“MODEL-MODEL KEWIRAUSAHAAN”
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan
nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rutin ini
dengan tepat waktu.
Tugas rutin ini telah kami susun dengan maksimal dan berupaya semampu kami untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Khusunya kepada
Dosen Pengampu, Ibu Sienny Tan, S.E., M.Pd. yang telah memberikan kami tugas tersebut.
Kami menyadari masih banyak terdapat berbagai kesalahan dalam makalah ini, baik
dari segi tampilan maupun segi bahasa dan kata-kata yang kami gunakan. Sehingga, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini, dan menjadi acuan untuk tugas kami yang akan datang. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan khususnya bagi kami selaku penulis
Kelompok 6
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah............................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1) Tujuan yang berkelanjutan; seorang wirausahawan tidak hanya puas dalam pencapaian
tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan bau untuk menantang diri mereka.
2) Ketekunan ; ketabahan dalam mencapai suatu tujuan.
3) Pengetahuan tentang bisnis; seorang wirausaha harus mengerti prinsip-prinsip dasar
tentang bagaimana suatu bisnis dapat bertahan dan berhasil.
4) Mengatasi kegagalan; kegagalan adalah jambatan-hambatan sementara terhadao
pencapaian tujuan.
5) Upaya diri; percaya bahwa kita mengintrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya
yang serius sangat dipelukan untuk mencapai tujuan.
2
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada
pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah
mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan
pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar,
dan teknologi.
2) Kewirausahaan Arbitase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan
pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan
barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi
dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3) Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia
merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga
dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan
metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.
2. Menurut Muhammad Zen
1) Wirausaha Andal
3
f) Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya secara luas dan tangguh tetapi cukup
luwes dalam melindunginya.
g) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta melakukan
perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
h) Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama
yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkempentingkan terhadap
perusahaan.
2) Wirausaha Tangguh
Wirausaha tangguh adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap , perilaku dan
kemampuan kewirausahaan yang baik untuk dapat mendirikan, memiliki dan mengelola
perusahaan yang resikonya cukup besar serat kegiatan usahanya cukup kompleks.
Ciri dan kemampuan wirausaha tangguh:
a. Memiliki keberanian untuk mengambil risiko dalam menjalankan usaha.
b. Memiliki daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan.
c. Memiliki semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.
d. Mengutamakan efisiensi dan penghematan penghematan biaya.
e. Memiliki kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner usaha agar
mempunyai kemampuan tinggi.
f. Memiliki cara analisis yang tepat, sistematis dan metodologis.
g. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh, baik
untuk memperluas usaha yang sudah ada maupun menanamkannya pada usaha-
usaha yang baru.
h. Memiliki kemampuan dalam menilai kesempatan yang ada serta membawa
teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usaha-usahanya secara tepat dan efisien.
3) Wirausaha Unggul
Wirausaha unggul yaitu wirausaha yang berperilaku dan kemampuannya bukan saja dalam
memobilisasi sumber daya dan mengubahnya menjadi produk, serta memasarkannya tetapi
juga memiliki kreativitas, sebagai pembaru, ansisipasif, dan berkeberanian menghadapi dan
menerima resiko.
Ciri dan kemampuan wirausaha unggul adalah sebagai berikut :
4
a. Berani mengambil resiko serta mampu menghadapinya dengan penuh
perhitungan;
b. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk
langganan , pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara;
c. Antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan;
d. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas
dan efesiensi.
e. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi
baru diberbagai bidang.
5
Gambar 1.1
Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi ini dipicu
oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan
adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi,
pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Sedangkan faktor pemicu yang
berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, inkubator, sumber daya, dan
kebijakan pemerintah. Sedangkan, faktor pemicu berasal dari lingkungan sosial meliputi
keluarga, orang tua dan jaringan kelompok. seperti halnya pada tahap perintisan
kewirausahaan, maka pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan
pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang
akan membantu pendanaan. Sedangkan faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, isi,
kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi
adalah kelompok, struktur, budaya, dan strategi. Jadi kewirausahaan diawali dengan inovasi.
Inovasi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi, sosiologi, organisasi, dan lingkungan.
Seorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan
nilainilai sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman
6
dan keterampilan praktis (knowledge and practice). Jadi, pedoman-pedoman,
pengharapanpengharapan dan nilai-nilai, baik yang berasal dari pribadi maupun kelompok
berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.
Ciri penting fase permulaan dan proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil
menurut Suryana (2001) adalah berikut ini :
1. Tahap Imitasi dan Duplikasi (Imitating and Duplicating)
Pada tahap proses imitasi dan duplikasi wirausahawan mulai meniru ideide orang lain,
misalnya untuk memulai atau merintis usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang
lain, dan dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan meniru jenis produk yang
sudah ada. Teknik produksi, desain, proses, organisasi usaha, dan pola pemasarannya ke
semuanya meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu diperoleh melalui
kegiatan magang atau berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari dalam atau dari luar
lingkungan keluarga. Selain itu banyak pula wirausaha yang berhasil diperoleh dari hasil
pengamatan.
2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan (Duplicating and Developing)
Pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausahawan mulai mengadakan
pengembangan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk, misalnya wirausahawan
mulai mengembangkan produknya dengan diversifikasi dan diferensiasi berdasarkan
desain sendiri. Dalam organisasi usaha dan pemasaran wirausahawan mulai
mengembangkan model-model organisasi usaha dan pemasarannya. Pada tahap ini,
perkembangannya relatif lambat dan kurang dinamis, tetapi sudah sedikit mengalami
perubahan, misalnya untuk perubahan teknik dan desain cenderung monoton, dan berubah
paling cepat 3 sampai 5 tahun sekali, di sisi lain pemasaran cenderung dikuasai oleh para
pedagang pengumpul (monopsoni). Pada tahap ini, umumnya wirausahawan
memosisikan dirinya sebagai pengikut pasar (market follower) dalam kegiatan
pemasarannya.
3. Tahap Menciptakan Sendiri Barang dan Jasa Baru yang Berbeda (Create New and
Different)
Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (create new and different)
dapat timbul apabila wirausahawan mulai bosan dengan proses produksi yang sudah ada,
keingintahuan, ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul disertai adanya
keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahap ini, organisasi usaha
mulai diperluas dengan skala yang luas pula, produk mulai diciptakan sendiri
7
berdasarkan riset pasar sehingga produk yang dibuat adalah yang laku dijual dan
dibutuhkan konsumen, ada keinginan untuk menjadi penantang pasar (market
challenger), bahkan pemimpin pasar (market leader). Produk-produk unik yang
mengendalikan pasar (market driven) mulai diciptakan, dan disesuaikan dengan
perkembangan teknologi, trend, dan selera konsumen.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan bahwa kewirausahaan merupakan upaya pemanfaatan peluang-
peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya pemiliknya. Didalam kewirausahaan
terdapat ciri-ciri kewirausahaan yaitu 1) tujuan yang berkelanjutan dimana seorang
wirausahawan tidak hanya puas dalam pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat
tujuan bau untuk menantang diri mereka. 2) Ketekunan ; ketabahan dalam mencapai suatu
tujuan. 3) Pengetahuan tentang bisnis; seorang wirausaha harus mengerti prinsip-prinsip
dasar tentang bagaimana suatu bisnis dapat bertahan dan berhasil. 4) Mengatasi kegagalan;
kegagalan adalah jambatan-hambatan sementara terhadao pencapaian tujuan. Dan 5)Upaya
diri; percaya bahwa kita mengintrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius
sangat dipelukan untuk mencapai tujuan.
Model proses kewirausahaan menyatakan bahwa proses keiwrausahaan diawali
dengan adanya inovasi yang dipengaruhi oleh berbagai factor yang berasal dari pribadi
maupun diluar pribadi seperti pendidikan, sosiologi, organisasi kebudayaan dan lingkungan.
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan
pemeahan masalah daam sebuah posisi manajemen. Dimana dalam hal ini seorang wirausaha
juga perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan
mengatasi sejumlah ketakutan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru .
3.2 SARAN
Dalam beriwausaha hendaknya kita harus mampu mengatasi rasa ketakutakan yang
ada pada diri kita karena dengan munculnya rasa ketakutan tersebut yang berlebihan akan
mengakibatkan kendala dalam menciptakan sesuatu ide yang baru. Ketika berwirausaha
menciptakan ide-ide baru diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman dan teknologi
yang semakin cepat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10