Anda di halaman 1dari 20

SISTEM EKONOMI ISLAM

DISUSUN OLEH :

AMELIA NANDA WIRATI


4022017068

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI COT KALA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Sistem Ekonomi Islam”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Langsa, 05 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Sistem Ekonomi Dunia....................................................................3
B. Sistem Ekonomi Islam.....................................................................9
C. Nilai Keadilan Sistem Ekonomi Islam.............................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. Kesimpulan........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem ekonomi Islam merupakan system ekonomi yang bebas, tetapi
kebebasannya ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama daripada dalam
bentuk kompetisi (persaingan). Karena kerjasama meupakan tema umum dalam
organisasi sosial Islam. Individualisme dan kepedulian sosial begitu erat terjalin
sehingga bekerja demi kesejahteraan orang lain merupakan cara yang paling
memberikan harapan bagi pengembangan daya guna seseorang dan dalam rangka
mendapatkan ridha Allah SWT. Jadi Islam mengajarkan kepada para
pemeluknyaagar memperhatikan bahwa perbuatan baik (amal sâlih) bagi
masyarakat merupakan ibadah kepada Allah dan menghimbau mereka untuk
berbuat sebaik- baiknya demi kebaikan orang lain. Ajaran ini bisa ditemukan di
semua bagian Al-Quran dan ditunjukkan secara nyata dalam kehidupan Nabi
Muhammad SAW sendiri.
Prinsip persaudaraan (ukhuwwah) sering sekali ditekankan dalam Al-Quran
maupun Sunnah, sehingga karena itu banyak sahabat menganggap harta pribadi
merekasebagai hak milik bersama dengan saudara-saudara mereka dalam Islam.
Kesadaran dan rasa belas kasihan kepada sanak keluarga dalam keluarga besar
juga merupakan contoh orientasi sosial Islam yang lain, karena berbuat baik
(beramal salih) kepada sanak keluarga semacam itu tidak hanya dihimbau tetapi
juga diwajibkan dan diatur oleh hukum (Islam).
Kerukunan hidup dengan tetanggasangat sering ditekankan baik dalam Al-
Quran maupun Sunnah; di sini kita jugamelihat penampilan kepedulian sosial lain
yang ditanamkan oleh Islam. Dan akhirnya, kesadaran, kepedulian dan kesiapan
untuk melayani dan berkorban disaat diperlukan demi kebaikan masyarakat
keseluruhan amat sangat ditekankan. Ajaran-ajaran Islam pada umumnya dan
terutama ayat-ayat Al-Quran berulang-ulang menekankan nilai kerjasama dan
kerja kolektif. Kerjasama dengan tujuan beramal saleh merupakan perintah Allah

1
yang dinyatakan dalam Al-Quran. Baik dalam masalah-masalah spiritual, urusan-
urusan ekonomik atau kegiatan sosial, Nabi SAW menekankan kerjasama
diantara umat Muslim sebagai landasanmasyarakat Islam dan merupakan inti
penampilannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kita bisa mengambil  rumusan  masalah  :
1. Bagaimana sistem ekonomi dunia?
2. Bagaimana sistem ekonomi islam?
3. Apa nilai keadilan sistem ekonomi islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Ekonomi Dunia


1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme bisa didapati di mana pun pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan sekelompok manusia dilakukan oleh bisnis swasta. Sistem
ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis
ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Adam Smith, bahwa
terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia mementingkan
diri sendiri.
Kapitalisme mengakui kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas
tapi kebebasan manusia terbatas oleh kebebasan orang lain. Kebebasan ini
yang menjadi bagian dari ajaran yang berlaku universal dalam masyarakat
kapitalis. Dengan kebebasan ini, mengakibatkan tingginya persaingan di
antara sesamanya dalam rangka supaya tidak tersingkir dari pasar. Sistem
kapitalis cenderung mendorong untuk berpikir opportunis dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Dalam sistem ekonomi
kapitalisme mempunyai beberapa kecenderungan sebagai berikut:
1) Kebebasan memiliki harta secara perorangan
2) Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
3) Ketimpangan ekonomi
Ketika kita membicarakan tentang Sistem Ekonomi Kapitalis, kita
tidak bisa melepaskan diri dari seorang tokoh bernama Adam Smith,
karena dialah yang mencetuskan teori mengenai sistem ekonomi yang
kemudian dikenal dengan sistem ekonomi kaptalis. Selain itu, dia juga
merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”

