Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Disusun oleh :

Nama: Muhammad Fikri

Kelas: PAI (1B)

Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam

Dosen: Nur Rohmah Hayati, M. Pd. I

STAINU PURWOREJO
Jl.Pahlawan
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya lah makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah
ini, kami membahas mengenai “Masuknya Islam di Indonesia”. Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia

Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah kami memohon doa sehingga bantuan dari berbagai pihak
bernilai ibadah. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat kami berikan.

Kami juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Purworejo , 01 Januari 2022

Penulis,
Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................................................................................... ii

Daftar isi ………………………….…………………………………………………………………………………………..……………… i

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………..,……………….……..…… 1

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………………………………………….……………..…… 1

BAB II Pembahasan

2.1 Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia ....................................................................................... 2


2.2 Beberapa Teori Masuknya Islam ke Indonesia ……………………………………………………..………...….…... 2
2.3 Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia ..........................................................…...…… 4
2.4 Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia ............................................................ 5
2.5 Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia …………………………………………..……......…. 7
2.6 Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia …………………………………………….............. 8
2.8 Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ......................................................................... 9
BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 10

3.2 Saran …….................................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


Penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup
mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan
antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat
Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik
perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang
berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para
pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7
M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di
Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya
menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini
bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara
intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

I.2. Rumusan Masalah


a) Sejak kapan Islam masuk ke Indonesia?
b) Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?
c) Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan IslamDi Indonesia

I.3. Tujuan Penulisan


a) Untuk mengetahui kapan masuknya Islam ke Indonesia.
b) Untuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.
c) Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra
Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang bermadzhab Syafi’I
telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa
awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam
datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada
kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam
sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam
masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M).
“Seminar Masuknya Islam di Indonesia” tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1) Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.
2) Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa setelah
terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3) Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai saudagar.
4) Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5) Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk
kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan melawan
penjajahan bangsa asing.

2.2 Beberapa Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat,
dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan,
teoriteori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:
1. Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah
langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau
abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan
pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan
Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang
mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab.

Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns
yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi
awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk
mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat,
berdekaran dengan Laut Arab. Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta
(1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada
tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam
Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang
sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan
bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau
orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan
mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia

3. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai
hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang
berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda)
diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi.

4. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa)
berasal dari para perantau Cina. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa
menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori
Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat),
dapat diterima.
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan
oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang
pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-
tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.
2.3 Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia
Menurut uka tjandrasasmita masuknya islam di Indonesia dilakukan enam jalur yaitu:
1. Melalui jalur perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari
keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
2. Melalui jalur perkawinan
      Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk
setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar agama Islam
yang gigih.
3. Melalui jalur tasawuf
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga
agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Kehidupan mistik bagi masyarakat
Indonesia sudah menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena itu, penyebaran Islam
melalui jalur tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam pikiran
masyarakat Indonesia. Misalnya, menggunakan ilmu-ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses
penyebaran Islam kepada penduduk setempat.
4. Melalui jalur pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
5. Melalui jalur kesenian
Penyebaran Islam melalui kesenian berupa wayang, satra, dan berbagai kesenian
lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk
menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik
kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik karena media kesenian itu.
Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta bayaran
pertunjukkan seni, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat
syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana, tetapi di
dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga
dijadikan media islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur, dan
seni ukir.
6. Melalui jalur Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

2.4 Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia

A.    Perkembangan Islam di Sumatera


Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian
Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka,
tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.
Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai
Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut
sebagai berikut :

1. Sultan Al Malikus Shaleh 4. Sultan Zainal Abidin


2. Sultan Al Malikuz Zahir II 5. Sultan Al Malikuz Zahir I
3. Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar
sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu
itu juga ke Cina.
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika
raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah
kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera
Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan
penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

B. Perkembangan Islam di Jawa


Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah
berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.
Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui
hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
Selanjutnya, perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak dilakukan oleh para Adipati dan
Para Wali yang dikenal dengan sebutan “Walisongo” , yaitu Maulana Malik Ibrahim, Raden
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kududs, Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
dan Sunan Gunung Jati. Dengan meluasnya wilayah kekuasaan kerajaan Demak, perkembangan
Islam di Pulau Jawa juga menjadi sangat luas, bahkan sampai ke Banten, Jakarta,
Cirebon, dan daerah Jawa Barat lainnya.

C. Perkembangan Islam di Sulawesi


Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena
sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa,
seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura,
Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo.
Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan
Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo
banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga bermaksud
untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang di
daerah itu.

D. Perkembangan Islam di Kalimantan


Pada abad XVI, Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590,
kerajaan Sukadan resmi menjadi Giri Kusuma. Sunan Giri digantikan oleh putranya Sultam
Muhammad Syarifuddin. Beliau banyak berjasa dalam mengembangkan agama Islam karena
bantuan seorang mubalig bernama syaikh Syamsuddin. Sebagai Mubalig, mereka tidak menyia-
nyiakan waktu untuk berdakwa. Islam akhirnya dapat memasuki kerajaan Kutai dan tersebar di
Kalimantan Timur pada permulaan abad XVI M.

E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya


Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang
berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu,
hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar.
Selain berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan
oleh raja-raja Islam Maluku, para pedagang, dan para mubalignya.

2.5 Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia


1) Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk
Indonesia.
2) Adanya sistem pendidikan pondok pesantren.
3) Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam
4) Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan dengan latar
belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:
     a. Wayang kulit
     b. seni bangunan, dan
     c. seni karawitan/seni gamelan

Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima. Syarat memeluk Islam mudah, yaitu dengan
mengucapkan Kalimat Syahadat. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem kasta. Upacara
keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan banyak biaya. Seiring surutnya kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit memungkinkan tersebarnya agama Islam.

2.6 Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia


a) Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa Arab. Bahasa
ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam bahasa komunikasi
sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar, dan sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan bukan
tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang merupakan bahasa
simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa Indonesia.

b) Pengaruh Adat Istiadat


Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh
peradaban Islam. Diantara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang
dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.
Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat penting dalam do’a. yang
merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.

c) Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah


Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama qasidah dan
lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah
yang sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh ajaran Islam terhadap
kehidupan beragama masyarakat Islam Indonesia.
Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan peribadatan. Banyak bangunan mesjid
yang ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid yang ada di Negara-negara Islam, baik
yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia Islam.

d) Pengaruh Dalam Bidang Politik


Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur
politik Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam
tersebut. Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep ini
diterapkan pada masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam
Mataram.
Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama
Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk
Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.
Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama dan
kebudayaan Islam mewariskan banyak sekpeninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan
sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut
ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

2.7    Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia


1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam
Islam.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Perkembangan Islam di Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah Arabia melalui
jalan perdagangan, dakwah dan perkawinan.
2. Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh
Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n-
Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang,
Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).

Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai