Anda di halaman 1dari 15

Lanjutan layanan dan Bimbingan BK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah bimbingan dan konseling

Dosen Pengampu:

Edy Purnomo, M.psi.

Disusun oleh:

Eko Adi Pratama

NIM:20118030

Muhammad Ibnu Shena

NIM:201210277

Muhammad Rizki Mahfudi

NIM:201210281

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

MEI 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Lanjutan
layanan dan kegiatan Bimbingan BK”

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun substansi materinya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun maupun inspirasi terhadap pembaca.

Ponorogo, 13 Mei 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah ............................................................. 4

b. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

c. Tujuan Pembahasan .................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Layanan Pengumpulan Data ......................................... 6

2. Definisi Teman Sebaya ............................................................... 7

3. Definisi Konfersi Kasus…………………………………………. 9

4. Definisi Kunjungan Rumah……………………………………... 10

5. Definisi Akses Informasi Dan Teknologi………………………... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara
konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan
Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu
dengan pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak
pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling
tersebut Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang
disediakan bimbingan konseling.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian
integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu
layanan bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan
melibatkan banyak pihak.
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan
konseling sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran
dan fungsi dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui
terlebih dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling
tersebut serta kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan
konseling agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan
konseling yang ada aaupun yang kita inginkan.
B. Rumusan Masalah
6. Bagaimana Layanan pengumpulan data (aplikasi instrumentasi)?
7. Bagaimana bimbingan teman sebaya?
8. Bagaimana konferensi kasus?
9. Bagaimana kunjungan rumah?
4
10. Bagaimana Akses informasi dan teknologi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Menjelaskan layanan pengumpulan data(aplikasi instrumentasi)
2. Untuk Menjelaskan bimbingan teman sebaya
3. Untuk Menjelaskan konferensi kasus
4. Untuk Menjelaskan kunjungan rumah
5. Untuk Menjelaskan Akses informasi dan teknologi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Layanan pengumpulan data (aplikasi instrumentasi)


Proses pertama sebelum tahap penggunaan data adalah Pengumpulan data,
baik dalam arti pengumpulan data hasil instrumentasi Maupun data penunjang bagi
proses konseling. Tetapi yang akan disinggung Dalam bagian ini adalah proses
pengumpulan data pada konteks proses Instumentasi. Pengumpulan data (appraisal)
adalah semua komponen yang Mencakup semua usaha untuk memperoleh data
tentang peserta didik, Menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data
tersebut. Tujuan Dari pengumpulan data dalam layanan BK adalah untuk
mendapatkan Pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, serta lebih mendalam dari
Masing-masing peserta didik, dan membantu peserta didik mendapatkan Pemahaman
akan diri sendiri, karena itulah maka layanan BK menjadi Sebuah layanan yang
bersifat ilmiah bukan berdasarkan subyektifitas dari Tenaga konselor. Di dalam
pengumpulan data terdapat dua alat yang bisa digunakan, yaitu terdiri dari tes dan non
tes.
1. Aneka alat tes
a. Tes hasil belajar (achievement test), adalah pengumpulan data untuk
mengetahui dan mengukur Apa yang telah dipelajari oleh konseling dalam hal
ini peserta didik diberbagai bidang studi. Tipe tes hasil belajar ini seperti tes
kesiapan yang berupa; tes keterampilan membaca, menalar numerik menjelang
masuk sekolah dasar.
b. Tes kemampuan intelektual adalah untuk mengukur potensi kemampuan
berfikir peserta didik. Model tes ini meliputi; intelligence test dan academic
test.Model tes kemampuan ini dapat dilakukan secara individual dan
kelompok.
c. Tes kemampuan khusus atau tes bakat, yang mengukur taraf kemampuan
konseli untuk berhasil dalam bidang studi tertentu atau bidang vokasional
tertentu. Adapun lingkup dari tes bakat ini lebih terbatas yang mencakup unsur
intelegensi, hasil belajar, minat dan Kepribadian.

6
d. Tes minat, merupakan tes untuk melihat bidang yang paling disukai Oleh
konseli. Tes ini berfungsi untuk membantu mengantarakan peserta didik dalam
memilih pekerjaan yang sesuai dengan potensi Dirinya.
e. Tes kepribadian, model tes ini yaitu untuk mengukur ciri-ciri Kepribadian
seperti; sifat, karakter, gaya tempramen, corak Kehidupan emosional,
kesehatan mental, jaringan relasi sosial Dengan orang lain dan aneka bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.1
2. Alat non tes
a. Angket tertulis
Angket ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus Dijawab oleh
peserta didik secara tertulis Dengan mengisi angket Ini peserta didik diminta
keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan,
seperti keterangan tentang keluarga kesehatan jasmani, riwayat pendidikan,
pengalaman belajar di sekolah, hobi dan kesukaran yang mungkin dihadapi.
b. Wawancara informasi, adalah alat pengumpulan data untuk Memperoleh data
dan informasi dari peserta didik secara lisan Wawancara informasi di sini
berbeda tujuan dengan wawancara Konseling.
c. Otobiografi, adalah karangan yang ditulis oleh peserta didik sendiri Mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Manfaat Dari menulis suatu
otobiografi tergantung dari kerelaan peserta didik Untuk membuka diri.
d. Anekdota, merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang Peserta didik
dan memuat diskripsi objektif tentang tingkah laku Peserta didik pada saat-
saat tertentu.
e. Skala penilaian, (rating scale), adalah sebuah daftar yang Menyajikan
sejumlah sifat atau sikap sebagai item-item. Pengisian Skala penilaian ini
dapat dilakukan oleh beberapa orang, selain Daripada orang yang
dinilai,penilai tersebut bisa teman-teman Dekat, atau orang lain yang
mengenal orang yang dinilai tersebut.

B. Bimbingan Teman Sebaya

1
W.S. Winkel , Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan,(Yogakarta: media
abadi,2010),121.

7
Bimbingan teman sebaya ini dirasa perlu dilakukan karena pada masa itu
seorang individu memiliki konflik emosi yang kerap timbul pada diri mereka. Pada
masa remaja terutama mereka menunjukkan bahwa pada masa itu sangat rawat dan
merupakan masa dimana sangat ampuh dalam mengembangkan potensi yang ada pada
diri mereka. Hal ini tergantung sejauh mana lingkungan sosial, keluarga, sekolah dan
masyarakat memberi stimulus pada diri mereka. Disini lah alasan yang mendasari
perlu adanya konseling teman sebaya.
Carr memaparkan bahwa ada 9 hal yang melatarbelakangi perlunya bimbingan teman
sebaya, di antaranya :
1. Hanya sebagian kecil siswa siswi yang menggunakan dan bersedia berkonsultasi
langsung kepada konselor. Pada kenyataannya justru teman sebaya lah yang dapat
dijadikan sebagai teman bicara, bertukar cerita atau dimintai sebuah pendapat.
Mereka juga menjadikan teman sebagai salah satu sumber utama dalam
pengambilan keputusan.
2. Berbagai bentuk ketrampilan yang berhubungan dengan pemberian bantuan yang
efektif dapat dipelajari oleh orang awam sekalipun.
3. Selanjutnya adalah berbagai penelitian dilakukan dan membuktikan bahwa di usia
remaja. Kesepian menjadi hal yang utama pada setiap remaja oleh karena itu
pertemanan menjadi sumber utama dalam kehidupan seorang remaja karena
menjadikan remaja sibuk akan kesenangan, ketenangan dan kemungkinan-
kemungkinan lain untuk saling membantu sesama.2
4. Membantu siswa dalam penekanan pada usaha preventif pada sisi penguatan
dalam menghadapi pengaruh-pengaruh buruk juga mengurangi insiden-insiden
faktor destruktif secara psikologis yang terjadi pada lingkungan contohnya seperti
membatasi adaptasi dengan lingkungan yang kurang begitu baik.
5. Selain ke empat di atas siswa juga perlu memiliki kompetensi menjadi kuat.
Sehingga memerlukan kecerdasan bukan hanya akademik juga kecerdasan non
akademik. Yang lebih penting adalah mereka mampu memahami suasana yang
terjadi pada saat itu dapat mengambil dan mengemban amanah sebagai tanggung
jawab mereka. Mencari teman yang mau mendengarkan keluh kesah mereka dan
dapat di ajak bertukar pikiran sesama.

2
Busri Endang. Konseling teman sebaya pada remaja di era globalisasi. Jurnal Pendidikan. Vol.2 no.2
(Oktober,2022) FKIP, H.3
8
6. Pentingnya kita memahami diri sendiri sehingga menjadi remaja yang memiliki
kemandirian dengan cara melihat masalah yang teman sebaya alami dan
menjadikannya sebagai pembelajaran.
7. Bimbingan teman sebaya juga dapat menunjang prestasi siswa siswi serta harga
diri siswa itu sendiri karena beberapa siswa lebih senang belajar dengan
temannya.
8. Peningkatan kemampuan untuk saling membantu diri sendiri maupun kelompok
hal ini juga mendasari perlunya bimbingan teman sebaya.
9. Layanan-layanan profesional dari waktu ke waktu terus meningkat dengan biaya
yang tergolong cukup mahal oleh sebagian remaja. Sementara problem remaja
semakin meningkat.

