Anda di halaman 1dari 31

AYAT-AYAT PRODUKSI

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah
Ayat-ayat Ekonomi Pada Program Studi Ekonomi Syariah
Kelompok 1Semester 6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN BONE

Oleh :

Kelompok VII

RISNAWATI

01163027

WIWI ASTINA

011630

Dosen Pemandu:
DR.H. ARIFIN, M.,Ag

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang sederhana ini. Tak lupa kita kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad saw. yang menjadi sauri tauladan bagi umat
manusia.
Ucapan terima kasih juga kami hanturkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Ayat-Ayat Produksi” yang kami buat dalam
bentuk sederhana dan ringkas dengan harapan semoga para pembaca mudah
memahami isi makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharap kritik dan saran dari para
pembaca sehingga dalam penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

Watampone, Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengantar Ayat yang terkait produksi 2

B. Tafsir ayat produksi 8

C. Ayat-ayat tentang produksi 19

BAB III PENUTUP

A. Istinbath 22

B. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al-
Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu
barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu
harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi
barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia,
karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut
dianggap tidak produktif.
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi
kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya
produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Kegiatan
produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan
banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah
input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.
Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang
perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun
mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian
pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi
hak tersebut tidak mutlak
B. Rumusan Masalah

1. Ayat yang terkait tentang produksi


2. Tafsir ayat tentang produksi
3. Ayat-ayat tentang produksi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Ayat yang Terkait Produksi

Kata “Produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-Intaj yang secara harfiah

dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewjudkan atau mengadakan sesuatu), menurut

Al Quran adalah mengadakan atau mewujudkan sesuatu barang atau jasa yang

bertujuan untuk kemaslahatan manusia. Dimana kegiatan produksi menjadi

tumpuan bagi ekonomi Islam karena merupakan pondasi bagi aktivitas distrbusi

dan konsumsi. Pada prakteknya, produksi merupakan aktivitas mengelola dan

mengombinasikan beberapa faktor produksi sehingga menghasilkan output

produk. Seperti pengelolaan bahan mentah menjadi bahan menjadi bahan setengah

jadi, dan pengelolahan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Tujuan produksi

sendiri tidak lain untuk mengoptimalkan faktor produksi, yang dengan itu produk

yang dihasilkan dapat mempermudah terpenuhinya kebutuhan manusia.

produksi adalah pekerjaan berjenjang yang memerlukan kesungguhan

usaha manusia, pengorbanan yang besar, dan kekuatan yang terpusat dalam

lingkungan tertentu untuk mewujudkan daya guna material dan spritual.

Pemahaman produksi dalam islam memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam

pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan dan melipatgandakan

income dengan tujuan kesejahteraan masyarakat, menopang eksistensi serta

ketinggian derajat manusia.1

1
Dwi Suwiknyo, Komplikasi Tafsir ayat-ayat Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar , 2010), h. 232.

2
3

Allah berfirman dalam QS. an-Nahl/16: 5-9 yang berbunyi


ٌٌ َ‫ِف ٌء َو َمنَافِ ُع َو ِم أن َها ت َأ أ ُكلُون‬ َ َ‫َو أاْل َ أنع‬
‫ام َخلَقَ َها ۗ لَ ُك أم فِي َها د أ‬
ٌٌ َ‫َولَ ُك أم فِي َها َج َما ٌل ِحينَ ت ُ ِريحُونَ َو ِحينَ تَس َأرحُون‬

ٌ ‫ِق أاْل َ أنفُ ِس ۚ إِ ان َربا ُك أم لَ َر ُء‬


ٌٌ‫وف َر ِحي ٌم‬ ِ ‫َوتَحأ ِم ُل أَثأقَالَ ُك أم إِلَ ٰى بَلَ ٍد لَ أم تَ ُكونُوا َبا ِل ِغي ِه إِ اَّل بِش‬
َ ‫َو أال َخ أي َل َو أالبِغَا َل َو أال َح ِم‬
ٌٌ َ‫ير ِلت أَر َكبُوهَا َو ِزينَةً ۚ َويَ أخلُ ُق َما ََّل ت َ أع َل ُمون‬

ٌٌ َ‫سبِي ِل َو ِم أن َها َجا ِئ ٌر ۚ َولَ أو شَا َء لَ َهدَا ُك أم أَجأ َمعِين‬ ‫َو َعلَى ا‬
‫َّللاِ قَ أ‬
‫صد ُ ال ا‬

Terjemahnya:
Dan Dia-lah (Allah) yang menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebagaimana kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah
padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat pengembalaan. Dan ia memikul bebab-beban kamu
ke suatu negeri (tempat) yang kamu tidak sanggup (membawanya) sampai
kepadanya, kecuali dengan kesukaran-kesukaran (yang memberatkan) diri.
Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar maha pengasih lagi maha penyayang.
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, baga (peranakan kuda dengan keledai)
dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan.
Dan Allah meenciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. Dan adalah
hak bagi Allah (untuk menerangkan) jalan yang lurus, dan diantara jalan-jalan
itu ada yang bengkok, dan jikalau Dia (Allah) menghendaki, tentulah dia akan
memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).

1. Unsur-unsur produksi
a. Bekerja, secara bahasa berarti profesi dan perbuatan. Pekerja adalah
siapapun yang mengendalikan persoalan-persoalan orang lain yang
berhubungan denga harta, kepemilikan, dan aktivitas yang dilakukan.
Bekerja dalam ekonomi islam mengandung pengertian setiap usaha
jasmani atau intelektual yang ditujukan manusia untuk membuat atau
menambah nilai barang atau jasa. Hal ini hanya dapat dipenuhi dengan
adanya profesionalitas. Masyarakat islam tidak dibedakan menurut jenis
pekerjaan yang dijalani. Namun, muslim tetap dituntut untuk memiliki
sikap profesional. Untuk menumbuhkan sikap profesional, seorang
muslim harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1) Seorang muslim harus memiliki pekerjaan yang sesuai dengan
dirinya atau pekerjaan yang dapat ditunaikan sesuai dengan
4

