Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH ASIA TIMUR

MASA JEPANG KUNO


Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Asia Timur
Dosen Pengampu : Umi Hartati, M.Pd

Kelompok 7
Di susun Oleh :
3. Kurnia Pradila wati (20220005)
1. Agil Yusuf Candra (20220023)
2. Arif miftakhudin (20220018)
4. Rohimah (20220024)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Atas


segala limpatan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Masa Jepang Kuno. Makalah ini dibuat dan diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur semester genap
tahun akademik 2020/2021. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
A. Umi Hartati,M.Pd Sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Asia Timur
Universitas Muhammadiyah Metro.

B. Rekan-rekan penulis yang telah membantu dalam penyelesaian makalh ini.


Tim penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, untuk itu tim
penulis berharap kepada pembaca yang budiman untuk sudi memberikan
kririk dan saran yang bersifat membangun dan tercapainya kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi kami dan pembaca.

Metro,Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................................3

A. Keadaan Geografi dan Penduduk Jepang Kuno.............................................................3

B. Kebudayaan Jepang Kuno.................................................................................................5

C. Zaman Jepang Kuno.......................................................................................................7

BAB III.............................................................................................................................................11

PENUTUP......................................................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................................11

B. Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR LITERATUR...................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jepang merupakan Negara yang memiliki berbagai macam
kebudayaan. Kebudayaannya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Koentjoroningrat, 1985:180).
Keberadaan kebudayaan di Jepang jika menurut kepada pembabakan
sejarah Jepang, sudah ada sejak zamn jomon yaitu pada 12.000 SM.
Kebudayaan jomon berceritakan gaya hidup, di mana masyarakat tinggal di
rumah-rumah yang dibangun diatas tanah yang digali dan diatsnya didirikan
rumah beratap dari kayu , kebudayan jomon juga berupa tembikar temali.
Sungai-sungai di Jepang sukar dilayari, karena pada umumnya penuh
dengan batuan pada. Pada masa kuno hanya sedikit jumlah sungai yang
dipergunakan untuk pelayaran, maka tidak mengherankan jika hubungan
antar pulau sangat sulit pada masa itu. Karena itu maka sering Nampak
kecenderungan bangsa Jepang untuk membina kehidupan secara
berkelompok. Masing-masing kelompok memiliki kecenderungan untuk
melepaskan diri dari pemerintahan pusat sendiri kemudian berkembang
menjadi pemerintah feodal. Berdasarkan letak geografisnya, Jepang
memiliki iklim sub-tropis. Keadaan alam sekitar sangat indah. Bukit-bukit
yang berhutan-hutan, gunung dan lembah, danau dan laut yang
membangkitkan rasa seni dan rakyat Jepang, hingga tanah Jepang
merupakan salah satu tempat yang terindah di dunia. Sistem keagamaan
Jepang pada saat itu masih sangat sederhana sekali, orang belum
mengenal tempat suci secara khusus. Memang pada saat itu orang belum
memikirkan tentang misteri kehidupan. Alam dan isinya ialah milik dewa.
Rakyat Jepang maish percaya bahwa manusia itu dikelilingi oleh roh-roh
yang tinggal di gunung-gunung, pohon-pohon, dan batu-batuan. Jelaslah
disini bahwa masyarakat masih percaya memuja para leluhur dewa, bahkan
kadang-kadang percaya pada kekuatan gaib yang ada pada benda-benda
tertentu. Pada mulanya memang tidak ada nama tertentu untuk menyebut
agama mereka, akan tetapi setelah datang agama-agama lain dari luar

1
maka kesadran agama mereka mulai kuat, dan kemudian lahirlah agama
Shinto yang merupakan agama asli Jepang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan geografi dan penduduk Jepang pada zaman kuno ?
2. Apa saja kebudayaan yang ada pada zaman Jepang kuno ?
3. Apa saja pembagian zaman Jepang kuno ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui keadaan geografi dan penduduk jepang pada
zaman kuno.
2. Untuk dapat mengetahui kebudayaan Jepang kuno.
3. Untuk dapat mengetahui pembagian zaman Jepang kuno.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografi dan Penduduk Jepang Kuno


