Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“KEGIATAN PENDUKUNG DALAM BIMBINGAN KONSELING”

DISUSUN OLEH

1. Dira Maulani 19075016


2. Lina Oklian Wanli 19022024
3. Chindy Ramandha 19045061

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Nurfarhanah, M.Pd., Kons.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

11 Februari 2022

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. karena
atas qudrat, hidayah dan ma’unah-Nya, penulis dapat membuat makalah ini sesuai waktu
yang ditentukan. Tidak lupa shalawat serta salam semoga Allah tetap curah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada kita selaku
umatnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Frischia meivilona yendi

,S.Pd,M.Pdselaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling, serta kepada teman- teman
semuanya yang telah mensuport baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegiatan Pendukung Dalam Bimbingan Konseling”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
baik penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah kedepannya.

Akhir kata, penulis berharap semoga adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 11 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KataPengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BABI PENDAHULUAN ........................................................................................... 3

A. Latar Belakang .............................................................................................. 3


B. RumusanMasalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BABII PEMBAHASAN ............................................................................................ 5

A. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dankonseling ........................... 5


B. Macam – Macam Kegiatan Pendukung BK ................................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam


proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses
pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah.
Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah
tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media
pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian,
tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalanpersoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu
sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke
arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang
layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani
oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut. Dalam konteks pemberian
layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan bimbingan konseling
meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.
Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar
setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin
sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan
dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan
bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan
tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan
layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan
prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling
berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik
apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya, hal
itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan
layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk
melakukan telaah mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kegiatan Pendukung?
2. Apa Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kegiatan Pendukung
2. Untuk mengetahui Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan
Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Pokok Bahasan

1. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah
memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan
kegiatan pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang
dihadapi oleh seorang klien.

2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling


Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang
telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung
Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling,
yaitu:
a. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran
dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan,
disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam
bentuk layanan konseling.
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan
inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a).
Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak
digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk
mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang
diselenggarakan oleh Konselor.[1]
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam
melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan
jenis- jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program. Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
a. Perencanaan
a. Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur,
menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.

b. Pelaksanaan
a. Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi,
mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah
penggunaan hasil intrumen.

c. Eveluasi dan Analisis


a. Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi.
menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis,
melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.

d. Tindak Lanjut
a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan
tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
b. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun
data, mengembangkan data dan menggunakan data Operasionalisasi dalam
kegiatan ini adalah
a. Perencanaan
Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan manata
fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan
penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.

b. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan
klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan
HD.
c. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang
digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil
evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan,
kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
d. Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang
mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data,
Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan
untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.[2]Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan
HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
c. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien.[3]
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :

a. Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta
pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap
yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang
dibicarakan.
b. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh
peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka
ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah
siswa.[4]
c. Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila
konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat
berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya
komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya
pengentasan masalah siswa.

d. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi
oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk
menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.

d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua
sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan
permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman
dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu
tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan
kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau
kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak- pihak terkait
dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak
boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk
memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri
sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah
yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat
saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:

a. Perencanaan
a. Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan
KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan
dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan
kelengkapan administrasi.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal),
Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan
komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam
dan menyimpulkan hasil KR

c. Evaluasi dan Analisis


Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan
dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali,
mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan
masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas penggunaan
hasil KR terhadap penanganan kasus.

d. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan
tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih
lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan
laporan dan mendokumentasi laporan.

e. Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten,
seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan
keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus
dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada
bukan lagi wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli
lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain
yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa
surat pengantar jika diperlukan.Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam
Alih tangan kasus ini adalah:

a. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan
ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan
materi ATK dan kelengkapan administratif.

b. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.

c. Evaluasi dan Analisis


Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan
analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap
pengentasan masalah klien. Serta Melakukan analisis terhadap
efektifitas ATK terhadap pengentsan masalah klien secara
menyeluruh.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan
ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