3
Aliran yang dikembangkan oleh Adam Smith disebut aliran klasik.
Dalam banyak hal, pemikiran Smith sejalan dengan paham kaum fisiokrat
yang menganggap produksi barang-barang dan jasa sebagai sumber utama
kemakmuran suatu negara. Perbedaan antara pendapat Adam Smith
dengan kaum fisiokrat hanyalah pada penekanan faktor yang paling
dominan dalam menentukan kemakmuran negara. Kaum fisiokrat
menganggap bahwa alamlah yang menjadi penentu kemakmuran bangsa-
bangsa. Sebaliknya, Smith menganggap bahwa manusia sebagai faktor
produksi utama. Karena alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumberdaya
manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan.
Smith percaya bahwa pada hakikatnya manusia rakus, egoistis,
selalu ingin mementingkan diri sendiri. Namun, menurut Smith sikap ini
bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara
keseluruhan. Smith berpendapat bahwa sikap egoistis manusia tidak akan
mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada
persaingan bebas. Lebih lanjut menurutnya, setiap orang yang
menginginkan laba dalam jangka panjang, tidak akan pernah menaikkan
harga di atas tingkat harga pasar. Smith juga mengungkapkan bahwa,
tindak-tanduk manusia pada umumnya didasarkan pada kepentingan diri
sendiri, bukan belas kasihan orang lain dan juga bukan perikemanusiaan.
Smith juga sangat menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin
tidak terlalu banyak campur tangan mengatur perekonomian. Biarkan
sajalah perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan
pemerintah. Nanti akan ada suatu tangan tak terlihat (invisible hands) yang
akan membawa perekonomian tersebut kearah keseimbangan. Menurut
Smith, jika banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan
mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada
ketidakefisienan dan ketidakseimbangan. Agar pasar bebas yang
didasarkan pada keinginan-keinginan individu tersebut bisa membawa
perekonomian pada suatu keseimbangan yang efisien, maka Smith

4
menerangkan bahwa walaupun tiap orang mengerjakan sesuatu didasarkan
pada kepentingan pribadi, tetapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan
masyarakat. Dampak setiap aktivitas individu dalam mengejar kepentingan
masing-masing terhadap kemajuan masyarakat, justru lebih baik dibanding
dengan tiap orang berusaha memajukan masyarakat.
Dalam hal nilai suatu barang, Smith mengungkapkan barang
mempunyai dua nilai, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar atau
harga suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk
menghasilkan barang tersebut. Smith juga mengungkapkan hubungan
antara nilai guna dan nilai tukar. Menurutnya, hubungan antara nilai guna
dan tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi kadang-kadang
tidak mempunyai nilai tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang lain).
Sebaliknya, ada barang yang mempunyai nilai tukar sangat tinggi, tetapi
tidak begitu berfaedah dalam kehidupan.
Smith juga mengutarakan kesimpulannya mengenai pembagian
kerja. Menurutnya, bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan
melalui pembagian kerja. Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi.
Orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan
kemampuan masing-masing. Di samping itu, setiap orang berkeinginan
untuk meningkatkan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan bisa
diperoleh dengan meningkatkan laba. Smith menjelaskan cara terbaik
untuk itu adalah dengan melakukan investasi, yaitu membeli mesin-mesin
dan peralatan. Dengan begitu produktivitas akan meningkat, sehingga
produksi perusahaan juga akan meningkat. Smith menganggap pentingnya
arti akumulasi kapital bagi pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, sistem
ekonomi yang dianut sesuai pemikiran Smith selain sering disebut sistem
liberal (karena memberikan keleluasaan yang besar bagi tiap individu
untuk bertindak dalam perekonomian), juga sering disebut sistem ekonomi
kapitalisme (karena sangat menekankan arti akumulasi kapital dalam
pembangunan ekonomi).

5
Sistem ekonomi pasar tidak membutuhkan perencanaan dan
pengawasan dari pihak manapun. Serahkan saja semuanya pada pasar, dan
suatu invisible hands akan membawa perekonomian tersebut ke arah
keseimbangan, yang dalam posisi keseimbangan semua sumber daya dapat
dimanfaatkan sepenuhnya. Apabila terlalu banyak campur tangan dari
pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi. Pada gilirannya hal ini
akan membawa perekonomian pada inefficiency dan ketidakseimbangan.
Menurut Smith, walaupun tiap orang didorong untuk mengejar
kepentingan masing-masing, adanya persaingan bebas akan menjamin
bahwa masyarakat secara keseluruhan akan menerima benefit.
Ada saat di mana kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis justru
menyengsarakan rakyat karena tidak adanya UU/perlindungan kepada
yang lemah, kapitalisme ini sering disebut kapitalisme brutal (kapitalisme
tak bernurani).
2. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme sering disamakan istilahnya dengan komunisme,
padahal keduanya memiliki perbedaan. Menurut Brinton, sosialisme
menggambarkan pergeseran milik kekayaan dari swasta ke pemerintah
yang berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur peraturan
pemerintah dengan memberikan kompensasi kepada pemilik-pemilik
swasta. Sementara itu komunisme menggambarkan peralihan pemilikan
dari swasta ke tangan pemerintah tersebut digambarkan terjadi secara
cepat dan revolusioner, dilakukan secara paksa dan tanpa kompensasi.
Jadi, perbedaan antara keduanya adalah cara untuk mencapai tujuan,
sedangkan persamaannya adalah mengenai tujuan yang ingin dicapai dari
keduanya.
Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan
atau kolektivisme. Salah satu bentuk kolektivisme yang ekstrem adalah
komunisme. Keputusan-keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan, dan
dikontrol oleh kekuatan pusat. Komunisme dapat dikatakan sebagai bentuk

6
sistem paling ekstrem, sebab untuk mencapai masyarakat komunis yang
dicita-citakan diperoleh melalui suatu revolusi. Perekonomian yang
didasarkan atas sistem yang segala sesuatunya serba dikomando ini sering
juga disebut sistem perekonomian komando. Begitu juga, karena dalam
sistem komunis negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian
komunis juga sering disebut sistem ekonomi totaliter. Istilah lain yang juga
sering digunakan adalah anarkisme. Istilah ini merujuk pada suatu kondisi
sosial pemerintahan yang tidak main paksa dalam menjalankan
kebijaksanaan-kebijaksanaannya, melainkan dipercayakan pada asosiasi-
asosiasi individu secara bebas dalam sistem sosial kemasyarakatan yang
ada.
Sistem ekonomi sosialisme mempunyai tujuan kemakmuran
bersama. Filosofi ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama
mendapatkan kesejahteraan. Perkembangan sosialisme dimulai dari kritik
terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis atau disebut
kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh.
Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai
ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan. Menurut Marx,
tidak ada tempat bagi kapitalisme di dalam kehidupan, maka upaya
revolusioner harus dilakukan untuk menghancurkan kapitalisme.
Pemikiran awal sosialis meletakkan unsur kemanusiaan pada posisi paling
tinggi, lebih tinggi dari alat produksi. Bila alat produksi menguasai
manusia maka manusia akan kehilangan esensi kemanusiaannya. Ia akan
menjadi bagian dari alat produksi tersebut sehingga menjadikan kehidupan
manusia seperti mesin sebagaimana “kehidupan” alat produksi. Sampai
akhirnya alat produksi tersebut menjauhkan manusia untuk mengenal
fungsinya sebagai manusia.
Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem kapitalis mewarisi
ketidakadilan dari dalam. Di mana hal ini akan membawa masyarakat ke
arah ekonomi yang tidak bisa dipertahankan. Di dalam sistem kapitalis ini