Jepang adalah sebuah Negara kepulauan yang menyerupai bentuk
garis melengkung yang terbentang dari timur laut ke barat di lautan bagian
timur benua Asia. Luas wilayahnya kurang lebih 370.000 km, kurang lebih
1/27 luas daratan Cina atau 1/5 luas Indonesia.
Sampai dengan Agustus 1945, jepang menduduki sebagaian besar
pulau-pulau yang membentang di sepanjang pantai timur Asia, dari
Kamchatka sampai ke ujung selatan Semenanjung Malaya dengan empat
buah pulaunya yang esar. Keempat pulau terbesar tersebut ialah :
Hokkaido, yang penduduknya sebagian besar adalah suku bangsa Ainu
yang masih primitive, Honshu, merupakan pulau utama dimana terletak
enam kota besar di Jepang dan menjadi pusat Pemerintahan, Shikoku, dan
Kyushu, merupakan pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dari bangsa-
bangsa Asia lainnya dan bangsa-bangsa Eropa yang pada abad XVI M
telah masuk ke jepang.
Sampai dengan 1945 M Jepang masih menduduki Sakhalin dan
Formosa. Di samping pulau-pulau itu, Jepang juga menguasai
Semenanjung Chosen(korea) dan provinsi-provinsi Cina di sebelah timur
dan timur laut, pulau-pulau Samudra Pasifik yang semula milik Jerman
menjelang Perang Dunia I.
Walaupun Jepang terdiri dari beribu-ribu pulau, tetapi menurut
kenyataan sejrah, jepang merupakan satu kesatuan kepulauan yang kuat
sejak zaman dahulu. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
persatuan dan kesatuan bangsa Jepang, dikemudian hari., selain juga
karena Jepang terpisah oleh lautan dari bangsa-bangsa lain. Bentang lahan
yang sebagian besar berupa gunung, dan pegunungan yang tidak subur
membuat penduduk Jepang mempunyai kesadaran yang tinggi. Semangat
patriotic mereka tidak dapat diragukan lagi.
Negara Jepang merupakan Negara kepulauan seperti Inggris,
sekaligus juga merupakan Negara pegunungan seperti Italia. Banyaknya
gunung-gunung mengakibatkan minimnya lahan pertanian, hingga hanya

3
kurang lebih 20% yang bisa diusahakan untuk pertanian (Reischauer,1953).
Dengan adanya gunung-gunung itu seolah mendesak Jepang kea rah laut.
Jika dibandingkan dengan laut-laut Negara lain, laut Jepang kaya ikan,
sehingga laut Jepang merupakan sumber penghasilan yang besar bagi
rakyat Jepang. Maka tidak mengherankan bahwa cukup banyak orang
Jepang yang berprofesi sebagai nelayan, atau penangkap ikan yang pandai.
Bnagsa Jepang yang tinggal di pulau-pulau itu memberanikan diri menjadi
bangsa yang suka mengarungi lautan.
Sungai-sungai di Jepang sukar dilayari, karena pada umumnya penuh
dengan batuan pada. Pada masa kuno hanya sedikit jumlah sungai yang
dipergunakan untuk pelayaran, maka tidak mengherankan jika hubungan
antar pulau sangat sulit pada masa itu. Karena itu maka sering Nampak
kecenderungan bangsa Jepang untuk membina kehidupan secara
berkelompok. Masing-masing kelompok memiliki kecenderungan untuk
melepaskan diri dari pemerintahan pusat sendiri kemudian berkembang
menjadi pemerintah feodal.
Berdasarkan letak geografisnya, Jepang memiliki iklim sub-tropis.
Keadaan alam sekitar sangat indah. Bukit-bukit yang berhutan-hutan,
gunung dan lembah, danau dan laut yang membangkitkan rasa seni dan
rakyat Jepang, hingga tanah Jepang merupakan salah satu tempat yang
terindah di dunia.
Berdasarkan data Arkeologis dan Etnologis, dapat di tarik suatu
kesimpulan bahwa penduduk Jepang masa silam adalah suatu bangsa yang
di sebut “Cave man” (bangsa penghuni goa), yang tingkat kebudayaannya
masih primitif. Menurut sejarah, bangsa yang masih primitif tersebut di
perkirakan merupakan nenek moyang dari suku bangsa Ainu (yang
merupakan penduduk asli bangsa Jepang) yang sisa-sisanya masih
terdapat di Pulau Hokkaido dan Kepulauan Kurile. Tentang asal-usul ini
tidak ada ketentuan yang pasti, kemungkinan besar mereka adatang dari
Asia Utara.
Bangsa Jepang yang sekarang adalah suatau bangsa campuran dari
bangsa Manchu, Cina, Melayu, dan Mongol. Menurut teori umum mereka
masuk ke Jepang dari arah selatan yakni melalui Formosa dan Ryukyu.
Sedangkan menurut data arkeologi mereka datang ke Jepang lewat Korea
(Reisschauer,1953). Selain itu menurut data arkeologi, Negara Jepang
berdiri kurang lebih pada 660 SM, dengan kota Yamato sebagai pusat
pemerintahannya.

