Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Drs. Hj. Awet Setiawan Widoyoko, M.Pd.

Disusun Oleh :

Gita Pratiwi (19220006)

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaika makalah “Kurikulum di Indonesia dari Awak
Kemerdekaan Sampai dengan Sekarang”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Metro, Oktober 2021


Disusun Oleh,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Latar Belakang Teori Kewirausahaan................................................................3
2.2 Pengertian Ilmu Kewirausahaan dan Hakekat Kewirausahaan......................6
2.3 Dasar-Dasar Kewirausahaan dan Daya Dorong Pertumbuhan
Kewirausahaan..........................................................................................................10
2.4 Landasan Dasar Ilmu Kewirausahaan.............................................................12
2.5 Dunia Kerja..........................................................................................................13
2.6 Knowledge, Skill, Attitude (KSA) dalam Usaha..............................................14
2.7 Pengertian Entrepreneur dan Ciri-Cirinya.......................................................16
2.8 Pengertian Perusahaan dan Ciri-Cirinya.........................................................19
2.9 Perbedaan Perusahaan Besar dan Perusahaan Kecil..................................20
2.10 Kekuatan dan Kekurangan Perusahaan........................................................21
2.11 Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha dan Unsur Utama dalam Rencana
Usaha..........................................................................................................................25
2.12 Kemampuan Manajemen, Jenis Modal, Sebab-Sebab Kegagalan, Tanda-
Tanda Kegagalan Perusahaan, Solusi untuk Menghindari Kegagalan..............30
BAB III.............................................................................................................................35
PENUTUP......................................................................................................................35
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................35
3.2 Saran....................................................................................................................35
DAFTAR LITERATUR..................................................................................................36

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang
dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan
karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana latar belakang sejarah teori kewirausahaan ?
2) Apa pengertian ilmu kewirausahaan dan hakekat kewirausahaan ?
3) Apa saja dasar-dasar dan daya dorong pertumbuhan kewirausahaan ?
4) Apa landasan dasar ilmu kewirausahaan ?
5) Apa yang dimaksud dengan dunia kerja ?
6) Apa yang dimaksud dengan Knowledge, Skill, Attitude (KSA) dalam
usaha ?
7) Apa pengertian entrepreneur dan ciri-cirinya ?
8) Apa pengertian perusahaan dan ciri-cirinya ?
9) Apa perbedaan perusahaan besar dan perusahaan kecil ?
10) Apa saja kekuatan dan kekurangan perusahaan ?

1
11) Apa saja faktor-faktor yang memepengaruhi keberhasilan usaha
dan unsur utama dalam rencana usaha ?
12) Bagaimana kemampuan manajemen, jenis modal, sebab-sebab
kegagalan, tanda-tanda kegagalan perusahaan serta solusi untuk
menghindari kegagalan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk menegtahui latar belakang sejarah teori kewirausahaan.
2) Untuk mengetahui pengertian ilmu kewirausahaan dan hakekat
kewirausahaan.
3) Untuk mengetahui dasar-dasar dan daya dorong pertumbuhan
kewirausahaan.
4) Untuk mengetahui landasan dasar ilmu kewirausahaan.
5) Untuk mengetahui pengertian dunia kerja.
6) Untuk mengetahui Knowledge, Skill, Attitude (KSA) dalam usaha.
7) Untuk mengetahui pengertian entrepreneur dan ciri-cirinya.
8) Untuk mengetahui pengertian perusahaan dan ciri-cirinya.
9) Untuk mengetahui perbedaan perusahaan besar dan perusahaan kecil.
10) Untuk mengetahui kekuatan dan kekurangan perusahaan.
11) Untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi keberhasilan usaha
dan unsur utama dalam rencana usaha.
12) Untuk mengetahui kemampuan manajemen, jenis modal, sebab-sebab
kegagalan, tanda-tanda kegagalan perusahaan serta solusi untuk
menghindari kegagalan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Teori Kewirausahaan


Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir
abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:
1). Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori
oleh  pengusaha sebagai go-between adalah Marco polo, yang mencoba
untuk mengembangkan rute perdagangan hingga timur jauh.[2] Dalam
masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif
bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan
yang sangat banyak terhadap pihak aktif.
Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal
tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka
menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi
keuntungan yang diperoleh sebesar 25%. Yang selanjutnya akan
dibedakan antara pemilik modal dengan wirausaha atau yang
menjalankan usaha tersebut.
2). Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa
ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur
proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun
mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang
diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara
lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural (baik arsiteknya
sebagai perancang yang menjual jasa ataupun pekerja yang mengerjakan
jasa tersebut dan yang memberikan modal sekaligus menjadi manajer
bagi mereka).
3). Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan
bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan

3
melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun
menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut
dengan menghadapi resiko.
4). Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan
pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang
membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk
memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan
antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
 Para ahli membedakan pengertian investor (venture capitalist)
atau orang yang memiliki modal dengan orang yang membutuhkan modal
atau wirausaha. Salah satu penyebab terjadi pemisahan ini adalah karena
revolusi industri yang melanda dunia. Berbagai penemuan terjadi pada
abad ini sebagai reaksi terhadap perubahan dunia.
Seperti Eli Whitney dan Thomas Edison, kedua orang ini berhasil
mengembangkan era teknologi baru tetapi mereka tidak mempunyai
modal untuk membiayai riset mereka dan penelitian mereka. Eli Whitney
membiayai mesin pemisah kapas dari bijinya dengan menggunakan
pinjaman pemerintah, sedangkan Thomas Edison membiayai usaha riset
listrik dan kimianya dari sumber dana perseorangan (private source). Baik
Eli maupun Thomas adalah pengguna modal (wirausaha) bukan sebagai
pemasok dana (venture capitalist). Seorang pemasok dana adalah
seorang manajer keuangan professional yang
menginvestasikan  uangnya pada investasi yang beresiko dalam bentuk
penyertaan modal untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari investasi
tersebut.
5). Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan awal abad 20, wirausahawan
didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur
perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
Dimana, Wirausaha tidak dibedakan dengan manajer dan hanya
dilihat dari pandangan ekonom. Wirausaha  mengorganisir dan
mengoperasikan  perusahaan untuk manfaat pribadi. Ia membiayai bahan
baku yang digunakan dalam bisnis, tanah, gaji karyawan, dan modal yang
diperlukan. Ia memberikan kontribusi inisiatif, keahlian dalam pembuatan

