MAKALAH
Dosen Pembimbing :
Dr. Alizamar, M.Pd, Kons.
Team Asisten
Oleh
Kelompok 9 :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah dengan
judul “Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling” dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Konseling. Shalawat dan
salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada arwah junjungan kita yakni
Nabi besar Muhammad SAW yang membawa kita dari alam yang penuh
kebodohan kepada alam yang terang benderang sebagaimana yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kepada teman-teman yang terkait
dalam pembuatan makalah ini dan atas bantuan yang diberikan baik itu moril
maupun saran-saran yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling............................3
B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling....................4
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Konseling
4
d) Sikap, kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar.
e) Informasi karir dan pendidikan.
f) Kondisi keluarga dan lingkungan ( prayitno, 1997:95 )
Materi Aplikasi intrumentasi dalam bidang-bidang bimbingan:
a. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan pribadi meliput
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenaan dengan karakteristik dan kondisi pribadi siswa.
Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pengenalan dan penerimaan perubahan,
pertumbuhandan pengembanga fisik dan psikis jiwa.
Pengenalan tentang kekuatan diri seperti tingkat
kecerdasan, bakat dan minat serta penyaluran dan
pengembangannya.
Pengenalan tentang kelemahan diri dan upaya
penanggulangannya.
Kemampuan menganbil keputusan dan pengarahan diri.
Perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan sosial meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan dat dan keterangan
berkenan dengan karakteristik dan kondisi hubungan sosial
siswa.
Kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan
menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan
produktif.
Kemampuan bertingkah laku hubungan sosial dengan
menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai
agama, adat-istiadat, dan kebiasaan yang berlaku.
Hubungan dengan teman sebaya di rumah, di sekolah
dan masyarakat.
5
Pemahaman peaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
Pengenalan dan pengalaman pola hidup yang
sederhana.
c. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan belajar meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenan dengan kemampuan dan kegiatan belajar siswa.
Tujuan belajar dan latihan
Sikap dan kebiasaan belajar
Kemampuan ketrampilan teknis belajar
Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara
efektif, efisien dan produktif.
Penguasaan materi pelajaran dan latihan atau
ketrampilan.
Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di sekolah dan lingkungan sekitar.
Orientasi belajar di sekolah.
d. Aplikasi intrumentasi dalam bimbingan karier meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenaan dengan pilihan karier siswa.
Pilihan dan latihan ketrampilan.
Orientasi dan informasi pekerjaan, dunia kerja dan
upaya emperoleh penghasilan.
Orientasi dan informasi lembaga-lembaga ketrampilan
sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah
pengembangan karir.
Pilihan orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai
dengan arah pengembangan karir.
2. Himpunan Data
6
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik (klien/konseli). Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun
merupakan hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang
menjadi hasil himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam
kegiatan layanan bimbingan. Materi umum himpunan data melipuiti
pokok-pokok data keterangan tentang berbagai hal sebagai mana
menjadi isi dari aplikasi intrumentasi tersebut juga memuat berbagai
karya tulis atau rekaman kemmpuan siswa, catatan anekdot, laporan
khusus dan informasi pendidikan dan jabatan.
7
menyangkut karakteristik, kondisi dan perkembangan sosial siswa
serta berbagai aspek penunjangnya.
c) Himpunan data dalam bimbingan belajar meliputi data atau
keterangan tentang berbagai hal yang mencakup karakteristik,
kondisi dan perkembangan belajar siswa.
d) Himpunan data dalam bimbingan karir meliputi data atau
keterangan yang perlu dihimpun ialah menyangkut karakteristik,
kondisi dan perkembangan pilihan jabatan dan karir siswa serta
bahan-bahan yang menunjang.
8
Tes bakat, suatu teknik atau alat untuk mengetahui
kecakapan, pengetahuan, ketrampilan dalam bidang
tertentu.
Tes kepribadian, untuk mengetahui sistem-sistem
psikologis dalam diri individu yang menentukan
penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
Tes prestasi belajar, adalah suatu alat tes yang disusun
untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan yang
telah dicapai selama pelajaran dalam kurun waktu tertentu.
b. Non-tes
Observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengatasi dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala tingkah laku yang tampak.
Angket, suatu daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mengumpulkan data diharapkan dapat memberikan
tenggapan secara tertulis.
Wawancara, suatu teknik dengan mengadakan tanya jawab
secara lisan antara orang yang mewawancara dengan yang
diwawancara.
Sosiometri, suatu teknik untuk mengungkapkan hubungan
sosial antara anggota di dalam suatu kelompok.
Riwayat hidup, ungkapan kehidupan siswa dalam keluarga,
sekolah maupun di luar sekolah.
Studi kasus, metode yang komprehensif untuk mengungkap
data individu.
Penyimpanan data, yiatu data tentang siswa yang
dikumpulkan harus dihimpun secara sistematis,
diklasifikasikan jenisnya, kemudian disimpan menurut
sistem tertentu.
3. Kunjungan Rumah
9
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
(klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya. Tujuan kunjungan rumah dalam bimbingan dan
konseling mempuanyai tujuan pertama untuk memperoleh berbagai
keterangan data yang dilakukan dalam pemahaman lingkungan dan
permasalahan siswa. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh
kunjungan rumah yaitu fungsi pemahaman dan pengentasan.
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta
didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan
kemudahan,dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
10
Tujuan konferensi kasus diantaranya sebagai berikut:
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari
interpretasi yang tepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat
diambil. Atau dengan kata lain konferensi kasus bertujuan untuk
mendapat gambaran yang lebih tepat mengenai diri kasus dengan
maksud untuk memberikan pertolongan kepada kasus tersebut dalam
memecahkan masalahnya.
a) Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan klien. Gambaran yang diperoleh
lengkap dan saling sangkut paut data atau keterangan yang satu
dengan yang lainya.
b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga
penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
c) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga
upaya menanganan itu lebih efektif dan efisien.