4
B. Kebudayaan Jepang Kuno
Kebudayaan yang tertua di Jepang berpusat di kota Yamato. Pada
masa ini tingkat kebudayaan Jepang masih sederhana. Kota-kota lain belum
muncul, rumah-rumah dibangun secara komunal. Sesuai dengan keadaan
alamnya, orang-orang Yamato sudah pandai berlayar menggunakan
perahu-perahu kecil, sehingga kemungkinan mereka telah mengenal
perdagangan. Alat tukar (uang) belum mereka kenal, sehingga
perdagangan dilakukan dengan sistem barter. Adapaun barang-barang
yang diperdagangakan ialah hasil-hasil pertanian, alat-alat rumah tangga
dari tanah liat dan alat-alat perang yang amsih sangat sederhana. Alat-alat
perang diperdagangkan, karena Negara selalu diliputi oleh suasana perang
sauadra. Masyarakat juga telah mengenal pakaian dari serat rami dan kulit
kayu. Bahan maknan pokok mereka bukanlah nasi, melainkan ikan.
Sistem keagamaan Jepang pada saat itu masih sangat sederhana
sekali, orang belum mengenal tempat suci secara khusus. Memang pada
saat itu orang belum memikirkan tentang misteri kehidupan. Alam dan isinya
ialah milik dewa. Rakyat Jepang maish percaya bahwa manusia itu
dikelilingi oleh roh-roh yang tinggal di gunung-gunung, pohon-pohon, dan
batu-batuan. Jelaslah disini bahwa masyarakat masih percaya memuja para
leluhur dewa, bahkan kadang-kadang percaya pada kekuatan gaib yang
ada pada benda-benda tertentu. Pada mulanya memang tidak ada nama
tertentu untuk menyebut agama mereka, akan tetapi setelah datang agama-
agama lain dari luar maka kesadran agama mereka mulai kuat, dan
kemudian lahirlah agama Shinto yang merupakan agama asli Jepang.
 Pengaruh dari luar
Kebudayaan dari luar yang banyak berpengaruh di Negara Jepang
ialah kebudayaan Cina (sebagai Negara tetangga terdekat yang
perdabannya pada kala itu lebih maju daripada Jepang), dan India
walaupun hanya terbatas pada masalah agama saja, yakni agama Buddha.
Berbagai cabang kebudayaan dapat dilihat di bawah ini :
a. Kesusasteraan.
Pengaruh dalam bidang ini dirasaka sangat besar, karena pada
dasarnya masyarakat Jepang mengagumi kebudayaan Cina pada masa itu.
Dalam bidang kesusasteraan tampak pada dua hal yakni bentuk-bentuk
tulisan dan filsafat Cina.
b. Kesenian