4
perencanaan, pengorganisasian, dan administratur perusahaan. Ia harus
menanggung resiko rugi karena hal-hal yang tidak dapat dikontrolnya.
Nilai bersih keuntungan pada akhir tahun atau masa menjadi
keuntungannya. Wirausaha yang dikenal pada masa ini adalah Andrew
Carnegie, ia tidak menemukan sesuatu tetapi hanya mengadopsi dan
membentuk teknologi baru dan produk menjadi penting dan
menghasilkan. Ia berhasil membawa industri baja Amerika menjadi
industri yang tidak henti-hentinya ketimbang menghasilkan suatu
penemuan atau kreativitas tertentu.
6). Abad 20 sampai sekarang
Pada abad ini, gagasan wirausaha sebagai penemu mulai
dikenalkan; Fungsi wirausaha adalah untuk melakukan reformasi atau
revolusi pola-pola produksi dengan mengeksploitasi penemuan atau,
secara umum, menggunakan teknologi baru (yang sebenarnya belum
pernah dicoba orang lain) untuk menghasilkan produk baru atau
menghasilkan produk lama dengan cara baru, membuka sumber bahan
baku baru, membuka pasar baru, dengan mengorganisir kembali industri
yang ada sekarang. Konsep inovasi sangat menonjol pada masa ini.
Inovasi untuk mengenalkan sesuatu  yang  baru adalah sebagian dari
tugas berat wirausaha. Inovasi tidak saja membutuhkan kemampuan
untuk menghasilkan dan mengembangkan konsep tetapi juga harus
mengerti segala kekuatan yang bekerja atau terdapat di lingkungan
(sekitarnya). Sesuatu yang baru bisa berupa produk baru atau sebuah
sistem baru, untuk simplikasi struktur organisasi baru. Kemampuan
inovasi adalah sebuah instinks yang membedakan seseorang dengan
orang lain. Jadi
Sedangkan Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan
pada akhir abad ke 20, namun praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan
sejak jaman colonial kegiatan perniagaan dan bisnis sudah ada di
Indonesia. Pada akhir abad 20, pendidikan kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi saja. Pendidikan
kewirausahaan melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat semakin berkembang seiring dengan
perkembangan dan tantangan ekonomi seperti krisis moneter yang
sempat melanda di akhir tahun 90-an.

5
2.2 Pengertian Ilmu Kewirausahaan dan Hakekat Kewirausahaan

a. Pengertian Ilmu Kewirausahaan


Kewirausahaan adalah orang-orang yang mampu mengubah sebuah
kesempatan menjadi sebuah usaha yang menghasilkan, yang diolah
melalui kreatifitas, inovasi dan keunikan dalam membuat suatu produk
dan berani mengambil segala kemungkinan resiko yang menyertainya
serta tidak menjadikannya mudah putus asa jika mengalami kegagalan
dalam membangun usaha tersebut.
Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli
1. Arif F.
Hadipranata Menurutnya, wirausaha adalah sosok orang yang berani
mengambil resiko dari semua kegiatan usaha yang dilakukan.
2. Thomas W
Zimmerer Menurut beliau, yang dimaksud dari wirausaha adalah
penerapan inovasi dan kreativitas dalam memecahkan berbagai
permasalahan dan mampu memanfaatkannya menjadi keuntungan.
3. Andrew J Dubrin
Wirausaha adalah orang yang melakukan berbagai hal yang
bermanfaat dan inovatif bagi sesama.
4. Robbin dan Coulter
Menurut mereka berdua, kewirausahaan adalah sebuah proses
dimana seseorang atau kelompok orang menggunakan segala daya
upayanya yang terorganisasi untuk mencari sebuah peluang dan
menciptakan sesuatu yang memiliki daya guna serta manfaat yang
bersumber dari inovasi dan keunikan tanpa memperhatikan sumber
daya yang digunakan saat itu.
5. Jean Baptista Say
Wirausaha adalah penggabungan berbagai alat produksi untuk
memperoleh seuatu yang bermanfaat dari yang diproduksinya.
6. Penrose
Menurutnya yang dimaksud wirausaha adalah kegiatan yang
mencakup berbagai macam kesempatan atau peluang yang
teridentifikasi didalam suatu sistem ekonomi.
Definisi

6
a) Kewirausahaan adalah sikap, tindakan atau kemampuan untuk
membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi orang lain atau diri
pribadi. sikap Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
kreatip, inovatif, dan berdaya guna yang dibuat untuk memperoleh
pendapatan dari usaha yang dilakukan.
b) Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.

b. Hakekat Kewirausahaan

Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu


kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan
dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup.

a) Perbedaan
 Wirausaha: adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka
meraih sukses.
 Kewirausahaan: pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
 Wirausahawan: adalah orang-orang yang memiliki kemampuan
melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,
watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam
dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Artinya seorang Wirausahawan
adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

7
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan,
yaitu:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai
sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro,
1997).
3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
4) Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959)
5) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996).
6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51),
nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1) Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
2) Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
3) Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving
existing products or services)
4) Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan
jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more goods and services with
fewer resources).
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka
yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.

8
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua
unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang,
Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah
“tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997). Walaupun di antara
para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-
orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada
pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan
dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya
Kewirausahaan, yaitu :
 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai
sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
 Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959).
 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996).
 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.

2.3 Dasar-Dasar Kewirausahaan dan Daya Dorong Pertumbuhan


Kewirausahaan

a. Dasar-Dasar Kewirausahaan

9
Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada
konsepkonsep wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan
kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Istilah entrepreneur itu
sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang mengandung
makna toundertake yang berarti mengerjakan atau berusaha atau
melakukan suatu pekerjaan. Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts
1989 ) menjelaskan bahwa the entrepreneur is one who undertakes to
organize, manage, and assume the risks of the business, yang berarti
bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang berupaya untuk
mengatur, mengelola, serta bersedia menanggung risiko dari suatu
usaha. Konsep kewirausahaan (entrepreneur) itu sendiri sebenarnya
mulai diperkenalkan pada abad kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis
ketika seorang ahli ekonominya yang bernama Richard Cantillon
mengaitkan antara beban risiko yang harus ditanggung oleh pemerintah
dengan para pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi.
Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di
Prancis oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga
sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur.
Kemudian, gagasan tersebut dibahas secara lebih mendalam oleh Joseph
Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada tahun 1911. Melalui
teori pertumbuhan ekonomi dari Schumpeter konsep entrepreneurship
telah didudukkan pada posisi yang sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan.Pengertian entrepreneurship itu sendiri berkembang
sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat,
kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia. Di
negara kita sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialihbahasakan
sebagai kewiraswastaan atau kewirausahaan. Dari sejumlah definisi yang
dikemukakan oleh para ahli baik dalam maupun luar negeri diketahui
bahwa terdapat banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini sangat
mungkin karena konsep kewirausahaan itu sendiri merupakan konsep
ilmu sosial yang bersifat dinamis dan akan selalu mengalami perubahan
seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh perkembangan ilmu itu
sendiri. Sejumlah definisi yang telah disumbangkan oleh para ahli
tersebut merupakan landasan bagi pengembangan studi lebih lanjut.

10
b. Daya Dorong Pertumbuhan Kewirausahaan

Motivasi usaha merupakan salah satu pendorong tumbuh


kembangnya jiwa wirausaha seseorang. Kesuksesan seseorang
seringkali disertai dengan motivasinya yang kuat dalam menjalakan setiap
usaha yang dijalaninya. Adapun Faktor-faktor Motivasi Wirausaha
adalah : Kasmir, 27 – 28
 Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah
yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
 Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
 Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,
pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi
perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan
selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
 Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk
uang maupun waktu.
 Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana
ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah
yang tidak dapat diselesaikan.
 Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.
 Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang
teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu

11
memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana
direalisasikan.
 Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara
lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat
luas.

