Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu: Iwan Sanusi, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 9 Kelas 1A-KGE

Hikia Hanifam Muslima 201111016

Rafi Abhyasa Setiawan 201111027

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Islam dan Tantangan Modernitas ”
tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam.

Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya
makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan
dapat kami pertanggungjawabkan. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang telah membacanya.

Majalengka, 10 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2
1.3 Metode Penelitian .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Modernitas ............................................................................................................. 3
2.2 Aspek-Aspek Modernisasi Dalam Perspektif Islam .................................................................. 3
2.2.1 IPTEK ............................................................................................................................ 4
2.2.2 Ekonomi ......................................................................................................................... 4
2.2.3 Politik ............................................................................................................................. 5
2.2.4 Seni-Budaya ................................................................................................................... 6
2.2.5 Pendidikan ...................................................................................................................... 7
2.3 Dampak Positif dan Negatif Modernisasi ................................................................................. 8
2.4 Implementasi Ajaran Islam ...................................................................................................... 9
2.5 Sikap Umat Islam Dalam Menghadapi Tantangan Modernitas ................................................ 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11
3.1 Simpulan ............................................................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir atau sikap
dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Modernisasi diartikan sebagai
proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup
sesuai dengan tuntutan masa kini. Modernisasi merupakan gejala sosial yang terjadi di
masyarakat dunia, termasuk Indonesia bahkan umat Islam. Umat islam tidak bisa
mengelak dari pasangnya arus modernisasi yang semakin merata tanpa memandang
perbedaan.
Proses kehidupan modern sangat luas dan terkadang batasannya tidak dapat
ditetapkan secara mutlak. Namun dalam kehidupan masyarakat barat, kemoderenan itu
mencakup pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah paham-paham, adat
istiadat, institusi-institusi lama dengan susuanan baru diitmbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern
Di era modern seperti sekarang ini, umat Islam sering dihadapkan tantangan.
Seperti permasalahan mengenai posisi Islam dalam kehidupan modern dan bentuk
Islam seperti apa yang harus ditampilkan untuk menghadapi modernisasi dalam segala
aspek kehidupan yakni kehidupan politik, sosial, ekomoni, hukum, politik, seni-budaya,
dan pemikiran.
Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki
peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Ketika manusia tidak menguasai
IPTEK maka ia akan dihadapi hambatan seperti kebodohan, keterbelakangan dan
kemiskinan. Namun, ketika manusia mengusai IPTEK maka hal itu akan dapat
mengubah eksistensi manusai dari abdullah menjadi khalifatullah.
Oleh karena itu, hukum dalam Islam untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah wajib. Dalam menghapi tantangan modernisasi kita harus tetap
berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Hadist yang mengatur segala aspek kehidupan
manusia karena meskpun islam telah memberikan kebebasan tetapi kita tetap harus
menjunjung tinggi nilai-nilai dan kehormatan harga diri.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian modernisasi
2. Dapat memahami konsep modernisasi dalam kehidupan
3. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif modernisasi
5. Dapat memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam dan sikap dalam
menghadapi tantangan modernitas.
1.3 Metode Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan proses pencarian yang
bersumber dari Internet dan beberapa buku yang relevan dan dapat menunjang
pembahasan makalah ini mengenai Islam dan tantangan modernisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modernitas


