Anda di halaman 1dari 21

KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pembimbing :
Dr. Alizamar, M.Pd, Kons.
Team Asisten

Oleh

Kelompok 9 :

PUTRI DIANA 18002101

CITRA PERMATA SUHEL 18004118

MELIA WULANDARI 18075019

DILA RAHMITA 18065002

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah dengan
judul “Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling” dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Konseling. Shalawat dan
salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada arwah junjungan kita yakni
Nabi besar Muhammad SAW yang membawa kita dari alam yang penuh
kebodohan kepada alam yang terang benderang sebagaimana yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kepada teman-teman yang terkait
dalam pembuatan makalah ini dan atas bantuan yang diberikan baik itu moril
maupun saran-saran yang membangun.

Padang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling............................3
B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling....................4
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak


terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program
bimbingan menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan
individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan
konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara
teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya
dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Dalam pemberian kegiatan pendukung bimbingan konseling bahwa
kegiatan pendukung bimbingan konseling meliputi aplikasi instrumen
bimbingan konseling, penyelenggaraan himpunan data, dan kegiatan
khusus. Dalam ketiga kegiatan pendukung bimbingan konseling tersebut
dilakukan agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat
diselesaikan sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup
berarti. Berdasar latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas
tentang kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi kegiatan
aplikasi instrumen bimbingan konseling, himpunan data, kunjungan
rumah, konferensi kasus, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan secara langsung, dikaitkan
pada keempat bidang bimbingan, serta disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan klien. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat
satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kegiatan pendukung layanan bimbingan konseling?


2. Apa saja kegiatan pendukung layanan bimbingn konseling?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kegiatan pendukung layanan bimbingan


konseling.
2. Untuk mengetahui macam kegiatan pendukung layanan bimbingan
konseling.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling

Menurut Prayitno dan Amti dalam (Dasar-Dasar Bimbingan dan


Konseling 2009:315) Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan
konseling memerlukan sejumlah kegiatan pendukung. Agaknya Memang
benar bahwa alat dan kelengkapan yang paling handal dimiliki konselor
untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan ialah mulut dan berbagai
keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga,
sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar
para pembimbing dan guru lebih mudah memahami potensi dan kekuatan,
serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini
diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh
seorang klien.
Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara
langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien melainkan
untuk memungkinkan di perolehnya data dan keterangan lain serta
kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran
dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap klien. Kegiatan pendukung ini
umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan
( Hallen, 2000:89 )

3
B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling

1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling


Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan
pendukung bimbingan dan koseling untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang
lingkunan peserta didik (konseli) dan lingkungan yang lebih
luas.Pengumplan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument,
baik tes maupun non tes. Aplikasi Instrumentasi adalah  upaya
pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau
instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan
untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam  bentuk layanan
konseling.
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bertujuan untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik/konseli
( baik individual maupun kelompok ), keterangan tentang lingkungan
peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dan
keterangan ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes
maupun non tes. Hasil pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan
layanan bimbing dan konseling sebagaimana yang telah disebutkan
dalam pembahasan sebelumnya. Fungsi utama bimbingan dan
konseling yang di embankan oleh kegiatan penunjang aplikasi
instrumentasi ialah fungsi pemahaman.
Materi umum aplikasi instrumentasi yaitu berupa data dan
keterangan yang dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi pada
umumnya, meliputi:
a) Kebisaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b) Kemmpuan dan kondisi mental dan fisik klien.
c) Kemampuan dan pengenalan lingkungan dan hubungan
social.

4
d) Sikap, kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar.
e) Informasi karir dan pendidikan.
f) Kondisi keluarga dan lingkungan ( prayitno, 1997:95 )
Materi Aplikasi intrumentasi dalam bidang-bidang bimbingan:
a. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan pribadi meliput
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenaan dengan karakteristik dan kondisi pribadi siswa.
 Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Pengenalan dan penerimaan perubahan,
pertumbuhandan pengembanga fisik dan psikis jiwa.
 Pengenalan tentang kekuatan diri seperti tingkat
kecerdasan, bakat dan minat serta penyaluran dan
pengembangannya.
 Pengenalan tentang kelemahan diri dan upaya
penanggulangannya.
 Kemampuan menganbil keputusan dan pengarahan diri.
 Perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan sosial meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan dat dan keterangan
berkenan dengan karakteristik dan kondisi hubungan sosial
siswa.
 Kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan
menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan
produktif.
 Kemampuan bertingkah laku hubungan sosial dengan
menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai
agama, adat-istiadat, dan kebiasaan yang berlaku.
 Hubungan dengan teman sebaya di rumah, di sekolah
dan masyarakat.

