Anda di halaman 1dari 12

BERFIKIR KRITIS SEBAGAI BENTUK PROFESIONALITAS

PERAWAT

Medistra Virginia Simanullang / 181101045


medistravirginia27@gmail.com

ABSTRAK
Berfikir kritis dalam keperawatan adalah salah satu karakteristik sebagai perawat yang professional
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk pasien. Berfikir kritis sangat diperlukan
olwh perawat penerapannya tidak hanya sebatas tindkan juga komunikasi dan pengembangan
intelektual perawat. Karakteristik berfikir ini harus melekat dalam diri seorang perawat yang
professional. Penerapan berfikir kritis sangat diperlukan dalam setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat. Perawat pastinya akan dihadapkan pada kondisi pasien yang berbeda dan
beragam. Penyelesaian masalah keperawatan menjadi salah satu manfaat dari penerapan berfikir
kritis. Oleh karena itu setiap perawat yang profesional tentu akan memiliki dan meningkatkan
kemampuan berfikir kritis mereka. Penerapan berfikir kritis akan sangat berguna tentunya, dan
menjadi karakteristik perawat yang professional.

Kata kunci : berfikir, kritis, perawat, professional

LATAR BELAKANG

Ada banyak dampak positif dari berfikir kritis dan penerapannya tidak hanya dalam
keperawatan melainkan dalam segala bidang untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam
keperawatan berfikir kritis ini sangat diperlukan. Berfikir kritis harus dibiasakan oleh
mahasiswa/i keperawatan.

Berfikir kritis adalah salah satu karakteristik perawat sebagai tenaga kesehatan yang
profesional. Sebagai seorang perawat tidak dihadapkan dengan masalah kecil dan sepele.
Sebagai perawat yang professional tentu akan menerapkan berfikir kritis dalam setiap
tindakan yang dilakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pengaplikasian
berfikir kritis ini sangat penting untuk tindakan asuhan keperawatan.

1
Mengingat pentingnya berfikir kritis ini juga salah satu kelemahan banyak orang termasuk
perawat. Oleh karena itu penerapan berfikir kritis perlu dimulai sejak dini dimulai dari hal
kecil. Ketika menerima suatu masalah ada baiknya kita menanggapi dengan kritis bukan
menjadi tidak peduli atau emosi yang tidak akan membuahkan hasil. Sehingga kita tidak
dapat menemukan jalan keluar dari masalah atau tantangan yang kita hadapi.

Dengan menerapkannya mulai dari hal kecil, dari kehidupan sehari – hari ini akan menjadi
suatu kebiasaan yang positif. Begitu juga ketika kita mengaplikasikannya dalam proses
keperawatan.

Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis menerapkan standar, mencari informasi menggunakan
alasan rasional,memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis
dalam keperawatan menghasilkan kebiasaaan – kebiasaan baikdalam berfikir, yaitu yakin,
konstektual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berfikir terbuka,
refleksi, inquisitiveness, dan preverence (Deswani,2009).

Berfikir kritis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari perawat. Sederhananya
dalam semua tindakan, proses maupun asuhan keperawatan sangat diperlukan. Ini
merupakan keterampilan berfikir perawat yang nantinya sebagai langkah awal seorang
perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan dalam berbagai bidang baik ketika
memberikan pendidikan kesehatan, mengkaji keluhan pasien dan lain sebagainya.

Sebagai perawat yang professional tentu akan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ilmu Keperawatan merupakan ilmu yang selalu berkembang tidak hanay itu
saja. Dalam menanggapi ini diperlukan juga berfikir kritis untuk menyikapi kemajuan yang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya menerima perubahan tetapi menyikapinya
dengan berfikir kritis untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik untuk pasien.

2
Pada kajian kali ini saya akan membahas mengenai berfikir kritis sebagi bentuk perawat
yang professional. Kajian ini akan meliputi karakteristik untuk dapat berfikir kritis, proses
berfiokir kritis, dan penerapan berfikir kritis dalam keperawatan. Berfikir kritis sebgai
bentuk profesionalitas perawat yang artinya, perawat professional tentu akan berfiokir kritis
dalam setiap tindakan yang dilakukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik
dan tepat.

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan kajian tersebut untuk mengetahui dan memahami pengertian dari
berfikir kritis. Ini adalah langkah awal untuk dpat mendaalmi apa itu berfikir kritis dan
pengaplikasiannya. Didalamnya juga terdapat karakteristik berfikir kritis yang harus
dimiliki oleh serorang perawat dalam setiap tindakan keperawatan. Kajian juga membahas
mengenai proses berfikir kritis untuk memahami pentingnya berfikir kritis dalam setiap
pelayanan keperawaran yang dilakukan. Dengan demikian perawat dalam setiap tindakan
keperawatan dan memberikan pelayanan akan menerapkan berfikir kritis dalam
keperawatan.