7
ada kepincangan dan kesenjangan sosial. Dari segi sosiologi, Marx melihat
adanya sumber konflik antar kelas. Dalam sistem liberal-kapitalis ada
sekelompok orang yang menguasai kapital dan ada sekelompok orang
yang menjadi kelas bawah (buruh). Jika tidak ada perbaikan, maka kaum
buruh akan semakin bertambah. Untuk itu harus diganti dengan sistem
ekonomi sosialis, yang lebih mengutamakan kaum buruh. Demikian
menurut Marx. Dari segi ekonomi, Marx melihat bahwa akumulasi kapital
dalam kapitalisme memang memungkinkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Akan tetapi pembangunan dalam sistem ekonomi
kapitalis hanya terjadi dalam kelas atas (pemilik modal). Untuk perlu suatu
sistem yang pembangunannya bisa merata bagi seluruh lapisan rakyat, dan
sistem itu adalah sistem ekonomi sosialis.
Menurut Marx, sejarah segala masyarakat yang ada hingga
sekarang pada hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas, dan hal ini
diakibatkan dari kehidupan ekonomi masyarakat. Dan kelas yang lebih
bawah akan bangkit untuk membebaskan diri dan meningkatkan status
kesejahteraan mereka. Karl Marx juga sangat menentang surplus value
(nilai lebih), karena hal itu akan semakin membawa kesengsaraan dan
penindasan bagi kaum buruh dan semakin membawa keuntungan bagi
kaum kapital.
Karl Marx mengungkapkan bahwa seluruh tindak tanduk manusia
didorong oleh motif ekonomi, yaitu pemuasan materi. Ide atau gagasan
mengenai agama, etika, seni, sosial, dan politik hanya ikut mewarnai.
Namun yang paling menentukan adalah motif ekonomi.
Karl Marx juga membedakan antara sosialisme dan komunisme.
Perbedaannya adalah dilihat dari ketiga faktor berikut:
 Produktivitas
 Hakikat manusia sebagai produsen
 Pembagian pendapatan

8
B. Sistem Ekonomi Islam
Islam telah mengatur kehidupan manusia dengan ketentuan-ketentuan
yang semestinya. Keberadaan aturan itu semata-mata untuk menunjukkan jalan
bagi manusia dalam memperoleh kemuliaan. Kemuliaan hanya bisa didapatkan
dengan jalan melakukan kegiatan yang diridhoi Allah. Sikap manusia yang
menghargai kemuliaan akan selalu berusaha “menghadirkan” Allah di dalam
setiap tarikan nafasnya.
Perilaku orang muslim dalam bidang ekonomi selalu diorientasikan pada
peningkatan keimanan, karena tanpa keimanan kemuliaan pun tidak akan ia
dapatkan. Bagi seorang muslim melakukan aktifitas ekonomi dengan orang lain
sebagai bagian dari perilaku untuk memenuhi tanggungjawabnya dihadapan
Allah, maka bekerja akan menjadikan seorang muslim untuk tetap istiqomah. Hal
ini menjadikan seorang muslim dalam bekerja tidak sekedar memenuhi kebutuhan
materi tetapi juga terpenuhi keridhoan Ilahi.
Implementasi dari pemahaman Islam akan membentuk kehidupan Islami
dalam masyarakat yang secara langsung akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan, di antaranya adalah aspek ekonomi. Praktek sistem ekonomi islam
tidak identik dengan sistem kenegaraan di beberapa negara Timur Tengah yang
menggunakan Islam sebagai dasar negaranya. Sistem ekonomi lebih berkaitan
dengan bangunan masyarakat yang perilakunya didasarkan pada sumber Islam
yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits, di mana sistem ekonomi islam bisa dipraktekkan
di masyarakat manapun.
Prinsip dasar sistem ekonomi islam
1. Kebebasan individu
Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu keputusan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan
kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya.
Kebebasan ini adalah didasarkan atas nilai-nilai tauhid. Nilai ini akan
membentuk pribadi yang berani dan percaya diri. Seorang muslim
memandang bahwa segala sesuatunya di permukaan bumi telah diatur oleh

9
Allah dengan cara sedemikian rupa sehingga semuanya menimbulkan
manfaat bagi manusia. Oleh karena itu, bagi seorang muslim segala
sesuatu yang ada di muka bumi mempunyai manfaat, dan ini akan
bermanfaat jika dimanfaatkan. Karena Allah tidak akan mengubah
kehidupan manusia jika manusia itu tidak mengubahnya sendiri.
2. Hak terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Asalkan sesuai
ketentuan islam, dan kepemilikan harta dalam islam didasarkan atas
kemaslahatan serta harta hanyalah titipan Allah.
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
Ketidaksamaan dalam hal ini menentukan kehidupan manusia untuk
lebih bisa memahami keberadaan dirinya sebagai manusia yang satu
dengan yang lain telah di desain Allah untuk saling memberi dan
menerima. Akan terjadi keselarasan bila antara satu dengan yang lain ada
rasa butuh, sehingga manusia bersikap kerjasama antara sesamanya. Dan
prinsip ini juga sudah dituangkan dalam Al-Qur’an.
4. Jaminan sosial
Dalam sistem ekonomi islam negara mempunyai tanggung jawab
untuk mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara umum. Di masa khalifah Umar bin Khattab
tanah yang tidak dikelola oleh pemiliknya selama tiga tahun diambil
negara untuk diberikan kepada orang miskin yang mampu mengelolanya.
Artinya, sistem ekonomi islam menjamin kehidupan seluruh masyarakat
untuk mendapatkan kesejahteraan yang sama. Maka islam memperhatikan
masalah pengelolaan harta melalui pengaturan zakat, infaq, sodakoh, dan
sebagainya sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera. Menurut Qardhawi zakat merupakan sumber dana jaminan
sosial. Zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi
pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata pada tingkah laku
konsumsi.

