Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu :
Dr. Agus Basuki M.Pd
Dr. Eva Imania Eliyasa S.Pd. M.Pd
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, maka makalah berjudul “Aplikasi dan
Pengembangan Asesmen bagi Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling”
ini dapat kami selesaikan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Asesmen Bimbingan
dan Konseling. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu
Dr. Agus Basuki, M.Pd dan Dr. Eva Imania Eliyasa, S.Pd, M.Pd yang telah
membimbing kami para mahasiswa dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Yogyakarta, 2023
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .....................................................................................9
B. SARAN .....................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Asesmen dalam bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua yaitu
teknik tes dan non tes. Sebelum proses asesmen dilakukan, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan dan aplikasinya.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang perencanaan
pengembangan asesmen bagi siswa, implementasi asesmen, contoh
inventory asesmen dan review dari jurnal-jurnal yang terkait tentang
aplikasi dan pengembangan asesmen bagi siswa dalam layanan Bimbingan
dan Konseling.
B. Rumusan Masalah
2
3. Memaparkan contoh inventori asesmen bagi siswa dalam layanan
Bimbingan dan Konseling.
4. Memaparkan hasil review jurnal terkait Aplikasi dan Pengembangan
Asesmen bagi siswa dalam layanan Bimbingan dan Konseling.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Terdiri dari pengembangan stimuli/sub yang efektif, format, bukti validitas
terkait dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip berbasis bukti, latihan
menulis item, peninjau/reviewer, editing item yang efektif.
5. Design tes dan penyusunan.
Terdiri dari proses design dan membuat format test, menyeleksi item untuk
format test yang spesifik, merencanakan sampling sesuai rencana dalam
blueprint, melakukan pertimbangan pretest.
6. Produksi/membuat alat tes.
Terdiri dari aktivitas publishing, printing atau packaging, masalah keamanan,
masalah validitas berkaitan dengan kontrol kualitas.
7. Administration test
Memperhatikan concern masalah validitas sesuai dengan standar,
pengawasan, keamanan dan masalah waktu.
8. Skoring respon test
Memperhatikan validitas issue, quality kontrol, validasi kunci, analisa item.
9. Score kelulusan
Membuat skor kelulusan yang bisa dipertahankan, relative vs absolute,
validitas terkait skor yang terpotong, mempertahankan skor yang konsisten,
menyamakan, menghubungkan.
10. Hasil laporan tes.
Harus memperhatikan validitas, akurasi, quality control, waktu, masalah
penyalahgunaan, tantangan, pengambilan tes ulang.
11. Bank item
Harus memperhatikan masalah keamanan, kebermanfaatan, fleksibilitas,
prinsip untuk bank item yang efektif.
12. Laporan teknis tes
Harus sistematis, menyeluruh, bukti validitas dokumentasi yang detil,
mengorganisir 12 langkah, dan rekomendasi.
5
Hinkin, 1998 (Hamlet & Burnes, 2013:57) menyebutkan bahwa terdapat tiga
proses utama dalam pengembangan skala yaitu :
1. Tahap pertama adalah Item Generation terdiri dari review literature,
memeriksa skala yang sudah ada, dan masukan dari seseorang yang ahli
di bidangnya. Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam
pembuatan skala.
2. Tahap kedua terdiri dari studi pengembangan, konstruksi skala, dan
asesmen reliability. Tahap ini mengarah pada pemilihan sample yang
representative untuk tes pengukuran, kata-kata dan valensi item,
penomoran item pengukuran, penskalaan, kesesuaian jumlah sampel
untuk analisis statistik, konstruksi skala untuk analisis statisti, dan
reliabilitas
3. Tahap final yaitu mengarah pada evaluasi skala dimana kita harus
menyelidiki validitas (item yang tidak valid) dan lebih jauh menyelidiki
validitas konstruknya.
B. Pelaksanaan Asesmen bagi Siswa dalam Bimbingan dan Konseling
Kegiatan asesmen memerlukan prosedural yang ketat. Hal ini disebabkan
karena dilakukan kegiatan pemecahan masalah, yang membutuhkan pengumpulan
informasi yang terintegrasi mengenai individu dalam hubungannya dengan
pembuatan keputusan atau inferensi mengenai individu. Pelaksanaan penilaian
dalam Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Depdiknas, 2008 dalam (Fadli, Daharnis, & Yusuf, 2022:151) :
1. Merumuskan masalah. Konselor perlu menyiapkan pertanyaan terkait dengan
hal-hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan dua aspek utama yang dinilai, yaitu: (a) tingkat pelaksanaan
program (aspek proses), dan (b) tingkat pencapaian tujuan program (aspek
hasil).
2. Menyusun instrumen pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh
data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat pelaksanaan dan pencapaian
6
program, konselor perlu mengembangkan instrumen yang relevan dengan
kedua aspek tersebut. Instrumen yang digunakan meliputi inventarisasi,
angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.
3. Mengumpulkan dan memeriksa data. Setelah data terkumpul, dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan program mana yang sudah dijalankan dan
mana yang belum, serta tujuan mana yang sudah tercapai dan mana yang
belum.
4. Menindaklanjuti. Kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian: (a) unsur
penguatan yang dianggap lemah, tidak tepat, atau kurang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai; dan (b) membuat program dengan memodifikasi
atau memasukkan unsur-unsur yang dianggap dapat meningkatkan kualitas.
atau keberhasilan suatu program.
Senada dengan pemaparan diatas, Tjalla (2020), menyampaikan untuk
membantu konselor dalam melakukan kegiatan asesmen, maka terdapat 4
(empat) Langkah.
1. Pertama identifikasi masalah, merupakan langkah pertama dalam
melakukan asesmen, mengidentifikasi masalah yang ada dari individu
yang akan diasses.
2. Kedua memilih dan mengimplementasikan metode asesmen; dalam hal
ini adalah langkah memilih dan mengimplementasikan metode
pengumpulan data (contoh; interview, test, observasi).
3. Ketiga mengevaluasi informasi asesmen; dalam hal ini kegiatan
skoring, interpretasi, dan integrasi informasi dari keseluruhan metode
asesmen dan sumber-sumber untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan.
4. Keempat laporan hasil asesmen dan pembuatan rekomendasi; langkah
terakhir dari proses asesmen adalah melaporkan hasil dan pembuatan
rekomendasi. Langkah ini meliputi, (a) gambaran individu yang dinilai
dan situasinya, (b) pelaporan hipotesis secara umum mengenai
7
individu, (c) dukungan hipotesis dengan informasi asesmen, dan (d)
pengajuan rekomendasi dalam hubungannya dengan alasan yang
rasional (Kaufman dan Lichtenberger, 2002; Ownby, 1997; Sattler,
2008).
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksaan assesmen untuk siswa dalam layanan Bimbingan dan Konseling,
harus memperhatikan langkah-langkah yang tersandar baik dalam proses
pengembangan alat ukur asesmen maupun pada saat implikasinya, supaya hasil
layanan bimbingan dan konseling benar-benar memberikan manfaat bagi siswa,
dapat menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan siswa. Guru BK
disekolah harus memahami bagaimana teknik asesmen, dan langkah yang benar
serta cara evaluasi.
Proses utama dalam pengembangan skala yaitu Tahap pertama adalah Item
Generation terdiri dari review literature, memeriksa skala yang sudah ada, dan
masukan dari seseorang yang ahli di bidangnya. Tahap ini merupakan tahapan
yang sangat penting dalam pembuatan skala. Tahap kedua terdiri dari studi
pengembangan, konstruksi skala, dan asesmen reliability. Tahap final yaitu
mengarah pada evaluasi skala dimana kita harus menyelidiki validitas (item yang
tidak valid) dan lebih jauh menyelidiki validitas konstruknya.
Pelaksanaan penilaian dalam Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan
dengan langkah-langkah yaitu merumuskan masalah, menyusun instrumen
pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan,
mengumpulkan dan memeriksa data, serta tindak lanjut.
B. SARAN
. Dalam mengatasi permasalahan minimnya pengetahuan Guru BK tentang
standar Asesmen yang benar, solusi yang dianggap dapat membantu mengatasi
permasalahan tersebut adalah, (1) memberikan pemahaman melalui
pelatihan/workshop/workshop mengenai penilaian BK, dan (2) dalam melakukan
penilaian pengawas harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip penilaian.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fadli, R. P., Daharnis, D., & Yusuf, A. M. (2022). How The Implications of
Assessment for Guidance and Counseling in Schools? JPGI (Jurnal Penelitian
Guru Indonesia), 7(1), 148. https://doi.org/10.29210/021875jpgi0005
10