M. ABDUL LATIF
AZHARI
SUPRIYADI
JUSUP RANDI
AZIS
APRIYANTO
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan penunjukNYA,
penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Terimakasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....2
DAFTAR ISI...............3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.4
B.Rumusan Masalah....5
C.Tujuan Penulisan..6
D.Manfaat Penulisan7
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .14
B. Saran15
DAFTAR PUSTAKA16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam system Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis,
tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam
memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara untuk kepentingan masyarakat
didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu
serta moralitas.
Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan
secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus
dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan system yang adil, berupaya menjamin kekayaan
tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar keseluruh masyarakat.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukan adanya masyarakat
muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian dalam perbankan syariah
sebagai implementasi ketaatan beragama,sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.
B.Rumusan Masalah
Dari paparan pendahuluan diatas dapat mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
C.Tujuan Penulisan
C.Manfaat Penulisan
2. Dapat mengetahui tentang apa saja hukum dan dalil jual beli
BAB II
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam islam dengan
prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan milik manusia melainkan hanya
titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang
pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.
Ekonomi dalam Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu
kewajiban karena Allah SWT memerintahkannya, sebagaimana firman-NYA dalam surat
At Taubah ayat 105 : Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan rasul-NYA serta
orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu.
Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW :
Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka diwaktu sore itu ia
mendapat ampunan. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang
menawarkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang
dijual).
Ekonomi Islam pada hakekatnya bukanlah sebuh ilmu dari sikap reaksioner terhadap
fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di
muka bumi ini (1500 tahun yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak
terpisahkan Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai konsep hidup tentu
melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktifitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa
ekonomi Islam merupakan aktifitas agama atau ibadah kita dalam berekonomi. Ilmu elkonomi
sebagaimana ilmu kemanusiaan lainnya sampai saat ini tetap sebagai ilmu dalam proses diterima
atau ditolak. Ilmu ini belum sampai atau tidak sampai kepada titik kematangan untuk
menetapkan suatu arti yang benar.
Sistem ekonomi dalam sistem ekonomi dalam Islam harus terikat dengan syariat Islam,
sebab segala aktifitas manusia (termasuk kegiatan ekonomi) wajib tunduk kepada syariat Islam.
Sistem ekonomi Islam adalah suatu konsep penyelenggaraan kegiatan kehidupan perekonomian
baik yang berhubungan dengan produksi, distribusi, ataupun penukaran yang berlandaskan
kepada syariat Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Sistem ekonomi Islam kontras dengan
sistem ekonomi kapitalis yaitu sekulerisme dimana arti sekularisme yaitu pemisahan agama dari
kehidupan. Dalam kapitalisme pemanfaatan kepemilikan tidak membuat batasan tata caranya,
dan tidak ada pula batasan jumlahnya. Sebab pada sistem ekonomi kapitalisme adalah cermin
dari arti kebebasan (freedom/liberalisme) dibidang pemanfaatan hak milik. Seseorang boleh
memiliki harta dalam jumlah berapa saja dan diperoleh dengan cara apa saja, oleh karena itu
tidak heran diperbolehkan seseorang bekerja dalam usaha perjudian dan pelacuran. Sedang
dalam Islam ada batasan tata cara tetapi tidak membatasi jumlahnya. Tata cara itu berupa hukum
hukum syariah yang berkaitan dengan cara pemanfaatan (tasharruf) harta, baik pemanfaatan
yang berupa kegiatan pembelanjaan (infaqul mal), seperti nafkah,zakat, shadaqah, dan hibah,
maupun berupa pengembangan harta (tanmiyatul mal), seperti jual beli, ijarah, syirkah, shinaah,
(industri), dan sebagainya. Seorang muslim boleh memiliki harta berapa saja, sepanjang
diperoleh dan dimanfaatkan sesuai syariah Islam.
Didalam Islam terdapat dasar hukum dari Al-Quran dan Hadist. Dalam Al-Quran yang
menerangkan tentang jual beli antara lain :
A. Al Baqarah : 198
Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu.Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafat, berzikirlah kepada Allah di
Masyari Ilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukan-NYA kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat.
B. Al Baqarah : 275
Artinya : Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum dating larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni penghuni
neraka, mereka kekal didalamnya.
C. An Nisa : 29
Artinya : Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang
kepadamu.
Maka bila mengacu pada ayat ayat Al Quran dan Hadis. Hukum jual beli adalah mubah
(boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itu bisa berubah menjadi sunnah, haram,
dan makruh.
- Berakal
- Balig
Kerelaan hati antara penjual dan pembeli yang diwujudkan melalui ucapan ijab (dari
- Barang itu ada ditempat, atau tidak ada tetapi sudah tersedia di tempat lain
- Apabila jual beli dengan cara barter, nilai tukar barang jangan sama dengan barang
a. Baial mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang berperan
sebagai alat tukar, semacam ini menjiwai semua produk produk lembaga keuangan
b. Baial muqayyadah, yaitu jual beli dimana pertukaran terjadi antara barang dengan
barang (barter). Aplikasi jual beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar
bagi transaksi ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa). Karena itu
Karena itu dilakukan pertukaran barang dengan barang yang dinilai dalam valuta asing.
c. Baial sharf, yaitu jual beli pertukaran antara saw mata uang asing dengan mata uang
asing lain, seperti rupiah dengan dollar, dollar dengan yen dan sebagainya. Mata uang
asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal (bank notes) ataupun dalam
d. Baial mubarah adalah akad jual beli barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut
penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga
e. Baial musawamah adalah jual beli biasa, dimana penjual tidak memberitahukan harga
f. Baial muwadhaah yaitu system jual beli dimana penjual melakukan penjualan dengan
harga lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount). Penjualan
semacam ini biasanya hanya dilakukan untuk barang barang tetap yang nilai bukunya
g. Baias salam adalah akad jual beli dimana pembeli membayar uang (sebesar harga)
itu akan diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati, Baias salam
h. Baial istishna hamper sama dengan baias salam, yaitu kontrak jual beli dimana harga
atas barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan
syarat syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan
diserahkan kemudian.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan,
dan kerugian pada seluruh ciptaan-NYA. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh
umat manusia, yaitu :
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan bagi masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan dibidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa
maslahah yang menjadi puncak sasaran diatas mencakup lima jaminan dasar.
a. Keselamatan keyakinan agama (al din)
b. Keselamatan jiwa (al nafs)
c. Keselamatan akal (al aql)
d. Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
e. Keselamatan harta benda (al mal)
Secara garis besar ekonomi dalam Islam memiliki beberapa prinsip dasar anara lain :
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada
manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan diakhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu satunya agama yang
sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada
kita, sesungguhnya bukan milik kita, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada
Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-beli-dalam-islam-jenis-
atau-macamnya.html
http://cananana.wordpress.com/2010/11/09/perekonomian-dalam-islam/
http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-beli-dalam-islam-jenis-
atau-macamnya.html
http://agithahardiyani.blogspot.com
http://artikata.com/arti-330383-ijab.html
http://cananana.wordpress.com/2010/11/09/perekonomian-dalam-islam
http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-
beli-dalam-islam-jenis-atau-macamnya.html
http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/07/ekonomi-dalam-
islam