ASSESMENT DALAM BK
“Pengembangan Instrumen”
OLEH KELOMPOK I:
AHMAD MUNIR
NUR INAYAH
RAHMANIA SYAMSUDDIN
NURSYAMSIANI
MUNARTI ARBIYAH
1
KATA PENGANTAR
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi Instrumen bimbingan dan koneling?
2. Apa sajakah macam-macam instrumen bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah kegunaan instrument dalam bimbingan dan konseling?
4. Bagaimanakah prosedur pengembangn instrumen bimbingan dan
konseling?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana definisi Instrumen bimbingan dan
koneling
2. Untuk mengetahui Apa sajakah macam-macam instrumen bimbingan
dan konseling
3. Untuk mengetahui kegunaan instrument dalam bimbingan dan
konseling
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah prosedur pengembangn instrumen
bimbingan dan konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen
Purwanto (2007:9) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat ukur yang
digunkan untuk mengumpulkan data. Sebagaimana dalam ilmu alam, sebuah alat
ukur hanya cocok untuk mengukur keadaan tertentu yang memang tepat diukur
menggunakan alat ukur tersebut.
B. Macam-Macam Instrumen
a. Instrument tes: tes benar salah,tes pilihan ganda, ragam bentuk tes
pilihan ganda, soal menjodohkan, tes isian, soal jawaban singkat, tes
hasil belajar, tes intelegensi tes bakat, tes minat, tes kepribadian
3
b. Instrumen non tes: pedoman wawancara, angket, pedoman observasi,
daftar cek, skala penilaian.
Winkel & Hastuti (2012:260) menjelaskan bahwa pemakaian alat-alat tes
terbatas pada lingkungan tertentu dan administrasinya serta penafsirannya berada
ditangan psikolog yang ahli di bidang testing atau ditangan lembaga testing.
Disini konselor sekolah dapat menggunakan jasa seseorang psikolog atau suatu
lembaga testing, yang terpenting mempelajari secara saksama brosur atau laporan
hasil testing. Untuk dapat memahami brosur atau laporaan hasil testing itu,
konselor di institusi pendidikan harus mengetahui instrument tes yang ada dalam
lingkup Bimbingan dan Konseling. Adapun jenis-jenis instrumen tes sebagai
berikut:
4
c. Mengenali individu yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat
rendah yang memerlukan bantuam khusus.
d. Memperoleh gambaran tentang kecakapan. Kemampuan atau keterampilan
seseorang individu dalam bidang tertentu.
Sedangkan kegunaan hasil intsrumentasi non-tes bagi siswa antara lain:
a. Membantu siswa memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam
proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat.
b. Siswa dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potenti dasar,
minat, sikap, kecakapan dan cita – citanya.
c. Siswa akan sadar dan memahami nilai – nilai yang ada dalam masyarakat
d. Siswa dapat menemukan hambatan – hambatan yang sifatnya dari dirinya dan
dapat mengatasi hambatan – hambatan itu.
e. Membantu siswa dalam melaksanakan masa depannya, hingga dia dapat
menemukan karier yang cocok dalam kehidupannya.
5
d) Perlu diingat bahwa tes atau instrumen apa pun hanya merupakan salah satu
sumber dalam rangka memahami individu secara lebih luas dan dalam.
Persyaratan alat tes menurut Anastasi (2007) adalah:
a) Standarisasi-norma (tingkat perkembangan yang dicapai seperti mental age,
grade equivalent. Posisi relatif dalam kelompok tertentu seperti deviasi IQ,
standar skor.)
b) Objektivitas
c) Reliabilitas
d) Validitas
Penyusunan tes dilakukan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes,
penulisan tes dan analisis tes. Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-
langkah:
a) Menetapkan tujuan tes
b) Menetapkan hasil belajar yang akan diukur
c) Mempersiapkan tabel spesifikasi
d) Menetapkan isi materi tes
e) Menetapkan butir tes
f) Menyiapkan norma aturan
g) Mempersiapkan kunci jawaban/scoring
Tabel.1 Perbedaan skala dan angket
6
atau opini yang secara langsung
menyangkut diri menggambarkan
responden. Asumsi dasar keadaan diri subjek,
angket yaitu bahwa yang biasanya tidak
responden adalah orang disadari oleh responden
yang paling mengetahui yang bersangkutan.
dirinya sendiri
7
7 Validitas Lebih ditentukan oleh Ketepatan
kejelasan tujuan dan operasionalisasi
kelengkapan informasi konstrak psikologi yang
yang hendak diungkapnya hendak diukur menjadi
indikator keperilakuan
dan aitem-aitemnya.
Gambar 2.1 Alur kerja dalam penyusunan skala psikologi (Azwar, 2015:15)
8
Identifikasi tujuan ukur
Estimasi Reliabilitas
Kompilasi final
Penjelasan :
9
Memilih suatu definisi
3. Operasionalisasi aspek
4. Penulisan aitem
5. Ujicoba bahasa
a. Reviu (review) pertama harus dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu
dengan memeriksa ulang setiap aitem yang ditulis apakah juga tidak
keluar dari pedoman penulisan aitem.
b. Reviu selanjutnya dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten
(sebagai panel). Kompetensi ini meliputi penguasaan masalah konstruksi
skala, masalah atrbut yang diukur dan bahasa tulis standar.
6. Field test
7. Seleksi aitem
10
Analisis aitem merupakan proses pengujian aitem secara kuantitatif
guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometrik untuk
disertakan sebagai bagian dari skala. Hasil analisis aitem menjadi dasar
dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan
psikometrik akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat
menjadi bagian dari skala.
8. Validasi konstrak
9. Kompilasi final
BAB III
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan agar
pengembangan instruymen ini dapat dipelajari dan dipahami oleh setiap individu,
karena hal tersebut dapat membantu mendiagnosis dan menganalisis
permasalahan testee secara lebih cermat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13