METODE

Metode dalam pembuatan kajian tersebut yaitu literasi. Saya membaca dari berbagai
referensi berupa buku dan jurnal. Melalui metode literature ini saya memahami dan
mengidentikasi penerapan karakteristik befikir kritis yang sangat penting dalam setiap
tindakan yang dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik.

HASIL

Berdasarakan referensi yang sudah saya baca dan pahami sebelumnya, mengenai berfikir
kritis ini memang sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam

3
keperawatan bahkan sejak sekolah sudah harus dibiasakan ketika kita mencoba
memecahahkan pertanyaan yang diberikan guru.

Terkait berfikir kritis dalam keperawatan menurut salah satu jurnal yang saya baca
kemampuan seorang perawat dalam menerapkan berfikir kritis dalam memberikan asuhan
keperawatan bergantung kepada lamanya perawat tersebut bekerja atau mengabdikan diri di
Rumah Sakit. Perawat dengan lama kerja yang lebih lama dari pada yang baru saja bekerja
di Rumah Sakit memiliki kemampuan yang baik dalam befikir kritis untuk memberikan
pelayang yang baik dan tepat.
Manfaat dari berfikir kritis nantinya akan dirasakan oleh pasien dan secara tidak lansgung
telah meningkatkan perilaku caring perawat terhadap pasien. Berfikir ktritis berpengaruh
besar terhdapa profesionalitas perawat dalam melakuka asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil literature juga saya menemukan, bahwa benar berfikir krtis ini akan
sangat diperlukan perawat dalam menjalankan tugasnya. Karena berpengaruh pada kualitas
seorang perawat. Mengingat perawat befikir krits memengaruhi asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.

Perawat selalu dihadapkan pada banyak situasi klinis, keluhan pasien, dan lainnya. Untuk
itu dengan selalu berfikir kritis maka asuhan keperawatan yang akan diberikan tepat
sasaran dan pasien akan merasa nyaman dan cocok dengan asuhan yang perawat berikan.

PEMBAHASAN

1. Defenisi Berfikir Kritis


Berfikir kritis merupakan seni berfikir tentang berfikirmu untuk membuat berfikirmu lebih
baik, jelas, tepat atau bertahan (Paul, 1992)

Berfikir kritis dalam keperawatan menilai kemampuan berfikir perawat dengan alasan –
alasan ilmiah untuk memperkuat keputusannya untuk memberi asuhan keperawatan.

4
Dengan berfikir kritis akan memberikan pelayanan yang aman dan terjamin. Berfikir kritis
menjadi sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari perawat (Taylor, 2006).

Perawat termasuk elemen penting dalam Rumah Sakit, perawat adalah tenaga kesehtan
yang selalu ada untuk pasien. Perawat memiliki waktu yang lebih lama dengan pasien.
Tugas perawat adalah memberikah asuhan keperawatan mulai dari mengkaji,
mendiagnosis, mengintervensi, implementasi, dan evaluasi (Potter & Perry, 2007). Tugan
utama perrawat ini yang mengharuskan perawat untuk bisa berfikir kritis dalam setiap
tindaknnya. Perawat juga selalu dohadapkan pada kondisi situasi klinis pasien yang
berbeda, keluhan keluhan beragam. Ini menjadikan perawat untuk selalu berfikir krtis dalm
menghadapi pasien dan memberikan asuhan yang tepat.

Mengingat baiknya kualitas asuhan keperawatan yang kita berikan akan memeberikan
dampak yang baik bagi pasien, dan memiliki kenangan yang baik terkait asuhan
keperwatan yang kita berikan. Dengan demikian sebagai perawat yang professional tentu
saja kita harus mengupayakan memberikan pelayanan kesehtan yang terbaikc dan tepat
bagi pasien. Oleh karena itu, pentingnya berfikir kritis dalam setiap tindakan keperawatan.

Dengan melihat dampak positif dari berfikir kritis ini dalam keperawatan, maka berfikir
kritis adalah salah satu bentuk profesionalitas perawat. Hal ini dikarenakan perawat yang
professional tentu akan selalu mengaplikasikan berfikir kritis dalm setiap tindaknnya.

2. Karakteristik berfikir kritis


Kakrakteristik berfikir kritis pada umumnya yaitu: memiliki sifat menyelidiki( rasa ingin
tahu yang tinggi sehingga ingin selalu mencari tahu), berfikir terbuka(berfikiran luas),
analisis, sistematis, percaya diri, berpegang pada kebenaran imiah, dewasa dalam berfikir
dan bertindak, mempunyai alasan yang rasional, berfikir kreatif dan inovatif, berfikir jujur,
focus memutuskan apa yang harus diyakin untyk dilakukan.

Karakteristik berfikir kritis dalam keperawatan:

5
a. Rasional dan beralasan
Dalam setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan didasarkan pada alasan yang
rasional dan fakta ilmiah yang ada.
b. Reflektif
Dalam melakukan tindakan keperawatan termasuk memberikan asuhan keperawatan tidak
menggunakan berdasarkan suatu pendapat yang belum diselidiki terlebih dahulu.
Melainkan, mencari dan mengumpulkan data yang terkait terlebih dahulu dan
menganalisisnya.
c. Bagian dari suatu sikap
Sebelum melakukan tindakan keperawatan, perawat yang berfikir kritis akan mencari tahu
dulu apakah pelayanan yang diberikan memberikan dampak yang baik atau buruk terhadap
pasien. Jika menyadari bahwa tindakan terseburt salah, maka perawat mengubah
tindkanmenjadai lebih baik untuk keyamanan pasien.
d. Kemandirian berfikir
Sebelum memberikan asuhan keperawatan, perawat yang profesional akan berfikir kritis
dengan menganalisis semua isu, keluhan pasien, memilih keputusan terbaik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Berfikir kreatif
Anggapan orang orang perawat memberikan pelayan yang seperti itu itu saja atau terkesan
monoton. Tetapi sebagai perawat professional yang berfikir krits tentu akan mencoba
melakukan pelayanan yang lebih kreatif untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan dengan tetap memperhatikan aspek yang ada.
f. Berfikir adil dan terbuka
Perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan yaitu pengambilan keputusan tentu
dengan berfikir terbuka penuh kesadaran. Jika ada suatu pendapat yang kurang tepat akan
mencoba meluruskanmya dengan didiskusikan dengan baik dan memberikan alasan yang
rasional terkait keputusan yang diambil.
g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan

6
Sebagai seorang perawat professional yang berfikir kritis, akan mengevaluasi terlebih
dahulu suatu pendapat, untuk menciptakan ide baru, solusi tindakan yang akan diambil dan
dilakukan.

3. Proses berfikir kritis


Proses berfikir kritis merupakan bagaimana cara kita memecahkan suatu masalah melalui
berfikir kritis dengan karakteristik berfikir kritis.

Proses berfikir kritis akan meningkatkan kemampuan perawat mengidentifikasi indicator-


indicator klinis, mengkaji signifikansinya dan mendisukusikan area-area yang harus
dikembangkan. Berfikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen yang sangat
penting dari akuntabilitas professional dan salah satu penentu kualitas asuhan keperawatan.
Perawat yang memiliki kemampuan berfkiri kritis akan menunjukkan sikap percaya diri,
berpandangan konseptual, kreatif, fleksibel, rasa ingin tahu, berfikiran terbuka, tekun dan
reflektif seperti karakteristik berfikir kritis.

Penyelesaian masalah keperawatan menjadi tujuan penggunaan berfikir kritis. Akan ada
banyak tantangan yang dihadapi oleh perawat. Dengan banyaknya masalah keperawatan
yang diterima perawat baik berupa keluhan, kondisi klinis pasien dan lainnya akan terlihat
bagaiaman proses berfikir kritis seorang perawat, juga melihat profesionalitas perawat.

Dalam proses berfikir kritis terdapat faktor faktor yang memengaruhi berfikir kritis yang
kita lakukan yaitu ;
a. Status fisik
Status fisik meliputi pemenuhan kebutuhan dasar seperti jumlah istirahat dan tidur,
kecukupan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektorlit, umur. Kondisi ini akan
memengaruhi proses berfikir kritis kita.

7
b. Keyakinan
Kemampuan untuk melakukan sesuatu karena sudah yakin mempunyai keyakinan berfikir
kritis dengan baik. Dilakukan dengan alasan yang kuat. Perawat perlu memiliki keyakinan
yang tinggi agar tindakan dilakukan dengan baik.
c. Kecemasan
Kecemasan akan memengaruhi proses berfikir kritis yang sedang dilakukan. Dikarenakan
membatasi berfikir kritis seseorang.
d. Perkembangan intelektual
Semakin kita sering menambah ilmu pengetahuan , perawat tentu akan semakin cepat
tanggap terhadap suatu masalah dan cara menanggapinya (Azis, 2001).

4. Aplikasi berfikir kritis dalam keperawatan


Dalam penerapan berikir kritis tentu tidak lepas dari asuhan keperawatan. Karen adalam
menjalankan tugasnya perawat didasari pada asuhan keperawatan. Di awal sudah dijelaskan
terlebih dahulu, bahwa berfikir krtis dalam setiap tindakan keperawatan yaitu asuhan
keperawatan. Disinilah berfikir krtis itu berperan dimana dalan setiap tahap asuhan
keperawtan diperlukan kemampuan berfikir kritis perawat.

Adapun asuhan keperawatan yang terdiri atas beberapa tahap yaitu : pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan,implementasi, dan evaluasi.

Penerapan berfikir kritis dalam asuhan keperawatan yaitu :


a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari asuhan keperawatan. Perawat mengkaji semua data
pasien yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pengkajian dimulai dari pengumpulan data
pasien data pasien berupa identitas pasien, pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilalui
pasien semua dikumpulkan.perlu berfikir kritis agar dapat mengumpul semua dat-data
pasien . ada begitu banyak yang akan diterima oleh perawat dengan karateristik berfikir
kritis untuk memperoleh status pasinen, data data yang dikumpulkan tersebut terdapat dari
berbagai sumber seperti pasien sendiri, keluarga.

8
Lalu data-data tersebut dikelompokkan perawat memerlukan kememapuan berfikir kritis
untuk dapat mengelompokkan data dengan benar. Disini perawat akan berfikir sistematis
agardata yang dikelompokkan sistematis. Kmeampuan berfikir kritis sudah dimulai dari
pengkajian. Karena jika pengkajian kita lakukan dengan tepat maka tahap selanjutnya tidak
terganggu. Begitu juga sebaliknya kjika pengkajian yang kita lakukan keliru maka tahap
selanjutnya juga akan terpengaruh. Pengkajian adalah dasar perawa untuk melakukan
tahapan asuhan keperawatan selanjutnya.

b. Diagnosis keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan perawat terlebih dahulu menjadi bahan untuk
menentukan diagnose keperawatan. Diagnose keperawatan perlu didasari juga oleh
penegetahuan intelektual perawat. Disini kemempuan berfikir kritis kembali diperlukan
seperti berfikir terbuka, mendasari diagnose nya dengan alasan yang rasional dan fakta
ilmiah agar asuhan keperawatan yang diberikan tepat. Kemampuan berfikir kriiti sangan
diperlukan oleh perawat dlan diagnose keperawatan. Keluhan – keluhan , kondsi klinis
yang telah kita kaji dan kelompok terlebih dahulu sebagai perawat yang berfikir kritis tentu
akan membuat diagnose keperawatan yang benar utnuk mengurangi keluhan-keluhan
ataupun ketidaknyamanan yang dialami oleh pasien.

c. Perencanaan
Setelah menetapkan diagnosis keperawatan, selanjutnya perencanaan keperawatan. Tahapa
perancenaan dapat idsebut bagain inti dari asuhan keperawatan dikarenakan perencanaan
keperawatan menunjukkan jalan awal untuk tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Untuk memastikan perencanaan keperawatan yang dilakukan tepat tentu kemampuan
berfkir kritis perawat dibutuhkan.

Perencanaan keperawatan akan tepat jika pengkajian dan diagnosis yang dilakukan terlebih
dahulu juga tepat. Diperlukan berfikir kritis dalam perencanaan ini, mengingat dalam
perencanaan ini perawat akan menentukan cara yang tepat untuk melayani pasien untuk

9
memulihkan pasien, mengurangi rasa ketidaknymanan yang dialaminya dan banyak
keluhan yang dialaminya.

Semua perencanaan yang dilakukan perawat harus didasari pada fakta ilmiah dan perawat
harus bisa menegmbangkan intelektual, berfikir kreatif untuk memberikan yang terbaik
untuk pasien.

d. Implementasi keperawatan
Pada tahap implementasi ini, perawat akan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya dengan kemampuan karakteristik berfikir kritis. Pelaksanaaa keperawatan tentu
dilakukan dengan sistematis dan didasari pada perencanaan yang didasari oleh alasan yang
rasional, fakta ilmiah.