10
5. Distribusi kekayaan
Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan
masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia dipergunakan manusia
untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak akan menjadi masalah bila tidak
ada usaha untuk mengoptimalkannya melalui ketentuan-ketentuan syariah.
Antara satu orang dengan orang lainnya telah ditentukan rezekinya oleh
Allah, maka usaha untuk melakukan tindakan di luar jalan syariah adalah
perbuatan dzolim. Kekayaan merupakan amanah Allah yang diberikan
manusia untuk dipergunakan untuk kebaikan. Amanah bagi seorang
muslim di pahami sebagai suatu kepercayaan Allah maka pemahaman
amanah ini menjadikan seorang muslim lebih bersikap arif dalam
mengelola kekayaannya. Oleh karenanya kekayaan yang dimiliki seorang
muslim menjadi berkah bagi masyarakat disekitarnya.
6. Larangan menumpuk kekayaan
Sistem ekonomi islam melarang individu mengumpulkan harta
kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim berkewajiban untuk
mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak berlebihan dalam
pemilikan harta.
7. Kesejahteraan individu dan masyarakat
Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lain. Masyarakat akan menjadi faktor yang
dominan dalam membentuk sikap individu sehingga karakter individu
banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat, demikian juga sebaliknya.
Dalam islam hubungan individu dan masyarakat ini berpengaruh besar
untuk membangun peradaban manusia di masa depan. Untuk itu islam
menganjurkan sikap baik dalam membangun masyarakat.

11
C. Nilai Keadilan Sistem Ekonomi Islam
1. Berbasis Tauhid
Tauhid menjadi fondasi utama ekonomi Islam, mempunyai
hubungan kuat dengan konsep keadilan sosial ekonomi dan persaudaraan.
Ekonomi Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah sebagai pemilik mutlak
dan manusia hanyalah sebagai pemegang amanah, mempunyai
konsekuensi, bahwa di dalam harta yang dimiliki setiap individu terdapat
hak-hak orang lain yang harus dikeluarkan sesuai dengan perintah Allah,
berupa zakat, infaq dan sedekah dan cara-cara lain guna melaksanakan
pendistribusian pendapatan yang sesuai dengan konsep persaudaraan umat
manusia.
Sistem keuangan dan perbankan serta kebijakan moneter, misalnya,
dirancang semuanya secara organis dan terkait satu sama lain untuk
memberikan sumbangan yang positif bagi pengurangan ketidak-adilan
dalam ekonomi dalam bentuk pengucuran pembiayaan (kredit) bagi
masyarakat dan memberikan pinjaman lunak bagi masyarakat ekonomi
lemah melalui produk qardhul hasan.
2. Distribusi kesejahteraan yang merata (Justified Distribution of
Welfare)
Selanjutnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita keadilan sosial
ekonomi, Islam secara tegas mengecam konsentrasi asset kekayaan pada
sekelompok tertentu dan menawarkan konsep zakat, infaq, sedekah, waqaf
dan institusi lainnya, seperti pajak, jizyah, dharibah, dan sebagainya. Al-
Quran dengan tegas mengatakan, “Supaya harta itu tidak beredar di
kalangan orang kaya saja di antara kamu” (QS. 59:7), “Di antara harta
mereka terdapat hak fakir miskin, baik peminta-minta maupun yang orang
miskin malu meminta-minta” (QS. 70:24).
Berdasarkan prinsip ini, maka konsep pertumbuhan ekonomi dalam
Islam berbeda dengan konsep pertumbuhan ekonomi kepitalisme yang
selalu menggunakan indikator PDB (Produk Dosmetik Bruto) dan

