Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
NIM:20118030
NIM:201210277
NIM:201210281
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Lanjutan
layanan dan kegiatan Bimbingan BK”
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun substansi materinya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
d. Tes minat, merupakan tes untuk melihat bidang yang paling disukai Oleh
konseli. Tes ini berfungsi untuk membantu mengantarakan peserta didik dalam
memilih pekerjaan yang sesuai dengan potensi Dirinya.
e. Tes kepribadian, model tes ini yaitu untuk mengukur ciri-ciri Kepribadian
seperti; sifat, karakter, gaya tempramen, corak Kehidupan emosional,
kesehatan mental, jaringan relasi sosial Dengan orang lain dan aneka bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.1
2. Alat non tes
a. Angket tertulis
Angket ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus Dijawab oleh
peserta didik secara tertulis Dengan mengisi angket Ini peserta didik diminta
keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan,
seperti keterangan tentang keluarga kesehatan jasmani, riwayat pendidikan,
pengalaman belajar di sekolah, hobi dan kesukaran yang mungkin dihadapi.
b. Wawancara informasi, adalah alat pengumpulan data untuk Memperoleh data
dan informasi dari peserta didik secara lisan Wawancara informasi di sini
berbeda tujuan dengan wawancara Konseling.
c. Otobiografi, adalah karangan yang ditulis oleh peserta didik sendiri Mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Manfaat Dari menulis suatu
otobiografi tergantung dari kerelaan peserta didik Untuk membuka diri.
d. Anekdota, merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang Peserta didik
dan memuat diskripsi objektif tentang tingkah laku Peserta didik pada saat-
saat tertentu.
e. Skala penilaian, (rating scale), adalah sebuah daftar yang Menyajikan
sejumlah sifat atau sikap sebagai item-item. Pengisian Skala penilaian ini
dapat dilakukan oleh beberapa orang, selain Daripada orang yang
dinilai,penilai tersebut bisa teman-teman Dekat, atau orang lain yang
mengenal orang yang dinilai tersebut.
1
W.S. Winkel , Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan,(Yogakarta: media
abadi,2010),121.
7
Bimbingan teman sebaya ini dirasa perlu dilakukan karena pada masa itu
seorang individu memiliki konflik emosi yang kerap timbul pada diri mereka. Pada
masa remaja terutama mereka menunjukkan bahwa pada masa itu sangat rawat dan
merupakan masa dimana sangat ampuh dalam mengembangkan potensi yang ada pada
diri mereka. Hal ini tergantung sejauh mana lingkungan sosial, keluarga, sekolah dan
masyarakat memberi stimulus pada diri mereka. Disini lah alasan yang mendasari
perlu adanya konseling teman sebaya.
Carr memaparkan bahwa ada 9 hal yang melatarbelakangi perlunya bimbingan teman
sebaya, di antaranya :
1. Hanya sebagian kecil siswa siswi yang menggunakan dan bersedia berkonsultasi
langsung kepada konselor. Pada kenyataannya justru teman sebaya lah yang dapat
dijadikan sebagai teman bicara, bertukar cerita atau dimintai sebuah pendapat.
Mereka juga menjadikan teman sebagai salah satu sumber utama dalam
pengambilan keputusan.
2. Berbagai bentuk ketrampilan yang berhubungan dengan pemberian bantuan yang
efektif dapat dipelajari oleh orang awam sekalipun.
3. Selanjutnya adalah berbagai penelitian dilakukan dan membuktikan bahwa di usia
remaja. Kesepian menjadi hal yang utama pada setiap remaja oleh karena itu
pertemanan menjadi sumber utama dalam kehidupan seorang remaja karena
menjadikan remaja sibuk akan kesenangan, ketenangan dan kemungkinan-
kemungkinan lain untuk saling membantu sesama.2
4. Membantu siswa dalam penekanan pada usaha preventif pada sisi penguatan
dalam menghadapi pengaruh-pengaruh buruk juga mengurangi insiden-insiden
faktor destruktif secara psikologis yang terjadi pada lingkungan contohnya seperti
membatasi adaptasi dengan lingkungan yang kurang begitu baik.
5. Selain ke empat di atas siswa juga perlu memiliki kompetensi menjadi kuat.
Sehingga memerlukan kecerdasan bukan hanya akademik juga kecerdasan non
akademik. Yang lebih penting adalah mereka mampu memahami suasana yang
terjadi pada saat itu dapat mengambil dan mengemban amanah sebagai tanggung
jawab mereka. Mencari teman yang mau mendengarkan keluh kesah mereka dan
dapat di ajak bertukar pikiran sesama.
