Fitriani (1901048)
Dosen Pengampu:
M. Yusuf, M.Si
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Saran................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Qadha dan Qadhar ?
2. Qada dan Qadar Menurut Muktazilah, Asy-Ariyah, dan Maturidiyah ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kata Qadha bermakna: sesuatu yang ditetapkan Allah pada mahluk-
Nya, baik berupa penciptaan, peniadaan maupun perubahannya.
3
a. Perbuatan yang timbul dengan sendirinya,seperti gerakan refleksi dan
lain-n ini jelas bukan diadakan manusia atau terjadi karena
kehendaknya.
b. Perbuatan-prbuatan bebas, di mana manusia biasa melakukan pilihan
antara mengerjakan dan tidak mengerjakan. Perbuatan semacam ini
lebih pantas dikatakan diciptakan (khalq) manusia dari pada dikatakan
diciptakan Tuhan, karena adanya alasan-alasan akal pikiran dan
syara’.1
1
Syaikh Sholih Al Fauzan, 2006. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqad. Penerbit Maktabah
Salsabiil . (Hal. 243 – 244).
4
2. Aliran Asy’ariyah
5
sudah jelas karena Asy’ariyah telah menetapkan adanya kekuasaan pada
manusia, sabagi syarat utama terwujudnya pekerjaan dan yang menjadi
dasar adanya pertanggungjawaban baginya. Akan tetapi bukankah
kekuasaan manusia tersebut Tuhan juga yang mengadakannya ? Kalau ada
sebilah pisau yang sanggup memotong, sebagai syarat enting
berlangsungnya pembunuhan, dipergunakan orang untuk membunuh,
apakah pisau itu yang harus bertanggungjawab atas pembunuhan tersebut,
ataukah orang yang mempergunakannya ?”.
Artinya : Maka Apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran. (Q.S. An – Nahl, 16:17)
3. Maturidi
6
Awalnya maturidi menentang aliran muktazilah dan mengatakan
bahwa kekusaan manusia bisa digunakan untuk dua hal yang berlawanan,
seperti ketaatan dan manusia bebas menggunakan kekuasaannya tersebut.
Selama manusia dijadikan Tuhan maka perbuatan – perbuatannya juga
dijadikan Tuhan. Namun seiring berjalannya waktu maturidi sependapat
dengan aliran muktazilah tentang adanya kekuasaan manusia untuk dua hal
yang berlawanan, Dengan pendapatnya tersebut maturidi hendak
menguatkan prinsip yang dipegang oleh mktazilah yaitu pemberian taklif
dari Tuhan kepada manusia yang disesuiaka dengan kesanggupannya.3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3
Dr. ‘Abdul Qodir as Shufi, 1428/2007, Al Mufiid fii Muhammaati at Tauhid. Penerbit
Daar Adwaus Salaf.( Hal 49 – 51).
7
Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau,
yang telah ditetapkan oleh Allah pada zaman azali. Adapun qadar adalah
terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
8
9