kemampuan daan kapasitasnya. Seseorang yang tidak mampu


mengerjakan suatu pekerjaan tertentu atau ia tidak memiliki
kemungkinan untuk melaksanakannya hendaknya tidak memaksakan
untuk menekuni profesi itu. Kapasitas dan kemampuan seseorang
menjadi salah satu sebab profesionalitas.
2) Seorang pekerja hendaknya mengetahui kebutuhan kerja dan trend
yang sedang berkembang agar dapat mengerjakan dengan baik. Nabi
Yusuf merupakan contoh yang dapat kita ambil lagi. Beliau telah
mensifati dirinya sebagai orang yang berpengetahuan tentang
pekerjaan yang diterima sebagaimana yang telah diceritakan oleh
Allah “sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi
berpengetahuan.
b. Modal dagang. Islam menganjurkan pertambhan internal sebagai ganti
simpanan dan mengajarkan adanya perputaran harta agar dapat menjadi
alat produksi yang berguna. Inilah yang terangkum dalam modal, modal
dibedakan menjadi dua: Modal finansial Produksi dengan menggunakan
modal yaitu:
1) Terdapat dua orang yang mengadakan kerjasama dalam bentuk
penggabungan modal bersama.
2) Terjadi penggabungan modal dan tenaga
3) Terjadi penggabungan modal
4) Tenaga dua orang yang sepakat melakukan usaha bersama
5) Seseorang yang memiliki sejumlah harta kemudian dikembangkan
dengan melakukan jual beli.2
6) Seseorang yang memiliki sejumlah harta kemudian dikembangkan
dengan melakukan jual beli.

2. Faktor-faktor produksi

a. Tenaga alam

2
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar dan Tujuan. (Cet. I;
Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004), h. 159-174.
5

Faktor produksi pertama ialah tenaga alam yang tidak dapat


dikuasai oleh manusia sepenuhnya, hanya dikuasai oleh Allah swt.
Seseorang tidak dapat membuat sebidang tanah, membuat air, cahaya dan
udara. Manusia hanya dapat memindahkan tanah, ,memindahkan air,
cahaya dan udara; misalnya menyatukan H dengan 20, maka akan menjadi
air. Tetapi manusia tidak dapat membuat H atau 20.
Allah berfirman dalam QS. al-Nahl/16: 14 yang berbunyi:
...‫س اخ َر أالبَحأ َر‬
َ ‫َوه َُو الاذِي‬
Terjemahnya:
“Dan Allah-lah yang memudahkan bagimu akan lautan”.
Allah berfirman dalam QS. Ibrahim/14: 32 yang berbunyi:
َ ‫س اخ َر لَ ُك ُم أاْل َ أن َه‬
‫ار‬ َ ‫و‬...
َ
Terjemahnya:
“Dan Allah-lah yang memudahkan bagimu akan segala sungai-sungai”.
b. Tenaga modal
Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem ekonomi islam yang telah
dimulai abad ken7 M atau abad 1 Hijriyah.
Harta adalah kekuasaan, dan ilmu juga kekuasaa, kedudukan sosial, bakat,
keluarga, kecantikan, kepandaian-berbicara dan agama, seluruhnya adalah
kekuasaan. Dan betapa sering dunia menyaksikan pertarungan demi
pertarungan disebabkan pemakaian yang tidak senonoh akan macam-
macam kekuasaan tadi. Dalam islam hendaklah mempergunakan harta itu
untuk kebaikan, bukan untuk jalan kerusakan, baik kekurang individu
maupun masyarakat.
Jadi kerusakan itu tidak terletak pada pemilikan modal oleh individu, tapi
terletak pada pemakaian kekuasaan yang tidak semestinya, atau pada
penyelewengan kekuasaan dari jalan yang benar. Karena yang kita
saksikan, bahwa pemilikan modal oleh masyarakat dinegara-negara sosial
pun telah mengakibatkan menurunnya grafik pertumbuhan ekonomi.
Islam mengatur ketentuan-ketentuan mengenai tenaga modal yaitu:
6

1) Mengharamkan penimbungan barang dan menyuruh harta yang


belum produksif agar segera diputarkan.
2) Modal jangan terpusat pada beberapa tangan sajaatau
diharamkannya peminjam modal dengan menarik bunga
(pengharaman riba).
3) Mengharamkan penguasaan dan pemilikan modal selain yang
diizinkan syari’at islam.
4) Islam mewajibkan mengeluarkan zakat-maal.
5) Tidak boleh mempergunakan modal secara boros, seperti orang
tidak mempunyai akal, atau orang tadi harus ditahan dari
menggunkan modalnya.
c. Tenaga manusia
Islam mengangkat nilai tenaga kerja dan menyuruh orang bekerja,
baik bekerja untuk mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa yang menjadi keperluan manusia, demikian
juga segala amal ibadah kepada Allah swt.
Hak-hak dan kewajiban karyawan (tenaga kerja), sebagai salah satu faktor
produksi, sebagai berikut:
1) Kerja adalah hak karyawan (buruh)
Pemerintah berkewajiban membuka lapangan kerja bagi
rakyat, terutama rakyat yang tidak mampu mendapatkan kerja atau
membuka sendiri lapangan kerja pasal 27 ayat 2 UUD 1945. “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
2) Kerja merupakan kewajiban
Melaksanakan perkerjaan merupakan fardhu yang ditetapkan
Allah untuk memperoleh penghidupan. Dan kerja itu dapat
menghapuskan dosa-dosa dan merupakan satu ibadah, apabila
ketika bekerja senantiasa memelihara ke-taqwaan kepada Allah
swt.
3) Majikan bertanggung jawab tentang pembayaran upah
7

Upah wajib dibayar oleh majikan berdasarkan perjanjia kerja.


Perjanjian kerja tertentu didasarkan atas kemampuan, keahlian,
kecermatan, produktivitas karyawan serta kemajuan atau laba
perusahaan tersebut.
4) Upah buruh wajib tertentu dan tidak boleh ada pemaksaan,
penipuan, gharar atau apa saja yang merusak akad kerja.
5) Tidak boleh diberikan pekerjaan yang terlalu berat
Apabila karyawan terpaksa melakukan pekerjaan terlalu berat,
mesti diberi bantuan oleh majikan.
6) Karyawan wajib berniat ikhlas
Dalam melaksanakan tugasnya karyawan senantiasa merasa
diawasi oleh Allah swt, sebaik-baiknya harus bekerja dengan
cermat, cepat dan hasil yang baik.
d. Tenaga organisasi
Islam melaksanakan manajemen mencari keuntungan, tetapi
menolak pendirian perusahaan apabila tidak berdasarkan asas “sama-sama
menerima untung dan rugi” agar penghidupan perekonomian berjalan atas
landasan-landasan yang sehat, yang tidak menimbulkan kegoncangan
ataupun krisis.3