Secara etimologis, modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu modo danernus.
Modo artinyaa cara, sedangkan ernus berarti masa kini. Menurut arti teknologi serta
organisasi sosial, pada dasarnya modernisasi mencakup suatu transformasi keseluruhan
kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern, Soekanto, Soerjono, Sosiologi
suatu Pengantar (Raja Grafindo Persada, Jakarta 1994). Sedangkan menurut Kamus
Bahasa Indonesia, modernisasi adalah hal atau tindakan yang menjadikan modern,
pemodernan, dan tindakan mau menerima sifat modern.
Istilah modernisasi dalam terminologi Islam sering dikenal dengan dengan kata
“tajdid” yang secara sederhana berarti “pembaruan” atau islah yaitu “perbaikan”. Islah
dan tajdid mempunyai esensi yang sama, yaitu kajian dan refleksi ulang atas
interpretasi terhadap Islam, dan cara kerja lembaga-lembaga Islam untuk menemukan
pemahaman, interpretasi baru yang lebih relevan dan konstektual dengan situasi dan
tantangan kontemporer.
Modernisme dalam agama memiliki arti bahwa setiap pemikiran agama yang
diawali oleh keyakinan perkembangan dan kemajuan di bidang sains dan kebudayaaan
menuntut adanya reinterpretasi terhadap ajaran agama klasik sesuai pemikiran filsafat
dan ilmiah yang berlaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modernism merupakan
sebuah gerakan ataupun sebuah usaha untuk menundukan prinsip-prinsip agama
dibawah nilai-nilai dan juga konsep peradaban barat berserta pola pemikirannya.

Oleh karenanya, kata modern memang memiliki arti yang sangat luas dan
mencakup proses memperoleh citra baru seperti perubahan yang memungkinkan
perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan.

2.2 Aspek-Aspek Modernisasi Dalam Perspektif Islam

Islam membagi sumber ilmu menjadi dua bagian. Pertama, ayat-ayat


qur’aniyah yaitu wahyu Tuhan yang Allah berikan kepada Rasulullah, termaktub dalam
mushaf untuk kemaslahatan manusia. Dari sumber ini akan muncul berbagai disiplin
ilmu, misalnya ilmu hukum, politik, perdata, pidana dan lainnya.

3
Sumber kedua yaitu ayat kauniah yang artinya alam semesta sebagai ciptaan
Allah yang diteliti dengan paradigma ilmiah menggunakan akal yang juga merupakan
ciptaan Allah. Dengan penelitian ini, maka lahirlah ilmu-ilmu eksakta.

Berikut makna modern dalam perspektif Islam diberbagai aspek kehidupan

2.2.1 IPTEK

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu. Al-Qur’an dan al-Sunnah mengajak kaum
muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Wahyu yang pertama kali
turun bukan mewajibkan kepada manusia uuntuk shalat, puasa, zakat dan haji,
melainkan untuk membaca, sebagaimana yang tertera dalam Q.S. al-`Alaq:1-5.

Hal ini bisa di pahami apabila dihubungkan dengan kondisi sosio politik yang
terdapat pada masyarakat zaman itu yang terkungkung oleh kejahiliyahan. Padahal
salah satu tugas Muhammad adalah mengentaskan kejahiliyahan menjadi keberadaban.
Untuk itu yang dilakukan oleh Muhammad adalah merubah paradigma hidup menjadi
tawhid (mengakui keesaan Tuhan) dan dengan ilmu pengetahuan. Dalam konteks
inilah sesungguhnya dua semangat kembar yang terdapat dalam wahyu itu dapat
dipahami secara jelas. Dua semangat kembar itu adalah ketauhidan dan keilmuan.

Iqra’ adalah perintah untuk membaca, padahal membaca adalah pintu pertama
dibukakannya ilmu pengetahuan. Orang yang membaca adalah orang yang
mengamalkan ayat tersebut sekaligus menjadi orang yang insya Allah pandai. Kata
iqra’ disebutkan enam kali dalam al-Qur’an yang tersebar dalam empat surat, yakni
Q. S. al-Isra’/ 17:14, al-`Alaq/96:1 dan 3, al-Haqqah/69:19, al-Muzammil/73: 20.

2.2.2 Ekonomi

Dalam pengertiannya ekonomi adalah segala bentuk transaksi, yang berkaitan


dengan produksi, distribusi, dan pemasaran barang dan jasa yang mendatangkan
keuntungan finansial.
Kekuatan ekonomi sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan kewibawaan
suatu bangsaa. Bangsa yang ekonominya kuat diyakini akan menjadi bangsa yang
berwibawa dihadapan bangsa-bangsa lain.

