته و ليتق ا هلل ر به
Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya
( utangnya ) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya “ ( QS Al – Baqarah/2:283 ).
MACAM-MACAM WADI’AH
• Titipan
(al Wadi’ah) 1. Wadi’ah yad al-Amanah
Depository (Trustee Depository)
Ciri-cirinya:
1. Titip barang/uang
Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
2. Bebankan biaya penitipan
Ciri-cirinya :
Harta atau barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh
orang yang menerima titipan.
Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu
dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan
bagi penerima titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si
penitip.
Sebagai konsekuensi dari yad adh- dhamanah, semua keuntungan yang
dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank ( demikian juga
ia adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian ). Sebagai
imbalan, si penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya
(nilai uangnya bukan fisiknya).
MACAM-MACAM AL- WADIAH
Wadi’ah Yad adh Dhamanah (Guarantee Depository)- 2
Bank syariah dapat memberikan bonus atau athaya, tetapi tidak boleh
disebutkan dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam akad
nominal/jumlahnya atau persentasenya , tetapi benar-benar pemberian
sepihak bank, pembebanannya langsung pada pos “perkiraan biaya bonus
wadiah”.
Produk perbankan syariah yang sesuai dengan akad ini yaitu giro wadiah
(current account) dan tabungan (saving account), yaitu simpanan yang
bisa diambil setiap saat/on call (melalui buku tabungan atau ATM).
SKEMA
Wadi’ah Yad Dhamanah (Guarantee Depository)
1. Titip Barang/uang
Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
4. Beri Bonus 3.Bagi Hasil 2.
Pemanfaatan
Barang/uang
Wadhī’ah Yad Dhamānah
Penyimpan boleh memanfaatkan barang/uang titipan.
Keuntungan sepenuhnya menjadi milik penyimpan. Pengguna
Penyimpan dapat memberikan insentif (bonus) kepada Dana
penitip.
AKAD MUDHARABAH (مضاربة
)ال
TABUNGAN-DEPOSITO
BAGI HASIL
Bagi Hasil adalah Keuntungan / Hasil yang diperoleh
dari pengelolaan dana BS (Investasi dalam bentuk akad
jual beli, sewa, bagi hasil) yang diberikan kepada
Nasabah dengan persyaratan :
A B C D (B X C) E = (D/A x 100 %) * 12
Deposito Mudharabah
TIJARI TABARRU’
1. Penjual ( ) ب••اع 2. Pembeli ()مشتري
yaitu pihak yang yaitu yang
menjual barang, membutuhkan
(Bank Syariah) barang (Nasabah)
Rukun
JUAL-BELI
4. Harga (Tsaman)
1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan
harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)
21
AKAD MURABAHAH DENGAN WAKALAH
Semua barang yg dibiayai tidak Tidak ada kaitan barang dengan kentuan
boleh bertentangan dengan syariah.
3
syari’ah
1
Akad kedua antara Bank dan pemasok (Petani)
terpisah dari akad pertama antara Bank dan
pembeli akhir. (BULOG)
2
Akad ke 2 dilakukan setelah akad pertama
sah.
SKEMA SALAM
1 Negosiasi
Pesanan
BANK NASABAH/
dengan BULOG
SYARIAH
5 Kriteria
2 Bayar
Pesan Barang & Bayar 4
Tunai Kirim Pesanan
3
Kirim Dokumen Produsen
Penjual/
Petani
Salam Paralel Rekanan ini bisa direkomenkendasikan Petani
Jumlah : 5000 Kg
Harga : Rp 5.000.000,-
Jumlah : 5000 Kg
Harga : Rp 5.500.000,-
Produsen
Produsen
Pembuat
Pembuat
PENGERTIAN ISTISHNA PARALEL
Bank Syariah
Pembeli/ Developer
Nasabah
* Pembayaran dapat dimulai 1 bulan setelah akad atau sejak gudang selesai dibangun
IJARAH
Fatwa No: 09/DSN-MUI/IV/2000
ِ ِ
(الرزق
ّ عبد (رواه ه رَجأ هم ل ع ْي
ل ف
َ ا ريَج ْ َم ِن
ُ َ ْ ُ ْ ْ ُ ً ْ استَأْ َج َر أ
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”
Rukun
IJARAH 4. Harga sewa
(ujrah)
3. Obyek sewa
(ma’jur)
5. Manfaat sewa
(manfaah)
6. Akad (Ijab-Qabul)
Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
Ijarah melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
Tahap Ke 2:
1
BS 3
NASABAH
5 (Penyewa)
1. Nasabah mendatangi bank syariah memohon pembiayaan penyewaan
sebuah rumah selama setahun, secara cicilian (bulanan) dan mereka negosiasi
tentang harga
2. Bank menyewa rumah tersebut Rp 10 juta setahun dibayarcash di muka
3. Bank selanjutnya menyewakan rumah itu secara cicilan per bulan Rp 1 juta
dengan akad ijarah ( Di sini dilaksanakan pengikatan/kontrak)
4. Rumah dimanfaatkan (digunakan) oleh nasabah
5. Nasabah mencicil biaya sewa setiap bulan kepada bank
IMBT
Fatwa No: 27/DSN-MUI/III/2002
“Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan..
karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda.
Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya
boleh pula akad ijarah atas manfaat .”
(Kitab al-Muhadzdzab Juz I Kitab al-Ijarah hal.394).
ِ َ َو ْال َمنَافِ ُع بِ َم ْن ِزلَ ِة ْاألَ ْعي،(اإل َجا َرةُ) بَ ْي ُع ْال َمنَافِ ِع
ان ِ فَ ِه َي
Ijarah adalah jual beli manfaat; dan manfaat berkedudukan sama dengan
benda.”
TEKNIS IJARAH MULTI JASA
Tahap Ke 1 :
Tahap Ke 2:
سا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ا ْل َغ ْي َث َويَ ْعلَ ُم َمافِي ْاألَ ْر َح ِام َّ إِ َّن هللاَ ِعن َدهُ ِع ْل ُم ال
ب َغ ًدا ُ سِ س َّما َذا تَ ْك ٌ َو َماتَ ْد ِري نَ ْف
ض تَ ُموتُ إِ َّن هللاَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر ٍ ي أَ ْر ِّ َ س بِأٌ َو َماتَ ْد ِري نَ ْف
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nyalah
pengetahuan tentang (1) hari kiamat dan Dialah yang
(2) menurunkan hujan, dan mengetahui (3) apa yang di
dalam rahim , dan (4) Tiada seorangpun yang dapat
mengetahui dengan pasti apa (berapa) hasil
usahanya besok dan (5) tiada seorangpun mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi maha Mengenal.(QS Luqman:34)
CONTOH PRAKTEK BAGI HASIL
Pendapatan Koperasi
3 Musyarakah
Syariah/BMT (Modal Kerja)
Mudharabah
28
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua
kerugian akibat dari mudharabah,
kecuali diakibatkan kesalahan disengaja,
kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c).
Kelalaian atau kesalahan pengelola dana
antara lain ditunjukan oleh:
A.Tidak dipenuhinya persyaratan yang
ditentukan di dalam akad;
B.Tidak terdapat kondisi di luar
kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan dalam
akad, atau
C.Hasil putusan dari badan arbitrase atau
pengadilan.
28
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan
mudharabah tidak ada jaminan, namun agar
mudharib tidak melakukan penyimpangan
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau
pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan
apabila mudharib terbukti melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
dispekati bersama (Ps.1: 7)
6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen
perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
(Ps 1:4)
7. JANGKA Mudharabah boleh dibatasi pada periode
WAKTU tertentu (Ps 3:1)
29
SKEMA MUDHARABAH
100jt 0
BAN NASABA
H
K
Te
nag
l
da
a/
Ke
Mo
Proyek/
a
hl
ia
Usaha
n
70% Keuntungan 20jt 30%
Bagi Hasil
(sesuai Kesepakatan Nisbah)
Bagi Resiko
(sesuai porsi Modal)
MUSYARAKAH
Fatwa DSN No: 08/DSN-MUI/IV/2000
وان كثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم عال بعض االالذين امنوا وعمل
الصلحت وقليل ماهم
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal shaleh dan amat sedikitlah mereka ini (QS
Shaad/38:24).
ان هللا تعالي يقول انا ثالث الشريكين مالم يخن احدهما صاحبه فاذا خانه
خرجت من بينهم
Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak berkhianat kepada yang lainnya. Jika
terjadi penghianatan, maka aku akan keluar dari mereka. (HR Abu Daud)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000
1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap
mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps 2:b).
Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang
untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan
yang disengaja. (Ps 2d).
Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama (Ps.3:a1).
Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan atau
menyumbangkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas
dasar kesepakatan (Ps.3:a2).
2. KERJA/ MANAJEMEN Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah,akan tetapi kesamaan porsi kerjabukanlah
merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan lebih banyak
dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian
keuntungan bagi dirinya. (Ps 2:d).
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000
3. KEUNTUNGAN Keuntungan harus dikuantifikasi ( nisbah) utk menghindarkan
perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah. (Ps 3: c1).
Setiap keuntungan mitra hrs dibagikan secara proporsional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan
di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra. (Ps 3: c2).
Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jmlh tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan
kepadanya. (Ps 3: c3).
Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad. (Ps 3: c4).
5. BIAYA OPERASIONAL Biaya operasional dibebankan pada modal bersama. (Ps 4: a).
28
SKEMA MUSYARAKAH
M na
od ga
Te
a l /K
al
& ea
d
Mo
Proyek/
Usaha
hl
ia
n
50% Keuntungan 20jt 50%
Bagi Hasil
(sesuai Kesepakatan Nisbah)
Bagi Resiko
(sesuai porsi Modal)
PERBEDAAN MUDHARABAH DENGAN MUSYARAKAH
MUDHARABAH MUSYARAKAH
(07/DSN-MUI/IV/2000) (08/DSN-MUI/IV/2000)
1.Trust Financing ( pihak pertama/ 1. Joint Financing ( pihak pertama
shahibul maal menyediakan dan pihak kedua memiliki kontribusi
seluruh modal (100%) dan pihak modal)
kedua (mudharib) bertindak sbg
pengelola.
2.Keuntungan yang diperoleh dibagi 2. Keuntungan dan kerugian yang
secara proporsional sesuai
timbul dibagi secara proporsional
nisbah.
sesuai akad.
3. Kerugian akan ditanggung oleh
pemilik modal selama bukan
diakibatkan karena kelalaian
pengelola usaha.
PERBEDAAN MUDHARABAH DENGAN MUSYARAKAH
MUDHARABAH MUSYARAKAH
(07/DSN-MUI/IV/2000) (08/DSN-MUI/IV/2000)
4. Pemilik modal tidak turut 3. Pemilik modal dapat turut
campur dalam campur dalam pengelolaan
pengelolaan usaha tetapi usaha.
mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan . 4. Biaya operasional dibebankan
5. Biaya operasional kepada modal bersama
dibebankan kepada
mudharib.
Risiko Pembiayaan Bagi Hasil dan Mitigasinya
No RISIKO MITIGASI
Analisa karakter, pengalaman usaha dan
Asymmetric
kemampuan nasabah lebih dalam analisanya
1 information problem
dibandingkan dengan akad yang lain, jaminan dan
& Moral Hazar pengikatannya harus kuat.
Monitoring penggunaan dana, jika dimungkinkan
pencairan dana dilakukan secara bertahap dan
2 Side streaming Nasabah wajib membuat komitmen untuk membuat
laporan bagi hasil secara tertulis disertai bukti-
buktinya.
Pembiayaan Modal Kerja
Pemberi Kerja (Bohir) harus tetap dilakukan analisa
3 Proyek Pemerintah atau
kemampuan dan jadwal bayar (termin atau tidak).
Swasta
PENGERTIAN AL-QARD
(Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001)
c
d Tidak boleh dipersyaratkan adanya imbalan dalam bentuk apapun
Akad:
Tujuan pemberian pembiayaan Al-Qard harus jelas supaya tidak terjadi
penyimpangan dalam penggunaannya, serta sesuai pula dengan kondisi riil.
Masa pinjaman dan sistem pembayaran-nya harus dicantumkan dalam akad yang
jelas serta adanya penetapan cara pembayaran/kewajiban, apakah dibayar secara
tunai setelah jatuh tempo atau angsuran.
Nasabah Al-Qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu
yang telah disepakati bersama.
MODUL :
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
SESI 8:
MENGEVALUASI PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI ISLAM DALAM PERBANKAN SYARIAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah sesi ini berakhir, peserta mampu:
1.Mengevaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi
Islam dalam perbankan Syariah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2.Mengevaluasi pelaksanaan akad-akad dalam
perbankan Syariah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3.Mengadministrasikan pelaksanaan evaluasi prinsip-
prinsip ekonomi Islam dalam perbankan Syariah.
PENGHIMPUNAN DANA
SESUAI DASAR
NO PRODUK BANK SYARIAH SYARIAH HUKUM
YA TIDAK
A TABUNGAN WADIAH
1 Bonus Tabungan Diperjanjikan di muka
2 Memberikan Bonus Tidak Berdasarkan pendapatan bank yang belum diterima (accrual) tetapi
harus berdasarkan pendapatan riil yang diterima bank (cash basis); Fatwa DSN
No.02/DSN-
MUI/IV/2000 dan
3 Memberikan Hadiah promosi kepada Nasabah dalam akad wadiah dalam bentuk Barang bukan
86/DSN-
uang sebelum terjadinya akad wadiah. MUI/XII/2012.
B TABUNGAN /DEPOSITO MUDHARABAH
1 Bagi Hasil Berdasarkan pendapatan bank yang belum diterima (accrual) tetapi harus
berdasarkan pendapatan riil yang diterima bank (cash basis);
2 Merubah nisbah sebelum berakhirnya akad. Fatwa DSN
No.03/DSN-
3 Pembebanan biaya administrasi dengan persetujuan nasabah pemilik dana.
MUI/IV/2000
4 Menyebutkan jumlah nominal dan mata uang yang disetor secara jelas
PENYALURAN DANA
SESUAI DASAR
NO PRODUK BANK SYARIAH SYARIAH HUKUM
YA TIDAK
D MURABAHAH
1 Administrasi pembiayaan diprosentasikan dengan jumlah pembiayaan tidak
berdasarkan biaya riil (riil cost).
SE OJK No
2 Biaya administrasi pembiayaan, notaris, asuransi dibayarkan dari dana
37/SEOJK.03/2
dropping pembiayaan. 015/ dan
3 Hutang Kartu Kredit di Bank Konvensional di take over oleh BPRS dengan Prinsip Riba
akad Murabahah FATWA DSN
No.04/DSN-
4 Akad Murabahah Tidak Dikaitkan dengan Barang yang dibeli nasabah
MUI/IV/2000
5 Barang yang dibeli tidak jelas (Quantity, Quality dan Harganya)
6 Reshedulling Akad Murabah tidak bertambah marjin karena bertambahnya
waktu
7 Akad kedua (top-up) dananya digunakan untuk menutup akad Murabahah
yang pertama
8 Akad wakalah Bank Syariah kepada Nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahahnya harus dilakukan setelah barang,
SECARA PRINSIP menjadi milik Bank Syariah
PENYALURAN DANA
SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH
YA TIDAK
E ISTISHNA
1 Pencairan dana Istishna diserahkan kepada nasabah Tidak kepada
Fatwa DSN
Developer
No.06/DSN-
2 Bank mengambil besarnya margin atas dasar droping/progress
MUI/IV/2000
pembangunan asset
F SALAM
1 Pencairan dana Salam diserahkan langsung kepada
Fatwa DSN
nasabah/petani di awal akad
No.05/DSN-
2 Nasabah/Petani membayar kewajibannya kepada Bank dalam
MUI/IV/2000
bentuk uang bukan komoditas hasil pertanian.
G IJARAH-IJARAH PARALEL, IMBT DAN IJARAH MULTI
JASA
1 Pencairan dana Ijarah diserahkan kepada nasabah Tidak kepada Fatwa DSN
pemilik asset No.09/DSN-
2 Pencairan dana Ijarah Multi Jasa (Pendidikan/Kesehatan/Umroh) MUI/IV/2000
diserahkan kepada Nasabah Tidak kepada Pemilik Jasa (PT, dan No .
RS/Travel) 44/DSN-
MUI/VIII/2004
PENYALURAN DANA
SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH
YA TIDAK
H MUDRABAHAH/MUSYARAKAH
1 Pembagian keuntungan bagi hasil berdasarkan laporan
realisasi hasil usaha bukan atas dasar proyeksi
2 Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan
dalam bentuk jumlah uang bukan nisbah yang disepakati dan Fatwa DSN
dituangkan dalam akad. No.07 &
3 Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah 8/DSN-
sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar MUI/IV/2000
kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut.
4 Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering)
yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada
awal akad.
5 Blokir Tabungan untuk angsuran dan sumber dananya dari
droping
PENYALURAN DANA
SESUAI DASAR
SYARIAH HUKUM
NO PRODUK BANK SYARIAH
YA TIDAK
I QARDH DAN QARDH HAJI
1 Pinjaman Qardh disyaratkan dan diakadkan adanya tambahan
ujroh Fatwa DSN
2 Besarnya Ujroh Pengurusan Haji tidak berdasarkan kepada No.19/IV/2001
jumlah pinjaman Qardh dan jangka waktu pembiayaan. & No.29/DSN-
MUI/VI/2002
J QARDH RAHN
1 Ujroh Ijarah Rahn jumlahnya berdasarkan uang yang dipinjam Fatwa DSN
(Qardh) bukan berdasarkan gram emas. No25/DSN-
MUI/III/2002