Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI

Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si

Oleh Kelompok 07:


Evi Nurul Fadhilah 150810201068
Dewi Rosiati 150810201029
Sylvia Putri C 160810201154
Siti Luluk Nur Hasanah 170810201319

EKONOMI SYARIAH
KELAS C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2018
Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

1. Pengertian Ekonomi Islam


Berbagai ahli ekonomi muslim memberikan definisi ekonomi islam yang bervariasi,
tetapi pada dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya ekonomi islam
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis,
dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang
islami. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas maka berikut definisi ekonomi
islam dari beberapa ekonomi muslim terkemuka saat ini.
a. Hazanuzzaman (1984) dan Metwally (1995). Ekonomi islam merupakan ilmu ekonomi
yang diturunkan dari ajaran Alquran dan sunnah. Segala bentuk pemikiran ataupun
praktik ekonomi yang tidak bersumberkan dari Alquran dan sunnah tidak dapat
dipandang sebagai ekonomi islam.ekonomi muslim yang cenderung menggunakan
definisi dan pendekatan ini adalah Hazanuzzaman (1984) dan Metwally (1995).
b. Mannan (1993), Ahmad (1992), dan Khan (1994).
Ekonomi islam merupakan implementasi sistem etika islam dalam kegiatan ekonomi yang
ditujukan untuk pengembangan moral masyarakat. Ekonomi yang menggunakan
pendekatan ini adalah Mannan (1993), Ahmad (1992), dan Khan (1994).
c. Siddiqie (1992) dan Naqvi (1994).
Ekonomi islam merupakan representasi perilaku ekonomi umat muslim untuk
melaksanakan ajaran islam secara menyeluruh. Analisis ekonomi setidaknya dilakukan
dalam tiga aspek, yaitu norma dan nilai-nilai dasar islam, batasan ekonomi dan status
hukum, dan aplikasi dan analisis sejarah. Beberapa ekonomi yang menggunakan
pendekatan ini adalah Siddiqie (1992) dan Naqvi (1994).
Dari beberapa pemikiran para ekonomi muslim maka dapat didefinisikan bahwa
ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan
mengelola sumber daya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-
nilai Alquran dan sunnah.
2. Prinsip Ekonomi Islam
Menurut Metwally (dalam Zaenal Arifin, 2002), prinsip-prinsip ekonomi islam secara
garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia, sehingga


pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggung jawabkan diakhirat kelak. Implikasinya
adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain.
2. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
3. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi islam (QS 4:29). Islam
mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi/harta dengan
berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
4. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya,
dan harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran produk
nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk
kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari oleh sunnah Rasulullah yang menyatakan
bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput dan api.
6. Seorang muslim harus tunduk kepada allah dan hari pertanggungjawaban di akhirat.
Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang
berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara yang batil, melampaui
batas dan sebagainya.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas(nisab). Zakat ini
merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang
miskin dan mereka yang membutuhkan.
8. Islam melarang riba dalam segala bentuknya.
3. Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ciri-ciri Ekonomi Islam Pada umumnya :
a. Memelihara fitrah manusia .
b. Memelihara norma-norma akhlak .
c. Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat .
d. Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebahagian daripada ajaran agama Islam.
e. Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur, yaitu bertujuan berusaha
untuk mencari keuntungan individu, di sampingmelahirkan kebahagiaan bersama bagi
masyarakat.
f. Aktiviti-aktiviti ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum islam dan
perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
g. Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan masyarakat
Dalam pelaksanaannya, prinsip-prinsip tersebut menimbulkan hal-hal sebagai berikut
yang kemudian menjadi ciri ekonomi islam (Mohammad, 1992;62-65).
1. Pemilikan. Oleh karena manusia itu berfungsi sebagai khalifah yang berkewajiban
untuk mengelola alam ini guna kepentingan umat manusia maka ia berkewajiban
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya alam. Dalam menjalankan
tugasnya,lambat laun ia dapat membentuk kekayaan yang menjadi miliknya. Meskipun ia
memilikinya , namun ia tidak diperkenankan untuk merusaknya atau membakarnya,
ataupun menelantarkannya, mengingat bahwa kepemilikan ini adalah relatif dan juga
merupakan titipan dari Allah SWT (Mohammad,1992;62-65)
2. Atau dijadikan mdal untuk suatu perusahaan swasta, atau ikut ambil bagian dari modal
yang ditawarkan untuk investasi. Bisa saja perusahaan memberikan keuntungan, bahkan
kerugian. Karena tidak mau memikul bersama kerugian, maka pemilik memikulkan
bunga modal perusahaan. Jelas dalam islam tidak diperkenankan. Sama hal nya jika kita
meminjam uang ke bank kita harus membayar bunga modal, tetapi kalau modalnya
dipergunakan untuk perusahaan sendiri, dengan dalih “cost of money” ia
memperhitungkan bunga (Muhammad, 1992;62-65).
3. Pelaksanaan perintah untuk berlomba-lomba berbuat baik. Ini dapat dimengerti dalam
dua hal. Pertama berbuat baik atau amal saleh, dan kedua perbaikan mutu atau kualitas.
Dari sekian banyak perbuatan baik untuk mendapat ridho Allah itu adalah sadaqah baik
kepada orang seorang, atau asrama yatim piatu. Juga membantu perusahaan untuk
ditingkatkan agar dapat mengatasi persoalan perusahaannya. “small business service” ini
sudah dilaksanakan oleh beberapa perusahaan besar yang berkewajiban mempergunakan
5 % dari keuntungannya guna menolong mereka (Muhammad, 1992;62-65).
4. Thaharah atau bersuci, kebersihan. Tidak hanya individu, tetap juga masyarakat,
pemerintah, perusahaan diwajibkan menjaga kebersihan. Karena setiap gerakan
memerlukan, sebagai masukan, antara lain energi; maka sewaktu ia bergerak, ia
mengeluarkan kotoran yang harus dibuang. Kalau pembuangannya sembarangan, maka
akan timbul kerusakan lingkungan. Contoh kecil adalah kencing dibawah pohon atau
didalam lubang yang dilarang dalam agama.
5. Produk barang dan jasa harus halal. Baik cara memperoleh dan pengolahannya harus
dapat dibuktikan halal. Tidaklah dapat dibenarkan bahwa hasil usaha yang haram
digunakan untuk membiayai yang halal.
6. Keseimbangan. Allah tidak menghendaki seseorang menghabiskan tenaga dan
waktunya untuk beribadah dalam arti sempit, akan tetapi harus mengusahakan
kehidupannya didunia. Ia tidak boleh boros, akan tetapi ia juga tidak boleh kikir.
Janganlah seseorang terlalu senang terhadap harta bendanya, tetapi juga jangan terlalu
sedih manakala ia kekurangan rezeki.
7. Upah tenaga kerja, keuntungan dan bunga. Upah tenaga kerja diupayakan agar sesuai
dengan prestasi dan kebutuhan hidupnya. Ini mengakibatkan kuntungan menjadi kecil
yang diterima oleh pemilik saham yang pada umumnya berkehidupan lebih baik dari
mereka. Akibatnya daya beli orang-orang kecil ini bertambah besar, dan perusahaan lebih
lancar usahanya.
8. Upah harus dibayarkan dan jangan menunggu keringat mereka jadi kering, mereka jadi
menunggu gaji, menunggu itu semua sama dengan menderita. Jaga juga agar harga dapat
rendah karena efisiensi dan tak ada bunga yang dibayarkan kepada pemilik modal yang
tidak bekerja.
9. Bekerja baik adalah ibadah, antara lain shalat, ibadah dalam arti sempit, bekerja baik
juga ibadah, tetapi dalam arti luas. Bekerja untuk diri sendiri dan keluarga, syukur dapat
memberi kesempatan kerja bagi orang lain.
10. Kejujuran dan tepat janji. Segala perbuatan seseorang harus mengandung kejujuran,
baik berbicara, takaran dan timbangan, serta mutu, dan selalu menepati janjinya.
Kelancaran pembangunan. Ciri tersebut diatas dapat menjamin bahwa pembangunan
dapat dilaksanakan dengan lancar. Pembangunan wajib dijalankan untuk mencapai negeri
yang indah, dan allah memberi ampunan.

4. Konsep-konsep Ekonomi Konvensional


Ekonomi konvensional merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Sistem
ekonomi konvensional menyatakan bahwa pemerintah bisa turut ambil bagian untuk
memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan,
tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu
adalah rasional. Rasionality assumption dalam ekonomi menurut Roger LeRoy Miller
adalah individuals do not intentionally make desicions that would leave them them worse
off. Ini berarti bahwa didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi keperluan
hidupnya yaitu memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan pada
keperluan dan keinginan-keinginan yang digerakkan oleh akal yang sehat dan tidak akan
bertindak secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan kepuasan atau
keuntungan mereka.
Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh
laba sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya
dan sekelompok orang yang miskin. Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin
akan semakin miskin.

Konsep Ekonomi Konvensional


a) Rational Economic Man
Dalam implementasinya rationaliti ini dianggap dapat diterapkan hanya jika individu
diberikan kebebasan dalam arti yang seluas-luasnya, sehingga dengan sendirinya
didalamnya terkandung individualisme dan liberalisme. Adam Smith menyatakan bahwa
tindakan individu yang mementingkan kepentingan diri sendiri pada akhirnya akan
membawa kebaikan masyarakat seluruhnya karena tangan tak tampak (invisible hand)
yang bekerja melalui proses kompetisi dalam mekanisme pasar.
b) Positivism
Kapitalisme berusaha mewujudkan suatu ilmu ekonomi yang bersifat objektif, bebas
dari pertimbangan moralitas dan nilai, dan karenanya berlaku universal. Ilmu ekonomi
telah dideklarasikan sebagai kenetralan yang maksimal diantara hasil akhir dan
independensi setiap kedudukan etika atau pertimbangan normatif. Untuk mewujudkan
obyektifitas ini maka positivism telah menjadi bagian integral dari paradigma ilmu
ekonomi. Positivism menjadi sebuah keyakinan bahwa setiap pernyataan ekonomi yang
timbul harus mempunyai pembenaran dari fakta empiris. Paham ini secara otomatis
mengabaikan peran agama dalam ekonomi sebab dalam banyak hal, agama mengajarkan
sesuatu yang bersifat normatif.
c) Hukum Say
Terdapat suatu keyakinan bahwa selalu terdapat keseimbangan (equilibrium) yang
bersifat alamiah.

5. Ciri-ciri Ekonomi Konvensional


Ciri-ciri Ekonomi Konvensional adalah sebagai berikut :
1) Sistem ekonomi yang terpisah daripada agama, yang lahir berdasarkan pemikiran
manusia yang bisa berubah berdasarkan pengalaman atau maklumat yang baru.
2) Berlandaskan kepada kebebasan individu dalam berbagai aspek, termasuk kepentingan
modal dan sistem penawaran dan permintaan.
3) Mementingkan pengumpulan modal dan harta dengan mengesampingkan nilai halal
atau haram.
4) Berunsurkan amalan riba, gharar (ketidakpastian) dan maisir (pertaruhan).
5) Memetingkan kekayaan material semata-mata dan mengikis sifat tolog-menolong.
6) Mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan hak asasi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://asihanassa12.blogspot.co.id/2013/05/perbedaan-ekonomi-islam-dengan.html
http://yogyuw.blogspot.co.id/2014/12/bab-i-pendahuluan-1.html

Anda mungkin juga menyukai