12
perkapita. Dalam Islam, pertumbuhan harus seiring dengan pemerataan.
Tujuan kegiatan ekonomi, bukanlah meningkatkan pertumbuhan
sebagaimana dalam konsep ekonomi kapitalisme. Tujuan ekonomi Islam
lebih memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan pengurangan
pengangguran. Karena itu, Islam menekankan keseimbangan antara
petumbuhan dan pemerataan. Pertumbuhan bukan menjadi tujuan utama,
kecuali dibarengi dengan pemerataan. Dalam konsep Islam, pertumbuhan
dan pemerataan merupakan dua sisi dari sebuah entitas yang tak
terpisahkan, karena itu keduanya tak boleh dipisahkan.
Berdasarkan prinsip ini, maka paradigma tricle down effect, yang
dikembangkan kapitalisme dan pernah diterapkan di Indonesia selama
rezim orde baru, bertentangan dengan konsep keadilan ekonomi menurut
Islam. Selanjutnya, sistem ekonomi kapitalis dicirikan oleh menonjolnya
peran perusahaan swasta (private ownership) dengan motivasi mencari
keuntungan maksimum, harga pasar akan mengatur alokasi sumberdaya,
dan efisiensi. Namun sistem ini selalu gagal dalam membuat pertumbuhan
dan pemerataan berjalan dengan seiring.
Sistem ekonomi kapitalis telah menggoyahkan fondasi moral
manusia, karena sistem ini telah menghasilkan manusia yang tamak, boros
dan angkuh. Sistem kapitalis juga telah melahirkan sejumlah bankir hebat,
beberapa industriawan yang kaya raya, sejumlah pengusaha yang sukses.
Namun di pihak lain, telah muncul banyak konsumen yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan minimumnya. Kesenjangan terjadi secara tajam.
Perusahaan-perusahaan yang lemah akan tersingkir dan tersungkur.
Perlu ditegaskan, bahwa melekatnya hak orang lain pada harta
seseorang  bukanlah dimaksudkan untuk mematahkan semangat karya
pada setiap individu atau menimbulkan rasa malas bagi sebagian orang.
Juga tidak di maksudkan untuk menciptakan kerataan pemilikan kekayaan
secara kaku. Dalam perspektif ekonomi Islam, proporsi pemerataan yang
betul-betul sama rata, sebagaimana dalam sosialisme, bukanlah keadilan,

13
malah justru dipandang sebagai ketidakadilan. Sebab Islam menghargai
prestasi, etos kerja dan kemampuan seseorang dibanding orang yang
malas.
Dasar dari sikap yang koperatif ini tidak terlepas dari prinsip Islam
yang menilai perbedaan pendapatan sebagai sebuah sunnatullah.
Landasannya, antara lain bahwa etos kerja dan kemampuan seseorang
harus dihargai dibanding seorang pemalas atau yang tidak mampu
berusaha. Bentuk penghargaannya adalah sikap Islam yang
memperkenankan pendapatan seseorang berbeda dengan orang lain, karena
usaha dan ikhtiarnya.
Namun, orang yang diberi kelebihan rezeki, harus mengeluarkan
sebagian hartanya untuk kelompok masyarakat yang tidak mampu
(dhu’afa). Sehingga seluruh masyarakat terlepas dari kemisikinan
absolut. Konsep keadilan sosial ekonomi yang diajarkan Islam
menginginkan adanya pemerataan pendapatan secara proporsional. Dalam
tataran ini, dapat pula dikatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi
yang dilandaskan pada kebersamaan. Karena itu tidak aneh, bila anggapan
yang menyatakan bahwa prinsip keadilan social ekonomi Islam
mempunyai kemiripan dengan sistem sosialisme. Bahkan pernah ada
pendapat yang menyatakan bahwa sistem sosialisme itu jika ditambahkan
dan dimasukkan unsur-unsur Islam ke dalamnya, maka ia menjadi islami.
Dengan demikian, pendapat dan pandangan yang menyatakan
kemiripan  sistem keadilan sosial Islam dengan sosialisme tidak
sepenuhnya benar, malah lebih banyak keliruannya. Prinsip ekonomi
sosialisme, yang menolak kepemilikan individu dan menginginkan
pemerataan pendapatan, jelas berbeda dengan prinsip ekonomi Islam.
Sosialisme sama sekali tidak mengakui hak milik individu. Reaksi
masxisme dibungkus secara politis revolusioner dalam paham komunis
yang intinya mengajarkan bahwa seluruh unit ekonomi dikuasakan kepada
negara yang selanjutnya didistribusikan kepada seluruh masyarakat secara