C. Konferensi Kasus
Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan juga bersifat
kompleks atau rumit. Untuk membantu pemecahan masalah yang kompleks ini
dibutuhkan pemahaman yang mendalam. Konferensi kasus merupakan rapat atau
pertemuan yang mendatangkan beberapa orang yang dirasa dapat memecahkan
masalah konseli. Bantuan ini dilakukan dengan jalan penyampaian data tentang
konseli atau bisa bantuan yang berupa solusi pemecahan masalah dan kemungkinan
sampai pada tahap penanganannya sesuai dengan masalah yang dialaminya.
Konfersi kasus adalah pertemuan atau suatu kelompok orang untuk membantu
memecahkan masalah konseli. Hal ini bisa membantu seseorang konseli untuk cepat
memberikan solusi atau kontribusi pemecah masalah dan dimungkinkan pula sampai
tahap penanganannya sesuai dengan kemampuan dan kewenanganya masing-masing.
Kulikulum SMU (1994), Sukadi (2010) menyatakan bahwa dalam konfersi kasus
secara individu membahas permasalahan yang dialami oleh siswa (kasus) dalam suatu
kelompok diskusi yang melibatkan orwng-orang terkait untuk memberikan data dan
keterangan lebih lanjut serta dapat memudahkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Komfersi kasus dilaksanakam atau diselenggarakan dengan bersifat terbatas dan
tertutup.3
Kinerja konselor pada evaluasi valensi kasus yang baik adalah dengan evaluasi
kelengkapan data yang dibutuhkan dan manfaat hasil konferensi kasus dalam

3
Widada, Konferensi Kasus Sebagai Teknik Pemecahan Masalah Konseli, Jurnal Ilmiah Dalam
Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Komseling,4-6 Agustus 2017, h.292
9
mengatasi masalah siswa serta komitmen peserta dalam penanganan konferensi kasus
dan mengevaluasi proses pelaksanaan konferensi kasus. Tujuan dari konferensi kasus
secara umum adalah untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dan akurat.4

D. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah bertujuan untuk mengetahui informasi yang lebih tepat dan
akurat dengan suatu permasalahan siswa atau klien melihat hubungannya dengan
orang tua dan anggota keluarga. Dengan adanya kunjungan rumah itu difokuskan
untuk menangani kasus siswa atau klien yang bermasalah dengan faktor-faktor
keluarga. Dalam menerapkan materi kunjungan rumah, konselor harus
mempersiapkan berbagai informasi umum dan data tentang klien yang layak diketahui
oleh orang tua dan anggota keluarga dengan catatan tidak melanggar asas kerahasiaan
klien.
Dalam pelaksanaan kunjungan rumah terdapat dokumen berupa pedoman
wawancara kunjungan rumah, agar terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaannya
juga harus ada surat tugas dari kepala sekolah dan konselor membuat surat
pemberitahuan akan diadakan kunjungan rumah5

E. Akses Informasi dan Teknologi


Bahasa adalah teknologi yang paling awal dikenal oleh orang-orang.
Dikarenakan pada awal sejarah manusia akan bertukar pendapat lewat bahasa mereka.
Sehingga mau tidak mau mereka harus memahami bahasa satu dengan yang lainnya.
Namun bahasa yang disampaikan ke orang lain tentu tidak bertahan lama berada di
otak kita. Karena setelah ucapan itu selesai maka kata-kata yang kita serap tidak bisa
bertahan lama di otak kita atau dalam kata lain file-nya tidak bisa disimpan lama.
Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam semua aktivitas
manusia. Teknologi informasi merupakan seperangkat alat bantu untuk sebuah
pekerjaan dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan proses informasi
tersebut. Setelah bahasa selanjutnya teknologi informasi berkembang melalui
penyampaian melalui gambar. Dengan gambar cakupan informasi dapat menyebar
lebih jauh. Gambar juga bisa dibawa kemana-mana dan disampaikan kepada pihak

