Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM


“Ekonomi Dan Bisnis Pada Masa Nabi Muhammad SAW”

DOSEN PEMBIMBING
Mashudi Haryanto M. Sy

DISUSUN OLEH:
Ahmad Junaedi Lutfi

ESY/III B
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MUARA BULIAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
shalawat dan salam atas keharibaan Nabi Muhammad SAW yang tentunya
dinanti-nantikan syafaatnya di akherat kelak.
Selesainya makalah yang berjudul “Ekonomi dan bisnis pada masa
Rasulullah SAW” ini disamping merupakan hasil usaha dan kerja keras dari
penyusun, juga berkat adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada penyusun baik dari segi moril
maupun materiil.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin…..

Muara Bulian, …………. 2018

Ahmad Junaedi Lutfi

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG ……………………………………… 3

II. RUMUSAN MASALAH ………………………………….. 4

III. TUJUAN PENULISAN ………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Sistem Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW……………. 5

A.Pendirian Baitul Mal …………..……………………… 9

B. Sumber Pendapatan……………………………….. 10

C.Pengeluaran Baitul Mal……………………………... 11

BAB III PENUTUP

IV. KESIMPULAN ……………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 14

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 2


BAB I

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang

Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru
yang muncul pada tahun 1970-an, akan tetapi pemikiran tentang ekonomi
Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Al Qur’an dan
hadits.

Pemikiran ekonomi Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al


Qur’an dan masa kehidupan Rasulullah pada akhir abad 6 M hingga awal abad
7 M.[1] Pelaksanaan sistem ekonomi Islam telah ada dan dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW sebagai seorang Rasul tauladan bagi umat muslim. Bahkan
bangsa Arab telah terkenal sebagai bangsa pedagang sebelum periode
Rasulullah Saw.

Setelah masa itu banyak sarjana Muslim yang memberikan kontribusi karya
pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot yang memiliki
argumentasi religius dan intelektual yang kuat pula serta didukung oleh fakta-
fakta empiris.

Istilah ekonomi syariah dalam wacana pemikiran ekonomi Islam


kontemporer kerap diidentifikasi dengan pelbagai sebutan yang berbeda. Ada
yang menyebutnya dengan istilah “ ekonomi Islam “, “ ekonomi ilahiyah “, atau
“ ekonomi qur‟ani “. Bahkan ada pula yang menyebutnya “ ekonomi rahmatan
lil ‘alamin “ . Perbedaan istilah ini sekaligus menunjukkan bahwa istilah “
ekonomi Islam “ bukanlah nama baku dalam terminologi Islam.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 3


II. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perekonomi Islam pada masa Rasulullah SAW ?
b. Bagaimana Keadaan Sistem Ekonomi Pada Masa Rasulullah ?

III. Tujuan
a. Mengetahui Perekonomian Pada Masa Rasulullah
b. Mengetahui Keadaan Sistem Ekonomi Pada Masa Rasulullah

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 4


BAB II

PEMBAHASAN

1.Sistem Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW

Kehidupan Rasulullah SAW. dan masyarakat Muslim di masa beliau


adalah teladan yang paling baik implementasi Islam, termasuk dalam bidang
ekonomi. Pada periode Makkah masyarakat Muslim belum sempat
membangun perekonomian, sebab masa itu penuh dengan perjuangan untuk
mempertahankan diri dari intimidasi orang-orang Quraisy. Barulah pada
periode Madinah Rasulullah memimpin sendiri membangun masyarakat
Madinah sehingga menjadi masyarakat sejahtera dan beradab. Meskipun
perekonomian pada masa beliau relatif masih sederhana, tetapi beliau telah
menunjukkan prinsip-prinsip yang mendasar bagi pengelolaan ekonomi.1

Secara umum, tugas kekhalifahan manusia adalah tugas mewujudkan


kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan.

Sebagaimana firman-Nya:

‫ت ِل َي ْبلُ َو ُك ْم ِفي َما‬ ٍ ‫ض ُك ْم فَ ْوقَ َب ْع‬


ٍ ‫ض د ََر َجا‬ ِ ‫ف ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع َب ْع‬ َ ‫َو ُه َو الَّذِي َج َعلَ ُك ْم َخ ََل ِئ‬

ٌ‫ور َر ِحيم‬ ِ ‫س ِري ُع ا ْل ِع َقا‬


ٌ ُ‫ب َوإِنَّهُ لَ َغف‬ َ َ‫آتَا ُك ْم ۗ إِ َّن َربَّك‬

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia


meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

1 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia


Yogyakarta. 2008. Ekonomi Islam. Edisi 1. Cetakan 4. Rajawali Pers:Jakarta, hal 25.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 5


untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al An’am:165)2

ً‫علَ ْي ُك ْم نِعَ َمهُ َظا ِه َرة‬


َ ‫سبَ َغ‬ ِ ‫ت َو َما ِفي ْاْل َ ْر‬
ْ َ ‫ض َوأ‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫س َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال‬
َ ‫س َم‬ َ َّ ‫أَلَ ْم ت َ َر ْوا أ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬

ٍ ‫َّللاِ ِبغَ ْي ِر ِع ْل ٍم َو ََل ُهدًى َو ََل ِكتَا‬


ٌ‫ب ُم ِنير‬ ِ َّ‫اطنَةً ۗ َو ِم َن الن‬
َّ ‫اس َم ْن يُ َجا ِد ُل ِفي‬ ِ ‫َو َب‬

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk


(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia
ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau
petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Q.S. Luqman:20)3

Islam mempunyai pandangan yang jelas mengenai harta dan kegiatan


ekonominya sebagaimana telah dicontohkan oleh teladan kita Muhammad
Rasulullah SAW.

Beberapa pemikiran ekonomi Islam ilmuwan Barat antara lain,


teori invisible hands yang berasal dari Nabi SAW dan sangat populer di
kalangan ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi SAW. sebagaimana
disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-
harga barang di kota Madinah. Dalam hadits tersebut diriwayatkan sebagai
berikut:

3 Al-Qur’an

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 6


“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu
mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “Ya Rasulullah
hendaklah engkau menentukan harga”. Rasulullah SAW. bersabda:
”Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga, yang menahan dan
melapangkan dan memberi rezeki.Sangat aku harapkan bahwa kelak aku
menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku
tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”4

Dengan hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu
(lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep invisible hand atau mekanisme pasar
dari pada Adam Smith. Inilah yang mendasari teori ekonomi Islam mengenai
harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut tidak menentukan harga. Ini
menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar
yang alamiah impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan
bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang
menentukannya. Sungguh menakjubkan, teori Nabi tentang harga dan pasar.
Kekaguman ini dikarenakan, ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian
bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah atau
hukum supply and demand. Maka sekali lagi ditegaskan kembali bahwa teori
inilah yang diadopsi oleh bapak ekonomi barat, Adam Smith dengan nama
teori invisible hands. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan
tidak kelihatan (invisible hands). Bukankah teori invisible handsitu lebih tepat
dikatakan God Hands (tangan-tangan Allah).

Agama islam tidak mensetujui adanya pembungaan uang. Sebagai


contoh hukum Masaic menyebutkan, “Jika kamu meminjamkan uang kepada
orang-orang saya, kepada orang miskin manapun yang ada di antara kamu,

4 HR Ad Daromi.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 7


tidak boleh berbuat seperti seorang kreditor terhadap mereka, kamu tidak
boleh mengenakan pembungaan terhadap mereka.

Pada tempat lain disebutkan, “Jika seorang teman kamu pailit, sehingga
tidak dapat dapat melunasi utang-utangnya kepada kamu dan kamu
menjadikannya budak belian, janganlah kenakan bunga terhadap uangnya
atau semacamnya”.5

Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi yang dijelaskan Al Qur’an adalah sebagai


berikut:

a) Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh


alam semesta.
b) Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di muka bumi, bukan pemilik
yang sebenarnya.
c) Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah SWT.
Oleh karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas
sebagian kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung.
d) Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun.
e) Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba, harus
dihilangkan.
f) Menerapkan sistem warisan sebagai media re-distribusi kekayaan.