14
merata. Hal ini didasarkan semangat pertentangan terhadap pemilikan
individu.
Sedangkan dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan sosial
ekonomi dilandasi oleh rasa persaudaraan (ukhuwah), saling mencintai
(mahabbah), bahu membahu (takaful)dan saling tolong menolong
(ta’awun), baik antara si kaya dan si miskin maupun antara penguasa dan
rakyat.
3. Prinsip Jaminan sosial (Social Security)
Dalam sistem ekonomi Islam, keadilan sosial dipandang tidak akan
mungkin tercapai tanpa adanya prinsip ini. Prinsip Jaminan sosial atau at
Takaful ijtima’i yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan dimana
setiap orang dalam masyarakat saling menjamin dan menanggung beban
kemaslahatan sesama. Prinsip ini banyak disebutkan dalam al Qur’an
maupun Hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
diantaranya, “Tidakkah Kamu melihat orang yang mendustakan agama?
Mereka adalah orang-orang yang membiarkan anak yatim dan mereka
juga tidak member makan orang-orang miskin” (QS. Al-Ma’un [107]:1-
3). Rasulullah juga bersabda, “perumpamaan orang-orang beriman itu
dalam kasih sayang, sebagaimana batang tubuh, jika salah satu anggota
tubuh itu sakit, maka anggota tubuh yang lain juga merasakan
demam” (HR. Bukhori dan Muslim).
Namun begitu, Menurut Chapra mengutip pendapat Imam Ghazali,
sekalipun ilmu ekonomi Islam tetap berkonsentrasi pada aspek alokasi dan
distribusi sumber-sumber daya, seperti halnya pada ilmu ekonomi
konvensional, namun tujuan utama ekonomi Islam adalah harus tetap
merealisasikan maqashid, sebab  tujuan utama syari’ah adalah mendorong
kesejahteraan manusia, yang terletak dalam perlindungan terhadap agama
mereka (diin), diri (nafs), akal (‘aql), keturunan (nasl), harta benda (maal).
Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara tersebut berarti
melindungi kepentingan dan kemaslahatan umum.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mengutamakan
pada keuntungan yang besar dan juga pada pasar bebas. Kebebasan individu
sangat tinggi. Pencetusnya adalah Adam Smith.
Sistem ekonomi sosialis merupakan sistem yang terpusat pada pemerintah
dalam menjalankan ekonominya, merupakan lawan dan juga bentuk protes dari
kaum kapitalisme. Tokohnya adalah Karl Marx.
Sistem ekonomi islam didasarkan kepada firman-firman Allah (Al-
Qur’an). Sistem ekonomi islam mempunyai beberapa prinsip dalam
implementasinya.
Ada empat nilai utama yang bisa ditarik dari sistem ekonomi Islam dalam
membentuk keadilan sosial yaitu:
 Tauhid dan Maslahah Syari’yyah sebagai landasan pemikiran dan
tujuan aplikasi dari ekonomi Islam untuk mewujudkan keadilan
sosial dari semua aspek kehidupan.
 Moralitas menjadi pembatas atas kebebasan yang dimiliki,
sehingga setiap individu dalam melakukan aktivitasnya selalu
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
 Kesetaraan (equality) kewajiban dan hak, hal ini mampu
menyeimbangkan antara hak yang diterima dan kewajiban yang
harus dilaksanakan.
 Peranan positif dari negara, sebagai regulator yang mampu
memastikan kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sehingga tidak
ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Berusaha untuk
selalu bermusyawarah , bekerja sama, dan saling menyokong sebab
hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam ekonomi Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andreski, Stanislav. 1989. Max Weber : Kapitalisme, Birokrasi dan Agama terj.
Hartono. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya
Deliarnov. 2009. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers
Fauroni, R. Lukman. 2006. Etika Bisnis dalam Al-Qur’an. Yogyakarta : Pustaka
Pesantren
Gorz, Andre. 2005. Sosialisme dan Revolusi. Yogyakarta : Resist Book
Kadi, Saurip. 2008. Intisari Buku Mengutamakan Rakyat. Jakarta
Muhammad. 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an. Yogyakarta : UII
Press
Sayyid Qutb, Keadilan Sosial dalam Islam, alih bahasa Afif Muhamad, cet. II,
Bandung: Pustaka, 1994.
Sudarsono, Heri. 2002. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta :
Ekonisia

17

Anda mungkin juga menyukai