Anda di halaman 1dari 18

AYAT DAN HADIS

TENTANG DISTRIBUSI

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata


Kuliah Tafsir Ayat dan Hadis Ahkam Ekonomi Islam Semester Dua

Dosen Pengampuh

Dr. SITTI MURSYAHIDAH M.Th.I.

Disusun Oleh Kelompol 7

Aprilia Maharani (225120062)

Devi A. Natasya (225120074)

Mela Septiana (225120060)

Mohammad Hasmawi (225120049)

Nardiansyah (225120241)

Riska A. Rajabani (225120071)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
UIN DATOKARAMA PALU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Sang Pencipta semesta alam


Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelwesaikan makalah ini yang berjudul ‘Ayat dan Hadits Tentang Distribusi’ ini
tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sitti Musyahidah
M.Th.i selaku dosen mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadits Ahkam Ekonomi Islam,
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada teman teman yang telah ambil andil dalam pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan dan pemahaman yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Palu, 4 Mei 2023

ii
Kelompok 7
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

A. Pengertian Distribusi dalam Islam......................................................................3

B. Tujuan Distribusi dalam Islam...........................................................................4

C. Fungsi Distribusi.................................................................................................4

D. Sistem Distribusi.................................................................................................7

E. Prinsip Prinsip dalam Distribusi.........................................................................8

F. Etika Islam Dalam Distribusi.............................................................................9

G. Ayat dan Hadis yang Menjelaskan Tentang Distribusi....................................10

BAB III PENUTUP...................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi Islam merupakan sebuah studi tentang masalah-masalah


ekonomi dari setiap individu dalam masyarakat yang memiliki kepercayaan
terhadap nilai- nilai kehidupan Islami. Yang mempunyai tujuan tidak hanya
terbatas pada kesejahteraan (kebahagiaan) dunia yang bersifat material,
tetapi juga kebahagiaan spiritual dan kesejahteraan akhirat. Kemudian, ilmu
ekonomi islam senantiasa didasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah. Sebagai
prasyarat kesejahteraan hidup di dunia adalah bagaimana sumber-sumber
daya ekonomidapat dimanfaatkan secara maksimal dan benar dalam
kerangka Islam. Salah satu penerapannya adalah distribusi dalam ekonomi
islam. Distribusi adalah salah satu elemen dalam kegiatan ekonomi. Selain
produksi dan konsumsi, distribusi juga memegang peranan yang sangat
penting dalam perekonomian. Tanpa adanya proses distribusi maka barang
tidak akan sampai ke tangan konsumen. Karena kecepatan dan ketepatan
sampainya barang di tangan konsumen sangatlah dibutuhkan untuk
mencegah adanya kelangkaan barang dan adanya kecurangan yang berupa
penimbunan barang oleh distributor.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian distribusi dalam Islam?


2. Apa tujuan dan fungsi distribusi dalam Islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip distribusi dalam Islam?
4. Apa saja ayat dan hadist yang menjelaskan tentang distribusi dalam
Islam?

C. Tujuan Pembahasan

1. Memahami definisi dari distribusi dalam Islam.


2. Memahami tujuan dan fungsi distribusi dalam Islam.
3. Memahami saja prinsip-prinsip distribusi dalam Islam.
4. Memahami ayat dan hadist yang menjelaskan tentang distribusi dalam
Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi dalam Islam

Pengertian distribusi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah


penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa
tempat; pembagian barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat)
oleh pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dsb. Dari pangertian tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi merupakan proses penyaluran hasil
produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi
kebutuhan manusia, baik primer maupun sekunder.

Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam
sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, semua akan dipertanggungjawabkan
di akhirat kelak. Pelaksanaan distribusi bertujuan untuk saling memberi manfaat
dan menguntungkan satu sama lain. Secara umum, Islam mengarahkan
mekanisme muamalah antara produsen dan konsumen agar tidak ada pihak yang
merasa dirugikan. Apabila terjadi ketidakseimbangan distribusi kekayaan, maka
hal ini akan memicu timbulnya konflik individu maupun sosial.

Distribusi sendiri merupakan suatu proses penyampaian barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dan para pemakai. Saluran distribusi adalah suatu jalur
perantara pemasaran dalam berbagai aspek barang atau jasa dari tangan produsen
dan konsumen. Antara pihak produsen dan konsumen terdapat perantara
pemasaran, yaitu wholesaler (distribusi atau agen) yang melayani pembeli.