5 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: The Internasional
Institute of Islamic Thought, 2002, hal. 26

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 8


g) Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-orang
kaya ataupun miskin.6

Sistem Ekonomi Pada Masa Nabi

Pada masa pemerintahan Rasulullah, perkembangan ekonomi tidaklah


begitu besar dikarenakan sumber-sumber yang ada pada masa itu belum
begitu banyak. Sampai tahun ke empat hijrah, pendapatan dan sumber daya
negara masih sangat kecil.[5] Madinah merupakan negara yang baru terbentuk
dengan kemampuan daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi ekonomi.
Oleh karena itu, peletakan dasar-dasar sistem keuangan negara yang
dilakukan oleh Rasulallah Saw. merupakan langkah yang sangat signifikan,
sekaligus berlian dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai
sebuah agama dan negara dapat berkembang dengan pesat dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Karenanya, Rasulullah saw segera meletakkan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, yaitu:

a. Membangun Masjid sebagai Islamic Centre.

b. Menjalin Ukhwah Islamiyyah antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar.

c. Menjalin kedamaian dalam Negara.

d. Membangun pasar madinah.

e. Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya.

f. Membuat konstitusi Negara.

g. Menyusun sistem pertahanan Negara.

6 Azwar Karim. 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 9


h. Meletakkan dasar-dasar keuangan Negara.[Tidaklah diragukan lagi bahwa
Nabi Muhammad adalah pemikir dan aktivis pertama ekonomi syariah. Sistem
ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah Saw. berakar dari prinsip-
prinsip Qur’ani. Al-Qur’an yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah
menetapkan berbagai aturan sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia
dalam aktivitas di setiap aspek kehidupannya, termasuk di bidang ekonomi.

Pada tahun-tahun awal sejak di deglarasikan sebagai sebuah Negara,


madinah hampir tidak memiliki sumber pemasukan ataupun pengeluaran
Negara. Seluruh tugas Negara dilaksanakan kaum muslimin secara gotong
royong dan suka rela.

Dalam hal ini terdapat dua hal penting. Pertama, pada awal islam, dasar
anggaran belanja Negara adalah bahwa penghasilan (pemasukan) yang
menetukan besarnya pengelauran. Artinya, besarnya pengeluaran tergantung
dari besarnya penerimaan. Karena itulah tidak terjadi deficit, tetapi aggaran
yang berimbang. Kedua,kebijakan anggaran tidak doirientasikan pada
pertumbuhan ekonomi dalam pertimbangan modern.

Kemudian timbullah pertanyaan dalam hal ini tentang kebijakan anggaran;


yakni manakan yang harus diambil oleh sebuah Negara menurut islam?

Maka tidak diragukan lagi bahwa konsep anggaran berimbang atau


surpuslah yang menjadi praktik yang berlaku dimasa islam. Berlaku dalam
keuangan ialah anggaran nasional yang berimbang bila pengeluaran dan
penerimaan pemerintah sama, seimbang, equilibrium

Bila penerimaan melebihi pengeluaran dalam suatu masa tertentu,


anggarn menjadi surplus, dan sebaliknya, bila pengeluaran-pengeluaran
melebihi penerimaan, maka terjadi deficit.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 10


Pada masa ini, pajak paling sering dipungut dari berbagai asset tertentu
dan juga asset produktif. Zakat dan‘usr adalah pendapatan yang paling utama
bagi Negara pada masa Rasulullah yang merupakan kewajiban agama dan
termasuk pilar islam.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwasanya sumber penerimaan pada


masa Rasulullah dapat digolongkan kepada tiga golongan besar; yakni dari
kaum Muslim, dari non Muslim, dan dari sumber lainya. Dari golongan Muslimin
terdiri atas: zakat, ‘usr , zakat fitrah, wakaf, amwal fadhal dan nawaib. Dari
golongan non muslim terdiri atas : jizyah , kharaj dan ‘usr . Sedangkan dari
sumber-sumber lain, seperti:ghanimahfai’, uang tebusan, hadiah dari pimpinan
Negara lain, pinjaman dari kaum muslimin dan non muslim.

