Oleh:
Kelompok 5
Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk
dan kekuatan, sehingga makalah yang berjudul “Contoh-Contoh Instrumen
Penilaian Pembelajaran dan Mendesain Rencana Penilaian” ini dapat tersusun
hingga selesai tanpa adanya halangan apapun.
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari semua
itu disadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan inspiransi
untuk pembaca dan terutama untuk penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1). Apa saja contoh-contoh instrumen penilaian pembelajaran?
2). Bagaimana cara mendesain rencana penilaian melalui pembuatan kisi-kisi
(blueprint) instrumen penilaian pembelajaran?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berpendapat bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat
pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Terdapat tiga jenis tes,
yaitu tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Menurut Trisnamansyah (2014:
128) terdapat dua jenis tes, yaitu tes tertulis dan tes lisan.
(1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan
memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a) Tes Berbentuk Uraian (essay)
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban
uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk
uraian ini, khususnya bentuk uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk
mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata
sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Dilihat dari keluasan materi
yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas (extended
respons items).
Sebagaimana jenis tes lainnya, tes uraian juga memiliki beberapa kebaikan
dan kekurangan. Kebaikan tes uraian diantaranya adalah:
(a) Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan
waktu yang lama.
(b) Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang
teratur.
(c) Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu banyak
untuk membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan tulis.
Selain penjabaran mengenai kelebihan tes uraian Sedangkan kelemahan tes
uraian yakni
4
(a) Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas
atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang
sebenarnya.
(b) Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan penjelasan
pengetesan dalam mensekornya.
(c) Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama
mudah menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurang
objektif.
b) Tes Berbentuk Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal
dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil
belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester
dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan
menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada
tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing butir yang
bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk
melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle chois),menjodohkan
(matching), bentuk pilihan benar-salah (true false).
(2) Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari tes lisan adalah sebagai berikut.
a) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta
didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan
langsung.
b) bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga
sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk
ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung
kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
c) hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
5
Selain kelebihan dari tes tertulis tersebut, terdapat juga kelemahannya adalah:
Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes dan waktu pelaksanaan yang
diperlukan relatif cukup lama. (Trisnamansyah, 2014: 128)
6
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak,
misalnya benar-salah. Berikut contoh daftar cek.
No Sikap yang diamati Melakukan
Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai taat tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah Skor
2) Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan
penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor
subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut
contoh skala rentang:
No Sikap yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai taat tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah Skor
3) Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan.
7
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen
kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaanyang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan
kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Sikap terhadap materi pelajaran.
b. Sikap terhadap guru/pengajar.
c. Sikap terhadap proses pembelajaran.
d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma
tertentuberhubungan dengan suatu materi pelajaran.
e. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
yang relevan dengan mata pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.
Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung,
dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut.
(1) Obervasi Perilaku
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan
dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku
catatan harian.
No Hari/ tanggal Nama peserta Kejadian (Positif
didik atau negatif)
8
untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam
penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
(2) Pertanyaan Langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap
seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana
tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di
sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan
reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap
peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta
didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai
sikap dan membina peserta didik
(3) Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang
suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya,
peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan
Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang
dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami
kecenderungan sikap yang dimilikinya.
4) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan
dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta
didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.
Contoh format penilaian proyek.
9
5) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak
hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan
perlu diadakan penilaian yaitu sebagai berikut.
a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta
didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta
didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria
keindahan.
10
6) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
Contoh format kisi-kisi instrumen portofolio sebagai berikut:
No Jenis tagihan/ Tanggal Nilai Keterangan KD/ Indkator
yang dinilai
7) Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana
subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat
digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
11
Contoh format penilaian diri sebagai berikut:
Menurut Susetyo (2006: 18), kisi-kisi (bluefrint) merupakan suatu format atau
matriks yang memuat informasi untuk dijaikan rambu-rambu atau pedoman dalam
mengkronstruk, menulis dan atau merakit butir-butir soal menjadi instrumen
penilaian. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan penilaian. Penyusunan
kisi-kisi merupakan hal pentingyang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Ada
beberapa komponen kisi-kisi, yaitu sebagai berikut.
1) Standar Kompetensi, yaitu merupakan dasar, merujuk kepada klarifikasi
kemampuan minimalpeserta didik yang menggambarkan aspek-aspek
kemampuan dari suatu program pendidikan tertentu, sebagaimana terdapat
dalam kurikulum sekolah.
2) Kompetensi Dasar, yaitu merupakan penjabaran dari standar kompetensi
yang merupakan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung di dalamnya.
3) Indikator, yaitu merupakan penjabaran dari kompetensi dasar, yakni
berkaitan dengan topik pembahasan dari suatu pembelajaran tertentu.
12
4) Materi uji, yaitu merupakan penjabaran dari indikator yang meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menyusun kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul
representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru
kepada peserta didik.
Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi pelajaran yang telah
diberikan, maka akan berakibat hasil penilaian itu kurang baik.
Jika materi penilaian terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran,
maka akan berakibat sama.
Untuk melihat apakah materi penilaian relevan dengan materi pelajaran atau
apakah penilaian terlalu banyak atau kurang, guru harus menyusun kisi-kisi. Hal itu
dimaksudkan bahwa:
Pada dasarnya format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok,
yaitu; komponen identitas dan komponen matriks.
13
Guru dapat memilih materi, metode, media, dan sumber belajar yang tepat,
sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk menyusun soal atau
instrumen atau penilaian lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk mengukur pencapaian
target dalam indikator, sebaiknya disusun butir soal dalam format khusus.
Kelas : II (Dua)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran : 2016/2017
No Standar Kompetensi Indikator Bentuk No
Kompetensi Dasar Soal Soal
1 Memahami teks Menyebutkan Menjawab PG 1
pendek dan puisi kembali pertanyaan
yang dilisankan dengan kata- sesuai isi teks
kata atau yang di dapat
kalimat sendiri Menyebutkan PG 2
isi teks pendek tokoh-tokoh
dalam cerita
yang didengar
Menjelaskan PG 3
bagian cerita
yang paling
menarik
14
secara lisan melalui menggunakan dengan intonasi
kegiatan bertanya, kata yang tepat yang benar
bercerita, dan dan santun
deklamasi berbahasa
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
16