Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DAN PERAN TEKNOPRENEUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah”Entrepreneurship”

Disusun Oleh : Kelompok 11

Firdaus (1901046)

Khoidir Uncu Saputra (1901056)

Nurhaliza (1901076)

Rini Zahrita Putri (1901094)

KELAS : 6B PAI

Dosen Pengampu: Afrina Susanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)

SYEKH BURHANUDDIN PARIAMAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan
rahmat berkahnya yang melimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dan Peran Teknopreneur”

Atas dukungan moral dan materi dalam penyusunan makalah ini, maka
kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Afrina Susanti, M.Pd selaku dosen bidang studi yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan ide yang sangat membantu kami dalam menyusun
makalah ini
2. Semua teman kelas 6B PAI, yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
Penyusun menyadari makalah ini belumlah sempurna. oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Harapan penyusun kiranya tugas ini bermanfaat bagi
semua pihak pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tiram, 6 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan Peran Teknopreneur...............................................................


B. Tujuan Teknopreneur................................................................................
C. Inspiratif Story...........................................................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneur.
Defnisi dari Technopreneurship merupakan suatu upaya dalam membuat
bisnis dengan berbasis teknologi informasi (IT), sehingga diharapkan
pergerakan bisnis tersebut selalu baik. Teknologi zaman saat ini sangat
berpengaruh terhadap bidang apapun, termasuk juga wirausaha. Sebelum
berlanjut, secara umum kata teknologi sering digunakan untuk merujuk pada
penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri. Sedangkan kata
enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur yang merujuk pada
seseorangyang menciptakan bisnis usaha dengan keberanian menanggung
resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifkasikan peluang yang ada.
Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar
terjadi efisiensi biaya dan waktu sehingga dapat menghasilkan produk yang
lebih berkualitas. Dalam dunia bisnis saat ini sebuah teknologi memberikan
kontribusi yang sangat besar. Dengan munculnya inovasi dalam teknologi
telah membuka kesempatan dan tantangan yang baru bagi dunia bisnis.
Sehingga sering sekali kita dengar istilah Teknopreneur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan peran teknopreneur?
2. Apa tujuan teknopreneur?
3. Apa itu inspiratif story?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan peran teknopreneur.
2. Untuk mengetahui tujuan tknopreneur.
3. Untuk mengetahui inspiratif story.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan PeranTeknopreneur


Ditolak dari asal katanya, technopreneur merupakan istilah
bentukan dari dua kata, yakni teknologi dan enterpreneur. Technopreneur
tentang bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi sedang
berkembang pesat menjadi sebuah peluang bisnis. Dalam ruang
technopreneur, bukan penemuan melainkan inovasi adalah kunci untuk
mencapai kesuksesan. Artinya mencari solusi untuk masalah dengan
memanfaatkan sumber daya teknologi, dan itu berarti seorang technopreneur
harus kreatif, inovatif, dinamis, yang juga paham teknologi karena teknologi
memang menjadi pusat perhatian. Sedangkan kata entrepreneur yang merujuk
pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian
menanggung resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan
cara mengidentifikasi peluang yang ada. Seorang technopreneur adalah
seorang wirausahawan yang melibatkan inovasi teknologi dalam berbisnis.
Teknopreneur adalah orang yang menjalankan usaha yang memiliki semangat
entrepreneur dengan memasarkan dan memanfaatkan teknologi sebagai nilai
jual nya.1
Kemajuan dalam bidang teknologi menciptakan banyak lahan bisnis
yang menjanjikan, sehingga muncul sebuah istilah bernama technopreneur.
Technopreneur merupakan salah satu bentuk usaha dengan karakteristik yang
berbeda dengan kewirausahaan biasa. Technopreneur menggabungkan antara
teknologi dan pasar yang akhirnya bermuara pada bisnis. Technopreneur
dinilai sebagai individu atau kelompok orang yang memulai atau mendirikan
usaha sendiri dengan ciri-ciri seperti mampu menciptakan sesuatu yang baru.
Mereka juga berusaha mencari perubahan, merespon, dan memanfaatkannya

1
Abdul Gani Dedeng, “Technopreneurship”, (Bandung: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Padjajaran, 2009)
sebagai peluang. Ciri-ciri lain dari technopreneur adalah mengandalkan
inovasi selain kemampuan menggabungkan kewirausahaan dan manajemen
wirausaha. Seseorang yang memulai bisnis berbasis pada inovasi teknologi
atau technopreneur harus memiliki sejumlah sikap pendukung, diantaranya
memiliki keinginan kuat untuk mengejar prestasi, memiliki kemampuan
konseptual, dan kekuatan memecahkan masalah yang tinggi. Mereka juga
harus memiliki wawasan dan cara pikir yang luas, percaya diri tinggi dan
toleran, berani mengambil risiko, realistis, punya kemampuan interpersonal,
dan mampu menahan emosi.
Peran tehnopreneurship tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan
industri-industri besar dan canggih, tetapi juga dapat diarahkan untuk
memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi
lemah dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian,
technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Menurut Suparno et al, technopreneurship dapat
memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial,
maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah :
a. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
b. Meningkatkan pendapatan.
c. Menciptakan lapangan kerja baru.
d. Menggerakkan dan menciptakan peluang bisnis pada sektor-
sektorekonomi yang lain.
Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk
budaya baru yang lebih produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi
pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Manfaat dari segi lingkungan
adalah memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara
lebih produktif serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
terutama sumberdaya energi.2
Adapun peran technopreneur dalam perkembangan teknologi dan
inovasi yaitu dalam perkembangan era digital saat ini banyak bermunculan

2
http://techno009.blogspot.com/2013/03/kewirausahaan.html. Diakses tanggal 10 Juli 2022
para technopreneur muda yang inovatif dan mampu menggerakkan roda
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Technopreneur merupakan
enterpreneur yang memanfaatkan teknologi menghasilkan inovasi yang dapat
diterima oleh konsumen. Technopreneur menjalankan bisnis secara berbeda
dari pengusaha lainnya. Bisnis seorang Technopreneur memiliki potensi
pertumbuhan yang tinggi dan membutuhkan pengetahuan intektual. Sehingga
terdapat hubungan yang kuat antara pengembangan teknologi, inovasi dan
enterpreneurship.
Berkaitan dengan peningkatan penggunaan teknologi informasi,
berdasarkan riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2017,
pengguna internet mencapai 143 juta orang. Dari angka-angka tersebut terlihat
bahwa perkembangan teknologi digital sangat pesat, sehingga berdampak pada
pertumbuhan industri digital. Menyikapi perkembangan tersebut pemerintah
pun telah mencanangkan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai “The
Digital Energy of Asia“. Maka dari pernyataan pemerintah tersebut
diharapkan para technopreneur semakin termotivasi untuk mengambil ide-ide
kreatif sehingga peran technopreneur muda menjadi lebih siap dalam
menghadapi perkembangan teknologi dan menghasilkan berbagai inovasi
yang dapat direspon dengan sangat baik oleh konsumen
B. Tujuan Teknopreneur
Tujuan utama technopreneurship adalah mengoptimalkan penggunaan
teknologi dalam bentuk bisnis yang akan memberikan manfaat bagi khalayak
ramai. Fungsi utama adanya teknologi untuk mempermudah pekerjaan
manusia tentu akan lebih optimal jika digunakan di bidang yang tepat.
Technopreneurship telah memainkan peran penting dalam penggunaan
teknologi untuk memenuhi berbagai tujuan yaitu memudahkan orang untuk
tetap berhubungan satu sama lain dan menghasilkan beberapa produk yang
tidak dapat diprediksi serta solusi yang bermanfaat bagi banyak orang. Selain
itu, Technopreneur juga memberikan manfaat lain bagi masyarakat dan
bangsa yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan
manusia. Tujuan teknopreneur adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan Kesempatan Kerja. Ketika memulai bisnis, maka ada
peningkatan peluang kerja karena mereka membutuhkan tenaga kerja
untuk menjalankan semua operasi bisnis. Dengan cara yang sama,
technopreneurship menciptakan lapangan kerja dan membantu bangsa
untuk memerangi masalah pengangguran. Ini meningkatkan tingkat
lapangan kerja suatu perekonomian.
2. Sumber Daya Lokal. Berbagai sumber daya alam dan produktif
tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pengusaha untuk
kesuksesan bisnis. Penggunaan sumber daya lokal meningkatkan
nilainya dan mengurangi laju pemborosan sumber daya.
3. Diversifikasi bisnis dan desentralisasi. Seorang Pengusaha dapat
mengetahui peluang bisnis dan menempatkannya di daerah yang sesuai
termasuk daerah terpencil.
4. Kemajuan teknologi. Dengan menjadi technopreneur yang kreatif dan
inovatif, mereka memainkan peran penting dalam bidang pemanfaatan
serta perkembangan teknologi.
5. Pembentukan modal. Investasi merupakan bagian integral dari bisnis
dan Pengusaha membutuhkan dana untuk memulai dan membawa
bisnis mereka ke ketinggian yang baru. Mereka mengambil bantuan
keuangan dari investor dan pemodal dan memanfaatkan investasi besar
yang mengarah pada pembangunan ekonomi.
6. Promosi kegiatan kewirausahaan. Generasi muda mendapat
kesempatan untuk bekerja dengan perusahaan technopreneurship
tersebut dan mempelajari cara untuk mencapai kesuksesan. Ini juga
menginspirasi rekan tim dan karyawan ini untuk tumbuh dan memulai
perusahaan bisnis mereka juga.3
C. Inspiratif Story
Di Indonesia, contoh technopreneurship semakin meningkat
jumlahnya. Beberapa contoh technopreneurship, yaitu Gojek, Tokopedia,
Ruangguru, Bukalapak, dan Traveloka. Bisnis yang dikenal dengan sebutan

3
https://www.coursehero.com/file/54950590/Makalah-Technopreneurdocx/
startup ini merupakan hasil rintisan dan inovasi anak muda bangsa yang
mampu memberikan inovasi bermanfaat. Sehingga, eksistensinya pun
semakin maju dan berkembang. Selain di Indonesia, contoh
technopreneurship dapat dilihat dari perkembangan bisnis Alibaba, Facebook,
dan bahkan Google. Nama-nama perusahaan besar ini pada mulanya juga
hanya berupa sebuah ide inovasi yang terus dikembangkan dan meraih
kesuksesan. Kehadiran teknologi yang bertujuan untuk mempermudah
kehidupan manusia tentu menjadi peluang tersendiri untuk mengoptimalkan
fungsinya pada bisnis. Kini, beragam jenis inovasi usaha mulai bermunculan
dengan pemanfaatan teknologi sebagai basisnya.4
Berikut ini Tokoh Technopreneur dan kisah inspiratif nya :
1. Andrew Darwis
Seorang pria kelahiran tahun 1979 ini merupakan seorang pendiri dari
situs jual-beli sekaligus forum diskusi anak muda, yaitu Kaskus. Kaskus
dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia, Darwis inilah sebagai pendiri
Kaskus yang dibuatnya pada tanggal 6 November 1999. Siapa sangka,
Darwis yang dikenal sebagai anak nakal dan tidak pernah naik kelas
menjadi orang yang berjasa bagi banyak orang. Andrew Darwis kini mulai
memperdalam ilmunya untuk melanjutkan kuliah di Amerika. Kemunculan
idenya membuat Kaskus karena tugas dari dosen untuk membuat program
dari free software.
2. Nadiem Makarim
Sudah tak asing lagi dengan sosok yang satu ini, Nadiem Makarim.
Seorang yang membuat teknologi dengan memberikan jasa transportasi.
Pendiri Go-Jek ini memberikan terobosan terhadap tukang ojek yang sulit
mendapatkan penumpang. Lagi-lagi pemanfaatan teknologi itulah yang
Nadiem Makarim buat untuk Indonesia. Proses untuk membuat perusahaan
ini sangatlah tidak mudah. Mengawali dari mencari tukang ojek hingga
mencari penumpang yang masih sulit menggunakan kecanggihan
teknologi.

4
Syamsul Arifin, “Trend Solusi Bisnis Masa Kini”, 2012
Pada awalnya, Nadiem adalah seorang pelanggan tukang ojek. Nadiem
sering bepergian dengan menggunakan ojek motor terdekat. Dari
pengalaman sendiri inilah Nadiem mendapatkan idenya. Nadiem semakin
sadar bahwa banyak orang yang memerlukan alternatif kendaraan yang
jauh lebih cepat untuk keperluan usaha mereka maupun diri sendiri. Dari
sini kita bisa melihat bahwa ide bisa datang darimana saja, termasuk dari
kehidupan kita sehari-hari. Ketika sedang menggunakan jasa ojek, Nadiem
suka sekali bertanya-tanya pada tukang ojek tersebut. Jadi, Nadiem
langsung mendapatkan informasi dari sumber yang paling terpercaya,
yaitu orang yang telah menjalankan usaha ojek lebih dulu daripada dirinya.
Dari jawaban-jawaban tukang ojek inilah Nadiem mulai menyusun ide
bisnisnya. Ternyata, rata-rata dari setiap ojek bergabung dalam sebuah
pangkalan, kemudian beberapa ada yang memiliki sistem antre di dalam
pangkalan mereka. Setelah berbagai informasi didapatkan, Nadiem pun
mulai mencoba meminta pendapat tentang ide bisnisnya pada tukang-
tukang ojek yang dia pakai jasanya. Nadiem bertanya apakah mereka mau
jika dibuatkan sistem pengiriman serta dihitungkan ongkos mereka agar
mereka mendapatkan keuntungan serta pelanggan yang lebih banyak.
Dengan melakukan survey dan bertanya langsung ke sumber, Nadiem
tentu tahu apakah bisnisnya diminati serta dapat berjalan dengan baik.
Didirikan pada tahun 2010, pengembangan bisnis GO-Jek terhalang
oleh faktor di luar perusahaan mereka sendiri. Praktik mafia ojek yang
tersebar di daerah Tangerang membuat mereka mengalami kesulitan dalam
mengembangkan usahanya. Selain itu, masyarakat di daerah Jakarta Timur
dan Barat tidak familiar dengan konsep transportasi ojek yang ditawarkan,
hal ini membuat ojek tidak cukup diminati disana. Masalah manajemen
SDM pun tak kalah sulit untuk ditaklukan, diperlukan waktu yang tidak
sebentar untuk mendidik para tukang ojek yang tergabung, yang sebagian
besar berpendidikan lulusan SD dan SMP agar dapat memahami konsep
model bisnis GO-Jek. Terdapat juga kompetitor yang berusaha menyaingi
bisnis mereka. Di tengah hambatan yang menghadang di sepanjang jalan,
Nadiem beserta rekannya terus berjuang. Mereka menganggap bahwa
halangan tersebut merupakan pacuan bagi mereka untuk terus berinovasi
dan memberikan yang terbaik.
Nadiem memanfaatkan teknologi Google Maps dalam usaha GO-
JEKnya. Aplikasi tersebut digunakan Nadiem dalam menghitung ongkos
pelanggan serta mengetahui tujuan pelanggan tersebut. Nadiem merekrut
tukang ojek yang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Nadiem hanya
mencari tukang ojek yang paham betul dengan jalanan di Jakarta. Pasukan
ojek milik Nadiem sudah tersebar di sekitar 150 pangkalan di seluruh
wilayah di Jakarta. Armada utama terletak di kawasan Jakarta Selatan serta
Jakarta Pusat, karena banyak pegawai kantoran di daerah tersebut. Dalam
kegiatan operasionalnya, GO-JEK beroperasi dari hari Senin sampai Sabtu,
termasuk hari libur. Pada hari Senin sampai Jumat pukul 06.00-21.00 dan
Sabtu pukul 11.00-21.00. GO-JEK terus memperbaiki sistem layanan
mereka agar pelanggan semakin nyaman dalam melakukan order.
Pertanyaan serta keluhan pelanggan direspon dengan baik. Tidak hanya
itu, GO-JEK selalu berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
professional dan cepat. Dengan pelayanan yang baik, para pelanggan pun
akan setia menjadi langanan GO-JEK.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Technopreneur bukanlah produk tetapi prosedur untuk


menghasilkan inovasi manusia dengan bantuan teknologi. Ini semua
tentang melakukan perbaikan dengan bantuan kemajuan teknologi untuk
suatu organisasi, negara, dan juga dunia. Jenis kewirausahaan ini telah
membawa banyak manfaat dalam mengurangi biaya bisnis lain. Kemajuan
dalam bidang teknologi menciptakan banyak lahan bisnis yang
menjanjikan, sehingga muncul sebuah istilah bernama technopreneur.
Technopreneur merupakan salah satu bentuk usaha dengan karakteristik
yang berbeda dengan kewirausahaan biasa. Technopreneur
menggabungkan antara teknologi dan pasar yang akhimya bermuara pada
bisnis. Technopreneur dinilai sebagai individu atau kelompok orang yang
memulai atau mendirikan usaha sendiri dengan ciri-ciri seperti mampu
menciptakan sesuatu yang baru, berbeda, dan mampu mengubah nilai-
nilai. Mereka juga berusaha mencari perubahan, merespon, dan
memanfaatkannya sebagai peluang.

Peran technopreneur dalam perkembangan teknologi dan inovasi


yaitu dalam perkembangan era digital saat ini banyak bermunculan para
technopreneur muda yang inovatif dan mampu menggerakkan roda
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Technopreneur merupakan
enterpreneur yang memanfaatkan teknologi menghasilkan inovasi yang
dapat diterima oleh konsumen. Technopreneur menjalankan bisnis secara
berbeda dari pengusaha lainnya. Bisnis seorang Technopreneur memiliki
potensi pertumbuhan yang tinggi dan membutuhkan pengetahuan
intektual. Sehingga terdapat hubungan yang kuat antara pengembangan
teknologi, inovasi dan entrepreneurship.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gani, Dedeng. 2009. “Technopreneurship”. Program Pascasarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Bandung
Arifin, Syamsul. 2012. “Trend Solusi Bisnis Masa Kini”.
https://www.coursehero.com/file/54950590/Makalah-Technopreneurdocx/
http://techno009.blogspot.com/2013/03/kewirausahaan.html. Diakses
tanggal 10 Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai