Disusun Oleh :
Kelompok 9 Kelas 1A-KGE
Kami panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Islam dan Tantangan Modernitas ”
tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya
makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan
dapat kami pertanggungjawabkan. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang telah membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian modernisasi
2. Dapat memahami konsep modernisasi dalam kehidupan
3. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif modernisasi
5. Dapat memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam dan sikap dalam
menghadapi tantangan modernitas.
1.3 Metode Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan proses pencarian yang
bersumber dari Internet dan beberapa buku yang relevan dan dapat menunjang
pembahasan makalah ini mengenai Islam dan tantangan modernisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karenanya, kata modern memang memiliki arti yang sangat luas dan
mencakup proses memperoleh citra baru seperti perubahan yang memungkinkan
perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan.
3
Sumber kedua yaitu ayat kauniah yang artinya alam semesta sebagai ciptaan
Allah yang diteliti dengan paradigma ilmiah menggunakan akal yang juga merupakan
ciptaan Allah. Dengan penelitian ini, maka lahirlah ilmu-ilmu eksakta.
2.2.1 IPTEK
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu. Al-Qur’an dan al-Sunnah mengajak kaum
muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Wahyu yang pertama kali
turun bukan mewajibkan kepada manusia uuntuk shalat, puasa, zakat dan haji,
melainkan untuk membaca, sebagaimana yang tertera dalam Q.S. al-`Alaq:1-5.
Hal ini bisa di pahami apabila dihubungkan dengan kondisi sosio politik yang
terdapat pada masyarakat zaman itu yang terkungkung oleh kejahiliyahan. Padahal
salah satu tugas Muhammad adalah mengentaskan kejahiliyahan menjadi keberadaban.
Untuk itu yang dilakukan oleh Muhammad adalah merubah paradigma hidup menjadi
tawhid (mengakui keesaan Tuhan) dan dengan ilmu pengetahuan. Dalam konteks
inilah sesungguhnya dua semangat kembar yang terdapat dalam wahyu itu dapat
dipahami secara jelas. Dua semangat kembar itu adalah ketauhidan dan keilmuan.
Iqra’ adalah perintah untuk membaca, padahal membaca adalah pintu pertama
dibukakannya ilmu pengetahuan. Orang yang membaca adalah orang yang
mengamalkan ayat tersebut sekaligus menjadi orang yang insya Allah pandai. Kata
iqra’ disebutkan enam kali dalam al-Qur’an yang tersebar dalam empat surat, yakni
Q. S. al-Isra’/ 17:14, al-`Alaq/96:1 dan 3, al-Haqqah/69:19, al-Muzammil/73: 20.
2.2.2 Ekonomi
4
Dalam Islam, ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak boros dalam
rangka mendapatkan keuntungan yang layak. Keuntungan monopoli sangat dilarang
oleh Islam. Oleh karenanya, keuntungan harus ditetapkan sewajarnya dan tidak boleh
merugikan orang lain.
2.2.3 Politik
Politik dalam term Islam disebut siyasah yang merupakan bagian integral (tak
terpisahkan) dari fikih Islam. Salah satu objek kajian fikih Islam adalah siyasah atau
disebut fikih politik yang secara global membahas permasalahan ketatanegaraan
(siyasah dusturiyyah), hukum internasional (siasah dauliyyah), dan hukum yang
mengatur politik keuangan negara (siyasah maliyyah).
Materi yang dikaji tentang cara dan metode suksesi kepememimpinan, kriteria
seorang pemimpin, hukum mewujudkan kepemimpinan politik, pembagian
kekuasaan (eksekutif, legislative, dan yudikatif), institusi pertahanan keamanan,
institusi penegakkan hukum (kepolisian) dan lain-lainnya.
1. Al-Amānah.
5
mengambilnya. Setiap orang yang diberikan amanah akan dimintai
pertanggungjawabannya. Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban menyangkut
kepemimpinannya dan rakyat yang dipimpinnya”. (Muttafaq Alaih)
2. Al-Adalah.
3. Al-Hurriyyah.
4. Al-Musāwāh.
5. Tabadul al-Ijtima.
2.2.4 Seni-Budaya
Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening akan melahirkan
karya seni yang beradab, sedangkan hati yang kotor tentu akan menjadi kebalikannya.
6
Hidup dengan seni akan menjadikan hidup lebih indah, damai dan nyaman. Seni itu
indah dan keindahan adalah sifat Tuhuan. Ketika kita cinta keindahan maka berarti kita
cinta kepada Tuhan karena Tuhan pun mencintai keindahan. Seseorang yang berusaha
membumikan sifat Tuhan adalah manusia yang terpuji dan ia disebut insan kamil.
2.2.5 Pendidikan
Pendidikan modern adalah cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan era
kekinian, dalam pengertiannya dikaitan pula dengan tujuan yakni menjadikan
manusia yang lebih baik dari sebelumnya dengan menumbuhkan, memupuk,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan tersebut.
Pendidikan dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari sumber ajaran Islam yaitu
Al-Qur’an dan Hadist. Tujuan pendidikan islam adalah untuk memanusiakan
manusia, maksudnya yaitu untuk menjadikan mansia sadar akan eksistensi dirinya
sebagai hamba Allah sebagai abdullah dan khalifatullah. Sehingga dapat mencapai
kebahagiaaan dunia dan akhirat.
Pendidikan telah mulai berproses semenjak Allah swt. menciptakan manusia pertama
Adam di surga dimana Allah telah mengajarkan kepada beliau semua nama-nama yang oleh
para malaikat belum dikenal sama sekali (QS Al Baqarah: 31-33).sebagai mana disebutkan
dalam ayat berikut :
7
selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya
kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan
kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa ikan dengan Maha Bijaksana Karena
dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim. (QS Al Baqarah: 31-33).
Dampak Negatif
1. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan
banyak pilihan yang ada.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Terkadan mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli seperti anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
8
4. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini akan menimbulkan
kesenjangan sosial.
1. Rasional
Di dalam ajaran Islam tidak bersifat doktriner artinya dalam penjelasan Al-Qur’an
menegenai setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan-
keterangan yang dapat diterima oleh akal pikiran yang sehat.
Setiap ajaran didalam Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia
karena agama ini merupakan agama yang bersumber langsung dari Allah SWT
Dalam pelaksanaan ibadah yang ada di dalam ajaran agama Islam tidak ada yang
memberikan kesulitan atau melebihi kapasitas yang dimiliki manusia, dan secara
4. Bertahap
Hukum atau ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah kepada manusia
diturunkan secara bertahap atau berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia.
9
Dalam kehidupan umat muslim harus kita jalani sesuai dengan ketentuan Allah
SWT dan kita harus meniatkan segala hal yang kita lakukan dengan niat untuk beribadah.
Islam mencakup keseluruhan termasuk dalam kehidupan sehari-hari segala perbuatan
kita harus bersandar pada hukum-hukum islam, baik itu dari hubungan kita dengan Allah
(Habluminallah), dengan diri sendiri, maupun orang lain (Habluminannas).
1. Habluminallah
Hal ini berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu harus
berdasarkan islam, mulai dari berpakaian, cara bersikap dan sebagainya
3. Habluminannas
Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu
dengan yang lainya.
Dalam merespon modernisasi, umat Islam terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada
yang merespon secara berbalikan, yaitu dengan sikap anti modernisme dan pada akhirnya
anti Barat. Ada yang menjadikan Barat sebagai kiblat dan role model dalam masa depan dan
bahkan untuk way of life mereka. Kelompok ini memandang bahwa konsepsi tradisional
memiliki kelemahan dalam menghadapi modernisasi.
Ada lagi kelompok ketiga yang bersikap kritis, namun tidak secara otomatis anti
modernisasi dan anti Barat. Di mata kelompok yang disebutkan terakhir ini, modernisasi
dimodifikasi sekiranya tidak bertentangan dengan hal-hal yang dianggap prinsip oleh
mereka. Kelompok ketiga ini menganggap Barat tidak secara otomatis sebagai musuh, dan
dalam waktu bersamaan tidak pula mengganggap Barat sebagai role model yang hebat
dalam segalanya dan harus ditiru. Bagi mereka, Barat mengandung unsur kebaikan,
sehingga mereka tidak berkeberatan untuk menerimanya selama tidak harus mengorbankan
agamanya. Dalam waktu bersamaan mereka juga sadar bahwa Barat harus disikapi dengan
kritis, bahkan dalam batas tertentu harus ditolak.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Modernisme dalam agama memiliki arti bahwa setiap pemikiran agama yang
diawali oleh keyakinan perkembangan dan kemajuan di bidang sains dan kebudayaaan
menuntut adanya reintrpretasi terhadap ajaran agama klasik sesuai pemikiran filsafat
dan ilmiah yang berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa modernism merupakan sebuah gerakan
ataupun sebuah usaha untuk menundukan prinsip-prinsip agama dibawah nilai-nilai dan
juga konsep peradaban barat berserta pola pemikirannya.
Dalam menghadapi tantangan modernisasi kita harus berpegang teguh terhadap
ajaran agama Islam karena Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin dan
akan selalu menjadi agama yang relevan pada setiap waktu dan zaman. Berkenaan
dengan sikap dalam menghadapi tantangan modernisasi ditunjukkan dengan berbagai
macam hal, yaitu ada yang menolak secara total, ada yang menerima secara total,
danada yang mengkritisi dulu sebelum memutuskan menerima atau menolak.
3.2 Saran
Modernisasi terdiri dari berbagai bidang yang akan menimbulkan sebuah
dampak baik positif maupun negative. Dalam menghadapi tantangan modernisasi
diperlukannya sikap selektif agar kita bisa memilah baik tidaknya pengaruh
modernisasi tersebut. Dalam kehidupan kita harus menjadikan ajaran agama Islam
sebagai pondasi dan pedoman hidup.
11
DAFTAR PUSTAKA
Taufik. Shobron, Sudarno. Jinan Mutoharrun (2016).Islam dan IPTEKS. Diunduh dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/ pada tanggal 13 Desember 2020.
Syafei, Rachmat (2000). Hukum Islam Sebagai Dasar Hukum Universal Dalam Sistem
Pemerintahan Modern. Diunduh dari https://ejournal.unisba.ac.id/ pada tanggal 13
Desember 2020.
Waluyo, Agus (2017). Ekonomi Konvensional VS Ekonomi Syariah. Diunduh dari http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/ pada tanggal 13 Desember 2020.
12