Sumber-sumber pendapatan Negara pada masa Rasulullah SAW

No Dari kaum Dari non Umum


muslimin muslim

1 Zakat Jizyah Ghanimah

2 ‘ush (5- Kharaj Fay


10%)

3 ‘Ush ‘usr (5%) Uang


(2,5%) Tebusan

4 Zakat Pinjam dari


Fitrah kaum
Muslimin dan
5 Wakaf
non
6 Amwal
Muslim
Fadail

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 11


7 Nawaib Hadiahdari
pemerintah
8 Khumus
Negara lain

Belanja pada masa Rasulullah meliputi hal-hal yang pokok, yakni meliputi:
biaya pertahanan Negara, penyaluran zakat dan ‘usr untuk mereka yang
berhak menerimanya, pembayaran gaji pegawai pemerintah, pembayaran
hutang Negara serta bantuan untuk musafir. Sedangkan hal-hal yang bersifat
sekunder diperuntukkan untuk bantuan orang yang belajar di Madinah, hiburan
untuk para delegasi keagamaan dan utusan suku, hadiah untuk pemerintah
lain, atau pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.

Untuk mengelola sumber penerimaan Negara dan sumber pengeluaran


Negara, Rasulullah menyerahkan kepada baitul maal dengan menganut asas
anggaran berimbang (balance budget),yaitu sama penerimaan habis
digunakan untun pengeluaran Negara (government axpenditur).

a.Pendirian Baitul Mal

Sebelum Muhammad diangkat sebagai Rasul, dalam masyarakat


Jahiliyah sudah terdapat lembaga politik semacam Dewan Perwakilan Rakyat
untuk masyarakat untuk ukuran masa itu yang disebut Darun Nadwah. Di
dalamnya para tokoh mekah berkumpul dan bermusyawarah untuk
menentukan suatu keputusan. Ketika dilantik sebagai Rasul, Rasulullah
mengadakan semacam lembaga tandingan untuk itu, yaitu Darul
Arqam. Perkembangan lembaga ini terkendala karena banyaknyatantangan
dan rintangan, sampai akhirnya Rasulullah memutuskan untuk Hijrah ke
Madinah.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 12


Ketika beliau hijrah ke madinah, makayang pertama kali didirikan adalah
masjid (Masjid Quba), yang bukan saja merupakan tempat beribadah, tetapi
juga tempat sentral kegiatan. Kemudian beliau masuk ke Madinah dan
membentuk”lembaga” persatuan di antara para sahabatnya, yaitu
persaudaraan para Muhajirin dan kaum Anshor. Hal ini diikuti dengan
pembangunan masjid lain yang lebih besar (masjid Nabawi), yang kemudian
menjadi sentral pemerintah yang selanjutnya.

Pendirian “lembaga” dilanjutkan dengan penertiban pasar. Rasulullah


diriwayatkan menolak membentuk pasar yang baru yang khusus kaum
Muslimin, karena pasar merupakan sesuatu yang alamiah dan harus berjalan
dengan Sunnatullah.7

Rasulullah SAW merupakan kepala negara pertama yang


memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ketujuh.
Semua hasil penghimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih
dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara. Tempat
pusat pengumpulan dana itu disebut bai al mal yang di masa Nabi Muhammad
SAW terletak di Masjid Nabawi. Pemasukan negara yang sangat sedikit
disimpan di lembaga ini dalam jangka waktu yang pendek untuk selanjutnya
didistribusikan seluruhnya kepada masyarakat.