3
B. Tujuan Distribusi dalam Islam

Sebagaimana produksi dan konsumsi distribusi juga mempunyai tujuan.


Diantara tujuan distribusi yaitu :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
2) Mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam
masyarakat.
3) Untuk menyucikan jiwa dan harta dari segala bentuk kotoran lahiriah
ataupun batin.
4) Untuk membangun generasi yang unggul karena generasi muda
merupakan penerus dalam sebuah kepemimpinan suatu bangsa.
5) Untuk menegembangkan harta dari dua sisi spritual dan ekonomi.
6) Untuk pendidikan dan menegembangkan dakwah Islam melalui
ekonomi.
7) Untuk terbentuknya solidaritas sosial dikalangan masyarakat.

C. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fugsi pokok dan
fungsi tambahan. Fungsi pokok distribusi. Adapun yang menjadi pokok
distribusi adalah sebagai berikut:

1. Pengangkutan (transportasi)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan


tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat konsumen.
Perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin
majunya teknologi, maka kebutuhan manusiapun semakin bertambah

4
banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin
besar sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).

2. Penjualan (selling)

Di dalam pemasaran barang selalu ada kegiatan menjual yang


dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari produsen kepada
konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya
kegiatan penjualan maka konsumen dapat menggunakan barang
tersebut.

3. Pembelian (buying)

Setiap ada penjualan berarti ada kegiatan pembelian. Jika


penjualan barang dilakukan oleh produsen maka pembelian dilakukan
oleh orang yang membutuhkan barang.

4. Penyimpanan (stooring)

Sebelum barang disalurkan kepada konsumen, biasanya


disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan,
keselamatan, dan keutuhan barang-barang perlu adanya penyimpanan
(pergudangan).

5. Pembakuan standar kualitas barang

Dalam setiap transaksi jual beli, banyak penjual maupun


pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis, dan
ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu
adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas
barang yang akan diperjualbelikan dengan tujuan barang yang akan
diperdagangkan atau disalurkan sesuai dengan yang diharapkan.

5
6. Menanggung resiko

Seorang distributor harus menanggung resiko baik kerusakan maupun


penyusutan barang.

Fungsi tambahan distribusi. Yang menjadi fungsi tambahan distribusi yaitu:

1. Menyeleksi
Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan
produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha.
2. Mengepak/mengemas
Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam
pendistribusian maka barang harus dikemas dangan baik.
3. Memberi informasi
Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen
perlu memberi informasi secukupnya kepada diatributor untuk disampaikan
kepada konsumen yang dianggap perlu informasi, informasi yang paling tepat
bisa melalui iklan.

6
D. Sistem Distribusi

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “sistema” yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan. Istilah sistem dipakai untuk menunjuk adanya suatu himpunan
bagian-bagian yang saling berkaitan secara ilmiah maupun oleh budidaya manusia
sehingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan terpadu.1

Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau yang digunakan untuk
menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem saluran
distribusi bertujuan agar hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar,
tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam
masyarakat, dimana sistem saluran distribusi baik akan sangat mendukung
kegiatan produksi dan konsumsi dalam distribusi hasil produksi dari produsen ke
konsumen.

Saluran distribusi memiliki elemen yang dalam proses distribusi yaitu


perantara. Perantara yang dimaksud adalah pengecer, pedagang grosir atau
pedagang besar. Pengecer adalah pedagang yang menjual barang hasil produksi
yang dihasilkan oleh produsen langsung ke pemakai akhir atau konsumen.
Pedagang grosir adalah pedagang yang menjual barang hasil produksi produsen
dengan kapasitas lebih besar dibanding pengecer. Pedagang besar adalah
pedagang yang menjual barang hasil produksi produsen dengan kapasitas yang
besar.2

1
Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
2
Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010).

7
E. Prinsip Prinsip dalam Distribusi

Saluran distribusi yang paling bagus dapat dilihat dari pertimbangan pasar dan
pertimbangan produk. Berikut ini merupakan penjelasannya :

1) Pertimbangan pasar

Yang dimaksud pertimbangan pasar adalah:

a) Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa pasar industri maka
pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini.

b) Jumlah pembeli potensial, jika jumlah konsumen relatif kecil maka


perusahaan dapat melakukan penjualan secara langsung.

c) Konsentrasi geografis, jika pasar sasaran terkonsentrasi disatu wilayah


tertentu atau lebih maka penjualan langsung melalui seorang tenaga penjual.

d) Jumlah pesanan, jika jumlah pesanan kecil maka perusahaan dapat


menggunakan distribusi industri.3

3
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam 2 (Pasar, Perdangangan, Manajemen, Produksi, Konsumsi,
Institusi Keuangan Dan Konstribusi). (Pekanbaru: Al Mujtahadah Press. 2014).

