Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

M. ABDUL LATIF

AZHARI

SUPRIYADI

JUSUP RANDI

AZIS

APRIYANTO
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan penunjukNYA,
penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.

Makalah ini kami susun sebagai penambah ilmu pengetahuan tentang


Ekonomi dalam Islam. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
wawasan dan pemahaman kepada teman-teman semuanya.

Terimakasih.

Jakarta, 13 Desember 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..1

KATA PENGANTAR.....2

DAFTAR ISI...............3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.4

B.Rumusan Masalah....5

C.Tujuan Penulisan..6

D.Manfaat Penulisan7

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Dalam Islam.8


B. Konsep ekonomi dalam Islam9
C. Sistem ekonomi dalam Islam...10
D. Hukum dan Dalil Jual Beli...10
E. Rukun dan Syariat Jual Beli.11
F. Tujuan Ekonomi Dalam Islam.12
G. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam........13
H. Lembaga ekonomi dalam Islam...14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .14
B. Saran15

DAFTAR PUSTAKA16
3

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam system Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis,
tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam
memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara untuk kepentingan masyarakat
didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu
serta moralitas.

Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan
secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus
dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan system yang adil, berupaya menjamin kekayaan
tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar keseluruh masyarakat.

Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam


menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan ekonomi
hrus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Didalam
bermuamalah, Islam menganjurkan untuk mengatur muamalah diantara sesame manusia atas
dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari
unsure riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan
menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat.

Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukan adanya masyarakat
muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian dalam perbankan syariah
sebagai implementasi ketaatan beragama,sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.

B.Rumusan Masalah

Dari paparan pendahuluan diatas dapat mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian ekonomi dalam Islam?


2. Apa konsep ekonomi dalam Islam?
3. Apa sistem ekonomi dalam Islam?

4. Apa hukum dan dalil jual beli?


5. Apa rukun dan syariat jual beli?
6. Apa tujuan ekonomi dalam Islam?
7. Apa prinsip-prinsip ekonomi dalam islam?
8. Apa lembaga ekonomi dalam Islam?

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan utama pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam


2. Untuk memberikan penjelasan tentang ekonomi dalam Islam

C.Manfaat Penulisan

1. Dapat menambah peangetahuan tentang ekonomi dalam Islam

2. Dapat mengetahui tentang apa saja hukum dan dalil jual beli

3. Dapat mengetahui rukun dan syariat jual beli

4. Dapat mengetahui tujuan ekonomi dalam Islam

5. Dapat mengetahui prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam

BAB II

PEMBAHASAN EKONOMI DALAM ISLAM


A.Pengertian ekonomi dalam Islam

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam islam dengan
prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan milik manusia melainkan hanya
titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang
pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.

Ekonomi dalam Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu
kewajiban karena Allah SWT memerintahkannya, sebagaimana firman-NYA dalam surat

At Taubah ayat 105 : Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan rasul-NYA serta
orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu.

Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW :

Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka diwaktu sore itu ia
mendapat ampunan. (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang
menawarkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang
dijual).

B.Konsep ekonomi dalam Islam

Ekonomi Islam pada hakekatnya bukanlah sebuh ilmu dari sikap reaksioner terhadap
fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di
muka bumi ini (1500 tahun yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak
terpisahkan Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai konsep hidup tentu
melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktifitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa
ekonomi Islam merupakan aktifitas agama atau ibadah kita dalam berekonomi. Ilmu elkonomi
sebagaimana ilmu kemanusiaan lainnya sampai saat ini tetap sebagai ilmu dalam proses diterima
atau ditolak. Ilmu ini belum sampai atau tidak sampai kepada titik kematangan untuk
menetapkan suatu arti yang benar.

C.sistem ekonomi dalam Islam

Sistem ekonomi dalam sistem ekonomi dalam Islam harus terikat dengan syariat Islam,
sebab segala aktifitas manusia (termasuk kegiatan ekonomi) wajib tunduk kepada syariat Islam.
Sistem ekonomi Islam adalah suatu konsep penyelenggaraan kegiatan kehidupan perekonomian
baik yang berhubungan dengan produksi, distribusi, ataupun penukaran yang berlandaskan
kepada syariat Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Sistem ekonomi Islam kontras dengan
sistem ekonomi kapitalis yaitu sekulerisme dimana arti sekularisme yaitu pemisahan agama dari
kehidupan. Dalam kapitalisme pemanfaatan kepemilikan tidak membuat batasan tata caranya,
dan tidak ada pula batasan jumlahnya. Sebab pada sistem ekonomi kapitalisme adalah cermin
dari arti kebebasan (freedom/liberalisme) dibidang pemanfaatan hak milik. Seseorang boleh
memiliki harta dalam jumlah berapa saja dan diperoleh dengan cara apa saja, oleh karena itu
tidak heran diperbolehkan seseorang bekerja dalam usaha perjudian dan pelacuran. Sedang
dalam Islam ada batasan tata cara tetapi tidak membatasi jumlahnya. Tata cara itu berupa hukum
hukum syariah yang berkaitan dengan cara pemanfaatan (tasharruf) harta, baik pemanfaatan
yang berupa kegiatan pembelanjaan (infaqul mal), seperti nafkah,zakat, shadaqah, dan hibah,
maupun berupa pengembangan harta (tanmiyatul mal), seperti jual beli, ijarah, syirkah, shinaah,
(industri), dan sebagainya. Seorang muslim boleh memiliki harta berapa saja, sepanjang
diperoleh dan dimanfaatkan sesuai syariah Islam.

D.Hukum dan Dalil jual beli

Didalam Islam terdapat dasar hukum dari Al-Quran dan Hadist. Dalam Al-Quran yang
menerangkan tentang jual beli antara lain :

A. Al Baqarah : 198
Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu.Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafat, berzikirlah kepada Allah di
Masyari Ilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukan-NYA kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat.

B. Al Baqarah : 275
Artinya : Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum dating larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni penghuni
neraka, mereka kekal didalamnya.

C. An Nisa : 29
Artinya : Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang
kepadamu.

Maka bila mengacu pada ayat ayat Al Quran dan Hadis. Hukum jual beli adalah mubah
(boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itu bisa berubah menjadi sunnah, haram,
dan makruh.

C.Rukun dan syarat jual beli

a. Orang yang melaksanakan jual beli (penjual dan pembeli)

- Berakal

- Balig

- Berhak menggunakan hartanya

b. Sifat atau ucapan ijab dan Kabul

Kerelaan hati antara penjual dan pembeli yang diwujudkan melalui ucapan ijab (dari

pihak penjual) dan Kabul (dari pihak pembeli)

c. Barang yang diperjualbelikan

- Barang yang halal

- Barang tersebut ada manfaatnya

- Barang itu ada ditempat, atau tidak ada tetapi sudah tersedia di tempat lain

- Barang itu merupakan milik penjual atau dibawah kekuasaannya


- Barang tersebut diketahui oleh pihak penjual dan pembeli dengan jelas

d. Nilai tukar barang yang dijual

- Harga jual disepakati oleh penjual dan pembeli

- Nilai tukar barang dapat diserahkan pada waktu transaksi

- Apabila jual beli dengan cara barter, nilai tukar barang jangan sama dengan barang

haram misalnya babi.

D.Macam macam bentuk jual beli

a. Baial mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang berperan

sebagai alat tukar, semacam ini menjiwai semua produk produk lembaga keuangan

yang didasarkan atas prinsip jual beli.

b. Baial muqayyadah, yaitu jual beli dimana pertukaran terjadi antara barang dengan

barang (barter). Aplikasi jual beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar

bagi transaksi ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa). Karena itu

Karena itu dilakukan pertukaran barang dengan barang yang dinilai dalam valuta asing.

Transaksi semacam ini lazim disebut counter trade.

c. Baial sharf, yaitu jual beli pertukaran antara saw mata uang asing dengan mata uang

asing lain, seperti rupiah dengan dollar, dollar dengan yen dan sebagainya. Mata uang

asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal (bank notes) ataupun dalam

bentuk uang giral (telegrafic transfer atau mail transfer).

d. Baial mubarah adalah akad jual beli barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut
penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga

pembelian dan keuntungan yang diambil.

e. Baial musawamah adalah jual beli biasa, dimana penjual tidak memberitahukan harga

pokok dan keuntungan yang didapatnya.

f. Baial muwadhaah yaitu system jual beli dimana penjual melakukan penjualan dengan

harga lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount). Penjualan

semacam ini biasanya hanya dilakukan untuk barang barang tetap yang nilai bukunya

sudah sangat rendah.

g. Baias salam adalah akad jual beli dimana pembeli membayar uang (sebesar harga)

atas barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang diperjualbelikan

itu akan diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati, Baias salam

biasanya dilakukan untuk produk produk pertanian berjangka pendek.

h. Baial istishna hamper sama dengan baias salam, yaitu kontrak jual beli dimana harga

atas barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan

syarat syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan

diserahkan kemudian.

E.Tujuan ekonomi dalam Islam

Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan,
dan kerugian pada seluruh ciptaan-NYA. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh
umat manusia, yaitu :

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan bagi masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan dibidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa
maslahah yang menjadi puncak sasaran diatas mencakup lima jaminan dasar.
a. Keselamatan keyakinan agama (al din)
b. Keselamatan jiwa (al nafs)
c. Keselamatan akal (al aql)
d. Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
e. Keselamatan harta benda (al mal)

F.Prinsip prinsip ekonomi dalam Islam

Secara garis besar ekonomi dalam Islam memiliki beberapa prinsip dasar anara lain :

1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada
manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan diakhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

10

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu satunya agama yang
sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada
kita, sesungguhnya bukan milik kita, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada
Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

B.Saran

Ekonomi dalam Islam mengajarkan, seorang muslim harus memperhatikan ketentuan


ketentuan syariat, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha usaha yang buruk yang
diharamkan. Rasulullah melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang buruk,
mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta megambil harta seseorang dengan cara
yang bathil. Kebenaran datang dari Allah SWT semata dan kesalahan kesalahan takkan lepas
dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk
menjauhi segala yang menjadi larangan-NYA dan melaksanakan segala perintah-NYA,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

DAFTAR PUSTAKA

http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-beli-dalam-islam-jenis-
atau-macamnya.html

http://cananana.wordpress.com/2010/11/09/perekonomian-dalam-islam/
http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-beli-dalam-islam-jenis-
atau-macamnya.html

http://agithahardiyani.blogspot.com

http://artikata.com/arti-330383-ijab.html

http://cananana.wordpress.com/2010/11/09/perekonomian-dalam-islam

http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-
beli-dalam-islam-jenis-atau-macamnya.html

http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/07/ekonomi-dalam-
islam

Anda mungkin juga menyukai