4
Dalam Islam, ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak boros dalam
rangka mendapatkan keuntungan yang layak. Keuntungan monopoli sangat dilarang
oleh Islam. Oleh karenanya, keuntungan harus ditetapkan sewajarnya dan tidak boleh
merugikan orang lain.

2.2.3 Politik

Politik dalam term Islam disebut siyasah yang merupakan bagian integral (tak
terpisahkan) dari fikih Islam. Salah satu objek kajian fikih Islam adalah siyasah atau
disebut fikih politik yang secara global membahas permasalahan ketatanegaraan
(siyasah dusturiyyah), hukum internasional (siasah dauliyyah), dan hukum yang
mengatur politik keuangan negara (siyasah maliyyah).

1. Siyāsah dusturiyah (hukum tata negara).

Materi yang dikaji tentang cara dan metode suksesi kepememimpinan, kriteria
seorang pemimpin, hukum mewujudkan kepemimpinan politik, pembagian
kekuasaan (eksekutif, legislative, dan yudikatif), institusi pertahanan keamanan,
institusi penegakkan hukum (kepolisian) dan lain-lainnya.

2. Siyāsah dauliyyah (hukum politik yang mengatur hubungan internasional).

Objek kajiannya adalah hubungan antar-negara Islam dengan sesama negara


Islam, hubungan negara Islam dengan negara non-muslim, hubungan bilateral dan
multilateral, hukum perang dan damai, genjatan senjata, hukum kejahatan perang dan
lain-lain.

3. Siyāsah māliyah (hukum politik yang mengatur keuangan negara).

Objek kajian yang dibahas adalah sumber-sumber keuangan negara,


distribusi keuangan negara, perencanaan anggaran negara dan penggunaannya,
pengawasan dan pertanggungjawaban, penggunaan keuangan negara dan pilantropi
Islam.

Prinsip-Prinsip dalam Siyasah Islam :

1. Al-Amānah.

Kekuasaan merupakan sebuah amanah (titipan) yang bersifat tidak


permanaen atau sementara. Sewaktu-waktu pemilik yang sebenarnya dapat

5
mengambilnya. Setiap orang yang diberikan amanah akan dimintai
pertanggungjawabannya. Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban menyangkut
kepemimpinannya dan rakyat yang dipimpinnya”. (Muttafaq Alaih)

2. Al-Adalah.

Kekuasaan harus didasarkan atas prinsip keadilan untuk tercapainya


kesejahteraan umat. Dalam pandangan Islam kekuasaan bukanlah sebuah tujuan
tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan menurut al-Mawardi
adalah menjaga agama, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan umat.

3. Al-Hurriyyah.

Al-Huriyyah artinya kemerdekaan dan kebebasan. Kekuasaan harus dibangun


atas dasar kemerdeakaan dan kebebasan rakyat yakni kemerdekaan dalam berserikat,
berpolitik dan dalam menyalurkan aspirasinya. Adapun kebebasan adalah kebebasan
berpikir dan berkreasi dalam segala aspek kehidupan

4. Al-Musāwāh.

Secara eitmologis al-Musawah artinya kesetaraan atau kesamaan. Siyasah harus


dibangun atas kesamaan dan kesataraan. Semua warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara dan juga memiliki kedudukan yang sama
dihadapan hukum. Tidak boleh ada diskriminasi gender, ras, agama, suku baik dalam
segi politik, ekonomi, budaya dan lain-lain. Negara harus menjamin semua warga untuk
merdeka dalam berpolitik dan bebas dlam kehendak dan tindakan untuk menuju
kemaslahatan.

5. Tabadul al-Ijtima.

Tabadul al-Ijtima memiliki arti tanggung jawab sosial. Secara individual,


kekuasaan merupakan sarana untuk mendapatkan kesejahteraan bagi pelakunya.
Dengan mewujudkan kesejahteran bersama maka tanggung jawab sosial dapat
diwujudkan.

