Disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadist
Ekonomi
Oleh
EKIS 3 E
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ayat Al-Quran dan Hadist Tentang Etika Jual Beil serta Syarat-
Syaratnya” pembuatan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan
berangkai salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis
khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak
retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran
dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Palopo,22 Okt. 20
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
2. Apa saja etika dalam jual beli yang harus diteladani dari Rasulullah SAW?
3. Apa saja ayat Al-Quran dan hadist yang berkaitan dengan jual beli?
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Jual beli dalam bahasa Arab berasal dari kata ( )اﻟﺒﯿﻊyang artinya
menjual, mengganti dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain). Kata (
)اﻟﺒﯿﻊdalam bahasa arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,
yaitu kata : اﻟﺸﺮاءdengan demikian kata ( )اﻟﺒﯿﻊberarti kata jual dan sekaligus
berarti kata “beli”.
Menurut Hasbi ash-Shiddieqy jual beli adalah akad yang terdiri atas
penukaran harta dengan harta lain, maka terjadilah penukaran dengan milik
tetap.
Takaran yang benar. Menakar yang benar dan sesuai dianggap tidak
mengambil hak dari orang lain, karena nilai timbangan dan ukuran yang
tepat serta standar benar-benar harus diutamakan dan ini adalah perintah
Alquran yang terdapat dalam Q.S. al-Muṭaffifīn.
Gharar.Gharar menurut bahasa berarti al-khatar yaitu sesuatu yang
tidak diketahui pasti benar atau tidaknya, atau biasa disebut belum pasti yang
dapat merugikan pihak-pihak yang bertransaksi diantara mereka atau yang
biasa disebut dengan spekulatif. Selain itu ada bentukan spekulatif yang
diebsut dengan istilah Juzaf yaitu jual beli yang biasanya suatu barang
ditakar tetapi kemudian tidak dilakukan dengan takaran.
Larangan menawar barang yang sedang ditawar oleh orang lain yaitu
ketika suatu barang yang talah disepakati harganya antara penjual dan
pembeli yang pertama tiba-tiba datang pembeli yang kedua menawar dengan
harga yang lebih mahal,lalu penyerahan barang diberikan kepada pembeli yang
kedua.
ۡأَنَّهُمTTِكَ بTTِسِّ ٰ َذلۚ ٱلَّ ِذينَ يَ ۡأ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ْا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ٱل َّش ۡي ٰطَنُ ِمنَ ۡٱل َم
ة ِّمن َّربِِّۦهTٞ Tَ ٓا َء ۥهُ َم ۡو ِعظTو ۚ ْا فَ َمن َجTٰ Tَ َّر َم ٱلرِّ بT َع َو َحT َّل ٱهَّلل ُ ۡٱلبَ ۡيTو ۗ ْا َوأَ َحTٰ Tَ ُل ٱل ِّربTقَالُ ٓو ْا إِنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع ِم ۡث
ٓ
َار هُمۡ فِيهَا ٰخَ لِ ُدونِ ۖ َّص ٰ َحبُ ٱلن ۡ َك أ Tَ ِى فَلَ ۥهُ َما َسلَفَ َوأَمۡ ُر ٓۥهُ إِلَى ٱهَّلل ۖ ِ َو َم ۡن عَا َد فَأُوْ ٰلَئTٰ َفَٱنتَه
Artinya :
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah
diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.(Q.S. .al- Baqarah (2): 275)
Tْ ٱذ ُكرT
َدTُوا ٱهَّلل َ ِعن ٖ َر ٰفT
ۡ Tَت ف َ T ِّم ۡن َعTتُمTض ۡ َإِ َذٓا أَفTَضاٗل ِّمن َّربِّ ُكمۡۚ ف ْ س َعلَ ۡي ُكمۡ ُجنَا ٌح أَن ت َۡبتَ ُغ
ۡ َوا ف َ لَ ۡي
َۡٱل َم ۡش َع ِر ۡٱل َح َر ۖ ِام َو ۡٱذ ُكرُوهُ َك َما هَد َٰى ُكمۡ َوإِن ُكنتُم ِّمن قَ ۡبلِِۦه لَ ِمنَ ٱلضَّٓالِّين
Artinya:
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah
kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. .al-
Baqarah (2):198).