4
Prayitno. Konferensi Kasus (P4). Padang: UNP 2004
5
Putri Dkk. Analisis Kinerja Konselor dalam Melaksanakan Kegiatan Pendukung BK SMA Negeri
seKabupaten Banyumas. Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 3(4).
10
lain, selain itu juga dapat bertahan lama. Contoh perkembangan teknologi informasi,
adalah ditemukannya alfabet dan angka arabika untuk memudahkan jarak penyemaian
informasi yang lebih efektif dan efisien dari cara sebelumnya.
Teknologi perkembangan informasi yang berkembang saat ini yaitu komputer
sebagai sarana belajar yang sangat efektif untuk seluruh kalangan. Bahkan dalam
bimbingan dan konseling teknologi ini juga dapat mempermudah dalam pelaksanaan
tugas mereka. Karena komputer tidak hanya sebagai mesin penghitung namun juga
dapat mengolah data serta mampu mengerjakan berbagai proses data yang tersimpan
dalam memori dengan bantuan manusia yang minimum. Berikut adalah beberapa
potensi teknologi komputer berbasis non internet untuk bimbingan dan konseling :
1. Website/homepage/blog alat ini digunakan sebagai sarana iklan, pemasaran, dan
sebagai sumber informasi dalam penyampaian bantuan maupun langkah-langkah
bimbingan konseling.
2. Komputer konferensi video, merupakan alat yang digunakan oleh konselor yaitu
sebagai alat konsultasi, sumber daya informasi dan kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan proses informasi BK.
3. Pangkalan data FTP sites, digunakan konselor dalam penelitian, sumber informasi
bagi konselor, transfer rekaman konseli, dan penilaian serta analisis.
4. E-mail /surat elektronik, adalah sebuah alat yang digunakan antara konselor dan
konseli untuk mengirimkan informasi, data screening, surat menyurat,
penjadwalan janji dan masih banyak lagi.6

6
Amalia Rizki Pautina. KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN KONSELING. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 5 no. 2 (Agustus, 2017) h. 5
11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselor dengan
konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu
konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan
yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis,
objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

Proses pertama sebelum tahap penggunaan data adalah Pengumpulan data, baik dalam
arti pengumpulan data hasil instrumentasi Maupun data penunjang bagi proses konseling.
Tetapi yang akan disinggung Dalam bagian ini adalah proses pengumpulan data pada konteks
proses Instumentasi. Pengumpulan data (appraisal) adalah semua komponen yang Mencakup
semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, Menganalisis dan menafsirkan
data serta menyimpan data tersebut. Tujuan Dari pengumpulan data dalam layanan BK
adalah untuk mendapatkan Pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, serta lebih mendalam
dari Masing-masing peserta didik, dan membantu peserta didik mendapatkan Pemahaman
akan diri sendiri, karena itulah maka layanan BK menjadi Sebuah layanan yang bersifat
ilmiah bukan berdasarkan subyektifitas dari Tenaga konselor.

Bimbingan teman sebaya sangat perlu dilakukan karena pada masa itu seorang individu
memiliki konflik emosi yang kerap timbul pada diri mereka. Pada masa remaja terutama
mereka menunjukkan bahwa pada masa itu sangat rawat dan merupakan masa dimana sangat
ampuh dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Hal ini tergantung sejauh
mana lingkungan sosial, keluarga, sekolah dan masyarakat memberi stimulus pada diri
mereka. Disini lah alasan yang mendasari perlu adanya konseling teman sebaya.

12
Setiap siswa pasti memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan juga bersifat
kompleks atau rumit. Untuk membantu pemecahan masalah yang kompleks ini dibutuhkan
pemahaman yang mendalam. Konferensi kasus merupakan rapat atau pertemuan yang
mendatangkan beberapa orang yang dirasa dapat memecahkan masalah konseli. Bantuan ini
dilakukan dengan jalan penyampaian data tentang konseli atau bisa bantuan yang berupa
solusi pemecahan masalah dan kemungkinan sampai pada tahap penanganannya sesuai
dengan masalah yang dialaminya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pautina Amalia konsep teknologi informasi dalam bimbingan konseling. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam. Vol. 5 no. 2 (Agustus, 2017) . 5

Putri Dkk. Analisis Kinerja Konselor dalam Melaksanakan Kegiatan Pendukung BK SMA Negeri
seKabupaten Banyumas. Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application,
3(4).

Widada, Konferensi Kasus Sebagai Teknik Pemecahan Masalah Konseli, Jurnal Ilmiah
Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Komseling,4-6 Agustus 2017,.292
Prayitno. Konferensi Kasus (P4). Padang: UNP 2004

Endang Busri Konseling teman sebaya pada remaja di era globalisasi. Jurnal Pendidikan.
Vol.2 no.2 (Oktober,2022) FKIP, .3

W.S. Winkel , Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan,(Yogakarta: media


abadi,2010),121

14
15

Anda mungkin juga menyukai