8
2) Pertimbangan produk

Yang dimaksud dengan pertimbangan produk adalah:

a) Nilai unit, apabila nilai unit produk makin rendah maka saluran distribusi
makin panjang. Sedangkan apabila nilai unit produknya relatif tinggi maka
saluran distribusinya pendek.

b) Besar dan berat barang, apabila ongkos angkut terlalu besar dibanding nilai
barangnya merupakan beban yang berat bagi perusahaan, maka sebagian besar
beban tersebut dialihkan kepada perantara.

c) Mudah rusaknya barang, apabila produk yang dijual mudah rusak maka
perusahaan tidak perlu menggunakan perantara dalam saluran distribusinya.

d) Sifat teknis, produsen atau penyediaan harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan masalah teknisi penggunaan dan pemeliharaan serta memberi
service baik sebelum maupun sesudah penjualan.

F. Etika Islam Dalam Distribusi

Adapun etika distribusi dalam Islam adalah sebagai berikut:

a) Waktu penyerahan

Pengusaha harus menjaga ketepatan waktu penyerahan barang atau delivery. Para
pengusaha muslim perlu berlapang dada untuk mau belajar mengenai hal ini dari
praktek bisnis yang berlangsung di beberapa negara lain yang dikenal baik dalam
menepati waktu termasuk waktu penyerahan barang.

9
b) Kualitas dan kuantitas

Pengusaha juga harus menjaga kualitas barang yang disalurkan atau dijual.

c) Halal dan bersih.

Pengecer atau penjaja makanan dan minuman, harus selalu menaruh perhatian
dalam menjaga kehalalan barang daganganya. Juga dalam menjaga kebersihan
wadah dan tempat penyajiannya.

G. Ayat dan Hadis yang Menjelaskan Tentang Distribusi

1. Berikut adalah ayat, terjemahan beserta tafsir ringkasnya:


a. QS. al-Anfal (8): 1
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta
rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan
Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada
Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada
Allah dan Rasul- Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”

Tafsir Ringkas
Ketika terjadi Perang Badar Besar, antara kaum mukmin dan pasukan
musyrik, kemenangan yang gemilang ada di pihak orang-orang mukmin.
Harta rampasan pun cukup banyak melimpah, sehingga sempat mengundang
perselisihan menyangkut persoalan pembagiannya. Mereka para sahabat
menanyakan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, tentang bagaimana cara
pembagian harta rampasan perang Badar. Sebagai jawaban, katakanlah
kepada mereka, “Harta rampasan perang itu adalah milik Allah dan Rasul,
sehingga Rasul yang akan membagikannya menurut ketentuan Allah.
Janganlah kalian berbeda pendapat menyangkut persoalan harta itu, cukuplah
kalian menjadikan rasa takut dan taat pada Allah sebagai simbol kebanggaan

10
kalian, maka bertakwalah kepada Allah. Hindari perselisihan yang akan
terjadi akibat pembagian harta rampasan dan perbaikilah hubungan di antara
sesamamu, serta jadikanlah rasa cinta kasih dan keadilan sebagai asas tali
persaudaraan. Dan taatlah kepada Allah dalam segala perintah dan larangan-
Nya dan demikian juga kepada Rasul-Nya jika memang kamu adalah orang-
orang yang beriman yang telah mantap keimanan dalam hati."

b. Surat Al Isra’ Ayat 29 :

“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan


jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu
menjadi tercela dan menyesal.”