5
 Pemahaman peaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
 Pengenalan dan pengalaman pola hidup yang
sederhana.
c. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan belajar meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenan dengan kemampuan dan kegiatan belajar siswa.
 Tujuan belajar dan latihan
 Sikap dan kebiasaan belajar
 Kemampuan ketrampilan teknis belajar
 Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara
efektif, efisien dan produktif.
 Penguasaan materi pelajaran dan latihan atau
ketrampilan.
 Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di sekolah dan lingkungan sekitar.
 Orientasi belajar di sekolah.
d. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan karier meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenaan dengan pilihan karier siswa.
 Pilihan dan latihan ketrampilan.
 Orientasi dan informasi pekerjaan, dunia kerja dan
upaya emperoleh penghasilan.
 Orientasi dan informasi lembaga-lembaga ketrampilan
sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah
pengembangan karir.
 Pilihan orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai
dengan arah pengembangan karir.

2. Himpunan Data

6
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik (klien/konseli). Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun
merupakan hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang
menjadi hasil himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam
kegiatan layanan bimbingan. Materi umum himpunan data melipuiti
pokok-pokok data keterangan tentang berbagai hal sebagai mana
menjadi isi dari aplikasi intrumentasi tersebut juga memuat berbagai
karya tulis atau rekaman kemmpuan siswa, catatan anekdot, laporan
khusus dan informasi pendidikan dan jabatan.

Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:


a. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
b. Hasil aplikasi instrumentasi.
c. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
d. Catatan anekdot.
e. Informasi pendidikan dan jabatan.
f. Laporan dan catatan khusus.
Materi himpunan data dalam bidang-bidang bimbingan :

a) Himpunan data dalam bimbingan pribadi meliputi data atau


keterangan yang perlu dihimpun ialah berbagai hal yang
menyangkut karakteristik dan kondisi pribadi siswa dan
perkembangan pribadi siswa.
b) Himpunan data dalam bimbingan sosial meliputi data atau
keterangan yang perlu dihimpun ialah tentang berbagai hal yang

7
menyangkut karakteristik, kondisi dan perkembangan sosial siswa
serta berbagai aspek penunjangnya.
c) Himpunan data dalam bimbingan belajar meliputi data atau
keterangan tentang berbagai hal yang mencakup karakteristik,
kondisi dan perkembangan belajar siswa.
d) Himpunan data dalam bimbingan karir meliputi data atau
keterangan yang perlu dihimpun ialah menyangkut karakteristik,
kondisi dan perkembangan pilihan jabatan dan karir siswa serta
bahan-bahan yang menunjang.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka


penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara optimal:
 Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat
berguna untuk memberikan gambaran yang tepat untuk individu.
 Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang,
dan dinamis. Oleh karea itu data tentang siswa perlu di perbarui.
 Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur
rapi menurut system tertentu.
 Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
 Mengingat bahwa data yang di kumpulkan cukup banyak, harus
pula ditambah dan dikurangisesuai dengan perkembangan, lagi
pula pengeluaran data dan pemasukannya kembali memakan
waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh
pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
Teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
a. Tes, penggolongan tesatas aspek psikis yng diukur dibedakan
menjadi:
 Tes intelegensi, adalah suatu teknik atau alat yang
digunakan untuk mengungkap taraf kemampuan dasar
seseorang, dalam kemampuan berpikir, bertindak dan
menyesuaikan diri secara efektif.

8
 Tes bakat, suatu teknik atau alat untuk mengetahui
kecakapan, pengetahuan, ketrampilan dalam bidang
tertentu.
 Tes kepribadian, untuk mengetahui sistem-sistem
psikologis dalam diri individu yang menentukan
penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
 Tes prestasi belajar, adalah suatu alat tes yang disusun
untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan yang
telah dicapai selama pelajaran dalam kurun waktu tertentu.
b. Non-tes
 Observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengatasi dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala tingkah laku yang tampak.
 Angket, suatu daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mengumpulkan data diharapkan dapat memberikan
tenggapan secara tertulis.
 Wawancara, suatu teknik dengan mengadakan tanya jawab
secara lisan antara orang yang mewawancara dengan yang
diwawancara.
 Sosiometri, suatu teknik untuk mengungkapkan hubungan
sosial antara anggota di dalam suatu kelompok.
 Riwayat hidup, ungkapan kehidupan siswa dalam keluarga,
sekolah maupun di luar sekolah.
 Studi kasus, metode yang komprehensif untuk mengungkap
data individu.
 Penyimpanan data, yiatu data tentang siswa yang
dikumpulkan harus dihimpun secara sistematis,
diklasifikasikan jenisnya, kemudian disimpan menurut
sistem tertentu.