5
Di bidang kesenian yang tampak menonjol ialah seni bangunan. Hal ini
sebenarnay terjadi akibat pengaruh agama buddah yang telah begitu kuat di
Jepang. Kuil-kuil agama Budhha banyak didirikan denagn model seperti
yang ada di daratan asia. Seni lukis tampak moisalnya pada gambar-
gambar sang Buddha Gautama atau lukisan-lukisan yang menggambarkan
kepercayaan bangsa Jepang. Begitu juga seni patung tampak di berbagai
daerah, seperti patung-patung Buddha dan sebagainya. Dalam kerajinan
tangan, seperti membuat / menenun kain halus juga amsih kelihatan jelas
pola-pola Cin dan Korea.
c. Keagamaan
Dalam bidang agama, orang Jepang sangat tat kepada aagma
mereka. Pada umumnya rakyat Jepang bebas memilih kepercayaan mereka
baik yang asli maupun yang datang dari luar negeri. Kepercayaan mereka
yang asli masih sangat sederhana. Pengaruh dari luar (Asia) membawa
banayak perubahan bagi agama asli Jepang, yaitu diantaranya ialah agama
Buddha masuk ke Jepang pada abad VII M (tepatnya pada 552 M). agama
asli Jepang ialah agama Shinto, yang adlam bahasa Cina berarti “the way of
the god” (jalan para dewa). Pemujaan dalam Agama Shinto berpusat
kepada Dewa Matahari dan kaisar yang dianggap sebagai wakilnya di bumi
(dengan tenno sebagai lambang kekaisaran) (Dasuki 1, tanpa tahun).
Agama Buddha dapat berkemabng dengan pesat berkat adanya
perlindungan dari para kaisar, bangsawan, serta para pemimpin feodal,
bahkan pada amsa pemerintahan Shotoku, agama Buddha berkembang
dan menyebar dengan pesat. Bersamaan dengan maju pesatnya agama
Buddha, maka kebudayaan Jepang mulai banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan Buddha. Kuil-kuil besar dari Pagoda dengan model Cina mulai
dibangun di Jepang.
Menjelang runtuhnya kekuasaan Tokugawa pada akhir XIX M, agama
Buddha mulai kehilangan kepercayaan dasar Bangsa Jepang, khususnya
golongan mudanya. Golongan terpelajar umum nya cenderung menerima
konfusianisme yang berasal dari daratan Cina. Konfusianisme telah menjadi
faktor yang menentukan di dalam kehidupan dan acra berpikir bangsa
Jepang. Konfusianisme memberikan pengaruh sampai zaman modern ini,
misalnya kepatuhan anak terhadap orang tua, isteri terhadap suami,
ketaatan hamba pada tuannya. Budi pekerti seperti yang berpangkal pada
konfusianisme masih tetap diajarkan di sekolah-sekolah dewasa ini. Seperti
telah kita ketahui, Konfusianisme adalah ajaran tentang kesusilaan/moral.

6
Mulai abad XVI M, masuklah agama baru ke Jepang yakni agama
Kristen yang dibawa oleh para misionaris Kristen. Tokoh yang diambil
bagian penting dalam hal ini ialah Franciscus Xaverius, yang memasuki
Jepang pada 1549 dan berhasil mendarat di Kagoshima
(Samso,G.B.,1970).
Perlulah kiranya ditambahkan dsini adanya kesetiaan yang telah
merupakan tradisi bagi bangsa Jepang. Semangat kesetiaan yang telah
lama menjiawi golongan militer, dan Samurai Jepang dikenal dengan nama
“Bushido”, yang berarti ajaran kepahlawanan atau kode etik kehidupan
kaum militer. Seorang Samurai harus rela mengorbankan hdupnya,
keberannya, bahkan keluarganya jika perlu, demi pengabdiannya kepada
bangsa dan Negara, maupun tuannya.
d. Sikap Jepang Terhadap kebudayaan Asing
Mengenai sikap Jepang terhadap kebudayaan asing, kiranya perlu
dicatat juga bahwa Jepang tidak semata-mata menjiplak kebudayaan asing.
Karena takut dicap sebagai “orang biadab”, maka setiap kali ada pengaruh
asing yang mereka terima, lalu diubah, disesuaikan denagn kondisi dan
kebutuhan bangsa Jepang. Hal ini sesuai dengan semboyan bangsa
Jepang yang berpegang pada prinsip “adapt,adopt,invent” yang berarti
meniru, menyesuaikan dan mencipta (Latourette, 1957).
Sepanjang waktu mereka terus merubah apa yang mereka teriam
adari luar dan berusaha memperkaya kebudayaan mereka. Hal ini
dijalankan samapai zaman sekarang. Bangsa Jepang selalu berusaha
sedapat mungki untuk menyamai kemajuan budaya Negara- Negara yang
telah maju.

C. Zaman Jepang Kuno


a. Zaman Kofun
Zaman Kofun dimulai sekitar 250M. Nama zaman ini berasal dari
tradisi orang zaman itu membentuk gundukan makam (tumulus) yang
dinamakan kofun. Pada zaman ini sudah bertempat Negara-negara militer
yang kukuh dengan klan-klan berpengaruh sebagai penguasa. Keliru satu
diantaranya bertempat penguasa Negara Yamato yang dominan, dan
berpusat di Provinsi Yamato dan Provinsi Kawachi. Penguasa Negara
Yamato berjalan dari masa seratus tahun ke-3 hingga masa seratus tahun
ke-7, dan yaitu asal garis keturunan Kekaisaran Jepang. Penguasa Negara

7
Yamato yang berusaha atas klan-klan lain dan mendapat lahan-lahan
pertanian mempertahankan pengaruh yang kukuh di Jepang bidang barat.
Jepang mulai memberikan utusan kekaisaran Cina pada masa seratus
tahun ke-5. Dalam dokumen sejarah Cina ditulis tentang penguasa Negara
yang memiliki lima raja. Sistem pemerintahan memenuhi model Cina yang
menerapkan sistem adminitasi terpusat. Sistem kekaisaran juga mengambil
model dari Cina, dan masyarakat dibagi sebagai strata berdasarkan profesi.
Hubungan yang akrab antara Jepang dengan tiga kerajaan Korea dimilau
rata-rata pada zaman kofun, sekitar kesudahan amsa seratus tahun ke-4.
b. Zaman Asuka
Pada zaman Asuka (538-710), penguasa Negara Jepang purba
Yamato secara bertahap sebagai penguasa Negara yang tersentralisasi.
Penguasa Negara Jepang purba sudah memiliki undang-undang seperti
dipercakapkan dalam undang-undang Taiho dan butir-butir Reformasi Taika.
Datangnya agama Buddha di Jepang menimbulkan keadaan tertentu orang
tidak lagi makam berbentuk kofun. Agama Buddha datang ke jepang sekitar
tahun 538 menempuh Baekje yang mendapat dukungan militer dari Jepang.
Penyebaran agama Buddha di Jepang dilakukan oleh kalangan penguasa.
Pangeran Shotoku mendedikasikan dirinya dalam penyebaran buddhisme
dan kebudayaan Cina di Jepang. Ia berharga menata konstitusi 17 pasal
yang membawa perdamaian Jepang. Konstitusi yang ditatanya dipengaruhi
oleh konsep konfusianisme tentang moral kebijakan yang disandarkan
masyarakat dari pejabat penguasa Negara dan abdi kaisar. Dalam sepucuk
surat diberikan duta kekaisaran Jepang ke kaisaran Cina pada tahun 607
ditulis kata-kata, “Kaisar pengusa Negara matahari terbit (Jepang)
memberikan surat kepada kaisar di penguasa Negara matahari terbenam
(Cina). Surat tersebut menimbulkan keadaan tertentu kemarahan kaisar
Cina. Dimulai dengan perintah Reformasi Taika tahun 645,Jepang
bertambah aktif mengadopsi praktik-praktik cara mengadakan sesuatu budi
Cina, melanjutkan reorganisasi Pemerintah, serta menata undang-undang
pidana (Ritsuryo) dengan mengikuti struktur adminitrasi Cina pada waktu itu.
Kata Nihon juga mulai dipakai pasa zaman Asuka.
c. Zaman Nara
Zaman Nara pada seratus tahun ke-8 ditandai oleh penguasa Negara
Jepang yang kukuh. Pada tahun 710, Kaisar Gemmei mengeluarkan
perintah kekaisaran yang memindahkan Ibukota ke Heijo-kyo yang kini
bernama Nara. Heijo-kyo dibentuk dengan meneladam Ibu kota Dinasti