2.4 Landasan Dasar Ilmu Kewirausahaan

1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk


melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising.
Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap
ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan
maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi
oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi,
seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian,
implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor
yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,

12
pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan
yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh
karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses
yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana,

2.5 Dunia Kerja

Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu dalam


melakukan suatu aktivitas kerja, baik di dalam perusahaan maupun
organisasi. Masyarakat menyadari bahwa sumber daya manusia adalah
salah satu unsur dalam organisasi yang mempunyai peranan penting bagi
kelangsungan organisasi tersebut, sehingga maju mundurnya suatu
organisasi tergantung pada peran yang dilakukan oleh orang - orang yang
berada didalamnya. Secanggih apapun alat dan sarana kerja yang dimiliki
perusahaan namun tanpa adanya fungsi kerja manusia maka keberadaan
perusahaan tidak akan berarti apa - apa, hal ini dikarenakan manusia
memiliki kemampuan yang berupa tenaga dan pikiran untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar
seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik
mungkin. Namun karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti
menggunakan faktor - faktor penunjang produksi lainnya. Karyawan juga
harus selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran
aktif untuk menggunakan alat - alat yang ada. Hal ini dikarenakan tanpa
peran aktif dari karyawan, alat - alat canggih yang dimiliki tidak akan ada
artinya bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu faktor penentu keberhasilan kerja (pencapaian tujuan
perusahaan) adalah perusahaan memiliki karyawan yang berkualitas,
dimana karyawan tersebut memegang peranan penting dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan
kerja maka harus ada kesesuaian antara pekerjaan dan karyawan itu sendiri
yang mana dapat dilihat dari seberapa jauh dukungan yang diberikan
karyawan terhadap perusahaan. Perusahaan harus benar - benar
memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM), sebab tanpa adanya sumber
daya manusia maka perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dengan adanya perhatian di bidang SDM, maka akan diperoleh

13
keuntungan antara kedua belah pihak yaitu bagi perusahaan akan
memperoleh keuntungan dengan memiliki tenaga yang produktif dan proaktif
dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan sedangkan bagi karyawan
akan memperoleh kepuasan karena hak - hak mereka diperhatikan dan
dipenuhi oleh perusahaan.

2.6 Knowledge, Skill, Attitude (KSA) dalam Usaha

Skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan), dan attitude (sikap),
adalah tiga kompetensi yang harus dimiliki dan diperhatikan oleh setiap
orang. Diantara ketiganya, yang dapat memberi peluang sukses besar dalam
dunia kerja adalah attitude yang baik dan sesuai harapan. Pendidikan
diyakini dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki manusia.
Dengan pendidikan, kekuatan intelektual, daya moral maupun daya sosial
dapat dikembangkan. Selain itu melalui pendidikan pula, pengetahuan,sikap
dan keterampilan dapat ditingkatkan. Pendidikan merupakan suatu usaha
yang dilakukan secara sadar, yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku
seseorang. Kegiatan pendidikan tersebut perlu dirancang, diatur, dimonitor
sedemikian rupa dan dievaluasi agar mampu mencapai tujuan yang telah
ditentukan Pendidikan kewirausahaan yang memiliki peran penting bagi
tumbuhnya minat wirausaha dapat diklasifikasn dalam 4 kategori. Menurut
Alcadeet al.(2002) kategori tersebut adalah : entrepreneurial awareness
education, dimana kategori pendidikan ini memiliki tujuan untuk
meningkatkan jumlah orang yang memiliki pengetahuan yang memadai
tentang kewirausahaan.
Pengetahuan memiliki peran yang sangat penting dalam aspek
kehidupan manusia. Secara umum, pengetahuan didefinisiskan swebagai
segala sesuatau yang diketahui atau berkenaan dengan segala sesuatu.
Pengetahuan memungkinkan manusia mengembangkan ketrampilan yang
berguna bagi kehidupan. Demikian halnya dengan pengetahuan
kewirausahaan, juga memiliki peran yang sangat penting kegiatan
kewirausahaan. Menurut Hisrich (2008), pengetahuan kewirausahaan adalah
dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.
Terdapat beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan (Suryana, 2008), yaitu : pengetahuan mengenai usaha yang
akan dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha di sekitarnya yang

14
akan mempengaruhi kegiatan wirausaha; pengetahuan tentang peran dan
tanggung jawab; pengetahuan tentang kepribadian dan tanggung jawab; dan
pengetahuan yang terkahir adalah pengetahuan tentang manajemen dan
organisasibisnis.
Pengetahuan Yang Harus Dimiliki Wirausaha Adalah :
1) Bekal pengetahuan bidang mengenai usaha yang dimasuki atau dirintis
dan lingkungan usaha yang ada di sekitarnya.
2) Bekal  pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3) Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Dengan adanya pengetahuan tersebut, maka seorang wirausaha
dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif yang tercermin dalam :
•  Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up).
•  Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative).
•  Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity).
•  Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing).
•  Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

Skill ( Knowledge ) Dalam Berwirausaha


1). Keterampilan Dasar
 Memiliki mental dan spiritual yang tinggi 
 Memiliki kepribadian yang unggul yaitu mampu merumuskan hidup,
memanfaatkan waktu dan selalu berpikir positif
 Pandai berinisiatif
 Dapat menyusun suatu rencana
 Dapat mengkoordinir kegiatan usaha 
 Memiliki pendidikan formal 

2).  Keterampilan Khusus


 Conceptual Skill yaitu ketrampilan melakukan usaha secara
menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuat dalam berwirausaha 
 Technical Skill yaitu ketrampilan melakukan dan mempraktekan
teknik-teknik tertentu di dalam mengelola usahanya
 Human Skill yaitu ketrampilan untuk bekerja sama dengan orang lain,
bawahan dan sesama wirausahawan

15
Attitude dalam Berwirausaha
Attitude dapat dikatakan sebagai Etika atau dalam arti luas. Attitude
adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya, karena masing-
masing masyarakat beragam adat dan budaya. Attitude sering disebut
sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan
masyarakat. Tingkah laku itu perlu diatur agar tidak melanggar norma
norma atau kebiasaan yang berlaku dimasyarakat.

Attitude wirausaha secara umum :


Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang
berlaku dalam suatu negara atau masyarakat. 
 Berpenampilan sopan dalam suatu situasi atau acara tertentu.
 Cara berpakaian yang layak dan pantas.
 Cara berbicara yang santun dan tidak menyinggung orang lain
 Perilaku yang menyenangkan orang lain.

Etika dan norma setiap pengusaha :


 Kejujuran. 
 Bertanggung-Jawab.
 Menepati Janji.
 Disiplin.
 Taat Hukum.
 Suka Membantu.
 Komitmen Dan Menghormati.
 Mengejar Prestasi

2.7 Pengertian Entrepreneur dan Ciri-Cirinya

a. Pengertian Entrepreneur
Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha
yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.”

16
Jadi seorang entrepreneur itu harus mempunyai kemampuan atau
bakat untuk berfikir secara kreatif dan imajinatif, ketika ada sebuah
peluang bisnis atau usaha dan bisnis baru. Tetapi, seorang entrepreneur
juga harus mampu memberdayakan dirinya untuk kebaikan sekitarnya
atau disekelilingnya. Bukan orang yang hanya memanfaatkan lingkungan
sekitarnya untuk kepentingan dirinya sendiri.
b. Ciri-Ciri Entrepreneur
1). Mempunyai mimpi besar
Tentu saja ciri seorang entrepreneur harus selalu mempunyai mimpi
yang besar. Seorang entrepreneur mulai menjalankan bisnisnya
karena adanya motivasi untuk menggapai mimpi yang dimiliki. Mimpi
tersebut yang menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya.
Sehingga seorang entrepreneur dalam mengambil keputusan selalu
menyesuaikan dengan mimpi yang dipunyainya tersebut.
2). Mau Belajar Tanpa Henti
Untuk menjadi entrepreneur sejati tentu saja harus mau untuk
melakukan proses pembelajaran seumur hidup. Karena didalam
sebuah bisnis memerlukan proses pembelajaran tanpa henti yang
dilakukan secara berkesinambungan. Dengan terus Belajar, akan
mendapatkan banyak hal yang akan membuat seorang entrepreneur
lebih aware terhadap perubahan situasi yang terjadi secara signifikan.
3). Memiliki cara pandang yang berbeda
Ciri lainnya seorang entrepreneur yaitu selalu memandang segala
permasalahan, keadaan lingkungan sekitar, dan perubahan trend,
menjadi sebuah ide bisnis dan konsep yang memiliki prospek cukup
cerah. Selain itu segala kejadian yang ada di sekitarnya dapat menjadi
pembelajaran yang baru untuk masa depan bisnisnya.
4). Mempunyai visi jangka panjang
Biasanya seorang pekerja hanya fokus kepada sesuatu hal yang
bersifat jangka pendek saja. Tetapi menjadi entrepreneur tak hanya
mempunyai visi jangka pendek saja, namun juga harus mempunyai visi
jangka panjang. Sehingga visi dan misi jangka pendek dan jangka
panjang tersebut menjadi langkah-langkah yang tepat selanjutnya
yang harus dicapai.
5). Menjadi penjual yang handal