11
Kebiasaan hidup yang kurang tepat
Kenakalan remaja
Gangguan psikis
3) Masalah kelanjutan studi dan pemilihan pekerjaan
Pemilihan jurusan yang tepat
Pengenalan bakat tertentu yang kurang tepat
Pengenalan jenis pekerjaan yang kurang memedai
Pengenalan sekolah sambungan dan perguruan tinggi yang
kurang memadai
Penyaluran bakat dan minat yang kurang memadai
Konferensi kasus dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Kepala sekolah atau Koordinator BK/Konselor mengundang para
peserta konferensi kasus, baik atas insiatif guru, wali kelas atau
konselor itu sendiri. Mereka yang diundang adalah orang-orang
yang memiliki pengaruh kuat atas permasalahan dihadapi siswa
(konseli) dan mereka yang dipandang memiliki keahlian tertentu
terkait dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli), seperti:
orang tua, wakil kepala sekolah, guru tertentu yang memiliki
kepentingan dengan masalah siswa (konseli), wali kelas, dan bila
perlu dapat menghadirkan ahli dari luar yang berkepentingan
dengan masalah siswa (konseli), seperti: psikolog, dokter, polisi,
dan ahli lain yang terkait.
b) Pada saat awal pertemuan konferensi kasus, kepala sekolah atau
konselor membuka acara pertemuan dengan menyampaikan
maksud dan tujuan dilaksanakan konferensi kasus dan permintaan
komitmen dari para peserta untuk membantu mengentaskan
masalah yang dihadapi siswa (konseli), serta menyampaikan
pentingnya pemenuhan asas–asas dalam bimbingan dan konseling,
khususnya asas kerahasiaan.
12
c) Guru atau konselor menampilkan dan mendekripsikan
permasalahan yang dihadapi siswa (konseli). Dalam
mendekripsikan masalah siswa (konseli), seyogyanya terlebih
dahulu disampaikan tentang hal-hal positif dari siswa (konseli),
misalkan tentang potensi, sikap, dan perilaku positif yang dimiliki
siswa (konseli), sehingga para peserta bisa melihat hal-hal positif
dari siswa (konseli) yang bersangkutan. Selanjutnya, disampaikan
berbagai gejala dan permasalahan siswa (konseli) dan
data/informasi lainnya tentang siswa (konseli) yang sudah
terindentifikasi/terinventarisasi, serta upaya-upaya pengentasan
yang telah dilakukan sebelumnya.
d) Setelah pemaparan masalah siswa (konseli), selanjutnya para
peserta lain mendiskusikan dan dimintai tanggapan, masukan, dan
konstribusi persetujuan atau penerimaan tugas dan peran masing-
masing dalam rangka pengentasan/remedial atas masalah yang
dihadapi siswa (konseli)
e) Setelah berdiskusi atau mungkin juga berdebat, maka selanjutnya
konferensi menyimpulkan beberapa rekomendas/keputusan berupa
alternatif-alternatif untuk dipertimbangkan oleh konselor, para
peserta, dan siswa (konseli) yang bersangkutan, untuk mengambil
langkah-langkah penting berikutnya dalam rangka pengentasan
masalah siswa (konseli).
Materi konferensi kasus dalam bidang bimbingan adalah
membicarakan segenap aspek permasalahan baik menyangkut aspek
aspek pribadi dan penegmbanganya, aspek aspek hubungan sosial ,
aspek aspek pembelajran dan aspek aspek pilihan serta pengembangan
karier. ,eskipun demikian tidak setiap konferensi kasus dikaji kesemua
bidang bimbingan. Penyelenggaran konferensi kasus dilakukan hanya
untuk penangana suatu masalah siswa yang diperlukan tambahan
masukan dari berbagai pihak tertentu yang diyakini dapat membantu
penanganan masalah siswa seperti orang tua muruid, wali kelas, guru
13
mata pelajaran, kepala sekolah, dan pihak pihak lain yang
bersangkutan.
5. Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan
yang dialami dan dibahas bersama konselor pada khususnya, dan
dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan
kepustakaan diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan
pelayanaan dan atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan
untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di
perpustakaan sesuai dengan keperlua. Tampilan kepustakaan
merupakan kondisi sangat memungkinkan klien memperkuat dan
memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor.
14
bermasalah dalam bidag pemahaman/penguasaan materi
pelajaran/latihan secara khusus dapat menglihtangankan siswa
tersebut kepada guru mata pelajaran/praktik untuk dapat mendapat
pengajaran atau latihan perbaikan dan program pengayaan. Guru
pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permassalahan siswa kepada ahli-ahli yang relevan, seperti dokter,
psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik, tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan
jalan memindahkan penanganan kaasus dari satu pihak kepada pihak
yang lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus
ialah layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan
siswa yang mengadapi masalah tertentu kepada petugas didalam
sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih tangan kasus (rujukan) di
luar sekolah disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan
wewenang yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber
manusiawi dan alat.
Materi pokok kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama
dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang
bersangkutan. Secara khusus, materi yang dialihtangankan ialah
bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh guru
pembimbing (konselor). Materi khusus itu perlu di alihtangankan
karena guru pembimbing (konselor) tidak secara khusus membidangi
materi itu atau dengan kata lain, materi tersebut diluar bidang keahlian
ataupun wewenang guru pembimbing (konselor).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 89.
Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 72.
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 90.
Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 73.
Heru Mugiarso, dkk, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press,
2004), hlm. 89.
17
18