QIRATUL KUTUB
Tentang
“ MANSUBAT ISIM(Isim-isim mansub) ”
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 9
NAMA :
1. FAISALARSAD (1901041)
2. FITRIANI (1901048)
3. LUSIANA ANGGRAINI (1901060)
4. YAL SOFRI (1901113)
DOSEN PEMBIMBING :
NURASIAH AHMAD, M.Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Mansubat Isim(isim-isim mansub)” tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang kami menyusun makalah ini ialah ketika kami mendapat tugas dan
minimnya pengetahuan murid terhadap ilmu yang akan kami buat dalam makalah ini. Serta
kami berharap dalam penulisan makalah ini, dapat mewujudkan banyak murid yang
memahami lebih jauh lagi tentang isim manshub.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian isim manshub?
2. Bagaimana contoh isim manshub?
3. Bagaimana bagian isim yang manshub?
4. Bagaimana isim-isim ysng majrur?
BAB II
PEMBAHASAN
Isim manshub menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari yang berarti meninggikan atau
membangun.Sedangkan menurut istilah yaitu ism yang dibaca nashab pada tempatnya dalam
suatu kalimah
Isim yang terkena I’rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub
adalah semua Isim selain Fa’il atau Naib al-Fa’il dalam Jumlah Fi’liyyah.
5) ZHARAF ZAMAN ( )ظَرْ ف َز َمانatau Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (ظَرْ ف
) َم َكانatau Keterangan Tempat.
ً=قَ َرَأ ُم َح َّم ٌد ْالقُرْ آنَ لَ ْيال Muhammad membaca al-Quran pada suatu malam
ً =( لَ ْيالmalam) –> Zharaf Zaman –> Manshub dengan tanda fathah.
Diantara Zharaf Zaman: =( يَوْ َمpada hari), =( اَ ْليَوْ َمpada hari ini), ً=( لَ ْيالpada malam hari),
َ (=pada pagi hari), =( َم َسا ًءpada sore hari), =( َغدًاbesok), َْاآلن
=( نَهَارًاpada siang hari), صبَاحًا
(=sekarang), dan sebagainya.
Diantara Zharaf Makan: =( َأ َما َمdi depan), َ=( َخ ْلفdi belakang), =( َو َرا َءdi balik), ق َ ْ=( فَوdi
ْ
atas), َ=( تَحْ تdi bawah), =( ِعن َدdi sisi), =( َحوْ َلdi sekitar), َ=( بَ ْينdi antara), ب
َ ِ=( َجانdi
sebelah), dan sebagainya.
a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan.
Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu’.
Contoh:
الطالَّبُ ِإالَّ زَ ْيدًاُّ = َما قَا َمpara siswa tidak berdiri kecuali Zaid
ُّ
= َما قَا َم الطالَّبُ ِإالَّ زَ ْي ٌدpara siswa tidak berdiri kecuali Zaid
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang
dikecualikan darinya yaitu ُالطالَّب ُّ (=para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan
boleh pula Marfu’ ( زَ ْيدًاatau ) َز ْي ٌد.
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya
tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa’il maka ia harus
mengikuti kaidah I’rab yakni menjadi Marfu’.
Contoh:
= َما قَا َم ِإالَّ زَ ْي ٌدtidak berdiri kecuali Zaid
Mustatsna menjadi Marfu’ karena berkedudukan sebagai Fa’il ( ) َز ْي ٌدdan berada dalam
Kalimat Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya.
B. Contoh Isim Manshub
5. Hal ()الحال
6. Tamyiz ()التمييز
7. Mustasna ()المثتثنى
9. Munada ()المنادى
Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
Misal : ( كان الكتابُ جديدًاKaana al kitaabu jadiidan) = (Adalah/dahulu) Buku itu baru.
Kata =( جديدًاbaru) merupakan khobar kaana, karena kata tersebut awalnya khobar
mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan khobar mubtada’ lagi,
tetapi “khobar kaana”.
Kata —اب
َ — =( الكتbuku) merupakan isim inna, karena karena kata tersebut awalnya
mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim
inna”
3. Haal ()الحال
Yaitu isim nakiroh lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan
maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana”
terjadinya perbuatan tersebut. Misal : ( جاء الولد باكياjaa-a al waladu baakiyan) = Anak
itu datang dalam keadaan menangis. Kata =( باكياmenangis) merupakan haal, karena
menjelaskan keadaan subjek.
4. Munada’ ()المنادى
Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).
5. Tamyiiz ()التمييز
Yaitu isim nakiroh lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari
kalimat sebelumnya yang rancu.
ُ
Misal : اشتريت عش——رين كتابا (Istaroitu ‘Isyriina kitaaban) = Saya membeli dua puluh
buku.
6. Tawabi’
Pembahasan tentang tawabi’ dari isim manshub telah di bahas pada pembahasan
tawabi dari isim marfu’.
ٌ ْ َم ْنعُو/ ْت
1. ت ُ اَلنَّع
ٌ ْت — نَع
ٌ ْ َم ْعطُو/ ف
2. ف ْ طفُ — ع
ٌ َط ْ اَ ْل َع
Misal :
( جاء رج ٌل كري ٌمjaa-a rojulun kariimun) = Telah datang seorang lelaki yang mulia
كريم
ٍ ( مر ُر برج ِلmarortu bi rajulin kariimin) = Saya berpapasan dengan seorang lelaki yang mulia.
Perhatikan setiap kata ( كريمkariim) pada tiga kalimat di atas, i'robnya sesuai dengan
kata sebelumnya. Pada kalimat pertama i'robnya rofa' karena sebelumnya (yaitu ) رج ٌل
ber-i'rob rofa'. Pada kalimat kedua, i'robnya nashob' karena sebelumnya (yaitu ً )رجالber-
i'rob nashob. Demikian juga pada kalimat ketiga, i'robnya jar karena sebelumnya (yaitu
رجل
ِ ) ber-i'rob jar. Taabi’ ( )تابعini dibagi menjadi empat jenis, yaitu na’at ()النعت, athof (
)العطف, taukid ()التوكيد, dan badal ()البدل. Pada tiga contoh kalimat di atas, termasuk jenis
na'at.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Isim manshub terbagi kepada 12 bagian yang enamnya telah disanpaikan oleh
kelompok sebelumnya, jadi kami penyusun hanya menulis setengah dari yang telah
dijelaskan oleh kelompok sebelumnya. Yaitu pengertian khobar inna, isim kana, munada,
DAFTAR PUSTAKA
https://risalahmuslim.id/kamus/isim-manshub/
http://suhansihnining.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-isim-isim-manshub.html
https://subpokbarab.wordpress.com/lesson/isim-manshub/