Artinya:
ك لَ ُه َما فِى َب ْيع ِِه َما َوإِنْ َك َت َما َو َك َذ َبا ِ ان ِب ْال ِخ َي
َ ْار َما لَ ْم َي ْف َت ِر َقا َفإِن
ِ ص َد َقا َو َب َّي َنا ب
َ ُور ِ ْال َبي َِّع
ت ْال َب َر َك ُة مِنْ َب ْيع ِِه َماِ ُم ِح َق
Jual beli yang sesuai dengan Syariat Islam harus memenuhi rukun
dan syarat dari jual beli sementara rukun dan syarat adalah sesuatu yang
harus dipenuhi agar jual beli itu dipandang sah. Karena jual beli merupakan
suatu akad, maka harus dipenuhi rukun dan syaratnya.
Sighat.
Berakal. Dengan syarat tersebut maka anak kecil yang belum berakal
tidak boleh melakukan transaksi jual beli, dan jika telah terjadi
transaksinya tidak sah. Jumhur ulama berpendapat, bahwa orang yang
melakukan transaksi jual beli itu harus telah akil baliqh dan berakal.
Apabila orang yang bertransaksi itu masih mumayyiz, maka transaksi
jual beli itu tidak sah. Sekalipun mendapat izin dari walinya.
Ulama fiqih sepakat bahwa urusan utama dalam jual beli adalah
kerelaan antara penjual dan pembeli. Kerelaan ini dapat terlihat pada saat
transaksi berlangsung. Oleh karena itu, ijāb qabūl harus diungkapkan
dengan jelas sehingga tidak terjadi penipuan dan dengan ijab Kabul dapat
mengikat kedua belah pihak.9
Ijab dan Kabul harus dilakukan dalam satu transaksi, dan tidak boleh
terpisah. Maksudnya kedua belah pihak yang melakukan transaksi
harus hadir pada waktu yang bersamaan.
Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan
sanggup untuk mengadakan barang itu
Dapat diserahkan pada saat akad berlangsung, atau pada waktu yang
telah disepakati.
Jika jual beli itu dilakukan dengan cara barter, maka barang yang
dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan syara’ seperti babi
dan khamar.
Ulama fiqih menyatakan, bahwa suatu jual beli baru dianggap sah,
bila terpenuhi dua hal: Pertama, jual beli tersebut terhindar dari cacat. Baik
dari segi barang yang diperjualbelikan tidak jelas, dan jual beli tersebut
mengandung unsur paksaan dan penipuan sehingga mengakibatkan jual
beli tersebut rusak.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jual beli dalam bahasa Arab berasal dari kata ( )اﻟﺒﯿﻊyang artinya
menjual, mengganti dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain). Kata (
)اﻟﺒﯿﻊdalam bahasa arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,
yaitu kata : اﻟﺸﺮاءdengan demikian kata ( )اﻟﺒﯿﻊberarti kata jual dan sekaligus
berarti kata “beli”.
Sighat.
B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Read more https://pengusahamuslim.com/4881-hadis-serba-larangan-dalam-jual-
beli-bagian-03.html
Referensi: https://tafsirweb.com/721-quran-surat-al-baqarah-ayat-198.html
https://umma.id/post/hukum-rukun-dan-syarat-jual-beli-356874?lang=id
https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/01/07/ojec8d313-yuk-
simak-ayatayat-alquran-tentang-jualbeli
https://www.kompasiana.com/real_ss/5af31da1bde57542d975c664/pemahaman-
mengenai-jual-beli-secara-singkat
Referensi: https://tafsirweb.com/721-quran-surat-al-baqarah-ayat-198.html