2
Busri Endang. Konseling teman sebaya pada remaja di era globalisasi. Jurnal Pendidikan. Vol.2 no.2
(Oktober,2022) FKIP, H.3
8
6. Pentingnya kita memahami diri sendiri sehingga menjadi remaja yang memiliki
kemandirian dengan cara melihat masalah yang teman sebaya alami dan
menjadikannya sebagai pembelajaran.
7. Bimbingan teman sebaya juga dapat menunjang prestasi siswa siswi serta harga
diri siswa itu sendiri karena beberapa siswa lebih senang belajar dengan
temannya.
8. Peningkatan kemampuan untuk saling membantu diri sendiri maupun kelompok
hal ini juga mendasari perlunya bimbingan teman sebaya.
9. Layanan-layanan profesional dari waktu ke waktu terus meningkat dengan biaya
yang tergolong cukup mahal oleh sebagian remaja. Sementara problem remaja
semakin meningkat.
C. Konferensi Kasus
Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan juga bersifat
kompleks atau rumit. Untuk membantu pemecahan masalah yang kompleks ini
dibutuhkan pemahaman yang mendalam. Konferensi kasus merupakan rapat atau
pertemuan yang mendatangkan beberapa orang yang dirasa dapat memecahkan
masalah konseli. Bantuan ini dilakukan dengan jalan penyampaian data tentang
konseli atau bisa bantuan yang berupa solusi pemecahan masalah dan kemungkinan
sampai pada tahap penanganannya sesuai dengan masalah yang dialaminya.
Konfersi kasus adalah pertemuan atau suatu kelompok orang untuk membantu
memecahkan masalah konseli. Hal ini bisa membantu seseorang konseli untuk cepat
memberikan solusi atau kontribusi pemecah masalah dan dimungkinkan pula sampai
tahap penanganannya sesuai dengan kemampuan dan kewenanganya masing-masing.
Kulikulum SMU (1994), Sukadi (2010) menyatakan bahwa dalam konfersi kasus
secara individu membahas permasalahan yang dialami oleh siswa (kasus) dalam suatu
kelompok diskusi yang melibatkan orwng-orang terkait untuk memberikan data dan
keterangan lebih lanjut serta dapat memudahkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Komfersi kasus dilaksanakam atau diselenggarakan dengan bersifat terbatas dan
tertutup.3
Kinerja konselor pada evaluasi valensi kasus yang baik adalah dengan evaluasi
kelengkapan data yang dibutuhkan dan manfaat hasil konferensi kasus dalam
3
Widada, Konferensi Kasus Sebagai Teknik Pemecahan Masalah Konseli, Jurnal Ilmiah Dalam
Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Komseling,4-6 Agustus 2017, h.292
9
mengatasi masalah siswa serta komitmen peserta dalam penanganan konferensi kasus
dan mengevaluasi proses pelaksanaan konferensi kasus. Tujuan dari konferensi kasus
secara umum adalah untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dan akurat.4
D. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah bertujuan untuk mengetahui informasi yang lebih tepat dan
akurat dengan suatu permasalahan siswa atau klien melihat hubungannya dengan
orang tua dan anggota keluarga. Dengan adanya kunjungan rumah itu difokuskan
untuk menangani kasus siswa atau klien yang bermasalah dengan faktor-faktor
keluarga. Dalam menerapkan materi kunjungan rumah, konselor harus
mempersiapkan berbagai informasi umum dan data tentang klien yang layak diketahui
oleh orang tua dan anggota keluarga dengan catatan tidak melanggar asas kerahasiaan
klien.
Dalam pelaksanaan kunjungan rumah terdapat dokumen berupa pedoman
wawancara kunjungan rumah, agar terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaannya
juga harus ada surat tugas dari kepala sekolah dan konselor membuat surat
pemberitahuan akan diadakan kunjungan rumah5
4
Prayitno. Konferensi Kasus (P4). Padang: UNP 2004
5
Putri Dkk. Analisis Kinerja Konselor dalam Melaksanakan Kegiatan Pendukung BK SMA Negeri
seKabupaten Banyumas. Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 3(4).