Perawat professional akan menggunakan kemampuan berfikir kritis mereka untuk


memberikan pelayan terbaik pada pasien. Jika ada ketidaknyamanan yang alami pasien
sebagai perawat professional yang memiliki karateristik berfikir kritis sudah
mempersiapkan terlebiah dahulu kemungkinan-kemungkinan respon dari pasien. Oleh
karna itu perawat perlu memningkatkan kemampuan intelektualnya.

e. Evaluasi
Pada tahap evaluasi perawat akan melihat dan mengumpulkan respon, reaksi, apa saja yang
dialamipasien setelah kita berikan asuhan keperawatan. Sebagai perawat yang professional
yang memiliki karakteristik berfikir krits tentu akan mengumpulkan semua data hasil dari
reaksi paisen berupa rasa nyaman, keluhan dan lainnya untuk dibahasa, di kembangkan jiak
pasien meraa nyaman atau bisa juga di berhentikan apabila pasien mmeberikan respon
yang negatif sperti keluhan yang dirasakan.

10
Hasil dari tahap evaluasi akan menjadi pedoman untuk menetukan perawatn selanjutnya
yang akan diterima pasien dan data tersebut akan didiskusikan dengan tenaga kesehtan
lainnya apakah dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

Penerapan berfikir kritis tidak hnaya dalam pemberian asuhan keperawatn juga dalam
penggunaan bahasa dalam komunikasi dengan pasien sebagai perawat yang berfikir kritis
tentu sudah menyelidiki dan memahami kondisi pasien terlebih dahulu dan memilioh
komunikasi yang tepat untuk dilakukan.

Penerapan berfikir kritis juga akan tampak ketika kita berargumentasi, ketika mengeluarkan
suatu pendapat dan tentunya argumentasi ketika harus didasari pada alasan yang rasional
dan fakta ilmiah. Perawat profesioanl akan menerapkan karakteristik berfikir kritis ketika k
beragumentasi ketika berdiskusi dengan tgenaga kesehatan lainnya.

PENUTUP

Berfikir kritis sangat penting dalam kehidupan di berbagai bidang termasuk keperawatan.
Dlam setiap tindakan keperawatan tentunya perawat harus memiliki karakteristik berfikir
kritis. Juga dalam pemeberian asuhan keperawatan agar asuhan yang diberikan tepat.
Karakteristik berfikir kritis yang perlu dimiki oleh seorang perawat akan menjadikan
perawat yang perawat yang professional.

DAFTAR PUSTAKA
Agnes, M., & dkk. (2019). Persepsi Pasien terhadap Kompetensi Profesional Perawat.
Jurnal Skolastik Keperawatan, 1.
Alimul, A. (2002). Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: CV.Agung Seto.
Deniati, K. (2018). Pengaruh Berfikir Kritis Terhadap Kemampuan Pelaksana dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Hermina. Holistik JUrnal
Kesehatan, 12, 21-25.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

11
Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Investigating nurses's coping strategies in
their workplace as an indicator of quality of nureses's life in Indonesia: a
premilinary study. In IOP Conference Series: Earth Environmental Science,
(Vol.248, No. 1, p. 102031). IOP Publishing.
Fisher. (2008). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Maizar, A. (2017). Gambaran Berfikir kritis dalam Problem Based Learning (PBL)
Mahasiswa Keperawatan FKIK IUN Syarif HIdaytullah Jakarta. Jurnal Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah .
Mambang Sari, C. W., & dkk. (2017). Citical Thinking and Decision Making Skills Based
Learning Methodsnat The Faculty of Nursing Universitas Padjajaran. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3, 126-130.
Mulyaningsih. (2013, November). Peningkatan Caring Melalui Kemampuan Berfikir Kritis
Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan, 1, 100-106.
Noorkasiani. (2015). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Dokumentasi
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18, 1-8.
Nurcahyani, E., & dkk. (2017). Hubungan tingkat stres kerja dengan kinerja perawat.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 4, 42-50.
Oyoh, O., & dkk. (2017). Pengalaman Perawat dalam Pelaksanaan Keperawatan
Profesional di RSUD Cibabat : Studi Fenomenologi. Jurnal Keperawatan
Padjajaran, 5.
Purwaningsih, D. F. (2015). Startegi Meningkatkan Perilaku Caring Perawat dalam Mutu
Pelayanan Keperawatan. Jurnal Manjemen Keperawatan, 3, 1-6.
Ramadhiani, O. R. (2019). Hubungan Berfikir Kritis dengan Kepudulian (Caring) Perawat
dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di RSUD Kota Depok. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 15, 148-160.
Rideout, E. (2005). Pendidikan Keperawatan berdasarkan problem based learning. (E.
Noviestari, & dkk, Trans.) Jakarta: EGC.
Sudono, B., & dkk. (2017, April). Gambaran Kemampuan Berfikir Kritis Perawat Primer
dalam Pelaksanaan di rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia, 10, 79-106.

12

Anda mungkin juga menyukai