DOSEN PEMBIMBING
Mashudi Haryanto M. Sy
DISUSUN OLEH:
Ahmad Junaedi Lutfi
ESY/III B
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MUARA BULIAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
shalawat dan salam atas keharibaan Nabi Muhammad SAW yang tentunya
dinanti-nantikan syafaatnya di akherat kelak.
Selesainya makalah yang berjudul “Ekonomi dan bisnis pada masa
Rasulullah SAW” ini disamping merupakan hasil usaha dan kerja keras dari
penyusun, juga berkat adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada penyusun baik dari segi moril
maupun materiil.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin…..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. Sumber Pendapatan……………………………….. 10
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru
yang muncul pada tahun 1970-an, akan tetapi pemikiran tentang ekonomi
Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Al Qur’an dan
hadits.
Setelah masa itu banyak sarjana Muslim yang memberikan kontribusi karya
pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot yang memiliki
argumentasi religius dan intelektual yang kuat pula serta didukung oleh fakta-
fakta empiris.
III. Tujuan
a. Mengetahui Perekonomian Pada Masa Rasulullah
b. Mengetahui Keadaan Sistem Ekonomi Pada Masa Rasulullah
PEMBAHASAN
Sebagaimana firman-Nya:
3 Al-Qur’an
Dengan hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu
(lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep invisible hand atau mekanisme pasar
dari pada Adam Smith. Inilah yang mendasari teori ekonomi Islam mengenai
harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut tidak menentukan harga. Ini
menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar
yang alamiah impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan
bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang
menentukannya. Sungguh menakjubkan, teori Nabi tentang harga dan pasar.
Kekaguman ini dikarenakan, ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian
bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah atau
hukum supply and demand. Maka sekali lagi ditegaskan kembali bahwa teori
inilah yang diadopsi oleh bapak ekonomi barat, Adam Smith dengan nama
teori invisible hands. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan
tidak kelihatan (invisible hands). Bukankah teori invisible handsitu lebih tepat
dikatakan God Hands (tangan-tangan Allah).
4 HR Ad Daromi.
Pada tempat lain disebutkan, “Jika seorang teman kamu pailit, sehingga
tidak dapat dapat melunasi utang-utangnya kepada kamu dan kamu
menjadikannya budak belian, janganlah kenakan bunga terhadap uangnya
atau semacamnya”.5
5 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: The Internasional
Institute of Islamic Thought, 2002, hal. 26
Dalam hal ini terdapat dua hal penting. Pertama, pada awal islam, dasar
anggaran belanja Negara adalah bahwa penghasilan (pemasukan) yang
menetukan besarnya pengelauran. Artinya, besarnya pengeluaran tergantung
dari besarnya penerimaan. Karena itulah tidak terjadi deficit, tetapi aggaran
yang berimbang. Kedua,kebijakan anggaran tidak doirientasikan pada
pertumbuhan ekonomi dalam pertimbangan modern.
Belanja pada masa Rasulullah meliputi hal-hal yang pokok, yakni meliputi:
biaya pertahanan Negara, penyaluran zakat dan ‘usr untuk mereka yang
berhak menerimanya, pembayaran gaji pegawai pemerintah, pembayaran
hutang Negara serta bantuan untuk musafir. Sedangkan hal-hal yang bersifat
sekunder diperuntukkan untuk bantuan orang yang belajar di Madinah, hiburan
untuk para delegasi keagamaan dan utusan suku, hadiah untuk pemerintah
lain, atau pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
b. Sumber Pendapatan
a) Minimnya jumlah orang Islam yang bisa membaca, menulis, dan mengenal
aritmatika sederhana.
b) Sebagian besar bukti pembayaran dibuat dalam bentuk yang sederhana,
baik yang didistribusikan maupun yang diterima.
c) Sebagian besar hasil pengumpulan zakat hanya didistribusikan secara
lokal.
d) Berbagai bukti penerimaan dari berbagai daerah yang berbeda tidak umum
digunakan.
e) Pada sebagian besar kasus, ghanimah segera didistribusikan setelah
terjadi peperangan.10
10 M. A. Sabzwari, Op.Cit
IV. Kesimpulan
Al-Qur’an
HR Ad Daromi
M. A. Sabzwari, Op.Cit