3. Kunjungan Rumah

9
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
(klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya. Tujuan kunjungan rumah dalam bimbingan dan
konseling mempuanyai tujuan pertama untuk memperoleh berbagai
keterangan data yang dilakukan dalam pemahaman lingkungan dan
permasalahan siswa. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh
kunjungan rumah yaitu fungsi pemahaman dan pengentasan.

Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data dan


keterangan tentang berbagai hal yang besar, kemungkinan ada sangkut
pautnya dengan permasalahan siswa atau klien.
Data atau keterangan ini meliputi:
 Kondisi rumah tangga dan orang tua.
 Fasilitas belajar yang ada dirumah.
 Hubungan antara keluarga.
 Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
 Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti
lainnya terhadap siswa atau klien.
 Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
perkembangan dan pengentasan masalah siswa atau klien
(Prayitno, 1997:103).

4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta
didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan
kemudahan,dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.

10
Tujuan konferensi kasus diantaranya sebagai berikut:
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari
interpretasi yang tepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat
diambil. Atau dengan kata lain konferensi kasus bertujuan untuk
mendapat gambaran yang lebih tepat mengenai diri kasus dengan
maksud untuk memberikan pertolongan kepada kasus tersebut dalam
memecahkan masalahnya.
a) Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan klien. Gambaran yang diperoleh
lengkap dan saling sangkut paut data atau keterangan yang satu
dengan yang lainya.
b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga
penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
c) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga
upaya menanganan itu lebih efektif dan efisien.

Klasifikasi masalah siswa yang dapat diajukan dalam pembahasan


konferensi kasus salah satu atau beberapa masalah yang dihadapi siswa
di bawah ini:
1) Masalah belajar, yang antara lain berkenan dengan:
 Kebiasaan belajar yang kurang efektif
 Kemampuan belajar yang kurang memadai
 Kesiapsiagaan belajar yang kurang memadai
 Kondisi lingkungan belajar yang kurang menguntungkan
2) Masalah social pribadi diantaranya:
 Kekurangharmonisan hubungan antar teman
 Kekurangserasian hubungan dengan orang tua
 Kekurangserasian hubungan dengan guru
 Gambaran diri yang kurang tepat

11
 Kebiasaan hidup yang kurang tepat
 Kenakalan remaja
 Gangguan psikis
3) Masalah kelanjutan studi dan pemilihan pekerjaan
 Pemilihan jurusan yang tepat
 Pengenalan bakat tertentu yang kurang tepat
 Pengenalan jenis pekerjaan yang kurang memedai
 Pengenalan sekolah sambungan dan perguruan tinggi yang
kurang memadai
 Penyaluran bakat dan minat yang kurang memadai
Konferensi kasus dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Kepala sekolah atau Koordinator BK/Konselor mengundang para
peserta konferensi kasus, baik atas insiatif guru, wali kelas atau
konselor itu sendiri. Mereka yang diundang adalah orang-orang
yang memiliki pengaruh kuat atas permasalahan dihadapi siswa
(konseli) dan mereka yang dipandang memiliki keahlian tertentu
terkait dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli), seperti:
orang tua, wakil kepala sekolah, guru tertentu yang memiliki
kepentingan dengan masalah siswa (konseli), wali kelas, dan bila
perlu dapat menghadirkan ahli dari luar yang berkepentingan
dengan masalah siswa (konseli), seperti: psikolog, dokter, polisi,
dan ahli lain yang terkait.
b) Pada saat awal pertemuan konferensi kasus, kepala sekolah atau
konselor membuka acara pertemuan dengan menyampaikan
maksud dan tujuan dilaksanakan konferensi kasus dan permintaan
komitmen dari para peserta untuk membantu mengentaskan
masalah yang dihadapi siswa (konseli), serta menyampaikan
pentingnya pemenuhan asas–asas dalam bimbingan dan konseling,
khususnya asas kerahasiaan.

12
c) Guru atau konselor menampilkan dan mendekripsikan
permasalahan yang dihadapi siswa (konseli). Dalam
mendekripsikan masalah siswa (konseli), seyogyanya terlebih
dahulu disampaikan tentang hal-hal positif dari siswa (konseli),
misalkan tentang potensi, sikap, dan perilaku positif yang dimiliki
siswa (konseli), sehingga para peserta bisa melihat hal-hal positif
dari siswa (konseli) yang bersangkutan. Selanjutnya, disampaikan
berbagai gejala dan permasalahan siswa (konseli) dan
data/informasi lainnya tentang siswa (konseli) yang sudah
terindentifikasi/terinventarisasi, serta upaya-upaya pengentasan
yang telah dilakukan sebelumnya.
d) Setelah pemaparan masalah siswa (konseli), selanjutnya para
peserta lain mendiskusikan dan dimintai tanggapan, masukan, dan
konstribusi persetujuan atau penerimaan tugas dan peran masing-
masing dalam rangka pengentasan/remedial atas masalah yang
dihadapi siswa (konseli)
e) Setelah berdiskusi atau mungkin juga berdebat, maka selanjutnya
konferensi menyimpulkan beberapa rekomendas/keputusan berupa
alternatif-alternatif untuk dipertimbangkan oleh konselor, para
peserta, dan siswa (konseli) yang bersangkutan, untuk mengambil
langkah-langkah penting berikutnya dalam rangka pengentasan
masalah siswa (konseli).
Materi konferensi kasus dalam bidang bimbingan adalah
membicarakan segenap aspek permasalahan baik menyangkut aspek
aspek pribadi dan penegmbanganya, aspek aspek hubungan sosial ,
aspek aspek pembelajran dan aspek aspek pilihan serta pengembangan
karier. ,eskipun demikian tidak setiap konferensi kasus dikaji kesemua
bidang bimbingan. Penyelenggaran konferensi kasus dilakukan hanya
untuk penangana suatu masalah siswa yang diperlukan tambahan
masukan dari berbagai pihak tertentu yang diyakini dapat membantu
penanganan masalah siswa seperti orang tua muruid, wali kelas, guru

13
mata pelajaran, kepala sekolah, dan pihak pihak lain yang
bersangkutan.

5. Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan
yang dialami dan dibahas bersama konselor pada khususnya, dan
dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan
kepustakaan diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan
pelayanaan dan atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan
untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di
perpustakaan sesuai dengan keperlua. Tampilan kepustakaan
merupakan kondisi sangat memungkinkan klien memperkuat dan
memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor.

6. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas
atas masalah yang dialami peserta didik (klien/konseli) dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara
berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan
masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu
dialihtangankan).

Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata


pelajaran/praktik, wali kelas, dan/atau sekolah lainya, atau orang tua
mengalihtangankan siswa yang bermasalah kepada guru
pembimbing.Sebaliknya bila guru pembimbing menemukan siswa

14
bermasalah dalam bidag pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat menglihtangankan siswa
tersebut kepada guru mata pelajaran/praktik untuk dapat mendapat
pengajaran atau latihan perbaikan dan program pengayaan. Guru
pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permassalahan siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter,
psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik, tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan
jalan memindahkan penanganan kaasus dari satu pihak kepada pihak
yang lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus
ialah layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan
siswa yang mengadapi masalah tertentu kepada petugas didalam
sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih tangan kasus (rujukan) di
luar sekolah disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan
wewenang yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber
manusiawi dan alat.
Materi pokok kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama
dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang
bersangkutan. Secara khusus, materi yang dialihtangankan ialah
bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh guru
pembimbing (konselor). Materi khusus itu perlu di alihtangankan
karena guru pembimbing (konselor) tidak secara khusus membidangi
materi itu atau dengan kata lain, materi tersebut diluar bidang keahlian
ataupun wewenang guru pembimbing (konselor).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada enam: (1).


Aplikasi intrumentasi, gunanya untuk pengumpulan data dan keterangan
pesesrta didik, keterangan tentang lingkungan pesesrta didik (konseli), dan
lingkungan yang lebih luas baik tes maupun nontes. (2). Himpunana data,
gunannya untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspek (3).
Kunjungan rumah, gunanya untuk memperolah pemahaman dan
pengentasan dengan kunjungan ruamh akan diperoleh berbagai data dan
keterangan berbagai hal yang bersangkutan dengan siswa. (4). Konferensi
kasus, gunanya mencari interpretasi yang tepat dan tindakan-tindakan
konkret yang dapat di ambil. (5). Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan
menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan
karir atau jabatan. (6). Alih tangan kasus, bertujuan untuk mendapatkan
penangganan yang lebih tepat dan tuntas dengan jalan memindahkan
penangganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli.

B. Saran

Dari makalah yang telah penulis tulis ini, penulis mengharapkan


saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Amti Erman.2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. PT


Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling.


Padang. FIP UNP.

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 89.

Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 72.

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 90.

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2011), hlm. 218.

Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 73.

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program bimbingan dan Konseling


di Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), hlm. 74.

Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 89.

17
18

Anda mungkin juga menyukai