Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INSTRUMEN EVALUASI
BENTUK TEST

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran
Doses Pengampu:
Tri Riya Anggraini, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

M. Yasir 201210016
Azara Putri S. 201210003
Kurnia Wulandari 201210014
Siska Wahyuni 201210021
Tiara Febrianti 201210047
Nur Aqilah Ardani 201210040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“Instrumen Evaluasi Bentuk Test” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim
penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang konsep dan prinsip yang ada pada saat melakukan proses belajar
maupun pembelajaran. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Ibu Tri Riya Anggraini, S.Pd.,
M.Pd.dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam
berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Bandar Lampung, 09 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Instrumen Evaluasi....................................................................................3
2.2 Jenis dan Bentuk Evaluasi Dalam Pembelajaran.......................................4
2.2.1 Test Bentuk Uraian Essay...............................................................4
2.2.2 Test Bentuk Objektif.......................................................................7
2.2.3 Test Tindakan.................................................................................9
BAB III: PENUTUP............................................................................................12
3.1 Simpulan ..................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan tidak lepas dengan yang namanya penilaian.
Penilaian dilakukan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
seseorang dalam belajar. Namun seringkali seorang pendidik hanya menekankan
penilaian hasil belajar yang bersifat praktis dan ekonomis saja. Sedangkan
penilaian dalam hal proses tidak dilakukan, padahal ini sangatlah penting.
Keberhasilan belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya motivasi belajar
dari peserta didik itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan dan
juga kemampuan professional guru.
Proses akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan
evaluasi. Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil keberhasilan dari
proses ataupun metode yang dilaksanakan.
Banyak di antara kita sebagai pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang
sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik
evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Maka penulis akan memaparkan mengenai instrumen evaluasi hasil belajar yang
mencakup bentuk-bentuk test dan pembuatan kisi-kisi dan pengembangan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat kita ketahui rumusan masalah yang
terdapat pada makalah ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen evaluasi?
2. Apa saja jenis-jenis instrumen evaluasi dalam pembelajaran ?

1.3 Tujuan Masalah

1
Tujuan yang akan kita capat setelah mempelajari makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen dalam ruang lingkup evaluasi
pembelajaran.
2. Untuk mengatahui macam-macam/jenis-jenis instrumen dalam
pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Instrumen Evaluasi
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes
mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda,
jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan
portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan
pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua
karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan
reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur
kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan pada
siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu
ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lainnya misalnya kesesuaian
indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum
yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.
Sebuah Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Hendaknya memenuhi syarat
sebelum digunakan untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar
dari kesalahan dan hasil yang tidak valid (tidak sesuai kenyataan sebenarnya).
Alat evaluasi yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil penilaian menjadi bisa
atau tidak sesuainya hasil penilaian dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti
contoh anak yang pintar dinilai tidak mampu atau sebaliknya.
Jika terjadi demikian perlu ditanyakan apakah persyaratan instrumen yang
digunakan menilai sudah sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrument.

3
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah antara lain:
• Validitas
• Reliabilitas
• Objectivitas
• Pratikabilitas
• Ekomonis
• Taraf Kesukaran
• Daya Pembeda

2.2 Jenis dan Bentuk Evaluasi Dalam Pembelajaran


Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen atau alat evaluasi
yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah
dilakukan terhadap anak didik. Instumen evaluasi itu dapat digolongkan menjadi
dua yakni, tes dengan non-tes yang lebih lanjut akan dipaparkan dibawah ini.
2.2.1 Tes Bentuk Uraian Essay
Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “testum”, berarti
piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda
lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes merupakan suatu
teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang di dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
sesesorang atau kelompok.
Dilihat dari bentuknya, maka penilaian jenis tes ini dapat
diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan
jawaban uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara
terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk uraian bebas
menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan
merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta

4
dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut:
- Memecahkan masalah
- Menganalisa masalah
- Membandingkan
- Menyatakan hubungan
- Menarik kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).
Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk
uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas
(restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons
items). Contoh untuk masing-masing jenis tes ini dapat dilihat
sebagai berikut:
a.) Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam,
tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh:
 Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah
pesawat komputer!
 Sebutkan lima komponen dalam sistem komputer!
b.) Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal
dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas
mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh
karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan
sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban
peserta didik nanti. Contoh:
 Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia,
jelaskan secara singkat!

5
 Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan!

Dalam menyusun soal bentuk uraian, ada baiknya guru


mengikuti petunjuk praktis berikut ini.
(1) Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk
dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami.
(2) Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memilih beberapa soal dari sejumlah soal yang
diberikan, sebab cara demikian tidak memungkinkan
untuk memperoleh skor yang dapat dibandingkan.
(3) Instrumen soalnya dapat berupa: menjelaskan,
menelaah, mendeskripsikan, membandingkan,
mengemukakan kritik, memecahkan masalah, dan lain
sebagainya.
Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada
soal bentuk uraian,. Adapun kelebihan bentuk soal uraian
antara lain:
- Proses penyusunan soal relatif mudah.
- Memberikan kebebasan luas kepada peserta didik
untuk menyatakan tanggapannya.
- Dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan
pikiran.
- Mengurangi faktor menebak dalam menjawab.

Sedangkan kelemahan bentuk soal uraian antara lain:


 Proses pengoreksian membutuhkan waktu yang
relatif lama.
 Ada kecenderungan dari guru bersikap subjektif.
 Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai,
karena keindahan kalimat dan tulisannya.

6
2.2.2 Test Bentuk Objektif
Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek
(short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester
dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing
masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa
kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang
disediakan untuk masing-masing butir yang bersangkutan.
1. Test Bentuk Benar – Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara
fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak
digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
Ada beberapa teknik/petunjuk praktis dalam penyusunan soal
bentuk B-S, yaitu:
(1) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
(2) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan
memakai kalimat sederhana.
(3) Hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau
paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan
kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh
(distractor/decoy/fails).[1]

7
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan
ganda, yaitu:
 Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator
soal.
 Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan
dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.
 Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan
kesatuan kalimat yang tidak terputus.
 Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban yang
benar.
 Bila perlu beri jawaban pengecohnya.
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara
penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif,
(2) dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas, (3)
mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi,
dan (4) dapat digunakan berulang kali.
Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan
soal benar-benar membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi
peluang siswa untuk menebak jawaban, dan (3) kurang mampu
meningkatkan daya nalar siswa.
3. Menjodohkan
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan
kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua
kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan
kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
hubungan antara dua hal.
Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik
berikut:
(1) Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator.

8
(2) Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di
sebelah kanan.
(3) Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok
persoalan.
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam
kalimat yang tidak lengkap. Contoh:
 Tempat sampah daur ulang dalam komputer disebut . . .
 Program dan data dapat disimpan dalam . . . atau . . .
Beberapa petunjuk teknis dalam penyusunan soal bentuk
melengkapi (completion), antara lain:
(1) Hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari
buku (textbook).
(2) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya
diletakkan di akhir kalimat.
(3) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak.
(4) Jika perlu, dapat diberi gambar-gambar sehingga dapat
dipersingkat dan jelas.[2]
2.2.3 Test Tindakan
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah
pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang
dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai
dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Tindakan atau
unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan
laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.
Format Penilaian Tindakan Dalam Praktik Pelajaran...

NamaSekolah : .........................................................

Mata Pelajaran : .........................................................

NamaPesertaDidik : .........................................................

9
Kelas/Semester : .........................................................

Hari/Tanggal : .........................................................

Tujuan : .........................................................

Pertunjuk : Berilah penilaian dengan menggunakan tanda cek (V) pada


setiap aspek yang tertera di bawah ini sesuai dengan tingkat penguasaan
peserta didik.

Keterangan:
SB = SangatBaik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = SangatKurang

No Aspek-aspek yang diamati SB B C K SK


1 Langkah Persiapan

2 Cara Mengelupas Kulit Bagian Luar

3 Cara Mengelupas Kulit Bagian Dalam

4 Cara Membersihkan Getah/Lendir

5 Cara Menaburkan Tanah

6 Cara Membungkus dan Mengikat

NamaSekolah : .........................................................

Mata Pelajaran : .........................................................

NamaPesertaDidik : .........................................................

Kelas/Semester : .........................................................

Hari/Tanggal : .........................................................

Tujuan : .........................................................

10
No Aspek-aspek yang diamati Nilai Keterangan
1 Langkah Persiapan

2 Cara Mengelupas Kulit Bagian Luar

3 Cara Mengelupas Kulit Bagian Dalam

4 Cara Membersihkan Getah/Lendir

5 Cara Menaburkan Tanah

6 Cara Membungkus dan Mengikat

Jumlah

Rata - Rata

Catatan:
Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, D

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan
non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian
bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja
(performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup:
wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah antara lain:Validitas, Reliabilitas, Objectivitas, Pratikabilitas,
Ekomonis, Taraf Kesukaran,dan daya pembeda.Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.

3.2 Saran
Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang di gunakan. Oleh
karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan
soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana
yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian
maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh
sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah. Penyusunan tes
yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup
mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011.  Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan


Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS.  Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Thamrin. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi.   Surakarta: FKIP


UNS

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,  (Jakarta:


Bumi Aksara, 2005), hal.185.

Sumarna Surapranata,  Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi


Kurikulum 2004, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 8

13

Anda mungkin juga menyukai