17
Ciri-ciri selanjutnya juga harus memiliki bakat dan keahlian dalam
menyusun strategi pemasaran bisnis. sehingga dalam membangun
bisnis yang dijalani, maka pertumbuhan bisnis tersebut dapat semakin
cepat. Perlu diketahui, tanpa adanya skill pemasaran ini, orang yang
memulai usaha akan lebih beban lebih berat. Bahkan membutuhkan
waktu cukup lama untuk dapat mencapai impiannya.
6). Menyukai tantangan
Menyenangi tantangan juga menjadi sensasi tersendiri bagi seorang
entrepreneur. Seperti yang diketahui, sebagian besar orang lebih
memilih untuk selalu bertahan di zona nyaman. Tetapi seorang
entrepreneur tidak akan menyukai kegiatan yang selalu monoton.
Mereka lebih menyukai memaksimalkan kreativitasnya untuk dijadikan
tantangan dalam hidupnya. sehingga tantangan tersebut dapat dirubah
menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
7). Mampu mengatasi ketakutannya
Disamping menyukai tantangan, mereka juga pandai dalam mengatasi
ketakutannya. Karena dengan segala ketakutan yang dihadapi akan
menumbuhkan keberanian. Namun keberanian tersebut untuk
menghadapi resiko yang terjadi dan juga tetap disertai dengan
perhitungan yang sudah matang. Sehingga bukan hanya nekat saja,
tetapi juga berani untuk bertanggungjawab dari semua keputusannya.
8). Mempunyai keyakinan yang kuat
Selanjutnya ciri-ciri Entrepreneur lainnya yaitu memiliki keyakinan
bahwa sebenarnya kegagalan itu bagian dari sebuah proses
keberhasilan. Bahkan bagi mereka, dibalik rintangan yang besar selalu
ada hasil yang besar. Maka dari itu keyakinan yang kuat dalam diri
mereka akan membawa jalan kepada hal yang diimpikan. Jadi sikap
yang optimis harus selalu melekat pada jiwa entreprenuer. Karena
dalam sikap optimis tersebut akan menghancurkan segala rintangan
yang besar yang memang harus dihadapi.
9). Selalu memberikan yang terbaik
Ciri selanjutnya yaitu selalu memberikan yang terbaik, baik dalam segi
pelayanan kepada konsumen, kualitas produk yang dijual,
memperlakukan kepada bawahannya, dan hal-hal lainnya yang dapat
meningkatkan bisnis. Para entrepreneur cenderung perfeksionis dalam

18
mengerjakan segala hal, karena mereka memiliki tujuan mencari cara
yang terbaik untuk kelangsungan bisnisnya. Terlebih lagi kepada para
konsumennya, sehingga dalam sikap selalu memberikan yang terbaik
kepada konsumen, maka akan terjalin hubungan yang baik.
10). Selalu Disiplin waktu dan pencapaian target
Hal kedisiplinan juga merupakan seuatu yang  penting bagi
entrepreneur. karena menurut mereka, waktu yang terbuang sia-sia
sama halnya melewatkan sebuah peluang yang besar untuk meraih
kesuksesan. Setiap target-target yang dibuat akan selalu diusahakan
untuk tercapai sesuai jenjang waktu yang direncanakan.
11). Pantang menyerah
Sikap pantang menyerah juga masuk dalam ciri-ciri seorang
entrepreneur. Selalu pantang menyerah dalam setiap hambatan,
permasalahan-permasalahan, dan juga hal lainnya yang menekannya
untuk berhenti berusaha.
12). Memiliki kemampuan untuk memimpin
Seorang entrepreneur harus mampu memimpin dirinya sendiri dan
juga mampu memimpin karyawan dibawahnya. Dengan mempunyai
jiwa pemimpin, maka entreprenuer tersebut mampu memotivasi diri
sendiri dalam setiap pengambilan keputusan. Juga di setiap jiwa
pemimpin, mampu mengayomi dan dapat menjadi contoh yang baik
bagi karyawannya.

2.8 Pengertian Perusahaan dan Ciri-Cirinya

a. Pengertian Perusahaan
Perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi dimana terdapat atasan,
karyawan maupun pekerja serta adanya sebuah produksi barang dan
jasa. Adapun tujuan dari perusahaan secara umum ialah untuk
mendapatkan laba/ keuntungan.

b. Ciri-Ciri Perusahaan

 Operatif maksudnya ialah adanya  aktivitas  ekonomi  yang 


berkenaan  dengan  kegiatan  produksi, penyedia / distribusi barang
dan jasa.

19
 Koordinatif maksudnya ialah diperlukan koordinasi semua pihak agar
saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
 Regular maksudnya ialah untuk  mencapai  kesinambungan 
perusahaan  diperlukan  keteraturan  yang dapat mendukung aktivitas
agar dapat selalu bergerak maju.
 Dinamis maksudnya ialah lingkungan  selalu  berubah  oleh  karena 
itu  mampu  mengikuti  dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
 Formal maksudnya ialah tunduk  kepada  peraturan  yang  berlaku 
setelah  memenuhi  persyaratan pendirian,
 Lokasi maksudnya ialah perusahaan didirikan pada suatu tempat
tertentu dalam suatu kawasan yang secara geografis jelas.
 Pelayanan Bersyarat maksudnya ialah keberhasilan  perusahaan 
tersebut  terhadap  visi  dan  misi dalam suatu kawasan yang secara
geografis jelas.

2.9 Perbedaan Perusahaan Besar dan Perusahaan Kecil

a. Perusahaan Besar
Perusahaan besar tentunya memiliki ciri-ciri yang sangat terlihat
jelas. Jumlah pegawai mencapai ratusan higga ribuan, memiliki kantor
yang besar, dan efek bisnis yang terasa di tengah-tengah masyarakat,
apapun produk yang dijual. Selain itu, perusahaan besar sudah pasti
dikelola atau dipimpin oleh manajer profesional yang bukan bagian dari
pemilik. Kemudian struktur perusahaan lebih kompleks dengan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai serta pasti. Tidak ada divisi yang
saling bertabrakan dari segi pekerjaan karena semua sudah tahu porsi
dan tugasnya masing-masing.
Dari segi kelangsungan perusahaan sendiri, sudah pasti
persentase kegagalannya lebih rendah karena sudah memiliki pondasi
bisnis yang jauh lebih kuat. Perencanaan jangka panjang dan jangka
pendek yang ingin dilakukan lebih mudah untuk dicapai karena sudah ada
modal, sumber daya manusia, dan kekuatan bisnis. Inilah mengapa
banyak orang yang memilih masuk ke perusahaan besar karena
kelangsungan bisnis lebih terjamin. Posisi sebagai karyawan di dalamnya
juga jauh lebih pasti terjaga, khususnya ketika ada terpaan masalah
ekonomi dunia yang besar.

