Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASSESMENT DALAM BK

“Pengembangan Instrumen”

Dosen: Drs. Muhammad Anas, M.Si

OLEH KELOMPOK I:

AHMAD MUNIR
NUR INAYAH
RAHMANIA SYAMSUDDIN
NURSYAMSIANI
MUNARTI ARBIYAH

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Instrumen ” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah
Assesment dalam BK. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang topik makalah.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Muhammad Anas, M.Si selaku dosen mata kuliah Assesment dalam BK. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, April 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen............................................................................ 3
B. Macam – Macam Instrumen ................................................................ 3
C. Kegunaan Instrumen dalam Bimbingan dan Konseling....................... 4
D. Prosedur Pengembangan Instrumen Bimbingan dan Konseling ......... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan


yang diberikan oleh seorang guru BK dengan tujuan membantu menyelesaikan
permasalahan yang dialami klien, sehingga peserta didik mampu mengentaskan
permasalahannya dan berkembang secara optimal.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling guru BK banyak


menemukan tantangan dan dihadapkan berbagai masalah yang dialami peserta
didik. Baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Untuk membantu siswa
dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik, guru BK harus mampu kreatif
dan memahami ruang lingkup yang ada dalam bimbingan dan konseling, seperti;
jenis layanan bimbingan dan konseling, bidang layanan, kegiatan pendukung,
instrumen BK, dan media bimbingan konseling. Sehingga guru BK dapat
memberikan bimbingan kepada peserta didik dengan efektif dan efisien. Langkah
awal yang harus dipahami oleh guru BK adalah instrumen pengumpulan data baik
instrumen tes maupun non tes. Langkah selanjutnya guru BK mampu memilih
media sesuai dengan hasil instrumen dan assesmen yang sudah dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling.

Dengan pengembangan isntrumen dan media bimbingan dan konseling


diharapkan materi bimbingan konseling yang diberikan kepada peserta didik,
mampu memiliki tampilan yang lebih menarik sehingga tujuan bimbingan dan
konseling dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu dalam pembuatan makalah
ini akan coba menjabarkan bagaimana prosedur pengembangan instrumen dan
media dalam bimbingan dan konseling.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi Instrumen bimbingan dan koneling?
2. Apa sajakah macam-macam instrumen bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah kegunaan instrument dalam bimbingan dan konseling?
4. Bagaimanakah prosedur pengembangn instrumen bimbingan dan
konseling?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana definisi Instrumen bimbingan dan
koneling
2. Untuk mengetahui Apa sajakah macam-macam instrumen bimbingan
dan konseling
3. Untuk mengetahui kegunaan instrument dalam bimbingan dan
konseling
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah prosedur pengembangn instrumen
bimbingan dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen
Purwanto (2007:9) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat ukur yang
digunkan untuk mengumpulkan data. Sebagaimana dalam ilmu alam, sebuah alat
ukur hanya cocok untuk mengukur keadaan tertentu yang memang tepat diukur
menggunakan alat ukur tersebut.

Suryabrata (2013:52) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat yang


digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis secara teknis digolongkan
menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.

Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrument merupakan alat ukur


yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah


alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi
kuantitatif dan kualitatif tentang variabel yang sedang diteliti yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan need assessment guru bimbingan dan
konseling atau konselor dilapangan.

B. Macam-Macam Instrumen

Sudaryono.dkk (2013:63) membedakan pengembngan instrument menjadi


dua, yaitu instrument tes dan instrument non tes.

a. Instrument tes: tes benar salah,tes pilihan ganda, ragam bentuk tes
pilihan ganda, soal menjodohkan, tes isian, soal jawaban singkat, tes
hasil belajar, tes intelegensi tes bakat, tes minat, tes kepribadian

3
b. Instrumen non tes: pedoman wawancara, angket, pedoman observasi,
daftar cek, skala penilaian.
Winkel & Hastuti (2012:260) menjelaskan bahwa pemakaian alat-alat tes
terbatas pada lingkungan tertentu dan administrasinya serta penafsirannya berada
ditangan psikolog yang ahli di bidang testing atau ditangan lembaga testing.
Disini konselor sekolah dapat menggunakan jasa seseorang psikolog atau suatu
lembaga testing, yang terpenting mempelajari secara saksama brosur atau laporan
hasil testing. Untuk dapat memahami brosur atau laporaan hasil testing itu,
konselor di institusi pendidikan harus mengetahui instrument tes yang ada dalam
lingkup Bimbingan dan Konseling. Adapun jenis-jenis instrumen tes sebagai
berikut:

C. Kegunaan instrumen dalam bimbingan dan konseling

Berikut merupakan penjelasan mengenai kegunaan instrumen tes dan non-


tes menurut Prayitno ( 2012). Secara umum kegunaan hasil pengungkapan melalui
instruumen tes yaitu untuk keperluan bahan diagnostik (baik diagnostik kesulitan
belajar amupun diagnostik kesulitan pribadi lainnya) bahan informasi dalam
layanan penempatan pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi,
pemilihan lapangan kerja dan penempatan lainnya.
Kegunaan hasil intsrumentasi tes bagi siswa antara lain:
a. Untuk memahami diri seiswa, sampai dimana kemampuan yang ia miliki
b. Untuk memudahkan penempatan karir
c. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri mengerti apa kelabihan dan
kekurangannya.
Sedangkan kegunaan hasil pengungkapan instrumen non-tes ialah dapat
membantu konselor dalam:
a. Memperkokoh dasar – dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah
pada individu seperti masalah penyesuaiyan dengan lingkungan, masalah
prestasi hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran.
b. Memahami sebab – sebab terjadinya masalah dari individu

4
c. Mengenali individu yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat
rendah yang memerlukan bantuam khusus.
d. Memperoleh gambaran tentang kecakapan. Kemampuan atau keterampilan
seseorang individu dalam bidang tertentu.
Sedangkan kegunaan hasil intsrumentasi non-tes bagi siswa antara lain:
a. Membantu siswa memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam
proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat.
b. Siswa dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potenti dasar,
minat, sikap, kecakapan dan cita – citanya.
c. Siswa akan sadar dan memahami nilai – nilai yang ada dalam masyarakat
d. Siswa dapat menemukan hambatan – hambatan yang sifatnya dari dirinya dan
dapat mengatasi hambatan – hambatan itu.
e. Membantu siswa dalam melaksanakan masa depannya, hingga dia dapat
menemukan karier yang cocok dalam kehidupannya.

D. Prosedur Pengembangan Instrumen Bimbingan dan Konseling

Menurut Anastasi (2007), ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat


perhatian para konselor dalam penggunaan prosedur asesmen dalam bimbingan
dan konseling. antara lain adalah :
a) Instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan. Pemilihan
instrumen yang akan dipergunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan
tujuan yang hendak dicapai.
b) Pemakai instrumen (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas pemilihan
instrumen yang akan dipakai, monitoring pengadministrasiannya dan skoring,
penginterpretasian skor dan penggunaannya sebagai sumber informasi bagi
pengambilan keputusan tertentu
c) Pemakaian instrumen, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya
persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes
itu. klien hendaknya memahami tujuan dan kegunaan tes itu dan bagaimana
kemungkinan hasilnya.

5
d) Perlu diingat bahwa tes atau instrumen apa pun hanya merupakan salah satu
sumber dalam rangka memahami individu secara lebih luas dan dalam.
Persyaratan alat tes menurut Anastasi (2007) adalah:
a) Standarisasi-norma (tingkat perkembangan yang dicapai seperti mental age,
grade equivalent. Posisi relatif dalam kelompok tertentu seperti deviasi IQ,
standar skor.)
b) Objektivitas
c) Reliabilitas
d) Validitas
Penyusunan tes dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes,
penulisan tes dan analisis tes. Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-
langkah:
a) Menetapkan tujuan tes
b) Menetapkan hasil belajar yang akan diukur
c) Mempersiapkan tabel spesifikasi
d) Menetapkan isi materi tes
e) Menetapkan butir tes
f) Menyiapkan norma aturan
g) Mempersiapkan kunci jawaban/scoring
Tabel.1 Perbedaan skala dan angket

No Perbedaan Angket Skala

1 Jenis data Berupa data faktual atau Deskripsi mengenai


yang dianggap fakta dan aspek kepribadian
kebenaran yang diketahui individu
oleh subjek

2 Jenis pertanyaan Pertanyaan langsung Aitem pada skala berupa


terarah kepada konfirmasi penerjemahan dari
mengenai data yang indikator keperilakuan
hendak diungkap. Data guna memancing
termaksud berupa fakta jawaban yang tidak

6
atau opini yang secara langsung
menyangkut diri menggambarkan
responden. Asumsi dasar keadaan diri subjek,
angket yaitu bahwa yang biasanya tidak
responden adalah orang disadari oleh responden
yang paling mengetahui yang bersangkutan.
dirinya sendiri

3. Responden Responden terhadap Responden terhadap


angket tahu persis skala psikologi,
mengenai apa yang sekalipun sangat
ditanyakan dalam angket memahami isi
dan informasi apa yang pernyataannya namun
dicari oleh pertanyaan tidak menyadari arah
yang bersangkutan. jawaban yang
dikehendaki dan
kesimpulan apa yang
sesungguhnya diungkap
oleh pertanyaan tersebut

4 Respon Tidak dapat diberi skor Diberi skor melalui


(dalam arti harga atau nilai proses penskalaan
jawaban) melainkan diberi (scaling)
angka coding sebagai
identifikasi atau klasifikasi
jawaban

5 Tujuan Mengungkap data dan Dirancang hanya untuk


informasi mengenai mengungkap satu tujuan
banyak hal ukur saja
(unidimensional)

6 Reliabilitas Reliabilitasnya secara Lebih terbuka terhadap


psikometrik berbagai sumber eror

7
7 Validitas Lebih ditentukan oleh Ketepatan
kejelasan tujuan dan operasionalisasi
kelengkapan informasi konstrak psikologi yang
yang hendak diungkapnya hendak diukur menjadi
indikator keperilakuan
dan aitem-aitemnya.

1. Prosedur Pengembangan Instrumen

Gambar 2.1 Alur kerja dalam penyusunan skala psikologi (Azwar, 2015:15)

8
Identifikasi tujuan ukur

Menetapkan konstrak teoritik

Pembatasan Domain Ukur

Merumuskan aspek keperilakuan

Kisi-kisi (blue-print) &


Operasionalisasi aspek
Spesifikasi Skala
Menghimpun indikator
keperilakuan

Penulisan aitem Penskalaan


Reviu aitem

Uji Coba Bahasa


Field Test
Evaluasi kualitatif
Evaluasi Kuantitatif

Validasi konstrak Seleksi Aitem

Estimasi Reliabilitas

Kompilasi final

Penjelasan :

1. Identifikasi tujuan ukur

9
Memilih suatu definisi

2. Pembatasan domain ukur

Dengan cara menguraikan kontrak teoritik atribut yang diukur


menjadi beberapa dimensi atau aspek keperilakuan yang konsep
keperilakuannya jelas.

3. Operasionalisasi aspek

Operasionalisasi ini dirumuskan kedalam bentuk indikator


keperilakuan (behavioral indicators). Himpunan indikator-indikator
keperilakuan beserta demensinya diwakilinya kemudian dituangkan dalam
bentuk kisi-kisi. Sebelum penulisan aitem dimulai, perancang skala perlu
menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan. Format
stimulus ini erat berkaitan dengan metode penskalaannya.

4. Penulisan aitem

Penulisan aitem harus selalu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan


yang sudah ditentukan.

5. Ujicoba bahasa
a. Reviu (review) pertama harus dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu
dengan memeriksa ulang setiap aitem yang ditulis apakah juga tidak
keluar dari pedoman penulisan aitem.
b. Reviu selanjutnya dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten
(sebagai panel). Kompetensi ini meliputi penguasaan masalah konstruksi
skala, masalah atrbut yang diukur dan bahasa tulis standar.
6. Field test

Hanya aitem-aitem yang diyakini akan berfungsi dengan baik yang


boleh diloloskan untuk mengikuti uji-coba empirik di lapangan.

7. Seleksi aitem

10
Analisis aitem merupakan proses pengujian aitem secara kuantitatif
guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometrik untuk
disertakan sebagai bagian dari skala. Hasil analisis aitem menjadi dasar
dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan
psikometrik akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat
menjadi bagian dari skala.

8. Validasi konstrak

Validasi skala pada hakikatnya merupakan suatu proses berkelanjutan.


Validasi isi yang dilakukan melalui proses reviu aitem oleh panel ahli
(expert judgment) namun sebenarnya semua skala psikologis harus diuji
konstraknya.

9. Kompilasi final

Format akhir skala dirakit dalam bentuk tampilan yang menarik


namun tetap memudahkan bagi responden untuk membaca dan
menjawabnya. Dalam bentuk final berkas skala dilengkapi dengan petunjuk
pengerjaan dan mungkin pula lembar jawaban yang terpisah.

BAB III

11
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk


mengumpulkan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variabel yang
sedang diteliti yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan need
assessment guru bimbingan dan konseling atau konselor dilapangan. Prosedur
pengembangan instrument bimbingan dan konseling; identifikasi tujuan ukur,
pembatasan domain ukur, operasional aspek penulisan aitem, ujicoba bahasa, filed
test, seleksi aitem, validasi konstrak, kompilasi final.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan agar
pengembangan instruymen ini dapat dipelajari dan dipahami oleh setiap individu,
karena hal tersebut dapat membantu mendiagnosis dan menganalisis
permasalahan testee secara lebih cermat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nursalim,Mochamad. 2015. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: PT Indeks.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sadiman, Arief S.2011.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Smaldino, Sharon, dkk. 2008. Instructional Technology & Media For Learning.
Jakarta: Kencana. Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Triyanto, Agus. 2010. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling.
Universitas Negeri Yogyakarta
Winkel & Hastuti, Sri. 2012. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Media
Abadi

13

Anda mungkin juga menyukai