INSTRUMEN EVALUASI
BENTUK TEST
Disusun Oleh :
M. Yasir 201210016
Azara Putri S. 201210003
Kurnia Wulandari 201210014
Siska Wahyuni 201210021
Tiara Febrianti 201210047
Nur Aqilah Ardani 201210040
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Instrumen Evaluasi....................................................................................3
2.2 Jenis dan Bentuk Evaluasi Dalam Pembelajaran.......................................4
2.2.1 Test Bentuk Uraian Essay...............................................................4
2.2.2 Test Bentuk Objektif.......................................................................7
2.2.3 Test Tindakan.................................................................................9
BAB III: PENUTUP............................................................................................12
3.1 Simpulan ..................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan yang akan kita capat setelah mempelajari makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen dalam ruang lingkup evaluasi
pembelajaran.
2. Untuk mengatahui macam-macam/jenis-jenis instrumen dalam
pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Instrumen Evaluasi
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes
mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda,
jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan
portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan
pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua
karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan
reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur
kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan pada
siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu
ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lainnya misalnya kesesuaian
indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum
yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.
Sebuah Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Hendaknya memenuhi syarat
sebelum digunakan untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar
dari kesalahan dan hasil yang tidak valid (tidak sesuai kenyataan sebenarnya).
Alat evaluasi yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil penilaian menjadi bisa
atau tidak sesuainya hasil penilaian dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti
contoh anak yang pintar dinilai tidak mampu atau sebaliknya.
Jika terjadi demikian perlu ditanyakan apakah persyaratan instrumen yang
digunakan menilai sudah sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrument.
3
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah antara lain:
• Validitas
• Reliabilitas
• Objectivitas
• Pratikabilitas
• Ekomonis
• Taraf Kesukaran
• Daya Pembeda
4
dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut:
- Memecahkan masalah
- Menganalisa masalah
- Membandingkan
- Menyatakan hubungan
- Menarik kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).
Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk
uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas
(restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons
items). Contoh untuk masing-masing jenis tes ini dapat dilihat
sebagai berikut:
a.) Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam,
tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh:
Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah
pesawat komputer!
Sebutkan lima komponen dalam sistem komputer!
b.) Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal
dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas
mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh
karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan
sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban
peserta didik nanti. Contoh:
Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia,
jelaskan secara singkat!
5
Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan!
6
2.2.2 Test Bentuk Objektif
Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek
(short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester
dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing
masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa
kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang
disediakan untuk masing-masing butir yang bersangkutan.
1. Test Bentuk Benar – Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara
fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak
digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
Ada beberapa teknik/petunjuk praktis dalam penyusunan soal
bentuk B-S, yaitu:
(1) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
(2) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan
memakai kalimat sederhana.
(3) Hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau
paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan
kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh
(distractor/decoy/fails).[1]
7
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan
ganda, yaitu:
Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator
soal.
Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan
dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.
Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan
kesatuan kalimat yang tidak terputus.
Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban yang
benar.
Bila perlu beri jawaban pengecohnya.
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara
penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif,
(2) dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas, (3)
mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi,
dan (4) dapat digunakan berulang kali.
Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan
soal benar-benar membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi
peluang siswa untuk menebak jawaban, dan (3) kurang mampu
meningkatkan daya nalar siswa.
3. Menjodohkan
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan
kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua
kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan
kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
hubungan antara dua hal.
Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik
berikut:
(1) Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator.
8
(2) Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di
sebelah kanan.
(3) Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok
persoalan.
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam
kalimat yang tidak lengkap. Contoh:
Tempat sampah daur ulang dalam komputer disebut . . .
Program dan data dapat disimpan dalam . . . atau . . .
Beberapa petunjuk teknis dalam penyusunan soal bentuk
melengkapi (completion), antara lain:
(1) Hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari
buku (textbook).
(2) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya
diletakkan di akhir kalimat.
(3) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak.
(4) Jika perlu, dapat diberi gambar-gambar sehingga dapat
dipersingkat dan jelas.[2]
2.2.3 Test Tindakan
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah
pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang
dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai
dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Tindakan atau
unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan
laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.
Format Penilaian Tindakan Dalam Praktik Pelajaran...
NamaSekolah : .........................................................
NamaPesertaDidik : .........................................................
9
Kelas/Semester : .........................................................
Hari/Tanggal : .........................................................
Tujuan : .........................................................
Keterangan:
SB = SangatBaik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = SangatKurang
NamaSekolah : .........................................................
NamaPesertaDidik : .........................................................
Kelas/Semester : .........................................................
Hari/Tanggal : .........................................................
Tujuan : .........................................................
10
No Aspek-aspek yang diamati Nilai Keterangan
1 Langkah Persiapan
Jumlah
Rata - Rata
Catatan:
Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, D
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan
non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian
bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja
(performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup:
wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah antara lain:Validitas, Reliabilitas, Objectivitas, Pratikabilitas,
Ekomonis, Taraf Kesukaran,dan daya pembeda.Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.
3.2 Saran
Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang di gunakan. Oleh
karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan
soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana
yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian
maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh
sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah. Penyusunan tes
yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup
mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.
12
DAFTAR PUSTAKA
13