Disusun Oleh:
Kelompok 6
Nadira Putri Wanda 2102080012
Fatria Lubis 2102080020
Risty Dwi Apriananda 2102080025
Okia Sari Sembiring 2102080026
Rafida Annisa 2102080037
Maudi Alwani Akmal Lubis 2102080041
Makalah ini susun sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat diterima oleh
semua pihak yang terkait. Tersusunnya makalah ini berdasarkan usaha
penulisserta bantuan berbagai pihak yang telah membantu baik berupa dorongan
semangat maupun material. Oleh karena itu dengan segala hotmat dan kerendahan
hati saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhardi Kahar S.Psi.,M.Pd.
Selaku dosen mata kuliah “Layanan BK Disekolah”.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Kegiatan Pendukung BK......................................................................2
B. Jenis- Jenis Kegiatan Pendukung BK.....................................................................2
C. Manfaat Kegiatan Pendukung Untuk Layanan Bimbingan Konseling...................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegiatan pendukung pada umumnya ditujukan secara langsung untuk
memecahkan masalah klien melainkan diperolehnya dan keterangan lain serta
kemudahan atau komitmen yang membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan
layanan terhadap klien. Dimana kegiatan ini diselenggarakan secara teratur,
sistematik, dan terarah atau berancana agar benar-benar berhasil guna bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan pendukung bk?
2. Apa saja yang jenis-jenis-kegiatan pendukung bk?
3. Bagaimana peranan kegiatan pendukung dalam layanan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kegiatan pendukung bk.
2. Mengetahui apa yang saja jenis-jenis pendukung bk.
3. Mengetahui peranan yang diberikan kegiatan pendukung dalam layanan
bimbingan konseling.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung, dilaksanakan untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa keterangan tentang lingkungan
siswa serta lingkungan yang lebih luas. Fungsi utama dari aplikasi instrumentasi
2
adalah membantu mengumpulkan data, namun aplikasi insrumentasi juga dapat
membantu guru BK memahami klien baik secara pribadi, balajar, karir, kehidupan
berkeluarga, dan kehidupan beragama. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai instrumen, baik bentuk tes maupun non tes.
1) Tes: menurut cronbach dalam prayitno, tes merupakan prosedur untuk
mengungkapkan tingkah laku individu dan menggambarkan berbentuk skla
angka atau klasifikasi tertentu. Tes bertujuan untuk mengukur suatu aspek
perilaku testi. Terdapat beberapa maca tes yaitu: tes hasil belajar, tes
intelegensi, tes minat, tes bakat, tes kepribadian, dantes diagnostic.
2) Non Tes: selain tes aplikasi instrument dapat juga berbentuk non tes, yang
membedakannya jawaban hasil tes lebih kuantitatif, sedangkan non tes
lebih kualitatif, dan pelaksanaan yang dilakukan tes oleh orang yang
professional. Contoh dari non tes adalah: angket, daftar, daftar pilihan
3
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Terdapat 3 jenis himpunan data yaitu:
1) Data pribadi, adalah menyangkut diri masing-masing siswa secara
perorangan. Himpunan data pribadi dilakukan terpisah untuk setiap siswa,
karena himpunan data pribadi bersifat berkelanjutan, maka harus ada kerja
sama antar guru kelas.himpunan data pribadi siswa memang perlu lengkap
dan menyeluruh, tetapi harus tetap sederhana, ringkas, dan bersifat
sepenuhnya. Himpunan data pribadi sering juga disebut cumulative record.
2) Data kelompok, adalah menyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa,
seperti gambaran menyeluruh hasil belajar siswa satu kelas. Hasil
sosiometri, laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi atau belajar
kelompok, penyelenggaraan dan isi bimbingan, dan konseling kelompok.
3) Data umum, adalah tidak secara langsung menyangkut diri siswa baik
secara pribadi (perorangan) ataupun kelompok. Data ini berasal dari luar
diri siswa, seperti informasi pendidikan dan jabatan serta informasi
Ada beberapa jenis data yang perlu dikumpulkan oleh guru pembimbing, dari
siswa seperti yang dikemukakan prayitno (2004: 320) sebagai berikut:
1) Identitas pribadi.
2) Latar belakang keluarga.
3) Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian.
4) Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai mata pelajaran.
5) Hasil tes diagnostic.
6) Data kesehatan.
7) Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah.
8) Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan
9) Prestasi khusus yang pernah diperoleh selain data siswa diperlukan juga
data tentang lingkungan.
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung bk untuk memperoleh data
keterangan serta kemudahan bagi terentaskan masalah siswa melalui kunjungan ke
rumah siswa. Kunjungan rumah tidak dilakukan pada seluruh siswa tetapi hanya
untuk siswa yang permasalahannya menyangkut dengan rumah atau orang tua.
Kunjungan rumah perlu dilakukan dalam rangka membantu menangani
4
permasalahan yang dialami siswa walaupun tidak berlaku untuk semua peserta
didik.
Alasan perlunya dilakukan kunjungan rumah (1) keluarga menjadi salah satu
sumber yang dapat dipercaya mengenai kondisi keadaan siswa (2) diperlukannya
kerjasama yang baik antara guru bk dengan orangtua dalam kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah (3) keluarga yang menjadi faktor dalam pemegangan
peran penting terhadap perkembangan dan kesejahteraan peserta didik kegiatan
kunjungan rumah dalam layanan bk bertujuan khusus ditinjau dari fungsi-fungsi
pelayanan konseling, kegiatan ini terfokus pada lebih dipahaminya kondisi
konseli, khususnya yang terkait dengan kondisi rumah dan keluarganya (fungsi
pemahaman)kegiatan kunjungan rumah menurut prayitno (2004 : 424) memiliki
tiga tujuan utama yaitu:
1) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang
bersangkut paut dengan keadaan rumah/orang tua.
2) Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3) Membangun komitmen orang tua terhadap permasalahan anaknya.
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung bk untuk membahas
permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri
oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan
kemudahan bagi terentaskannya permasalahan siswa. Sukardi (2010) menyatakan
bahwa dalam konferensi kasus dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa
tertentu (kasus) dalam suatu forum diskusi yang melibatkan pihak-pihak terkait
yangdiharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta
kemudahan bagi terpecahkannya permasalahan tersebut.
Konferensi kasus diselenggarakan dengan bersifat terbatas dan tertutup. Jadi,
rapat ini diselenggarakan untuk menjaring data serta alternatif pemecahan dalam
menangani suatu permasalahan yang pada akhirnya terwujud konsep pemecahan
5
yang bersifat konstruktif terhadap permasalahan pertemuan dalam konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup. Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi
kasus menurut prayitno (2004: 322) sebagai berikut:
1) Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan siswa.
2) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu
menjadi lebih mudah dan tuntas.
3) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.
Sedangkan langkah-langkah dalam konferensi kasus melalui:
1) Pembukaan.
2) Pemaparan data siswa dan penanganan yang telah dilakukan oleh konselor.
3) Pemberian kesempatan kepada peserta konferensi untuk menyampaikan
data baik bersifat melengkapai maupun pemberian koreksi,
4) Merumuskan masalah konseli.
5) Diskusi tentang jalan keluar atas permasalahan siswa,
6) Merumuskan bimbingan apa yang akan diberikan serta siapa yang harus
melakukan tindakan bimbingan dimaksud, dan terakhir.
7) Penutupan konferensi.
5. Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan. Kegiatan pendukung tampilan
kepustakaan membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan
dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor pada
khususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan
kepustakaan diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan
atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan
memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di perpustakaan sesuai dengan
keperluan.
Tampilan kepustakaan merupakan kondisi sangat memungkinkan klien
memperkuat dan memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor, Adapun
tujuan umum tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling ialah:
6
1) Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis
dan/atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
2) Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan
kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan.
6. Alih Tangan Kasus
Alih tangan merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan
yang lebih cepat, tepat dan tuntas masalah yang dihadapi siswa dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Dalam
permendikbud nomor 81 a menyebutkan bahwa alih tangan kasus yaitu kegiatan
untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai
keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.
Dalam penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya diperlukan kerja
sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan
atas penanganan masalah tersebut Lembaga lembaga alih tangan: (1) rumah sakit,
puskesmas, atau dokter praktek umum, (2) lembaga pelayanan psikologis, (3)
lembaga kepolisian. (4) lembaga-lembaga penyelenggara tes. (6) lembaga
penempatan tenaga.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik,
tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan
penanganan kaasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Alih tangan
kasus juga bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi
masalah tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan.
Terdapat Langkah langkah alih tangan kasus:
1) Alih tangan kasus dapat dimulai dengan inisiatif pihak tertentu yang
menemukan peserta didik yang memiliki kesulitan dan tidak dapat
dipecahkan oleh petugas itu sendiri.
2) Wali kelas memperkirakan kesulitan apa yang dihadapi siswa.
3) Wali kelas mengajukan alih tangan atau rujukan kepada kepala sekolah
sebagai penanggungjawab puncak dalam program bimbingan dan
konseling.
4) Kepala sekolah merunjuk terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kesehatan
fisik.
5) Peserta didik beserta hasil pemeriksaan ditujukan kepada konselor.
Apabila konselor tidak dapat menangani sendiri peserta didik dirujuk
7
kepada ahli psikologi/psikolog untuk diperiksa, apakah peserta didik
tersebut memerlukan penanganan dalam suatu pembahasan kasus atau
pelayanan testing.
6) Apabila hasil pemeriksaan psikolog menunjukkan bahwa sebenarnya
peserta didik tersebut tidak memerlukan pembahasan kasus dan tidak
memerlukan layanan testing, maka psikolog tersebut memberikan
rekomendasi tentang status siswa tersebut sebagai balikan kepada sekolah.
7) Apabila hasil pemeriksaan itu ternyata peserta didik tersebut tidak
memerlukan pembahasan kasus, tetapi membutuhkan pelayanan testing,
maka siswa tersebut dialih tangankan kepada lembaga penyelenggara tes
untuk dilengkapi dengan data dari wawancara dengan orang tua dan pihak
lain yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil testing dan hasil wawancara itu
disusunlah rekomendasi untuk dikembalikan kepada sekolah.
8) Apabila hasil pemeriksaan psikolog ternyata bahwa peserta didik itu
memerlukan pembahasan yang lebih luas dengan berbagai pihak, maka
diselenggarakan pembahasan kasus yang melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan. Dari hasil pembahasan kasus diberikan rekomendasi
sesuai dengan status peserta didik tersebut.
8
3. Penilaian dan Pengukuran: Dengan menggunakan instrumen dan alat
penilaian, konselor dapat mengukur tingkat kemajuan dan perkembangan
siswa atau klien. Penilaian ini membantu dalam mengevaluasi efektivitas
intervensi dan memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan
tujuan BK.
4. Pengembangan Program: Kegiatan pendukung seperti konferensi kasus
dan analisis data membantu dalam merencanakan dan mengembangkan
program BK yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan siswa atau
klien. Program-program ini dapat mencakup strategi dan kegiatan yang
efektif untuk membantu siswa mencapai tujuan pribadi, akademik, dan
karier mereka.
5. Pendekatan Kolaboratif: Konferensi kasus dan alih tangan kasus
melibatkan kolaborasi antara berbagai pihak, seperti konselor, guru, orang
tua, dan profesional lainnya. Pendekatan kolaboratif ini memungkinkan
pemahaman yang lebih luas tentang situasi siswa atau klien, serta
menyediakan dukungan yang lebih komprehensif dan terkoordinasi.
6. Pemberdayaan Individu: Kegiatan pelatihan keterampilan dan layanan
kelompok membantu siswa atau klien untuk mengembangkan
keterampilan dan sumber daya diri yang diperlukan untuk mengatasi
masalah dan tantangan. Dengan memperkuat individu, layanan BK
membantu mereka menjadi lebih mandiri dalam menghadapi kehidupan.
7. Pendekatan Berbasis Bukti: Kegiatan pendukung seperti tampilan
kepustakaan memastikan bahwa konselor menggunakan pendekatan
berbasis bukti dalam menyusun intervensi dan layanan BK. Hal ini
meningkatkan kredibilitas dan keefektifan layanan.
8. Dukungan Profesional: Kegiatan pendukung membantu konselor dalam
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan profesional mereka.
Dengan terus belajar dan meningkatkan kompetensi, konselor dapat
memberikan layanan BK yang lebih baik dan lebih responsif terhadap
kebutuhan siswa atau klien.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada enam, yaitu aplikasi
instrumentasi gunanya untuk pengumpulan data dan keterangan peserta didik,
keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas baik tes
maupun non tes. Himpunan data yang gunanya untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai
aspek. Kunjungan rumah yang gunanya untuk memperoleh pemahaman dan
pengentasan dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan
yang berhubungan dengan siswa. Konferensi kasus, gunanya mencari interprestasi
yang tepat dan tindakan-tindakan konkret yang dapat di ambil. Tampilan kepustakaan,
yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta
didik. Maka Kegiatan pendukung dalam layanan BK memberikan berbagai manfaat
yang menyeluruh untuk membantu siswa atau klien dalam mencapai potensi diri,
mengatasi masalah, dan meraih keberhasilan dalam kehidupan pribadi, akademik, dan
karier
10
DAFTAR PUSTAKA
Ria Hayati, Rahma Fadli. Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Kegiatan
Kunjungan Rumah Pada Pembelajaran Daringjurnal Pendidikan dan
Keislaman Vol14.2. IAIN Ternate, Ternate, Indonesia
11