2.2.4 Seni-Budaya

Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening akan melahirkan
karya seni yang beradab, sedangkan hati yang kotor tentu akan menjadi kebalikannya.

6
Hidup dengan seni akan menjadikan hidup lebih indah, damai dan nyaman. Seni itu
indah dan keindahan adalah sifat Tuhuan. Ketika kita cinta keindahan maka berarti kita
cinta kepada Tuhan karena Tuhan pun mencintai keindahan. Seseorang yang berusaha
membumikan sifat Tuhan adalah manusia yang terpuji dan ia disebut insan kamil.

2.2.5 Pendidikan

Pendidikan modern adalah cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan era
kekinian, dalam pengertiannya dikaitan pula dengan tujuan yakni menjadikan
manusia yang lebih baik dari sebelumnya dengan menumbuhkan, memupuk,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan tersebut.

Pendidikan dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari sumber ajaran Islam yaitu
Al-Qur’an dan Hadist. Tujuan pendidikan islam adalah untuk memanusiakan
manusia, maksudnya yaitu untuk menjadikan mansia sadar akan eksistensi dirinya
sebagai hamba Allah sebagai abdullah dan khalifatullah. Sehingga dapat mencapai
kebahagiaaan dunia dan akhirat.

Pendidikan telah mulai berproses semenjak Allah swt. menciptakan manusia pertama
Adam di surga dimana Allah telah mengajarkan kepada beliau semua nama-nama yang oleh
para malaikat belum dikenal sama sekali (QS Al Baqarah: 31-33).sebagai mana disebutkan
dalam ayat berikut :

Artinya : Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (bendabenda)


seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orangorang
yang benar!"Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui

7
selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya
kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan
kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa ikan dengan Maha Bijaksana Karena
dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim. (QS Al Baqarah: 31-33).

2.3 Dampak Positif dan Negatif Modernisasi


Affandi Kusuma membagi dua bagian tentang dampak modernisasi tersebut, yaitu;
Dampak Positif
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai
dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
Komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

Dampak Negatif
1. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan
banyak pilihan yang ada.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Terkadan mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli seperti anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

8
4. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini akan menimbulkan
kesenjangan sosial.

2.4 Implementasi Ajaran Islam

Memahami karakteristik Islam sagatlah penting bagi setiap muslim, karen


untuk memberikan pehamaman yang lebih mendalam. Karakteristik tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Rasional

Di dalam ajaran Islam tidak bersifat doktriner artinya dalam penjelasan Al-Qur’an
menegenai setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan-
keterangan yang dapat diterima oleh akal pikiran yang sehat.

2. Sesuai dengan fitrah manusia

Setiap ajaran didalam Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia
karena agama ini merupakan agama yang bersumber langsung dari Allah SWT

3. Tidak mengandung kesulitan

Dalam pelaksanaan ibadah yang ada di dalam ajaran agama Islam tidak ada yang

memberikan kesulitan atau melebihi kapasitas yang dimiliki manusia, dan secara

umum yang menjadikannya sulit adalah dari manusia itu sendiri.

4. Bertahap

Hukum atau ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah kepada manusia
diturunkan secara bertahap atau berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia.

9
Dalam kehidupan umat muslim harus kita jalani sesuai dengan ketentuan Allah
SWT dan kita harus meniatkan segala hal yang kita lakukan dengan niat untuk beribadah.
Islam mencakup keseluruhan termasuk dalam kehidupan sehari-hari segala perbuatan
kita harus bersandar pada hukum-hukum islam, baik itu dari hubungan kita dengan Allah
(Habluminallah), dengan diri sendiri, maupun orang lain (Habluminannas).

1. Habluminallah

Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Allah


memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada Allah, dan beribadah
kepada-Nya.

2. Hubungan dengan dirinya sendiri

Hal ini berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu harus
berdasarkan islam, mulai dari berpakaian, cara bersikap dan sebagainya

3. Habluminannas

Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu
dengan yang lainya.

2.5 Sikap Umat Islam Dalam Menghadapi Tantangan Modernitas

Dalam merespon modernisasi, umat Islam terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada
yang merespon secara berbalikan, yaitu dengan sikap anti modernisme dan pada akhirnya
anti Barat. Ada yang menjadikan Barat sebagai kiblat dan role model dalam masa depan dan
bahkan untuk way of life mereka. Kelompok ini memandang bahwa konsepsi tradisional
memiliki kelemahan dalam menghadapi modernisasi.

Ada lagi kelompok ketiga yang bersikap kritis, namun tidak secara otomatis anti
modernisasi dan anti Barat. Di mata kelompok yang disebutkan terakhir ini, modernisasi
dimodifikasi sekiranya tidak bertentangan dengan hal-hal yang dianggap prinsip oleh
mereka. Kelompok ketiga ini menganggap Barat tidak secara otomatis sebagai musuh, dan
dalam waktu bersamaan tidak pula mengganggap Barat sebagai role model yang hebat
dalam segalanya dan harus ditiru. Bagi mereka, Barat mengandung unsur kebaikan,
sehingga mereka tidak berkeberatan untuk menerimanya selama tidak harus mengorbankan
agamanya. Dalam waktu bersamaan mereka juga sadar bahwa Barat harus disikapi dengan
kritis, bahkan dalam batas tertentu harus ditolak.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Modernisme dalam agama memiliki arti bahwa setiap pemikiran agama yang
diawali oleh keyakinan perkembangan dan kemajuan di bidang sains dan kebudayaaan
menuntut adanya reintrpretasi terhadap ajaran agama klasik sesuai pemikiran filsafat
dan ilmiah yang berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa modernism merupakan sebuah gerakan
ataupun sebuah usaha untuk menundukan prinsip-prinsip agama dibawah nilai-nilai dan
juga konsep peradaban barat berserta pola pemikirannya.
Dalam menghadapi tantangan modernisasi kita harus berpegang teguh terhadap
ajaran agama Islam karena Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin dan
akan selalu menjadi agama yang relevan pada setiap waktu dan zaman. Berkenaan
dengan sikap dalam menghadapi tantangan modernisasi ditunjukkan dengan berbagai
macam hal, yaitu ada yang menolak secara total, ada yang menerima secara total,
danada yang mengkritisi dulu sebelum memutuskan menerima atau menolak.

3.2 Saran
Modernisasi terdiri dari berbagai bidang yang akan menimbulkan sebuah
dampak baik positif maupun negative. Dalam menghadapi tantangan modernisasi
diperlukannya sikap selektif agar kita bisa memilah baik tidaknya pengaruh
modernisasi tersebut. Dalam kehidupan kita harus menjadikan ajaran agama Islam
sebagai pondasi dan pedoman hidup.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bagaimana Islam Menghadapi tantangan modernisasi?. Diunduh dari


http://www.webislam.com/dosieres/ pada tanggal 13 Desember 2020.

Taufik. Shobron, Sudarno. Jinan Mutoharrun (2016).Islam dan IPTEKS. Diunduh dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/ pada tanggal 13 Desember 2020.

Syafei, Rachmat (2000). Hukum Islam Sebagai Dasar Hukum Universal Dalam Sistem
Pemerintahan Modern. Diunduh dari https://ejournal.unisba.ac.id/ pada tanggal 13
Desember 2020.

Waluyo, Agus (2017). Ekonomi Konvensional VS Ekonomi Syariah. Diunduh dari http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/ pada tanggal 13 Desember 2020.

Mauluddin, Sya’ban. Karakteristik Hukum Islam. Diunduh dari http://journal.iain-


manado.ac.id/ pada tanggal 13 Desember 2020.

Makhmudah, Siti. Dinamika dan Tantangan Masyarakat Islam. Diunduh dari


https://www.neliti.com/id/ pada tanggal 13 Desember 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai