Kelas : 6B PAI
Dosen Pengampu:
MONA YULIA ZULFA, M.Pd
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Need Assessment ..................................................................................3
B. Sekolah Luar Biasa (SLB) ....................................................................6
C. Sekolah Inklusi .....................................................................................8
D. Home Schooling ...................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ..........................................................................……..15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan
anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai
anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan
layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara
sempurna Anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak memiliki ciri-ciri
perkembangan psikis ataupun fisik dengan rata-rata anak seusianya. Namun
meskipun berbeda, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus menunjukan
ketidakmampuan emosi, mental, atau fisiknya pada lingkungan sosial.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sampai saat ini memang
masih mengundang kontroversi. Siswa belajar untuk sensitif, memahami,
menghargai, dan menumbuhkan rasa nyaman dengan perbedaan individual.
Selain itu, anak berkelainan belajar keterampilan sosial dan menjadi siap untuk
tinggal dimasyarakat karena mereka dimasukkan dalam sekolah umum.
Sebagian besar masyarakat memandang sebelah mata pendidikan ini, karena
belum memahami bagaimana pelaksanaan pendidikan ini. Dalam benak mereka,
anak mereka yang dalam keadaan normal akan menurun kualitas belajarnya bila
disatu sekolahkan dengan anak berkebutuhan khusus. Di lain sisi, mereka
berannggapan bahwa anaknya tidak layak di sejajarkan dengan kemampuananak
berkebutuhan khusus. Dalam makalah ini penulis mengajak pembaca untuk
menambah dan membuka wawasannya mengenai pendidikan sekolah luar biasa,
sekolah inklusi dan home schooling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan need assessment ?
2. Apa yang dimaksud dengan sekolah luar biasa (SLB)?
3. Apa yang dimaksud dengan sekolah inklusi ?\
4. Apa yang dimaksud dengan home schooling ?
C. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan need assessment ?
2. Apa yang dimaksud dengan sekolah luar biasa (SLB)?
3. Apa yang dimaksud dengan sekolah inklusi ?\
4. Apa yang dimaksud dengan home schooling ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Need Assesment
1. Pengertian need assessment
Didalam ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson dan
kawan-kawan, analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan
sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah
suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan
kondisi yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan
kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi
riil atau kondisi nyata. Analisis kebutuhan sebagai suatu proses formal untuk
menentukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak yang nyata
dengan keluaran dan dampak yang diinginkan, kemudian menempatkan
deretan kesenjangan ini dalam skala prioritas lalu memilih hal yang paling
penting untuk diselesaikan masalahnya. Need Assessment dapat diterapkan
pada individu, kelompok atau lembaga (institusi).
Dalam konteks pendidikan kebutuhan dimaksud diartikan sebagai
suatu kondisi yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara kenyaataan
yang ada dengan kondisi yang diharapkan. “Kebutuhan” diartikan sebagai
jarak antara keluaran yang nyata dengan keluaran yang diinginkan. Penilaian
kebutuhan secara objektif dan secara subjektif. Mengenai kesenjangan yang
menunjukkan pada need itu sendiri dapat berhubungan dengan dua hal yaitu:
1. Ukuran objektif yaitu membandingkan antara tingkat penampilan hasil
pengukuran dengan tingkat penampilan yang dipertimbangkan untuk
diterima.
2. Ukuran subjektif yaitu membandingkan tingkat penampilan hasil
pengukuran dengan pertimbangan kebutuhan di suatu daerah.