B. Tafsir Ayat Produksi

1. Makna mufradat

a. َ َ‫ َو أاَّلَ أنع‬Dan binatang ternak


‫ام‬ yakni unta, sapi, dan kambing. Lafaz al-

an’ama dibaca nasab karena dinasabkan oleh fi’il yang diperkirakan

3
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu pengantar II, (Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia, 1994),
h. 303-316.
8

keberadaannya, lalu fi’il tersebut ditafsirkan atau dijelaskan oleh lafaz

berikut ini.

b. ‫ َخلَقَ َهالَ ُك أم‬Dia telah menciptakannya untuk kalian sebagian dari manusia.

c. ‫ِف ٌء‬
‫ فِ أي َهاد أ‬padanya ada kehangatan yaitu bulu dan kulitnya dapat dibuat
pakaian dan selimut untuk penghangat tubuh kalia.

d. ‫ َو َمنَافِ ُع‬dan berbagai manfaat yaitu dari anak-anaknya, air susunya, dan

dapat dijadikan sebagai kendaraan.

e. َ‫ َو ِم أن َهاتَأ أ ُكلُ أون‬dan sebagainya kalian makan zaraf didahulukan karena untuk

tujuan fasilah.

f. ‫ َولَ ُك أم فِ أي َها َج َما ٌل‬Dan kalian memperoleh pandangan yang indah padanya

yakni sebagai perhiasan kalian.

g. َ‫ ِحيأنَ ت ُ ِر أي ُح أون‬ketika kalian membawanya kembali ke kandang ketika kalian


menggiringnya kembali ke kandangnya di waktu sore hari.

h. َ‫ َو ِحيأنَ تَس َأر ُح أون‬dan ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan

kalian mengeluarkannya dari kandangnya menuju ke tempat

penggembalaan di waktu pagi hari.

i. ‫ َوتَحأ ِم ُل اَثأقَالَ ُك أم‬Dan ia dapat memikul beban-beban kalian barang-barang

kalian.

j. ‫ إِلَ ٰى بَلَدٖ لا ۡم تَ ُك أونُواأ ٰبَ ِل ِغي ِه‬ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai

kepadanya kalian tidak sanggup mencapainya tanpa memakai kendaraan

unta.

k. ‫ِق ۡٱْلَنفُ ِس‬


ِ ‫ إِ اَّل بِش‬melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan
diri yang membuat payah diri kalian.

l. ‫أم‬ٞ ‫ف ار ِحي‬ٞ ‫ إِ ان َر اب ُك ۡم لَ َر ُء أو‬Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap kalian, Dia telah

menciptakannya untuk kalian manfaatkan.


9

m. ‫(و‬dan)
َ َ ‫ أال َح أي َل َو أالبِغَا َل َو أال َح ِمي َأر ِلت أَر َكب أُوه‬kuda, bigal,
Dia telah menciptakan ً‫َاو ِز أينَة‬

dan keledai agar kalian menungganginya dan menjadikannya sebagai

perhiasan lafaz zinatan menjadi maful lah disebutkannya kedua ‘illat itu,

yaitu untuk ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan; hal ini sama

sekali tidak bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya. Seperti

halnya pada kuda, selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan,

dagingnya dapat dimakan. Hal ini telah ditetapkan berdasarkan hadis

sahihain.

Dan hewan ternak yaitu unta, sapi, dan kambing telah diciptakan-Nya

untuk kamu untuk manfaat dan maslahat kamu, di antaranya kamu memperoleh

kehangatan dari bulunya, dan memperoleh manfaat lainnya, padanya ada bulu

yang menghangatkan dan berbagai manfaat bisa diternakkan, diambil susunya,

dan ditunggangi, dan sebagiannya kamu makan.

Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya

kembali ke kandang disore hari dan ketika kamu melepaskannya ke tempat

penggembalaan dipagi hari.

Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak

sanggup mencapainya jika tidak menggunakan unta, lebih dari itu, ia pun

mengangkut kamu, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang oleh karena itu, Dia menciptakan hewan tersebut

untuk kamu serta menyiapkan segala yang kamu butuhkan dan kamu perlukan,

maka segala puji bagi Allah sesuai dengan keagungan wajah-Nya, besarnya

kekuasaan-Nya dan luasnya kepemurahan-Nya.

Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal (bagal yaitu anak dari

perkawinan kuda dengan keledai), dan keledai, untuk kamu tunggangi dan
10

(menjadi) perhiasan (tidak disebutkan “untuk dimakan” karena bagal dan keledai

negeri haram dimakan, adapun kuda diizinkan oleh Nabi shallalahu’alaihi wa

sallam untuk dimakan). Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui (berupa

menciptakan sesuatu yang menarik dan ajaib. Tidak disebutkan contohnya oleh

Allah Subhaanahu wa Ta’aala, karena Dia tidaklah menyebutkan di dalam kitab-

Nya selain sesuatu yang diketahui hamba-hamba-Nya atau yang serupa

dengannya, karena jika tidak begitu hamba-hamba-Nya tidak akan tahu dan tidak

akan memahami maksudnya. Dia menyebutkan asal (dasar) yang mencakup apa

yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Misalnya menyebutkan

kenikmatan surga, disebutkan di antaranya yang kita ketahui dan yang kita

saksikan persamaannya, seperti pohon kurma, anggur dan delima, sedangkan yang

tidak kita ketahui, Dia menyebutkan secara garis besar, seperti dalam firman-Nya,

“Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-

pasangan”[terj. Ar-Rum:52]).

Dan hal Allah (menerangkan) jalan yang lurus (yaitu jalan yang

menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya), dan di antaranya ada (jalan)

yang menyimpang. Jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu

semua (ke jalan yang benar) (Dia menunjukkan sebagian kamu karena

kepemurahan dan karunia-Nya, dan tidak menunjuki yang lain karena hikmah dan

keadilan-Nya).
Allah Swt. menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-
hamba-Nya, antara lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka,
yaitu unta, sapi, dan kambing, seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-
An’am sampai dengan friman-Nya, “Samaniyata azwaj” (delapan ekor
ternak yang berpasang-pasangan). Allah pun telah menjadikan pada
binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat mereka,
yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka
minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indak
11

pada ternak mereka sebagai perhiasan buat mereka. Allah berfirman dalam
QS. al-Nahl/16: 6 yang berbunyi:

... َ‫َولَ ُك ۡم ِفي َها َج َما ٌل ِحينَ ت ُ ِريحُونَ َو ِحين‬


Terjemahnya

Dan kalian memperoleh pandangan yang indah ketika kalian membawanya


kembali ke kandang.
Artinya, disaat ternak kembali dari tempat pengembalaannya di petang

hari, maka ternak unta kelihatan sebagai ternak yang memiliki pinggang paling

panjang, tetek paling besar, dan punuk yang paling tinggi.