Pemasukan yang sangat sedikit yang diterima negara disimpan di Masjid


dalam jangka waktu yang pendek yang kemudian di distribusikan kepada
masyarakat tanpa ada sisa. Hal ini dimungkinkan terjadi didalam lingkungan
yang memiliki pengawasan yang ketat. Pada perkembangan selanjutnya
selanjutnya institusi ini memainkan peran aktif dalam bidang keuangan dan

7 Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hal. 4-5

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 13


administrasi pada awal periode islam terutama pada kepemimpinan khulafaul
Rasyidin.8

b. Sumber Pendapatan

Sumber-sumber pendapatan pada masa pemerintahan Rasulullah


SAW, sisi penerimaan APB terdiri dari:

a) Kharaj, yaitu pajak terhadap tanah. Pajak ini ditentukan berdasarkan


tingkat produktivitas tanah. Secara spesifik, besarnya pajak ini ditentukan
tiga hal, yaitu karakteristik atau tingkat kesuburan tanah, jenis tanaman,
dan jenis irigasi.
b) Zakat. Pada masa awal pemerintahan Islam, zakat dikumpulkan dalam
bentuk uang tunai, hasil peternakan, dan hasil pertanian.
c) Khums, yaitu pajak proporsional sebesar 20%. Dalam perkembangannya
terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama Syiah dan Sunni
mengenai objek khums ini. Kalangan Syiah menyatakan objek khums ini
adalah semua pendapatan, sedangkan kalangan Sunni menyatakan
objek khums hanyalah hasil rampasan perang. Namun, Imam Abu Ubaid,
seorang ulama Sunni beranggapan bahwa objek khums juga meliputi
barang temuan dan barang tambang.9
d) Jizyah, yaitu pajak yang dibebankan kepada orang-orang non-muslim
sebagai pengganti layanan sosial-ekonomi dan jaminan perlindungan
keamanan dari negara islam.
e) Penerimaan lainnya, seperti kaffarah dan harta waris dari orang yang tidak
menjadi ahli waris.
f) Ushr

8 Adiwarman Azwar Karim, Op. Cit, hal 38


9 Adiwarman Azwar Karim. Ekonomi Islam:Suatu Kajian Ekonomi Makro:Jakarta

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 14


Adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar
hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku terhadap barang yang
nilainya nilainya lebih dari 200 dirham Tingkat bea orang-orang yang
dilindungi adalah 5% dan pedagang muslim 2.5%

b.Pengeluaran Baitul Mal

Pada masa Rasulullah SAW dana Baitul Mal dialokasikan untuk


penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu
pengetahuan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan
keamanan, dan penyediaan layanan kesejahteraan sosial.

Penerimaan negara secara keseluruhan pada masa Nabi Muhammad


SAW tidak tercatat secara sempurna, karena beberapa alasan sebagai berikut.

a) Minimnya jumlah orang Islam yang bisa membaca, menulis, dan mengenal
aritmatika sederhana.
b) Sebagian besar bukti pembayaran dibuat dalam bentuk yang sederhana,
baik yang didistribusikan maupun yang diterima.
c) Sebagian besar hasil pengumpulan zakat hanya didistribusikan secara
lokal.
d) Berbagai bukti penerimaan dari berbagai daerah yang berbeda tidak umum
digunakan.
e) Pada sebagian besar kasus, ghanimah segera didistribusikan setelah
terjadi peperangan.10

10 M. A. Sabzwari, Op.Cit

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 15


BAB III
PENUTUP

IV. Kesimpulan

Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam Pemikiran Ekonomi Islam diawali


sejak Muhammad SAW ditunjuk sebagai seorang Rasul. Rasulullah SAW
mengeluarkan sejumlah kebijkan yang menyangkut berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah kemasyarakatan selain masalah hukum (fiqih),
politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamalah).
Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian Rasulullah SAW karena
masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus
diperhatikan.

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 16


Daftar Pustaka

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam


Indonesia Yogyakarta. 2008.
Ekonomi Islam. Edisi 1. Cetakan 4. Rajawali Pers:Jakarta,

Al-Qur’an
HR Ad Daromi

Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: The


Internasional Institute of Islamic Thought, 2002,
Azwar Karim. 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta
Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,

Adiwarman Azwar Karim, Op. Cit, hal 38


Adiwarman Azwar Karim. Ekonomi Islam:Suatu Kajian Ekonomi
Makro:Jakarta

M. A. Sabzwari, Op.Cit

Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW 17

Anda mungkin juga menyukai