F. Tampilan keperpustakaan
Pengertian tampilan kepustakaan berupa bantuan layanan
untukmemperkaya diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami klien.
Substansi layanan konseling, dan juga kegiatan pendukungnya sering kali
perlu dilengkapi dan diperkuat oleh berbagai bahan yang dapat diambil
dari tampilan kepustakaan. Uraian atau cerita yang dapat dibaca atau diikuti
dari buku, tabloid atau film dapat memperjelas apa-apa yang dibahas di
dalam layanan konseling yang dijalani klien. Contoh, ide dan rumus dapat
memperkuat dan memantapkan atau menjadi bahan perbandingan dari apa-
apa yang dibicarakan dalam layanan konseling. Bahan-bahan tersebut
memperluas pemahaman dan wawasan klien, serta mempertajam analisis
terhadap permasalahan klien.Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat
diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan/atau
klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan
memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada disana sesuai kebutuhan.
Tampilan kepustakaan merupakan kondidsi yang sangat memungkinkan
individu atau klien memperkuat atau memperkaya diri sendiri. Dengan atau
tanpa konselor, terlebih-lebih pada tahap pasca-konseling, individu yang
bersangkutan dapat terus menerus mengembangkan diri melalui
pemanfaatan tampilan kepustakaan.
Tujuan umum dari tampilan kepustakaan yaitu:

a. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan -bahan


tertulis dan /atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan
kepustakaan

b. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada


dalamtampilan kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah
dan pengembangan diri pihak-pihak yang bersangkutan

c. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling


secara lebih langsung dan berdaya guna Tampilan kepustakaan dapat
didayagunkan untuk kepentingan pelayanan konseling baik dalam
tahap pra-layanan, dalam layanan, maupun pasca-layanan.

G. Analisa Masalah

Dijelaskan bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang


tersebut diatas adalah ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus.
Yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Aplikasi instrumentasi
i. Tujuan umum, Diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi
tertentu klien.
ii. Tujuan Khusus, Terkait dengan fungsi-fungsi konseling yang didominasi
oleh fungsi pemahaman. Dengan diperolehnya pemahaman, maka dapat
diwujudkan fungsi pencegahan dan pengentasan. Dilain sisi, maka akan
diperoleh juga fungsi pengembangan dan pemeliharaan. b. Himpunan
Data
i. Tujuan Umum
Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk
menunjang penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan
kebutuhan sasaran layanan.
ii. Tujuan Khusus
Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya
dihimpun. Ini akan mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula
fungsi pengentasan terhadap masalah individu. Lebih jauh, himpunan
data ini dapat dijadikan bahan dalam melaksanakan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan dan dapatjuga digunakan dalam
melindungi hak-hak individu yang sedang mengalami masalah HAM.
c. Konferensi Kasus
i. Tujuan Umum
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki
pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan
permasalahan klien.
ii. Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Dan
terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi
lebih mudah dan tuntas.
d. Kunjungan Rumah
i. Tujuan Umum
Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan
masalah klien serta digalangnya komitmen orangtua atau anggota
keluarga lainnya dalam rangka penyelesaian masalah.
ii. Tujuan Khusus
Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya.
Dari ini dapat mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat
berlanjut untuk mewujudkan fungsi pengembangan dan
pemeliharaan serta advokasi.
e. Alih Tangan Kasus
i. Tujuan Umum, Klien mendapat layanan yang optimal atas
masalah yang dialaminya.
ii. Tujuan Khusus, Terwujudnya keempat fungsi konseling
tarutama dalam upaya pengentasan masalah klien. Layanan
ini juga mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan
serta pengembangan dan pemeliharaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya. Untuk menunjang kelancaran pemberian
layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Aplikasi Instrumentasi
2. Himpunan data
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Alih Tangan Kasus

B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-
sungguh dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapai klien, demi
kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut.
Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (2019). Pelaksanaan dan Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan


Konseling di SD/MI.
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 5(2), 147–157.
Suhertina. (2017). Bimbingan & Konseling. CV. Mifan Karwa Sakawan. Hal
113-120.
Susanto, A. (2018). Bimbingan Dan Konseling. Konsep,Teori,Dan Aplikasinya.
Syarkawi, A. (2019). Kenakalan Remaja Di Smpn 1 Tebing. Jurnal Al-Taujih,
5(2), 211–226.
HALAMAN KONTRIBUSI
Nama Mahasiswa NIM Deskripsi Kontribusi Anggota
1. DIRA 19075016 Mencari materi makalah serta membuat makalah
MAULANI
2. Lina Oklian 19022024 Mengulang kembali makalah yang sudah dibuat,
Wanli menambahkan materi dan merapikan makalah.
3.

Anda mungkin juga menyukai