Allah berfirman dalam QS. al-Nahl/16: 6 yang berbunyi:

. َ‫و ِحينَ ت َۡس َرحُون‬...


َ
Terjemahnya

Dan ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan.

Yakni di pagi hari ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan.

Allah berfirman dalam QS. al-Nahl/16: 7 yang berbunyi:

...‫َوت َۡح ِم ُل أَ ۡثقَالَ ُك ۡم‬

Terjemahnya

Dan ia memikul beban-beban kalian.


Maksudnya, bawaahn kalian yang berat-berat yang kalian tidak mampu
mengangkat dan bembawanya.
Allah berfirman dalam QS. al-Nahl/16: 7 yang berbunyi:

ِ ‫إِلَ ٰى بَلَدٖ لا ۡم ت َ ُكونُواأ ٰبَ ِل ِغي ِه إِ اَّل بِش‬...


...‫ِق‬

Terjemahnya
Ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya melainkan
dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Yakni dalam perjalanan kalian menuju ibadah haji dan umrah, berperang

dan berniaga serta tujuan-tujuan lainnya; kalian dapat menggunakannya untuk


12

berbagai keperluan, yaitu sebagai kendaraan dan pembawa muatan barang-barang

kalian. Ayat ini semakna denga firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

Allah berfirman dalam QS. al-Mu’minun/23: 21-22 yang berbunyi:

‫ َو َعلَ ۡي َها َو َعلَى ۡٱلفُ ۡل ِك‬٢١ َ‫ة َو ِم ۡن َها ت َۡأ ُكلُون‬ٞ ‫ير‬ ُ ُ‫َوإِ ان لَ ُك ۡم فِي ۡٱْل َ ۡن ٰعَ ِم لَ ِع ۡب َر ۖٗة نُّ ۡس ِقي ُكم ِم اما فِي ب‬
َ ‫طو ِن َها َولَ ُك ۡم فِي َها َم ٰنَ ِف ُع َك ِث‬
٢٢ َ‫ت ُ ۡح َملُون‬
Terjemahnya
“Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar
terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu
dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-
binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan
sebagian daripadanya kamu makadan di atas punggung binatang-
binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut

Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah dalam

QS an-Nahl/16: 5 yang berbunyi:


ۡ ‫فِي َها د‬
‫ء‬ٞ ‫ِف‬

Padanya ada (bulu) yang menghangatkan.

Yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian

‫َو َم ٰنَ ِف ُع‬

Dan berbagai manfaat, (An-Nahl:5)

Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat kalian makan dan susunya

dapat kalian minum. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami

Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan

dif’un dan manafi’ ialah keturunan dari semua hewan ternak.

Mujahid mengatakan bahwa makna firman Allah dalam QS an-Nahl/16: 5

yang berbunyi:

...‫ء َو َم ٰ َن ِف ُع‬ٞ ‫ِف‬


ۡ ‫فِي َها د‬...
13

Padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat.

Artinya pakaian dari hasil tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya

dari hewan ternak, yaitu sebagai kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air

susunya.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah dalam QS

an-Nahl/16: 5 yang berbunyi:

...‫ء َو َم ٰنَ ِف ُع‬ٞ ‫ِف‬


ۡ ‫د‬...

…(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat…,

Yakni pada binatang ternak terdapat bahan pakaian, makanan dan

minuman, serta sarana transportasi. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak

kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang berdekatan.


ۚ
َ ‫َو ۡٱلخ َۡي َل َو ۡٱلبِغَا َل َو ۡٱل َح ِم‬
َ‫ير ِلت َۡر َكبُوهَا َو ِزينَة َويَ ۡخلُ ُق َما ََّل تَعۡ َل ُمون‬
dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan
apa yang kamu tidak mengetahuinya.
Jenis hewan lain yang diciptakan oleh Allah Swt. buat hamba-hamba-Nya

sebagai anugerah-Nya buat mereka ialah kuda, begal, dan keledai yang dapat

dipergunakan untuk kendaraan dan perhiasan. Itulah kegunaan hewan-hewan

tersebut yang paling menonjol.

Mengingat ketiga jenis hewan ini dipisahkan penyebutannya dari hewan

ternak, maka ada sebagian ulama yang dengan berdalilkan ayat ini mengatakan

bahwa daging kuda hukumnya haram. Di antara mereka yang berpendapat

demikian ialah Imam Abu Hanifah dan ulama fiqih lainnya yang sependapat

dengannya, dengan alasan bahwa Allah Swt. menyebutkan kuda bersama dengan

penyebutan begal dan keledai; karena itulah maka kuda haram, seperti yang

disebutkan juga di dalam sunnah nabawi dan pendapat sebagian besar ulama.

Imam Abu Ja’far ibnu Jaris mengatakan, telah menceritakan kepadaku


Ya’qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah, telah menceritakan
14

kepada kami Hisyam Ad-Dustuwa-I, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu

Abu Kasir, dari maula Nafi’ ibnu Alqamah, dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas

tidak menyukai (memakruhkan) daging kuda, bagal, dan keledai. Ia mengatakan

pula sehubungan dengan makna firman Allah dalam QS an-Nahl/16: 5 yang

berbunyi:

َ‫ء َو َم ٰنَ ِف ُع َو ِم ۡن َها ت َۡأ ُكلُون‬ٞ ‫ِف‬


ۡ ‫َو ۡٱْل َ ۡن ٰعَ َم َخلَقَ َه ۖٗا لَ ُك ۡم فِي َها د‬
Terjemahnya
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu
makan.
Yang disebutkan dalam ayat ini adalah hewan ternak yang dapat dimakan

dagingnya. Allah berfirman dalam QS an-Nahl/16: 8 yang berbunyi:

َ ‫َو ۡٱلخ َۡي َل َو ۡٱلبِغَا َل َو ۡٱل َح ِم‬


...‫ير ِلت َۡر َكبُوهَا‬
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai agar kalian
menungganginya…,
Menerangkan jenis hewan yang digunakan untuk dikendarai. Hal yang

sama telah diriwayatkan melalui jalur Sa’id ibnu Jubair dan lain-lainnya, dari Ibnu

Abbas, dengan lafaz yang semisal. Abu Ja’far ibnu Jarir mengatakan bahwa hal

yang sama telah dikatakan pula oleh Al-Hakam ibnu Utaibah r.a.

