NAMA KELOMPOK
Novita Ayu Wulandari Diarma Kallista Ratna Sari Nurindrawati Surya Ningsih Yani Zahrotul Amalia
2)
3)
4)
Hanya produk yg masuk pasar yang dihitung sedangkan produk yg dihasilkan dan dikonsumsi sendiri tidak tercakup dlm GNP. GNP tidak menghitung nilai waktu istirahat (leisure time). Kejadian buruk spt bencana alam tidak dihitung dlm GNP. Masalah polusi tidak dihitung dalam GNP
Pengertian konsumsi dalam ekonomi Islam adalah memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah). Tujuan mengkonsumsi dalam Islam adalah untuk memaksimalkan maslahah, (kebaikan) bukan memaksimalkan kepuasan (maximum utility) seperti di dalam ekonomi konvensional. Utility merupakan kepuasan yang dirasakan seseorang yang bisa jadi kontradiktif dengan kepentingan orang lain. Sedang-kan maslahah adalah kebaikan yang dirasakan seseorang bersama pihak lain.
Semakin tinggi pendapatan dan keimanan sesorang maka semakin tinggi pengeluarannya untuk hal-hal yang bernilai ibadah sedangkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak akan banyak pertambahannya bahkan cenderung turun. Karena itu, konsumsi dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut : Konsumsi = Maslahah = Manfaat + Berkah
Dengan mengkonsumsi sesuatu, maka diharapkan akan didapat manfaat, yang dapat dirinci sebagai berikut: Manfaat material, seperti murah, kaya, dan lainnya. Manfaat fisik/psikis meliputi rasa aman, sehat, nyaman dan lain sebagainya. Manfaat intelektual, seperti informasi, pengetahuan dan lainnya. Manfaat lingkungan, eksternalitas positif. Manfaat secara inter-generational dan antar-generationnal, yaitu adanya kelestarian, bermanfaat untuk keturunan dan generasi yang akan datang. Sedangkan berkah yang diharapkan didapat dari aktivitas konsumsi tersebut yaitu: Kehalalan barang dan jasa yang dikonsumsi. Idak Israf artinya memberikan kegunaan bagi yang mengkonsumsinya maupun bagi yang lainnya Mendapat Ridho Allah.
Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, maka seseorang atau suatu rumahtangga akan berupaya memaksimalkan maslahanya dalam setiap melakukan aktivitas konsumsi. Memaksimalkan maslaha dalam arti dapat memenuhi kebutuhan dasar dan sekaligus meningkatkan manfaat dan berkah. Dengan makin tingginya manfaat dan berkah akan semakin tinggi amal saleh yang didapatkan oleh seseorang atau suatu rumahtangga.
Prinsip Keadilan
Prinsip Kebersihan Prinsip Kesederhanaan Prinsip Kemurahan Hati Prinsip Moralitas
PERBEDAAN PERILAKU KONSUMEN DALAM TEORI EKONOMI KOVENSIONAL DENGAN EKONOMI SYARIAH
Perbedaan perilaku konsumen ini menyagkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi. tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim :
TEORI TABUNGAN
Tabungan adalah selisih langsung antara pendapatan nasional dengan konsumsi agregat (S = Y C).
Keadaan perekonomian
Suku bunga
Distribusi pendapatan
Sikap berhemat
TEORI INVESTASI
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh dan Suku bunga Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
Kemajuan teknologi
Tingkat pendapatan nasional dan perubahanperubahannya Keuntungan yang diperoleh perusahaan
Dengan demikian, permintaan investasi akan meningkat dalam ekonomi islam, jika: Meningkatnya tingkat keuntungan yang diharapkan. Meningkatnya tingkat iuran terhadap asset yang tidak/kurang produktif. Karena tingkat keuntungan yang diharapkan bukan sebagai variable control, maka variable yang dapat dipakai sebagai instrument oleh otoritas muslim untuk mendorong investasi adalah tingkat biaya asset yang kurang/tidak produktif. Variabel ini merupakan alternative tingkat bunga yang biasa berlaku dalam negara non-islam penganut pasar bebas
adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam.
merupakan produk investasi jangka waktu tertentu. Nasabahnya bisa perorangan maupun badan. Produk ini menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah. Dengan prinsip ini bank akan mengelola dana yang diinvestasikan nasabah secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip hukum Islam.Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah dan bank sesuai nisbah yang disepakati bersama sebelumnya
Investasi khusus adalah suatu bentuk investasi nasabah yang disalurkan langsung kepada pembiayaan tertentu sesuai dengan keinginan nasabah. Perbandingan atau nisbah bagi hasil yang ditetapkan berdasarkan kesepatan antara bank, nasabah serta penasihat keuangan jika diperlukan (dapat dinegosiasikan). Dana akan diinvestasikan kepada sektor riil yang menguntungkan sesuai keinginan nasabah.
Ada beberapa kendala untuk mengembangkan pasar modal syariah, kendala-kendala tersebut (sudarsono, 2003) antara lain:
1.
2.
Belum ada ketentuan yang menjadi legitimasi pasar modal syariah dari Bapepam atau pemerintah, misalnya undang-undang. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana di mana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang di syriahkan. Dimana selama ini praktik pasar modal tidak tidak bisa di pisahkan dari riba, maysir, dan gharar, dan bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal
TERIMA KASIH