Ukuran objektif dalam need assessment biasanya melalui langkah-
langkah berikut:
1. Persiapan
a. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang audien dan target populasi.
b. Mengklarifikasi tujuan analisis kebutuhan yaitu meliputi alasan yang
dinyatakan (stated reason) yaitu antara lain seleksi perseorangan atau
group untuk berpartisipasi dalam program, alokasi dana, dll. dan alasan
yang tidak dinyatakan (unstated reason).
c. Menetapkan cakupan dan tempat analisis kebutuhan.
d. Menentukan orang yang akan terlibat di dalam pelaksanaan analisis
kebutuhan yang meliputi keterlibatan anggota, menjalin komunikasi
dengan group tersebut sepanjang studi.
e. Mengembangkan dan memperhatikan isu-isu politik yang urgen yaitu
meliputi pelibatan individu dan grup kunci dalam lingkungannya,
komunikasi secara terus-menerus, mengidentifikasi dan pendekatan
terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan birokrasi.
f. Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan yang
meliputi keadaan, program, biaya, kerangka konsep dan dasar filosofi
serta indicator keberhasilan.
2. Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan sumber informasi yang relevan.
b. Menentukan sampel.
c. Menentukan prosedur pengumpulan data dan instrument
d. Menetapkan rencana implementasi dan prosedur observasi.
e. Mendokumentasi dan menyimpan informasi.
3. Analisis Data dan Interpretasi
a. Meriview dan memperbaharui informasi yang telah dikumpulkan.
b. Mereview informasi dengan grup yang relevan.
c. Melakukan analisis deskriptik sesuai dengan tipe informasi.
d. Menilai informasi yang tersedia.
e. Melakukan analisis.
4. Deseminasi Hasil Analisis dan Pembuatan Laporan
Data yang telah dianalisis dipresentasikan dan dirumuskan dalam
bentuk kebijakan, sebagai rekomendasi. Hasil yang dipresentasikan dalam
forum seminar disebut dengan diseminasi hasil evaluasi, dengan peserta, para
perencana dan pelaksana program, pimpinan lembaga, pihak sponsor,
masyarakat yang terkena program dan stake holder.
Adapun standar yang digunakan untuk mereview dan mengevaluasi
rencana laporan berdasarkan Standar Evaluasi Analisis Kebutuhan antara lain:
C. Sekolah Inklusi
Perbedaan sekolah inklusi dengan sekolah biasa. Setelah mengetahui apa itu
sekolah inklusi, Anda harus memahami perbedaannya dengan sekolah biasa.
Pendidikan anak inklusi adalah pendidikan yang memiliki beberapa perbedaan
dari sekolah umum pada biasanya. Biasanya, proporsi jumlah murid berkebutuhan
khusus di sekolah inklusi adalah 5-10 persen dari keseluruhan murid. Jadi,
misalnya dalam satu kelas ada 20 siswa inklusi, maka akan ada 2 anak
berkebutuhan khusus di kelas tersebut. Namun, kebijakan tentang berapa jumlah
anak inklusi kembali lagi pada kebijakan masing-masing sekolah.
D. Home schooling
Homeschooling secara etimologis dapat dimaknai sebagai sekolah rumah.
Namun pada hakekatnya homeschooling merupakan sebuah sekolah alternatif
yang mencoba menempatkan anak sebagai subjek belajar dengan pendekatan
pendidikan secara at home. Pendekatan pendidikan secara at home yaitu suatu
pendekatan kekeluargaan yang memungkinkan anak belajar dengan nyaman
sesuai dengan keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja, dimana saja
dan dengan siapa saja.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://lilisherlinaznyemnyem.blogspot.com/2012/03/need-assessment.html
https://gurubagi.com/pengertian-sekolah-luar-biasa-slb-tujuan-dan-jenis-jenisnya/
https://www.understood.org/en/learning-thinking-differences/treatments-
https://www.open.edu/openlearn/education-development/education/12-things-you-
https://www.sehatq.com/artikel/sekolah-inklusi-adalah-perangkul-perbedaan-apa-
bedanya-dengan-sekolah-biasa
https://www.infoteknikindustri.com/2021/05/pengertian-homeschooling-menurut-
para.html
https://www.kajianpustaka.com/2018/06/pengertian-karakteristik-jenis-dan-metode-
homeschooling.html