20
Namun dari segi kelemahannya sendiri, banyak perusahaan besar
yang membuat para karyawannya tidak bisa berkembang dengan lebih
cepat. Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Pertama,
karena birokrasi dan kedua, karena setiap orang sudah porsi
pekerjaannya sendiri sehingga tidak boleh terlalu eksplorasi di dalamnya.
Inilah mengapa banyak anak-anak muda yang memutuskan untuk
mencari pekerjaan di perusahaan lain yang lebih kecil.
b. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil juga memiliki ciri-ciri yang mencolok ketika
diperhatikan. Dari segi banyaknya karyawan, hanya mencapai belasan
atau puluhan saja. Kemudian pemiliknya sendiri yang langsung memimpin
dan mengelola perusahaan. Selain itu, persentase kegagalan usaha yang
dijalankan relatif cukup tinggi karena dari segi kekuatan bisnis masih
kecil. Ditambah lagi, untuk melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas,
perlu usaha yang lebih keras karena dari segi biaya tidak terlalu banyak
sehingga melakukan pinjaman menjadi jalan keluar yang harus dilakukan.
Dari sisi karyawan sendiri, bekerja di perusahaan kecil
menawarkan kelebihan yang cukup besar yaitu mampu melakukan
eksplorasi kemampuan di sana. Di luar itu, karyawan dituntut untuk
inisiatif, mau belajar, dan mau memegang tanggung jawab yang lebih
besar lagi. Terkadang, membantu divisi lain pun harus dilakukan agar
pekerjaan bisa selesai. Untuk itu, cukup banyak anak muda yang memilih
masuk ke perusahaan kecil terlebih dahulu agar mereka bisa menaikkan
kemampuan lebih cepat dibandingkan langsung masuk ke perusahaan
besar.

2.10 Kekuatan dan Kekurangan Perusahaan

Perusahaan Perusahaan Persekutuan


Kekuatan Perusahaan Persekutuan adalah sebagai berikut:
a. Modal tersisa lebih banyak
Sumber-sumber modal berasal dari dua orang tau lebih yang
dikombinasikan, maka otomasis jumlahmpdal akan tersedia lebih
banyak.Modal tersebut kemudian digunakan utnuk membangun suatu
persekutuan dengan fondasi keuangan yang lebih kuat. Apabila suatu
individu tidak mempunyai cukup uang maka ia bisa mengundang

21
seorang investor untuk bergabung sebagai partner. Namun, pemilik
lama harus memberikan sebagian kepemilikannya dan kemudian
membagikan labanya, tetapi  hal ini dapat tertutup dengan adanya laba
yang lebih besar karena perluasan usaha.
b. Meningkatkan kepercayaan kreditor
Lembaga keuangan atau investor dalam bentuk lainnya kan lebiih
berkenan untuk memperluas kreditnya pada saat partner membuat
sendiri secara pribadi tanggung jawabnya terhadap hutang persekutuan
Karena dalam persekutuan terdapat banyak pemilik, kreditor lebih
percaya dalammemberikan pinjaman.
c. Keahlian dan Keterampilan bertambah
Adanya partner dengan berbagai latar belakang dapat saling
melengkapi satu dengan yang lainnyadalam hal keterampilan,
hubungan, dan keahlian. Masing – masing partner membawa kelebihan
dan kekurangan pribadinya yang dapat dilengkapi dengan partner
persekutuannya .
d. Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang
Dengan adnya variasi dalam mananjemen dan banyak sumber modal 
akan dapat meningkatkan prospek dari persekutuan untuk tumbuh dan
dapat memperluas produksi dan pemasarannya. Persekutuan adalah
suatu posisi yang sangat disenangi untuk menahan dan mengangkat
personal utama dengan menambah loyalitas dan kemampuan pegawai
sebagai partner.

Kekurangan Perusahaan Persekutuan adalah sebagai berikut:


a. Tanggung jawab yang tidak terbatas
Semua partner secara individu dan bersama mempunyai tanggung
jawab yang tidak terbatas terhadap hutang dan kewajiban persekutuan.
Sebagai contoh, suatu persekutuan denagn 3 pemilik gagal setelah
terjadi hutang yang sangat tinggi dan 2 orang tidak mempunyai harta,
kreditur dapat menagih semua piutangnya kepada partner yang ke-3 .
Jadi, persekutuan adalah suatu bentuk kepemilikan yang mempunyai
resiko yang sangat tinggi.
b. Umur yang terbatas

22
Secara hukum, suatu persekutuan dapat diberhentikan karena adanya
kematian, ketidakmampuan atau penarikan salah satu dari partner. Jika
seorang partner menjual kepentingannya atau partner tersebut baru
masuk, maka persekutuan dianggap berhenti. Namun untuk mencegah
hal tersebut terkadang perusahaan melakukan rencana perwakilan
pinjaman dana, ini diberikan sebagai pilihan atau kewajiban dari partner
yang tersisa untuk membeli kepentingan partner yang berhenti.
c. Lemahnya pengendalian
Setiap partner wajib bertanggung jawab terhadap keputusan dari partner
lain. Semua yang dilakukan setiap partner atas nama persekutuan akan
mengikat semua partner walaupun tidak diketahui orang lain. Disini
antar partner penting untuk mengerti satu sama lain dan bisa bekerja
sama dengan baik . Tanpa itu semua perdebatan dan perselisihan akan
rentan terjadi . Penyempitan kekuasan dan konflik antar partner bisa
memungkinkan penghentian usaha.

2. Perseroan Terbatas
Kekuatan bentuk Perseroan Terbatas (PT), antara lain sebagai berikut :
 Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap
utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk
pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya utang, anda hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang anda setorkan. Tidak lebih;
 Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab
tidak tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti;
 Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada
orang lain;
 Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume
usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru;
 Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-
sumber modal untuk itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai
manajer tidak cakap, anda bisa ganti dengan yang lebih cakap;
 Hukum yang terjamin yang menimbulkan dampak positif yakni
kelangsungan perusahaan;

23
 Memudahkan kita dalam mengganti pekerja dalam perusahaan dengan
memecatnya, karna dibutuhkan manajemer dan pekerja dalam
mengelola perusahaan;
 Memiliki status sebagai badan hukum, sehingga PT merupakan subjek
hukum dan mandiri, status sebagai badan hukum juga membuka
kemungkinan usaha lebih luas (seluruh bidang usaha terbuka, termasuk
bidang keuangan);
 Jangka waktu dapat tidak terbatas;
 Manajemen yang lebih kuat;
 Lebih fleksibel, karena hampir semua bentuk kegiatan ekonomi terbuka
bagi PT;  
 Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin; dan
 Biasanya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) ada fasilitas bebas
pajak (tax holiday).

Kelemahan atau kekurangan bentuk Perseroan Terbatas, antara lain


sebagai berikut :
 PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan
yang terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang dibagikan kepada
para pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan.
Tentunya dari pemegang saham yang bersangkutan;
 Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebih
sulit dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT
memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk usaha tertentu;
 Biaya pembentukannya relatif tinggi;
 Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang “secret” dalam hal
dapur perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas
perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham. Apalagi yang
menyangkut laba perusahaan;
 Pembentukan PT sangat sulit dikarenakan banyak yang harus kita
lakukan seperti halnya kelengkapan administrasi perusahaan, aktre
notaris, dan ijin dalam usaha yang digeluti;
 Banyaknya pajak yang harus dibayar mulai dari pajak perusahaan
sampai kepada pajak untuk pemegang saham yang dikenal dengan
pajak pendapatan. Misalnya Pengenaan pajak ganda, yaitu : pengenaan

24
PPh atas laba perusahaan, yang kemudian PPh dikenakan lagi atas
bagian laba yang dibagikan pada pemegang ssaham dalam bentuk
deviden;
 Ketentuan perundangan lebih ketat;
 Rahasia perusahaan relatif kurang terjamin;
 Biasanya untuk PMA, sedikit lebih rentan terhadap situasi dan kondisi
sosial, politik, dan keamanan suatu negara.

2.11 Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha dan Unsur Utama dalam Rencana


Usaha

a. Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha


1. Pengetahuan Tentang Kewirausahaan
Aspek pertama dalam faktor keberhasilan wirausaha tentunya
pengetahuan atau wawasan di pengusaha tentang wirausaha. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha atau wiraswasta adalah
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun operasi atau pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Dengan pengertian di atas, wirausaha artinya harus memiliki
pengetahuan aktivitas bisnis seperti menghitung kas, alokasi modal,
hingga strategi pemasaran. Akan lebih baik jika pengusaha secara
spesifik mengetahui pengetahuan ini di bidang bisnis yang sedang
dijalani. Jika memang tidak memiliki faktor keberhasilan wirausaha
yang pertama ini, Anda atau para pengusaha bisanya bisa bekerja
sama dengan orang-orang yang andal dalam berbisnis atau membuat
perencanaan. Setelah memiliki pengetahuannya, Anda perlu
menerapkannya ke dalam bisnis yang dijalani. Keterampilan wirausaha
Anda bisa berkembang seiring menjalankan bisnis dengan
pengetahuan yang dimiliki.
2. Self Starter dan Komitmen
Menjadi seorang pengusaha dibutuhkan karakter yang proaktif, penuh
semangat, dan bisa memulai sesuatu sendiri. Jiwa perintis ini menjadi
bagian penting untuk Anda bisa sukses memulai usaha. Setelah
memulai usaha, faktor keberhasilan wirausaha yang dibutuhkan
selanjutnya adalah komitmen untuk mampu bertahan di dunia bisnis.

25
Butuh waktu untuk mengembangkan usaha, sehingga komitmen untuk
berjuang dan terus berupaya hingga mencapai kesuksesan sangat
dibutuhkan.
3. Kapasitas Diri
Bila Anda ingin berwirausaha, pilihlah yang tidak jauh dari skil dan talenta
yang Anda miliki. Jangan terlalu mudah terbawa dan fokus pada sesuatu
yang sedang tren dibicarakan. Faktor keberhasilan wirausaha akan
ditentukan oleh kapasitas Anda pada usaha yang Anda jalani. Jangan
sampai Anda hanya sekadar mengikuti tren tanpa memahami bidang
yang Anda jalani. Pilihlah bidang usaha yang sesuai atau tidak jauh dari
skil dan kompetensi Anda.
4. Berani Mengambil Tindakan
Setelah memiliki pengetahuan, faktor keberhasilan wirausaha selanjutnya
adalah bernai mengambil tindakan. Anda harus mengambil tindakan dan
tidak membiarkan bisnis Anda hanya berkutat dalam konsep saja.
Faktor keberhasilan wirausaha selanjutnya adalah bernai mengambil
risiko. Setelah mengambil tindakan, Anda pun harus berani mengambil
risiko dari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di dalam bisnis
Anda ke depan. Mungkin bisnis yang Anda jalani merupakan sesuatu
yang baru dan belum diketahui banyak orang. Namun, ketika Anda tetap
berani mengambil risiko dan menjalankan bisnis Anda sesuai konsep
yang telah ditentukan, bisnis Anda bisa saja dikenal luas oleh
masyarakat.
5. Percaya Diri
Kepercayaan diri menjadi faktor keberhasilan wirausaha selanjutnya.
Faktor ini sangat dibutuhkan karena Anda akan membangun dan
menjalankan bisnis dari awal. Kepercayaan akan diri sendiri bisa
mendorong Anda untuk terus mencoba dan menghadapi masalah-
masalah yang datang.
6. Kecerdasan dalam Wirausaha
Di tengah perjalanan bisnis yang sedang Anda geluti, pasti akan terdapat
hambatan atau masalah yang menjegal. Oleh karena faktor keberhasilan
wirausaha selanjutnya adalah kecerdasan Anda dalam berwirausaha.

26
Anda harus bisa menghadapi kendala-kendala yang muncul sehingga
membutuhkan kecerdasan dalam memecahkan masalah dan mencari
solusi serta mengambil keputusan bisnis.
7. Kreativitas
Kecerdasan dalam berwirausaha akan sangat terbantu jika Anda memiliki
kreativitas. Selain untuk memecahkan masalah, kreativitas dibutuhkan
sebagai modal menghadapi persaingan usaha. Hal ini menjadi faktor
keberhasilan wirausaha yang vital karena Anda harus bisa berinovasi
untuk mencapai kesuksesan. Kreativitas diperlukan untuk menjadi
berbeda dengan kompetitor. Menjadi beda dan unik sangat berpotensi
membuat bisnis yang Anda miliki berkembang.
8. Kerja Tim
Faktor keberhasilan wirausaha tidak hanya ditentukan oleh sang pemilik
saja, tetapi juga seluruh pihak yang terlibat dalam bisnis. Termasuk
diantaranya karyawan hingga rekan bisnis.
Sebagai pemilik usaha, Anda harus bisa menciptakan ekosistem yang
positif dengan mengedepankan kerja sama tim. Besar atau kecil bisnis
yang dimiliki tidak menjadi masalah karena kerja sama tim akan
membantu bisnis Anda berkembang.
9. Kesabaran dan Kegigihan
Kesabaran dan kegigihan menjadi faktor keberhasilan wirausaha
selanjutnya. Anda dituntut untuk bisa bersabar menghadapi berbagai
masalah yang muncul di kemudian hari. Selain itu, sabar dibutuhkan
untuk menghadapi konsumen, klien, bahkan untuk hal-hal finansial seperti
pengeluaran.
Kegigihan punya wujud serupa kesabaran dalam berwirausaha. Anda
harus bisa menghadapi segala macam kondisi yang terjadi seperti bisnis
yang tengah sepi, belum menemui keuntungan signifikan dan sederet hal
lain. Kegigihan akan membuat Anda kuat dalam menghadapi berbagai
masalah tersebut dan tidak mudah menyerah. Karena kesuksesan yang
diraih pasti beriringan dengan sederet masalah. Kegigihan juga
diperlukan dalam mengembangkan usaha, berpikir kreatif, dan bekerja
lebih keras.
10. Koneksi

27
Dalam dunia profesional dan bisnis, koneksi menjadi hal yang sangat
penting dan krusial. Bahkan faktor keberhasilan wirausaha ini bisa disebut
sebagai penentu kemajuan usaha Anda.
Koneksi dengan sesama pengusaha atau klien, hingga sahabat sangat
memberi manfaat untuk bisnis. Dengan memiliki banyak koneksi, Anda
punya potensi besar untuk mengembangkan usaha.
11. Pemasaran yang Efektif
Pemasaran yang baik dan efektif juga mempengaruhi keberhasilan
wirausaha. Dibutuhkan teknik marketing yang kuat dan menarik untuk
menjangkau pasar yang Anda inginkan. Oleh karena itu pastikan teknik
pemasaran sudah Anda kuasai saat memulai bisnis. Atau jika tidak, Anda
harus memiliki tenaga pemasaran yang handal untuk memasarkan dan
mempromosikan bisnis Anda.

Unsur yang Harus Ada dalam Bisnis

1. Visi dan Misi Bisnis


Hal paling mendasar dalam setiap bisnis dan tertuang dalam
sebuah bisnis plan adalah visi (tujuan) dan misi (cara-cara untuk
mencapai tujuan) bisnis tersebut. Perlu diingat bahwa tidak semua bisnis
semata-mata ditujukan untuk mencapai keuntungan finansial. Beberapa
perusahaan besar bahkan memulai bisnisnya dengan point of view utama
adalah memberikan dampak sosial seperti meningkatkan kualitas hidup
kelompok tertentu.
2. Deskripsi Bisnis dan Produk 
Deskripsikan perusahaan atau aktivitas bisnis yang Anda lakukan berikut
barang atau jasa yang ditawarkan. Seperti contoh bila Anda bergerak
dalam bidang kuliner, paparkan jenis kuliner apa yang akan disajikan,
harga yang ditawarkan, dan sebagainya. 
3. Keunikan Produk 
Keunikan produk atau jasa adalah nilai lebih adalah faktor krusial dalam
menentukan peluang keberhasilan sebuah bisnis. Semakin unik dan
relevan dengan konsumen barang atau jasa yang ditawarkan, semakin
besar pula pasar akan memberi atensi dan ketertarikan. 
4. Analisis Pasar

28
Menjalankan sebuah bisnis tidak dapat dipisahkan dari riset pasar.
Lakukan penelitian mendalam tentang kelompok pasar (spesifik) yang
dituju, keunggulan dan kelemahan kompetitor, dan sebagainya.
5. Rencana Pemasaran Produk
Cara memasarkan produk juga perlu diperhatikan. Setelah mengetahui
karakter pasar, Anda seharusnya dapat pula menemukan cara-cara
efektif dan efisien untuk memasarkan produk sehingga lebih ‘mengena’
pangsa pasar.
6. Tim yang Bekerja
Kualitas orang-orang yang bekerja di balik sebuah bisnis turut
menentukan kekuatan kegiatan usaha yang dilakukan. Investor juga
biasanya akan tertarik dengan perusahaan dengan tim yang memiliki
prestasi dan track record mengesankan berkaitan dengan tugas yang
dilakukannya.
7. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah formula basic yang dapat Anda manfaatkan untuk
benar-benar menggali potensi bisnis. Jangan takut untuk menjabarkan
apa saja yang menjadi kelemahan dan ancaman bisnis Anda—baik dari
segi teknis maupun nonteknis. Semakin jujur Anda melakukan analisis ini,
semakin realistis pula Anda dalam melihat kesempatan bisnis ini. 
8. Rencana Pemasukan dan Pengeluaran
Bisnis dan cashflow adalah dua hal yang tak terpisahkan. Buatlah
rencana arus keuangan (pemasukan dan pengeluaran) yang akan
dilakukan atau terjadi dalam bisnis tersebut. Dari sini, Anda dapat menilai
dan melakukan prediksi lebih riil terhadap pencapaian bisnis yang
diharapkan, seperti berapa lama Anda akan mengalami balik modal,
berapa besarnya pinjaman yang diperlukan di fase awal, dan sebagainya.
Bisnis plan adalah sebuah masterplan bisnis yang perlu dilakukan oleh
setiap pelaku usaha terutama bila berkeinginan keras menjadi
seorang entrepreneur sukses. Adapun dalam menyusun rencana bisnis
ini, beberapa unsur penting yang harus dijabarkan menurut Patrick Hull
adalah visi dan misi, deskripsi bisnis dan produk, keunikan produk,
analisis pasar, rencana pemasaran, tim yang bekerja, analisis SWOT,

dan rencana cahsflow.

29
2.12 Kemampuan Manajemen, Jenis Modal, Sebab-Sebab Kegagalan,
Tanda-Tanda Kegagalan Perusahaan, Solusi untuk Menghindari Kegagalan

a. Kemampuan Manajemen
Menjadi seorang karyawan sebuah perusahaan apalagi
perusahaan besar secara otomatis menempatkan Anda pada suatu
sistem manajemen yang sudah berjalan mapan. Kebutuhan Anda
secara profesional didukung oleh keberadaan departemen lain seperti
pemasaran, akunting, keuangan, sumber daya manusia hingga ke
informasi dan teknologi.
Jika Anda menjalankan usaha sendiri maka unit-unit di atas dan
sistem manajemen secara keseluruhan menjadi tanggung jawab Anda.
Ingatlah, walaupun Anda harus mengerti semua aspek yang terlibat di
dalam usaha Anda bukan berarti Anda harus mengerjakan semuanya.
Dengan perencanaan bisnis yang baik Anda dapat mengelola setiap
departemen di dalam unit usaha Anda dengan menempatkan orang-
orang yang Anda percaya. Beberapa kegiatan yang sifatnya tidak rutin
seperti desain grafis, pembukuan atau pengiriman barang dapat Anda
serahkan pada usaha jasa profesional.
b. Jenis Modal

1. Modal investasi
Modal ini adalah modal awal untuk membuka usaha dan sifatnya
jangka panjang. Modal inilah yang dipakai untuk misalnya, menyewa
toko, kendaraan, komputer, KKB dan lain-lain. Modal ini jumlahnya
besar, namun nilainya akan menyusut dari tahun ke tahun.
2. Modal kerja
Modal jenis ini diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk
kebutuhan yang digunakan sehari-hari. Disebut juga dengan modal
produksi, modal ini sangat penting untuk memproduksi atau membeli
barang usaha. Biasanya modal ini sifatnya jangka pendek dan
berfungsi sebagai modal untuk berjaga-jaga untuk berbagai variable
yang mungkin terjadi pada suatu usaha.
3. Modal operasional
Modal ini adalah modal yang sudah ditentukan untuk dipakai
membayar biaya bulanan yang akan menunjang operasional bisnis
Anda. Contohnya adalah biaya untuk listrik per bulan, gaji untuk

30
karyawan, tarif air dan telepon, dan juga biaya retribusi. Modal seperti
ini memang dimaksudkan untuk membayar tagihan di luar urusan
bisnis.
c. Sebab-Sebab Kegagalan

1. Tak Memiliki Visi dan Misi yang Jelas


Mungkin kalian memulai bisnis berdasar pada insidensialitas, hingga
yang terjadi bisnis tak berjalan sesuai apa yang diinginkan. Hal ini
tentu bisa dipicu oleh tidak adanya visi dan misi yang jelas pada awal
pendirian usahanya.
Misal kalian sebetulnya suka koleksi pakaian kekinian, tapi karena
usaha kuliner sedang booming maka kalian membuka usaha kuliner.
Memang kuliner adalah usaha yang tak ada matinya. Tapi jika berdiri
tanpa visi misi nanti juga pasti gulung tikar.
Sebuah bisnis berdiri bukan berdasar keinginan semata, melainkan
atas dasar kebutuhan pasar. Tak jarang, ada saja yang membuka
bisnis pecel lele di kawasan yang banyak jualan pecel lele.
 