8
Tang di chang’an sekarang dinamakan (Xi’an). Sepanjang masa Nara,
perkembangan politik sangat terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut
kekuasaan dengan biksu dan bangsawan, termasuk dengan klan fujiwara.
Hubungan luar penguasa Negara berjalanan dengan Silla dan hubungan
formal dengan Dinasti Tang pada 784 Ibukota dipindahkan ke Nagaoka-kyo
kepada menjauhkan istana dari pengaruh biksu, sebelum kesudahannya
dipindahkan ke Heian-kyo(Kyoto). Penulisan sejarah Jepang berpuncak
pada masa awal masa seratus tahun ke-8 dengan beresnya penyusunan
kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720). Dalam kedua buku sejarah
tersebut dikisahkan sejarah Jepang mulai dari awal sejak zaman Mitologi
Jepang. Di dalamnya ditulis tentang pendirian Jepang penderian Jepang
pada tahun 660 SM oleh Kaisar Jimmu yang keturunan langsung dari
Amaterasu. Sesuai keadaan kedua kronik tersebut Kaisar Jimmu yaitu
leluhur dan garis keturunan kaisar kini. Kaisar Jimmu sering dianggap
sebagai kaisar Mitos karena kaisar karena kaisar pertamam berdasarkan
bukti-bukti sejarah yaitu Kaisar Ojin yang tahun- tahun kala pemerintahnya
tidak diketahui dengan jelas. Sejak zaman Nara, kekuasaan politik tidak
selalu terletak di tangan kaisar, melainkan di tangan bangsawan istana,
shogun, militer, dan kini di tangan Perdana Menteri.
d. Zaman Hein
Masa kesudahan sejarah klaisk Jepang berjalan dari 749 hingga 1185
yang dinamakan zaman Heian. Puncak kejayan istana kekaisaran dibidang
puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian. Pada awal masa seratus tahun
ke-11, Murasaki Shikibu menulis novel Hikayat Genji yang hingga kini yaitu
keliru satu dari satu novel tertua didunia. Pada zaman Heian beres ditata
naskah tertua koleksi puisi Jepang, Man’yoshu dan Kokin Wakashu. Pada
zaman Heian berkembang berbagai macam lokal, contohnya Aksara Kana
yang asali Jepang pengaruh cara mengadakan sesuatu budi Cina surut
setelah sampai dipuncak keemasan. Pengiriman terakhir utusan Jepang ke
Dinasti Tang berjalan pada tahun 838 sejalan dengan kemunduran Dinasti
tang. Walaupun demikian, Cina dalam terus langsung sebagai penguasa
Negara tujuan ekspedisi dagang dan rombongan peziarah agama Buddha.
Kekuasaan politik istana kekaisaran terletak segelintir keluarga bangsawan
yang dinamakan kuge, khusuntya Klan Fujiwara yang berkuasa dengan
gelar Sesho and Kampaku. Pada kesudahan zaman Heian muncul
bersamaan berbagai Klan Samurai. Empat klan samurai yang paling kukuh
yaitu Klan Minamoto, Klan Taira, Klan Fujiwara. dan Klan Tachibina.

9
Memasuki kesudahan maas seratus tahun ke-12, konflik antarklan berubah
sebagai perang saudara seperti pemberontakan Heiji. Setelah akhirnya
perang Genpei, Jepang terletak dibawah Pemerintah militer oleh klan-klan
samurai dibawah pimpinan seorang Shogun.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang menyerupai bentuk
garis melengkung yang terbentang dari timur laut ke barat di lautan bagian
timur benua Asia. Jepang memiliki latar belakang sejarah yang cukup rumit
yang dimana sejarah jepang mempunyai kesinambungan antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Jepang memiliki pembagian zaman, Setelah melewati Zaman
Prasejarah (Zaman Jomon dan Zaman Yayoi), Jepang memasuki Zaman
Kuno yang dibagi menjadi empat waktu yaitu,antara lain, Zaman Kofun
(250-552M), Zaman Asuka (552-710M), Zaman Nara (710794), dan Zaman
Heian(794-1185).
Shinto adalah agama asli Jepang, Shinto adalah kata majemuk
daripada “Shin” dan “To”. Arti kata “Shin” adalah “roh” dan “To” adalah
“jalan”. Jadi “Shinto” mempunyai arti harfiah “jalannya roh”. Istilah “Kami”
dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di atas” atau “unggul”,
sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan spiritual,
maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan “Dewa”
(Tuhan, God dan sebagainya). Jadi bagi bangsa Jepang kata “Kami”
tersebut berarti suatu objek pemujaan yang berbeda pengertiannya dengan
pengertian objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain.

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah Masa Jepang Kuno kami sebagai
penyusun mengharapkan agar pembaca untuk menambah literature lainnya
guna menambah pemahaman materi dikarenakan keterbatasannya
literature penulis serta kami juga mengharapkan kepada pembaca untuk
dapat mengambil nilai-nilai atau hal-hal positif yang kemudian dapat di
implementasikan dalam kehidupan dimasa sekarang ini.

11
DAFTAR LITERATUR

Agung, Leo. 2012. Sejarah Asia Timur. Yogyakarta: Ombak.


Dasuki, A. (tanpa tahun). Sejarah Jepang Jilid I dan II. Balai Pendidikan Guru,
Bandung.

Latourette, K.S.1957. The History of Japan. Macmillan Company, New York.

Martinah, P.W.1976.Sejarah Jepang. FKIS, Yogyakarta.

Sayidiman Suryohaprojo. 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang Dalam


Perjuangan Hidup. UI dan Pustaka Bradjaguna,Jakarta.

Taro Sakamoto. 1980. Jepang Dulu dan Sekarang. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai