Disusun oleh:
Firmansah
1805906030093
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Ekonomi Islam
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang ada dalam Ekonomi Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dalam Ekonomi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM
Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan
harta benda menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan
peraturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaiman dirangkum dalam
rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan
social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam.
Secara epistimologis ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang
pertama yaitu ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah
Islam yang berkaitan dengan urusan harta benda. Cakupannya adalah
kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi kekayaan kepada
masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terikat nilai, karena diperoleh
dari sumber nilai Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui metode istinbat
hukum. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam
yang berkaitan dengan urusan-urusan harta benda, khususnya yang berkaitan
dengan produksi barang dan jasa. Cakupannya adalah segala macam cara dan
sarana yang digunakan dalam proses produksi barang dan jasa. Bagaian ini tidak
harus mempunyai dasar konsep dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, tapi cukup
disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam system Islam mengarah
pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan
kejahatan, kesengasaraan dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian
halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai
kemenangan di dunia dan akhirat.
Ekonomi Islam memiliki beberapa tujuan antara lain;
- Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
- Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud
mencakup aspek kehidupan dibidang hokum dan muamalah.
- Tercapainya maslahahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan
agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan keluarga
serta keselamatan harta benda.
Dalil Aqli atau dalil Akal tentang Ekonomi Islam
Dalam Islam, seluruh aktivitas kehidupan diatur. Dari kita bangun tidur
hingga tidur kembali. Dari masuk rumah hingga keluar rumah . Dari manusia baru
lahir hingga manusia itu meninggalkan dunia. Seluruhnya diatur oleh Islam.
Pemerataan harta:
…)7 : (الحشر.…َك ْي ال يَ ُكونَ دُولَةً بَ ْينَ األ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم
“… Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu….” (Al-Hasyr: 7)
Seputar zakat:
a) Perintah zakat:
)43 :َوأَقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعينَ (البقرة
ِ ب َو ْالغ
ِ َار ِمينَ َوفِي َسبِي ِل هَّللا ِ ين َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي ال ِّرقَا
ِ ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َسا ِك َّ إِنَّ َما ال
ُ َص َدق
هَّللا هَّللا
)60 :ضة ِمنَ ِ َو ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم (التوبة ً َ
َ َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل ف ِري
2.GHARAR
DEFINISI GHARAR Menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-
khathr (pertaruhan). Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-
gharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah). Sedangkan menurut
Syaikh As-Sa’di, al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah
(ketidak jelasan). Perihal ini masuk dalam kategori perjudian.
HUKUM GHARAR Dalam syari’at Islam, jual beli gharar ini terlarang.
Dengan dasar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu
Hurairah yang berbunyi:
3.RIBA
Menurut bahasa atau lugat, pengertian ribaartinya ziyadah (tambahan) atau
nama’ (berkembang). Sedangkan menurut istilah pengertian dari riba adalah
penambahan pada harta dalam akad tukar-menukar tanpa adanya imbalan atau
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.
Dalam ekonomi Islam diutamakan untuk memberikan bantuan kepada orang lain
yang membutuhkan. Meskipun tetap memperbolehkan kompetisi, hal ini bukan
berarti mengesampingkan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan.
Dalam prinsip ekonoi Islam, setiap manusia diharuskan mencari dan mengelola
sumber daya alam sebaik-baiknya. Hal ini termasuk dalam memaksimalkan hasil
bumi, hubungan kerjasama dengan orang lain, dan lain-lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, sistem ekonomi Islam melarang praktik riba
dalam setiap kegiatn ekonomi karena dianggap dapat menyengsarakan peminjam
dana, khususnya mereka yang kurang mampu.
Dalam ekonomi Islam, setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dengan baik. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik atau masalah di masa depan
karena adanya potensi kelalaian atau lupa.
6. Mengutamakan Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga.
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS Al Isra: 35).
Dalam ekonomi Islam juga memerintahkan agar kegiatan niaga berjalan secara
adil dan seimbang. Artinya, setiap melakukan transaksi maka pembeli maupun
penjual tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat merugikan satu sama lain,
misalnya menipu atau membohongi.
7. Ketujuh: Zakat. Zakat adalah sedekah yang diwajibkan atas harta seorang
muslim yang telah memenuhi syarat, bahkan ia merupakan rukun Islam
yang ketiga. Zakat merupakan sebuah sistem yang menjaga keseimbangan
dan harmoni sosial di antara muzzaki dan mustahik. Zakat juga bermakna
komitmen yang kuat dan langkah yang konkret dari negara dan
masyarakat untuk menciptakan suatu sistem distribusi kekayaan dan
pendapatan secara sistematik dan permanen.
8. Kedelapan: Larangan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba
karenanya itu harus dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba
secara tegas ini dapat dijumpai dalam al-Quran dan hadist. Arti riba secara
bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan, kenaikan,
membengkak, dan bertambah, akan tetapi tidak semua tambahan atau
pertumbuhan dikategorikan sebagai riba.
10. Kesepuluh: Pelarangan yang haram. Dalam ekonomi Islam segala sesuatu
yang dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum Islam
dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang jika dilakukan akan
menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat atau
prosesnya dalam hal zat, Islam melarang mengonsumsi, memproduksi,
mendistribusikan, dan seluruh mata rantainya terhadap beberapa
komoditas dan aktivitasnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
[1] https://ekonomi-islam.com/pengertian-ekonomi-islam/
[2] https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html
[3] https://suduthukum.com/2015/11/karakteristik-ekonomi-islam.html
[4] http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/
[5] http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/
[6] http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/
[7] http://hermanmoslem.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-ekonomi-islam.html
[8] http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/