10
lain, selain itu juga dapat bertahan lama. Contoh perkembangan teknologi informasi,
adalah ditemukannya alfabet dan angka arabika untuk memudahkan jarak penyemaian
informasi yang lebih efektif dan efisien dari cara sebelumnya.
Teknologi perkembangan informasi yang berkembang saat ini yaitu komputer
sebagai sarana belajar yang sangat efektif untuk seluruh kalangan. Bahkan dalam
bimbingan dan konseling teknologi ini juga dapat mempermudah dalam pelaksanaan
tugas mereka. Karena komputer tidak hanya sebagai mesin penghitung namun juga
dapat mengolah data serta mampu mengerjakan berbagai proses data yang tersimpan
dalam memori dengan bantuan manusia yang minimum. Berikut adalah beberapa
potensi teknologi komputer berbasis non internet untuk bimbingan dan konseling :
1. Website/homepage/blog alat ini digunakan sebagai sarana iklan, pemasaran, dan
sebagai sumber informasi dalam penyampaian bantuan maupun langkah-langkah
bimbingan konseling.
2. Komputer konferensi video, merupakan alat yang digunakan oleh konselor yaitu
sebagai alat konsultasi, sumber daya informasi dan kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan proses informasi BK.
3. Pangkalan data FTP sites, digunakan konselor dalam penelitian, sumber informasi
bagi konselor, transfer rekaman konseli, dan penilaian serta analisis.
4. E-mail /surat elektronik, adalah sebuah alat yang digunakan antara konselor dan
konseli untuk mengirimkan informasi, data screening, surat menyurat,
penjadwalan janji dan masih banyak lagi.6
6
Amalia Rizki Pautina. KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN KONSELING. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 5 no. 2 (Agustus, 2017) h. 5
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselor dengan
konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu
konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan
yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis,
objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Proses pertama sebelum tahap penggunaan data adalah Pengumpulan data, baik dalam
arti pengumpulan data hasil instrumentasi Maupun data penunjang bagi proses konseling.
Tetapi yang akan disinggung Dalam bagian ini adalah proses pengumpulan data pada konteks
proses Instumentasi. Pengumpulan data (appraisal) adalah semua komponen yang Mencakup
semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, Menganalisis dan menafsirkan
data serta menyimpan data tersebut. Tujuan Dari pengumpulan data dalam layanan BK
adalah untuk mendapatkan Pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, serta lebih mendalam
dari Masing-masing peserta didik, dan membantu peserta didik mendapatkan Pemahaman
akan diri sendiri, karena itulah maka layanan BK menjadi Sebuah layanan yang bersifat
ilmiah bukan berdasarkan subyektifitas dari Tenaga konselor.
Bimbingan teman sebaya sangat perlu dilakukan karena pada masa itu seorang individu
memiliki konflik emosi yang kerap timbul pada diri mereka. Pada masa remaja terutama
mereka menunjukkan bahwa pada masa itu sangat rawat dan merupakan masa dimana sangat
ampuh dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Hal ini tergantung sejauh
mana lingkungan sosial, keluarga, sekolah dan masyarakat memberi stimulus pada diri
mereka. Disini lah alasan yang mendasari perlu adanya konseling teman sebaya.
12
Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan juga bersifat
kompleks atau rumit. Untuk membantu pemecahan masalah yang kompleks ini dibutuhkan
pemahaman yang mendalam. Konferensi kasus merupakan rapat atau pertemuan yang
mendatangkan beberapa orang yang dirasa dapat memecahkan masalah konseli. Bantuan ini
dilakukan dengan jalan penyampaian data tentang konseli atau bisa bantuan yang berupa
solusi pemecahan masalah dan kemungkinan sampai pada tahap penanganannya sesuai
dengan masalah yang dialaminya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pautina Amalia konsep teknologi informasi dalam bimbingan konseling. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam. Vol. 5 no. 2 (Agustus, 2017) . 5
Putri Dkk. Analisis Kinerja Konselor dalam Melaksanakan Kegiatan Pendukung BK SMA Negeri
seKabupaten Banyumas. Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application,
3(4).
Widada, Konferensi Kasus Sebagai Teknik Pemecahan Masalah Konseli, Jurnal Ilmiah
Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Komseling,4-6 Agustus 2017,.292
Prayitno. Konferensi Kasus (P4). Padang: UNP 2004
Endang Busri Konseling teman sebaya pada remaja di era globalisasi. Jurnal Pendidikan.
Vol.2 no.2 (Oktober,2022) FKIP, .3
14
15