2. Minimnya Modal Usaha
Alasan klasik faktor yang menggagalkan bisnis kecil ini pasti tak jauh-
jauh dari minimnya modal usaha. Tak mungkin kalian melanjutkan
usaha kalian yang tengah pailit itu tanpa modal yang cukup.
Sementara mendapat modal untuk pengembangan usaha juga tak
mudah kalian lakukan. Dalam melakukan sebuah pinjaman, lamanya
proses birokrasi yang berbelit-belit justru semakin menyempitkan
peluang bisnis karena kalian fokus pada hal lain. Meski kalian tahu,
membangun usaha sekalipun itu kecil rasanya berat jika ditanggung
seorang diri yang minim modal pula. Tetapi kalau kalian mau sedikit
bekerja keras dan kreatif memanfaatkan momen dan kekurangan,
kalian bisa sedikit-sedikitnya menambal kenyataan pahit tak ada
modal usaha itu dari membuat menu baru dengan bahan terbatas.
 
3. Terlalu Takut Mengambil Risiko
Setiap aktivitas selalu mengandung dua benang yang saling
bertautan, baik itu keuntungan maupun risiko. Yang kalian lakukan
hanya mengoptimalkan keuntungan dengan meminimalkan risiko.

31
Percayalah, jika kalian lebih takut risiko, kalian tak akan pernah jadi
pebisnis yang sukses. Jangan mudah nyaman di zona aman. Terlalu
lama berdiam diri dan takut mencoba hal baru itu tandanya kalian
belum siap jadi pebisnis handal. Hanya pegawai yang mau bergerak
kalau diperintah. Sementara jadi pebisnis harus mampu berusaha
inisiatif sendiri. Pendiri Alibaba, Jack Ma, yang saat internet baru
membumi dikatakan gila oleh teman-temannya hanya karena
bermimpi punya pasar online yang mampu menjangkau seluruh
negeri dan kalangan. Tapi risiko kegagalan yang dialami nyatanya tak
membuat patah semangat. Sebaliknya, Jack Ma yang bahkan sempat
mengajar Bahasa Inggris dengan gaji rendah itu justru membuktikan
keyakinannya bahwa situs e-commerce yang didirikannya jadi yang
terbesar di dunia. Sesungguhnya ada risiko besar di balik
kesuksesan besar.
 
4. Kurangnya Inovasi
Dalam usaha kuliner, terlalu sering mengonsumsi jenis makanan
tertentu pasti membuat suasana hati konsumen merasa bosan, jadi
wajar kalau melompat dari pelapak satu ke pelapak lain untuk
mencoba cita rasa baru yang berkembang dinamis itu. Jangan
sampai hanya karena kalian kurang inovatif dalam mengembangkan
usaha, lalu jadi faktor yang menggagalkan bisnis kecil yang kalian
bangun penuh harap. Untuk apa repot-repot kalian bertahan kalau tak
ada inovasi dalam usaha.
 
5. Kurangnya Pengetahuan soal Wirausaha
Faktor yang menggagalkan bisnis kecil ini tak cuma berlaku bagi
kalian pemilik usaha tapi juga kualitas karyawan yang bekerja untuk
kemajuan bisnis kalian. Tapi ada baiknya kalau antara pemilik dan
karyawan sama-sama punya pengetahuan wirausaha.
 
6. Tak Memenuhi Permintaan Pasar
Ketika usaha kalian tak mampu memenuhi permintaan pasar,
waspadalah itu adalah faktor yang menggagalkan bisnis kecil kalian.

32
Konsumen mintanya apa, kalian memberinya apa. Wajar kalau dapat
penolakan dan malah membuat kalian diterpa kerugian produksi.
Mendengar kebutuhan konsumen bukankah juga bagian dari
pelayanan prima dan satu alasan besar kenapa kalian membuka
usaha.
 
7. Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Seringkali dalam bisnis kecil pengelolaan keuangannya hanya
berdasar pada ingatan bukan data. Sedangkan pencatatan keuangan
penting demi mengetahui kapan bisnis yang kalian jalankan itu
mengalami keuntungan dan kerugian.
Parahnya, bisa jadi kalian gagal mengembangkan bisnis kecil hanya
gara-gara tak tahu mana bedanya uang hasil usaha dan mana uang
pribadi. Hal mendasar seperti ini sebetulnya faktor penentu kenapa
pengelolaan keuangan kalian buruk.
Untuk itu, penting kiranya segera perbaiki tata kelola keuangan bisnis
kalian mulai dari pemisahan harta, perencanaan anggaran,
pencatatan arus kas, hingga perhitungan untung rugi. Jika tidak,
wajar kalau bisnis kalian gagal sementara utang kalian menganga di
mana-mana.
 
8. Pemasaran yang Gagal
Sebetulnya tak ada pemasaran yang sukses total dan gagal total.
Hanya saja, barangkali kalian menyebutnya tak sesuai target yang
kalian harapkan. Dalam strategi pemasaran, memang yang
dibutuhkan adalah waktu. Terkadang kalian mempromosikan produk
yang tak tepat momen, atau bisa juga karena kalian kurang
menganalisa situasi, sehingga apa yang kalian tawarkan tak kena
sasaran. Bagaimana mungkin kalian menawarkan
sebongkah cake pada orang yang baru saja selesai makan nasi
padang?
Kemungkinan ditolak sangat besar. Tapi bagaimana jika kalian
menawarkan cake pada orang yang betulan kelaparan namun tetap
ditolak? Sebelum tahu alasannya kenapa, mungkin kalian perlu cari
strategi baru agar pemasaran kalian sesuai yang kalian harapkan.

33
d. Tanda-Tanda Kegagalan Perusahaan
1) Tidak memahami keinginan konsumen.
2) Terlalu kaku terhadap rencana.
3) Tidak fokus pada perubahan pasar.
4) Tidak mengeksekusi.
5) Sibuk mengerjakan hal yang salah.
6) Tidak fokus pada keuntungan

e. Solusi Untuk Menghindari Kegagalan


1) Melakukan Riset Pasar Yang Matang. Riset pasar adalah
sebuah usaha mengumpulkan informasi mengenai target pasar
yang akan dituju.
2) Mengelola Keuangan Yang Baik.
3) Membentuk Tim Yang Solid.
4) Membuat Model Bisnis Yang Tepat.

34
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak
agung. Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau
berusaha. Jadi wira usaha secara etimologi berarti pejuang yang berbuat
sesuatu. Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kata inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1953,
inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi atau biasa juga disebut
sebagai koordinasi baru dalam inovasi itu juga dapat menciptakan nilai
tambah, yang berkaitan dengan oraganisasi. Pemegang saham maupun
masyarakat luas. Jadi inovasi adalah mengkreasikan dan
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Kombinasi baru itu
dapat merujuk pada produk jasa, proses kerja pasar, kebijakan dan sistem
baru.

3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis mengharapkan pembaca
dapat lebih memahami tentang Kewirausahaan. Dalam penulisan ini kami
sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

35
DAFTAR LITERATUR
Dr.Suryana, M.Si.2006.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba Empat.

Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P.
2007. Kewirausahaan, Jakarta:Penerbit Erlangga.

Buchari Alma,  Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum, ( Bandung:


ALFABETA, 2008). Hlm. 17

Robert D. Hisrich dkk, Kewirausahaan ed. 7, ( Jakarta:Salemba Empat, 2008) .


hlm. 6

Nurrokhman Amin. 2015. Pengertian, Tujuan dan Teori Kewirausahaan.


Tersedia;[Online] http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.c
om/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi
kuliah_550e5459813311862cbc625d[diakses 18 Oktober 2015]

Anonim”. 2009. Kewirausahaan. diambil dari www.jatikom.com. Pada tanggal 18


Oktober 2021.

36

Anda mungkin juga menyukai