Tafsir Ayat :
Yaitu, janganlah kamu berlaku pelit dengan apa (rizki) yang telah Allah
berikan kepada kamu yang tersebab kepelitanmu itu mengakibatkan hak-hak
orang lain menjadi terampas. Larangan pelit ini oleh al-Qur’an disimbolkan
dengan perilaku orang pelit seolah-seolah ia idak merasa puas dengan cuma
menggenggamkan jari-jemari tangannya untuk tidak mau memberikan
sesuatu itu, sampai-sampai ia angkat kedua tangannya lalu ia letakkan
(dibelenggukan) di atas lehernya. Pada saat yang bersamaan, Allah juga
melarang kamu mengulukan/membentangkan tanganmu dengan bentangan
yang tanpa batas; maksudnya dilarang berlaku royal atau boros dalam hal
distribusi, sehingga ia sendiri, keluarga dan/atau para pihak yang berhak
alinnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan hak-haknya. Sebab, sikap
terlalu pelit atau terlalu boros dalam mendistribusikan ekonomi dan
keuangan itu sama tidak baiknya.

11
Bagaimanapun, perilaku pelit maupun boros itu pada gilirannya
menyebabkan pelakunya menjadi orang yang tercela atau dicela, serta
bagaimana pun pada akhirnya ia akan menyesali perbuatannya tersebut.

2. Berikut hadist beserta terjemahannya :

a. Hadist tentang dilarang monopoli

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi
maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya.
Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah
akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Sedekah merupakan Suatu pemberian seorang muslim kepada orang


lain secara spontan dan sukarela tanpa memperdulikan waktu dan jumlah
tertentu tanpa mengharapkan imbalan semata demi pahala dan ridha Allah
SWT. Sedekah sunnah hukum nya serta tidak hanya berbentuk barang
namun bisa juga tenaga maupun fikiran. Namun pada umumnya sedekah
kerap kali berupa barang baik itu kebutuhan pokok maupun sekunder,
dengan bersedekan kita bisa membantu memenuhi kebutuhan orang lain.
Berdasarkan penjelasan hadits diatas sedekah tidak akan mengurangi harta
kita melainkan harta kita akan bertambah karena Allah akan mengangkat
derajat orang yang gemar bersedekah. Bersedekah juga merupakan bentuk
kepedulian sosial kita kepada orang lain.

12
Kita tidak bisa serta merta tertawa diatas penderitaan orang lain kita
harus saling menolong karena sejatinya islam adalah agama yang damai dan
tentram.4

b. Hadist tentang dilarang menimbun barang

Artinya: “ Siapa saja yang melakukan penimbunan untuk mendapatkan


harga yang paling tinggi, dengan tujuan mengecoh orang islam maka
termasuk terbuatan yang salah. (HR. Ahmad)

Hadist diatas menjelaskan bahwa menimbun haram dilakukan


utamanya bahan makanan, karena hal tersebut akan menghambat
kesejahteraan masyarakat dan menyulitkan berbagai pihak. Umumnya
kegiatan penimbunan barang dilakukan oleh beberapa oknum disaat
barang tersebut menjadi langka. Kita bisa ambil contoh pada kasus saat
ini adalah minyak goreng mengalami kelangkaan sehingga harganya pun
melambung tinggi. Salah satu faktor yang meneyebabkan hal tersebut
adalah penimbunan oleh beberapa oknum guna memeroleh keuntungan
pribadi.

4
Ahmad Warso al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia Terlengkap. Hal 77

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa distribusi adalah
suatu proses penyaluran barang utamanya keperluan sehari-hari ke berbagai
tempat guna untuk memenuhi kebutuhan. Ditinjau dari perspektif Islam
distribusi memiliki tujuan untuk dakwah, pendidikan, sosial, dan Ekonomi.
Namun dalam pelaksanaannya Islam mengatur beberapa hal tentang distribusi,
hal tersebut ditujukan guna mengatur proses agar dapat terlaksana dengan baik.
Contohnya seperti larangan menimbun barang karena dapat menimbulkan
kelangkaan dan harga barang menjadi naik. Tentu hal tersebut sangat
memberatkan masyarakat. Selain itu Islam juga mengatur tentang pembagian
barang maupun harta hal tersebut dilakukan agar seluruh penerima merasa adil
tidak ada yang dirugikan. Dengan begitu akan timbul rasa empati serta kepuasan
dari penerima.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam 2 (Pasar, Perdangangan, Manajemen,


Produksi, Konsumsi, Institusi Keuangan Dan Konstribusi),
(Pekanbaru: Al Mujtahadah Press, 2014).

Ahmad Warso al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia Terlengkap.


Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service (TQS), Yogyakarta: Andi,


2005

Muh. Said, Pengantar Ekonomi Islam, Dasar-Dasar dan


Pengembangan, Pekanbaru: Suska Press, 2008

Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010)

15

Anda mungkin juga menyukai