Mereka mengatakan demikian dengan berdasarkan hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitan Musnad-nya; disebutkan bahwa

telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abdu Rabbihi, telah menceritakan

kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Saur ibnu

Yazid, dari saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam ibnu Ma’dikariba, dari ayahnya, dari

kakeknya, dari Khalid ibnul Walid. Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam ibnu

Majah mengetengahkannya melalui hadis Saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam, tetapi

predikat siqah-nya masih disangsikan.

Imam Ahmad meriwayatkan pula melalui jalur lain secara lebih panjang

daripada riwayat yang pertama. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan


15

kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami

Muhammad ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Salim,

dari Saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam, dari kakeknya (yaity Al-Miqdam ibnu

Ma’dikariba) yang mengatakan, “Kami bersama Khalid ibnu Walid memerangi

As-Sa-ifah, kemudian teman-teman kami memberikan daging kepada kami, dan

sebagai imbalannya mereka meminta seekor kuda, maka saya berikan kuda itu

kepada mereka dan mereka mengikatnya. Maka saya katakan kepada mereka,

“Kalian tunggu dahulu, hingga aku datang kepada Khalid untuk bertanya

kepadanya”.

Maka saya datang kepada Khalid dan menanyakan masalah itu kepadanya,

maka Khalid menjawab, “Kami berperang bersama Rasulullah Saw. dalam Perang

Khaibar”. Maka pasukan kaum muslim bersegera menyerbu kandang ternak milik

orang-orang Yahudi, dan Rasulullah Saw. memerintahkan kepadaku untuk

menyerukan bahwa salat didirikan dengan berjamaan dan tidak akan masuk surga

kecuali hanya seorang muslim.

Rasulullah Saw. bersabda:

‫ ا َ ََّل ََّليَ ِح ُّل ا َ أم َوا ُل أال ُمعَا َه ِديأنَ ا اَِّلبِ َح ِق َها َو َح َرا ٌم َعلَ أي ُك أم لَ ُح أو ُم‬،َ‫ظائِ ِريَ ُه أود‬
َ ‫ اِنا ُك أم قَدأاَس َأر أعت ُ أم فِ أي َح‬:‫اس‬
ُ ‫اَيُّ َهاالنا‬
‫ب ِمنَ ال ا‬
.‫طي ِأر‬ ٍ َ‫ي ِم أخل‬
‫ َو ُك ُّل ِذ أ‬،ِ‫السبَاع‬
ِ َ‫ب ِمن‬ ‫ َو ُك ُّل ِذ أ‬،‫أال ُح ُم ِر أاْل َ أه ِليا ِة َو َخ أي ِل َها َوبِغَا ِل َها‬
ٍ ‫ي نَا‬
Terjemahnya
Hai manusia, sesungguhnya kalian telah bersegera menuju tempat kandang
ternak orang-orang Yahudi. Ingatlah, tidaklah halal harta benda orang-
orang mu’ahad kecuali dengan alasan yang hak, dan diharamkan kepada
kalian daging keledai kampung, kuda, dan bagalnya; juga (diharamkan
kepada kalian) setiap hewan pemangsa yang bertaring dan setiap burung
yang berkuku tajam (burung pemangsa).
Seakan-akan peristiwa ini terjadi sesudah orang-orang Yahudi mau

mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum muslimin dan mereka kepada

kaum muslim. Seandainya hadis ini sahih, tentulah ia menjadi nash yang

mengharamkan daging kuda, tetapi hadis ini tidak dapat melawan hadis sahih
16

yang terdapat di dalam kitab Sahihain melalui riwayat Jabir ibnu Abdullah yang

mengatakan:

Rasulullah Saw. bersabda:

.‫ َوأَذِنَ فِ أي لُ ُح أو ِم أال َخ أي ِل‬،‫سلا َم َع أن لُ ُح أو ِم أال ُح ُم ِر أاْل َ أه ِليا ِة‬


َ ‫صلاى هللاُ َعلَ أي ِه َو‬
َ ِ‫س أو ُل هللا‬
ُ ‫نَ َهى َر‬
Terjemahnya
Rasulullah Saw. telah melarang (memakan) daging keledai kampung dan
membolehkan daging kuda.
Imam Ahmad dan Imam Abu Daud telah meriwayatkannya berikut kedua

sanad yang ada pada masing-masing dengan syarat Muslim melalui Jabir yang

telah mengatakan:

‫ع ِن أالبِغَا ِل َو أال ِح َمي ِأر َولَ أم يَ أن َهنَا‬


َ ‫سلا َم‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ أي ِه َو‬ ُ ‫ فَنَ َهانَا َر‬،‫ذَبَحأ نَايَ أو َم َخ أيبَ َر أال َخ أي َل َو أالبِغَاَل َو أال ِح َمي َأر‬
َ ِ‫س أو ُل هللا‬
.‫َع ِن أال َخ أي ِل‬

Terjemahnya
Pada Perang Khaibar kami menyembelih kuda dan bagal serta keledai, maka
Rasulullah Saw. melarang kami (memakan) bagal dan keledai, tetapi tidak
melarang kami (memakan) kuda.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Asma binti

Abu Bakar r.a. yang mengatakan:

.‫سافَأَك أَلنَاهُ َونَحأ نُ بِ أال َم ِد أينَ ِة‬


ً ‫سلا َم فَ َر‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ أي ِه َو‬ ُ ‫نَ َح أرنَا َعلَى َع أهد َِر‬
َ ِ‫س أو ِل هللا‬
Di masa Rasulullah Saw. kami pernah menyembelih kuda, lalu kami
memakannya, sedangkan kami berada di Madinah.
Dalil ini lebih kuat dan lebih teguh, dan hadis inilah yang dijadikan

pegangan oleh Jumhur ulama, antara lain Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam

Ahmad serta semua murid masing-masing; dan kebanyakan ulama Salaf dan

Khalaf.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij,

dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kuda itu pada

asal mulanya adalah hewan liar, lalu Allah menjinakkannya buat Ismail ibnu

Ibrahim a.s.
17

Wabb ibnu Munabbih menyebutkan di dalam hadis Israiliyatnya, bahwa

Allah menciptakan kuda dari angin selatan.

Nas hadis menunjukkan boleh mengendarai binatang-binatang ini, antara

lain bagal. Rasulullah Saw. pernah menerima hadiah seekor bagal, lalu

dijadikannya sebagai hewan kendaraannya, padahal beliau sendiri melarang

menginseminasikan (mengawinsilangkan) antara keledai dan kuda, agar keturunan

keledai tidak terputus (punah).

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu

Ubaid, telah menceritakan kepada kami Umar, dari keluarga Huzaifah, dari

Huzaifah, dari Asy-Sya’bi, dari Dahiyyah Al-Kalabi yang mengatakan bahwa ia

pernah berkata kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, maukah engkau bila

aku mengawinsilangkan keledai dan kuda, maka anaknya nanti (bagal) untukmu

buat kendaraanmu?”.

Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya yang melakukan demikian

hanyalah orang-orang yang tidak mengetahui”.

Setelah Allah Swt. menyebutkan berbagai hewan dan manfaat serta

kegunaannya di jalan yang bersifat kongkret, maka Allah Swt. mengingatkan

kepada jalan agama yang bersifat abstrak. Di dalam Al-Qur’an sering sekali

terjadi peralihan ungkapan dari hal-hal yang kongkret kepada hal-hal yang

maknawi (abstrak), seperti yang terdapat di dalam firman Allah Swt.

Setelah menyebutkan berbagai jenis hewan yang mereka kendarai

sehingga dapat mengantarkan mereka kepada keperluan yang ada di dalam hati

mereka, hewan-hewan itulah yang mengangkut barang-barang berat mereka ke

berbagai negeri, tempat yang jauh, dan perjalanan yang melelahkan. Allah

menyebutkan jalan-jalan yang ditempuh oleh manusia untuk menuju kepada


18

Allah. Maka dijelaskan bahwa hanya jalan yang hal sajalah yang dapat

mengantarkan seseorang kepada Allah.

a. Makna global

Secara umum, ayat di atas menggambarkan potensi dan manfaat sumber

daya alam terutama yang berbentuk binatang ternak dengan berbagai manfaat

dan nilai bagi manusia. Diantara manfaatnya adalah dimakan dagingnya, selain

itu juga kulit, tulang, dan bulunya, binatang ternak itu dahulu bahkan sampai

sekarang masih brfungsi sebagai sarana transportasi dan alat angkut. Tertama

dahulu sbelum zaman modern sekarang dimana sarana prhubungan dan sarana

pengangkutan dilakukan alat-alat transportasi yang menggunakan keekuatan

mesin. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu, manfaat dari sumber daya

alam dalam bentuk hewan terutama hewan ternak itu. Di era modern, masih

banyak binatang ternak khususnya kuda dan keledai yang dimanfaatkan

sebagai sarana angkutan, termasuk di daerah-daerah wisata mancanegara.

Tempat-tempat rekreasi terkenal di tanah air Indonesia sebagaimana dapat

disaksikan dibanyak tempat, jelas masih banyak yang menggunakan binatang

ternak tertentu, khususnya kuda atau keledai sebagai alat tunggangan, baik

langsung maupun tidak langsung seperti andong atau dokar, maupun kudanya

itu sendiri. Demikian pula diluar negeri, termasuk di area Bukit Thur Sina di

Mesir, beberapa objek wisata di Isfahan, Iran, maupun terutama Petra di

Jordan yang belakangan dinobatkan ke dalam salah satu keajaiban dunia.

Dibawa Bukit Thur Sina maupun tertama di jalan-jalan menuju Petra,

masih brkeliarang kuda-kuda dan keledai-keledai tunggangan yang disewakan

bagi para wisatawan mancanegara yang hendak mengunjungi tempat-tempat

indah yang bersejarah, khususnya gua berikut pahatan-pahatan bebatuan kuna

bekas tempat-tempat bertedu/berlindung penduduk setempat dahulu di masa-


19

masa lalu yang tersebar di sejumlah perbukitan yang ada sebagaimana ya g

dilansir al-Qur’an, dan kini menjadi area rekreasi menarik yang dikunjungi

wisatawan domestik maupun mancanegara. Apalagi setelah dinobatkan

menjadi salah satu keajaiban dunia.4

C. Tafsir Ayat Tentang Produksi

Dia-lah Allah yang telah menciptakan binatang ternak diantaranya unta,


kuda, sapi, dan lembu yang paling sering disebutkan dalam al-Qur’an, semata-
mata untuk kemaslahatan kamu (manusia). Dalam berbagai jenis binatang ternak
itu ditemukan beberapa atau bahkan sejumlah (manfaat), diantaranya sebagai
sarana penghangat atau pemanas disaat-saat mengalami kedinginan di musim
dingin. Dunia tekstil telah lama memproduksi pakaian maupun alat-alat tidur yang
terbuat dari bulu-bulu hewan. Disinolah terletak hikmah dari penuturan al-Qur’an
yang dalam banyak hal benar-benar bersifat tafshili (rinci dan detail). Termasuk di
dalamnya ayat yang menjelaskan perihal fungsi binatang yang tidak semata-mata
dagingnya, tetapi juga yang lain-lainnya sebagaimana terdapat dalam Surah al-
Nahl (16):80 ketika menjelaskan kegunaan binatang. Dia-lah Allah yang telah
menjadikan bagi kamu rumah-rumah kamu sebagai tempat tinggal, dan Dia pula
yang menjadikan bagi kamu rumah kemah yang terbuat dari kulit binatang ternak
yang kamu merasa ringan (membawa)nya diwaktu kamu berjalan dan waktu kamu
bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu
kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu
(tertentu).
Manfaat lain dari binatang ternak adalah kedudukannya sebagai pemasok
komsumsi, seperti susu dan daging segar (hewan potong) untuk di komsumsi.
Lebih dari itu, tidaklah jarang manfaat lain dari binatang ternak adalah karena
organ-organ tertentunya, seperti kulit atau bulu yang memiliki nilai sei yang
tinggi, baik di saat-saat binatang itu hidup maupun sudah mati. Misalnya,
pemanfaatan tulangnya untuk dijadikan barang-barang hiasan seperti tas tangan,
ikat pinggang, dompet, dan lain-lain. Terlebih di zaman modern sekarang dimana
perindustrian rumah tangga maupun kerajinan dan kesenian yang mengalami
kemajuan pesat sedemikian rupa. Itulah pula diantara keunggulan al-Qur’an
menggunakan kata al-akl yang sinonim benar atau benar-benar sinonim dengan
kata al-intifa’ (kemanfaatan/pemanfaatan).
ٌٌ َ‫َولَ ُك أم فِي َها َج َما ٌل ِحينَ ت ُ ِريحُونَ َو ِحينَ تَس َأرحُون‬

4
http://hifdzhudin.blogspot.com/2015/10/tafsir-ayat-produksi.html (jam 11:22 kamis 16
mei)
20

Dan di dalam binatang-binatang ternak itu juga terdapat banyak keindahan


yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan pemilik maupun pengembalanya,
terutama tatkala mereka mengamat-ngamati dengan penuh penghayatan terhadap
binatang-binatang ternak yang sehat, gemuk, berkulit bersih, dan bersuara yang
penuh isyarat dan makna. Meskipun di zaman modern ini telah teramat banyak
sarana hiburan keluarga maupun masyarakat dengan sarana binatang ternak, tetap
saja menjadi salah satu bentuk hiburan yang tidak pernah ditelakkan orang.
Tamasya seperti ini, akan memberikan nilai tambah manakala dikelolah sesuai
dengan prinsip syariah, misalnya dengan mengedepankan wisata syar’i, rihla
syar’i, dan lain-lain. Juga sekaligus merupakn tantangan yang menjanjikan dan
prospektif bagi para lulusan atau sarjana syariah yang penuh vitalitas dan
kreativitas untuk merealisasikan isi kandungan ayat-ayat komsumsi ini.

ٌ ‫ِق أاْل َ أنفُ ِس ۚ إِ ان َربا ُك أم لَ َر ُء‬


ٌٌ‫وف َر ِحي ٌم‬ ِ ‫َوتَحأ ِم ُل أَثأقَالَ ُك أم إِلَ ٰى بَلَ ٍد لَ أم ت َ ُكونُوا َبا ِل ِغي ِه إِ اَّل بِش‬
Dan kamu (msnusia) menjadikan binatang ternak (berkaki empat) itu juga
sebagai alat-alat angkut terutama dalam mengangkut barang-barang berat dalam
jumlah banyak yang tidak mampu dipikul manusia. Terutama di masa-masa di
saat-saat al-Qur’an diturunkan, hampir atau bahkan seluruh ekspedisi
perdagangan mulai dari domestik hingga mobilisasi ekspor-impor, hampir selalu
dan semuanya mengandalkan alat-alat angkut hewan berkaki empat itu, khususnya
unta disamping kuda dan lain-lainnya. Dahulu, bahkan sampai sekarang didaerah-
daerah terpencil, masih tetap menggunakan sejumlah binatang berkaki empat
sebagai sarana pengangkut barang-barang berat dan ekspor-impor yang mustahil
bisa dipanggul oleh manusia daa belum bisa diangkut dengan menggunakan
sarana angkutan bermesin atau bertenaga listrik seperti di zaman modern
sekarang. Semua manfaat binatang ternak antara lain sebagai alat angkut barang-
barang berat itu semata-mata merupakan kasih sayang Allah, yang mahakasih lagi
maha penyanyang.

َ ‫َو أال َخ أي َل َو أال ِبغَا َل َو أال َح ِم‬


ٌٌ َ‫ير ِلت أَر َكبُوهَا َو ِزينَةً ۚ َو َي أخلُ ُق َما ََّل ت َ أع َل ُمون‬

Dan diantara jenis binatang berkaki empat (al-an’a>m) itu adalah kuda,
bagal, dan keledai, untuk di fungsikan sbagai alat angkut barang-barang (muatan)
ekspor-impor, disamping sebagai perhiasan, bahkan leebih dari itu Allah juga
menciptakan bintang-binatang lain maupun fungsi-fungsi dari binatang itu yang
tidak manusia ketahui. Maksudnya, Allah juga menciptakan sarana-sarana
angkutan lainnya yang dahulu sama sekali tidak di duga-duga oleh manusia,
seperti kemajuan alat-alat angkut raksasa zaman sekarang ini mulai dari sepeda
motor, sampai mobil-mobil gandengan (tronton), kapal laut, pesawat, dan lain-lain
21

yang menyebabkan angkutan ekspor-impor sampai mencapai jutaan ton dalam


waktu relatif singkat.5

C. Ayat-Ayat Tentang Produksi

1. Surah al-Baqarah/2: 29

Terjemahnya

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu.

Tafsir ayat:

Setelah Allah menuturkan petunjuk tentang penciptaan manusia yang

dapat mereka lihat dalam dirinya sendiri, maka dia menuturkan petunjuk lain

tentang pencitaan langit dan bumiyang dapat mereka saksikan. Mujahid berkata,

“Allah menciptakan bumi sebelum langit. Setelah Dia menciptakan bumi, maka

membumbunglah asap, dengan izin Allah, dari bumi. Hal itu terjadi tatkala Dia

berfirman, kemudian Dia berkehendak menuju langit , yakni bermaksud ke langit

dan al-istiwa disini mengandung makna ‘menuju’ dan ‘mengacu’ karena kata itu

di muta’adi kan dengan ila”

Terjadi ikhtilaf diantara mufassir ihwal penciptaan bumi sebelum langit

atau langit sebelum bumi. Masing-masing pihak memiliki hujjah. Namun hujjah

para mufassir yang berpendapat bahwa bumi diciptakan sebelum langit adalah

lebih kuat karena firman Allah, “Dialah yang menciptakan segala apa yang ada di

bumi untuk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit.” Kata ‘kemudian’

menunjukkan urutan kejadian. Yakni, Allah menciptakan bumi dan segala perkara

yang ada didalamnya , kemudian setelah itu menuju ke langit, lalu menjadikan

tujuh langit. Ada pun hujjah mufassir yang mengatakan bahwa langit diciptakan

5
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, (Cet. II; Jakarta; Bumi Aksara, 2015),
h. 96-101.
22

sebelum bumi adalah firman Allah, “apakah kamu lebih sulit penciptaannya

ataukah langit? Allah telah membangunnya , meninggikan bangunannya lalu

menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan

menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

Ia memancarkan darinya mata airnya, dan menumbuhkan tumbu-tumbuhannya.

Dan gunung-gunung dipancangkan Nya dengan teguh”(QS. An Naziat : 27-32)

pendapat ini dikutib oleh Ibnu Jarir dari Qatadah. Namun pendapat ini yakni

penciptaan langit lebih dahulu daripada bumi tidak shohih. Pendapat yang shohih

adalah sebaliknya, yaitu bumi diciptakan lebih dahulu daripada langit. Dalam

Shohih Bukhari dikatakan bahwa Ibnu Abbas sendiri pernah ditanya mengenai hal

ini. Maka ia menjawab bahwa bumi diciptakan terlebih dahulu daripada langit dan

sebenarnya bumi itu dihamparkan setelah penciptaan langit.

Ringkasnya bahwa ad-dahaa ditafsirkan dengan firman Allah, “Dan Bumi

sesudah itu dihamparkan-Nya, ia memancarkan darinya mata airnya, dan

menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya

dengan teguh,” jadi addahyu dijelaskan dengan dipancarkannya air yang

tersimpan di dalam bumi yang kemudian menumbuhkan berbagai jenis, sifat,

warna, bentuk, dan kelompok tanaman.

2. QS. Al-Hadid : 25

Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa


bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.

Tafsir ayat:
23

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul

Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata” yaitu dengan mukjizat-mukjizat,

hujjah-hujjah dan dalil yang kuat. “dan telah Kami turunkan bersama mereka Al

kitab” yaitu berita yang benar, ”dan neraca” yaitu neraca keadilan. Madsudnya,

kebenaran yang diakui kebenarannya oleh akal-akal yang sehat. “Supaya manusia

dapat melaksanakan keadilan.” Yaitu, supaya manusia dapat hidup dengan benar

dan adil, dengan mengikuti para utusan Allah apa yang telah diperintahkan dan

dilarang oleh mereka. Itulah kebenaran yang tidak ada lagi setelahnya melainkan

kesesatan semata-mata. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Telah

sempurnalah kalimat Tuhanmu dengan benar dan adil,” yaitu benar dalam

beritanya dan adil dalam perintah dan larangannya.

Allah SWT berfirman “Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat

kekuatan yang hebat “ Yaitu, Kami telah menjadikan besi untuk menakut-nakuti

orang yang menolak kebenaran dan menentangnya, setelah hujjah disodorkan

kepadanya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW bermukim di kota Mekkah setelah

kenabian selama 13 tahun, yang telah diwahyukan kepada beliau surah-surah

Makkiyah yang semuanya itu merupakan bantahan terhadap orang-orang musyrik

, penerangan dan penjelasan mengenai tauhid . setelah hujjah tegak dihadapan

orang yang menentang, Allah mensyariatkan hijrah dan memerintahkan kepada

mereka untuk berperang dengan pedang, memancung batang leher dan kepala

siapa saja yang menentang, mendustakan dan membangkang terhadap Al Qur’an.

Itulah sebabnya Allah berfirman, “Yang padanya terdapat kekuatan yang hebat”

yang dimadsud adalah persenjataan, seperti pedang, tombak, lembing, baju besi

dan sebagainya. “Dan berbagai manffat bagi manusia” yang berguna bagi

kehidupan mereka, seperti bajak, kampak, beliung, gergaji dan alat-alat untuk
24

bertenun, berladang memasak, membuat roti, dan semua yang hidup manusia

tidak akan terarah kecuali dengan memakai alat itu.

Selanjutnya Allah berfirman “Dan supaya Allah mengetahui siapa yang

menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.”

Yaitu orang yang niatnya menyandang pedang adalah menolong Agama Allah dan

Rasul-Nya. “ Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” yang akan

memberikan pertolongan kepada siapa yang menolong-Nya, tanpa dilatar

belakangi kebutuhan-Nya terhadap manusia. Allah mensyariatkan Jihad hanyalah

untuk menguji sebagian mereka dari sebagian yang lain.

Dari ayat ini dibahas tentang Allah menciptaan besi yang sangat
bermanfaat buat manusia, yang dari bahan besi itu bisa dipergunakan untuk
membuat alat perang seperti pedang, tombak, lembing dst dan juga besi dapat
dipergunakan untuk membuat alat produksi seperti alat pertanian dan perabotan
rumah tangga, yang kesemua itu sangat membantu dalam proses mengolah bahan
mentah menjadi bahan jadi (proses produksi).

Dalam tafsir As-Sa’di disebutkan dalam ayat ini Allah Ta’ala


menyandingkan al-Kitab (kitab suci Nya) dengan besi karena kedua hal tersebut
Allah menolong Agama dan meninggikan kalimatNya. Dengan kitab suci yang
didalamnya terdapat hujjah dan bukti nyata dan dengan pedang bisa mendapatkan
kemenangan dengan izin Allah, kedua hal tersebut menegakkan keadilan yang
bisa dipakai sebagai petunjuk atas hikmah serta kemuliaan Allah dan juga
kemuliaan SyariatNya melalui lisan para rasul.

Ayat “dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia” Ayat ini menyinggung keberadaan
besi di bumi Apabila mengartikan kata “anzalnaa” sebagai “kami turunkan” dari
langit. Hal ini mendorong kita untuk mendalami bagaimana terbentuknya besi
dalam bumi. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu.
25

Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar
angkasa.

3. Hadist Produksi

‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya, seorang di antara


kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang
diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup
kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain,
baik mereka memberi atau tidak”. (HR Bukhari).6

6
http://koneksi-indonesia.org/2013/tinjauan-al-quran-tentang-produksi/ (jam 12:10 selasa
21 Mei .
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Produksi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang terjadi pada setiap

lapisan masyarakat. Yang mana produksi tersebut adalah suatu kegiatan yang

menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa yang mana bertujuan

sebagai memenuhi kebutuhan mansuia itu sendiri. Di dalam produski dikenal


berbagai macam istilah yaitu: Faktor-faktor produksi seperti Alam, Tenaga kerja,
Modal, kewirausahaan.

Setiap kegiatan produksi hendaknya ditujukan untuk meningkatkan


manfaat dari suatu materi. Produksi harus memerhatikan tata cara dan prosedur
agar proses produksi dapat berjalan lancar dan menguntungkan. Dan ada target-
target tertentu yang harus dicapai Penggunaan faktor-faktor produksi secara
efisien terutama yang berasal dari sumberdaya bertujuan untuk menjaga
keseimbangan alam. Penentuan upah harus didasarkan pada beberapa kriteria
seperti kebutuhan hidup, produktivitas dan kemampuan perusahaan.

B. Saran

Akhirnya makalah yang berjudul “Ayat-Ayat Produksi” dapat penulis


selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang

makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat

dipertanggung jawabkan.

22
DAFTAR RUJUKAN

Dwi Suwiknyo, Komplikasi Tafsir ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar , 2010
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar dan Tujuan.
(Cet. I; Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004

Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu pengantar II, (Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia,
1994)

http://hifdzhudin.blogspot.com/2015/10/tafsir-ayat-produksi.html (jam 11:22


kamis 16 mei)
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, (Cet. II; Jakarta; Bumi Aksara,
2015), h. 96-101.
http://koneksi-indonesia.org/2013/tinjauan-al-quran-tentang-produksi/
(jam 12:10 selasa 21 Mei .

23
24

Anda mungkin juga menyukai