Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH EVALUASI HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN TEST HASIL

Disusun Oleh : Kelompok 2


Lastiarma Silaban (3192121004)
Dandi Arihta Sitepu (3192421019)
Fitria Rizki Aulia (3193121002)

A REGULER 2019
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya makalah yang berjudul “Pengembangan dan Pelaksanaan Test Hasil
Belajar” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tulisan ini berisi tentang Pengembangan
dan Pelaksanaan Test Hasil Belajar.

Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas dorongan dan bimbingan
dari dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Bapak Arfan Diansyah S.Pd,
M.Pd, karena kuliah dan bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan baik dari isi maupun cara penulisanya, demi kesempurnaan tugas
yang akan datang penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca. Atas perhatian semua pihak, di sampaikan terimakasih.

Medan, Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang...........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 Pengertian Test..........................................................................................5


2.2 Fungsi dan Jenis Test.................................................................................6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Test Objektif dan Uraian...............................9
2.4 Langkah – Langkah Pengembangan Test.................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................19

3.1 Kesimpulan...............................................................................................18

3.2 Saran.........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tes merupakan istilah yang paling akrab dengan guru. Tes pada umumnya
dikaitkan dengan usaha untuk memperoleh informasi tentang peningkatan
kemampuan siswa sebagai hasil pengajaran, sehingga tes dapat diartikan sebagai
suatu alat yang digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidak tercapainya suatu
standar kompetensi yang telah ditentukan dalam suatu pembelajaran. Keberhasilan
proses belajar seorang siswa dalam hal belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari
sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh siswa dalam
kelas tersebut. Adanya perbedaan individu tentu menentukan berhasil atau tidaknya
tiap individu dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang berupa tugas belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian dan Test ?


2. Bagaimana fungsi dan apa saja jenis jenis tes ?
3. Bangaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Test Objektif dan Uraian ?
4. Bagaimana Langkah – Langkah Pengembangan Test ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Apa Pengertian dan Test


2. Untuk mengetahui Bagaimana fungsi dan apa saja jenis jenis tes
3. Untuk mengetahui Bangaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Test Objektif dan
Uraian

3
4. Untuk mengetahui Bagaimana Langkah – Langkah Pengembangan Test

1.4 Manfaat Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui Dapat mengetahui Apa Pengertian dan Test


2. Dapat mengetahui Bagaimana fungsi dan apa saja jenis jenis tes
3. Dapat mengetahui Bangaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Test Objektif dan
Uraian
4. Dapat mengetahui Bagaimana Langkah – Langkah Pengembangan Test

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Test

Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti
sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Dalam pengertian yang luas, tes adalah
alat atau instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu. Ada beberapa istilah yang
berkaitan dengan uraian diatas, yaitu istilah tes, testing, testee, tester, yang masing-
masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Testing merupakan saat pada waktu tes itu
dilaksanakan atau dapat juga dikatakan adalah saat pengambilan tes. Testee adalah
responden yang sedang mengerjakan tes. Tester adalah orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden.

Ada beberapa pengertian tes menurut para ahli yaitu sebagai berikut :

1. Menurut S. Eko Putro Widoyoko, tes adalah diartikan sebagai sejumlah


pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes.
2. Menurut Suharsimi Arikunto, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
3. Menurut M. Chabib Thoha, tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan,
perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon
sesuai dengan petunjuk itu.
4. William Wiersma Stephen G.Jurs, dalam bukunya Educational Measurement and
Testing mendefinisikan “The test is the stimulus to which theresponse is made”

5
Artinya tes adalah suatu rangsangan yang membuat orang untuk menanggapinya
(merespon).

Berdasarkan beberapa pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes


adalah suatu alat pengumpul informasi melalui serentetan pertanyaan, perintah atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang ditunjukkan kepada testee.

2.2 Fungsi dan Jenis Test


A. Fungsi Test

Secara umum, menurut Sudijono ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes,
yaitu :

1. Sebagai alat pengukuran terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu.
2. Sebagai alat pengukuran keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
ditentukan, telah dapat dicapai.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi


Pendidikan, fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:

a. Fungsi untuk kelas.


b. Fungsi untuk bimbingan.
c. Fungsi untuk administrasi.

6
Selain fungsi-fungsi tes ini, hal lain yang harus diingat adalah :

a. Hubungan dengan penggunaan

Fungsi untuk waktu menyusun tes, yang harus selalu diingat, fungsi manakah
yang sangat diperhitungkan karena fungsi yang berbeda akan menentukan bentuk
atau isi tes yang berbeda pula.

b. Komprehensif

Sebuah tes sebaiknya mencakup suat kebulatan artinya meliputi berbagai aspek
yang dapat menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan (kecerdasan, sikap,
pribadi, perasaan sosial) hal ini dapat dicapai apabila tes itu merupakan rangkaian tes.

c. Kontinuitas

Berhubungan dengan prinsip komprehensif, maka prinsip kontinuitas mempunyai


persamaan tujuan. Sebaiknya tes disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan
kelanjutan dari awal anak memasuki suatu sekolah sampai dengan kelas terakhir.
Dengan demikian akan diketahui perkembangan anak itu dengan tidak terputus.

B. Jenis Test

Secara umum tes terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. Tes Unjuk Kerja (Performance Test)

Tes Unjuk Kerja adalah tes dalam bentuk tindakan atau unjuk kerja untuk
mengukur seberapa jauh seseorang dapat melakukan tugas atau pekerjaan sesuatu
dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Misalnya tes keterampilan dalam
mengoperasikan alat atau peralatan seperti komputer, peralatan produk teknologi,
memperagakan gerakan, atau kegiatan belajar yang sejenis.

7
2. Tes Lisan (Oral Test)

Test Lisan (Oral Test) adalah tes yang dilaksanakan secara lisan, soal atau
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawaban yang diberikan juga dinyatakan secara
lisan.

3. Tes Tertulis (Written Test)

Tes Tertulis (Written Test) adalah tes yang dilaksanakan secara tertulis,
pertanyaan atau soal dinyatakan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh
peserta tes juga dinyatakan secara tertulis.

Secara umum tes tertulis dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1. Tes Uraian

Tes bentuk uraian adalah tes yang jawabannya tidak disediakan pada lembar soal
tetapi harus diungkap atau diberikan sendiri oleh peserta tes. Pengungkapan jawaban
oleh peserta tes sangat bervariasi dilihat dari segi bahasa dan keuasaan lingkup
jawaban. Tes uraian dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bebas dan tes uraian
terbatas.

2. Tes Objektive

Tes Objektive adalah jawabannya disediakan oleh pembuat soal, peserta tes hanya
memilih jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X), tanda centang
(√), atau lingkaran (O).

Tes Objektive dibagi lagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut :

a. Tes Menyajikan (Supply Test) adalah tes yang pertanyaan atau soalnya disusun
sedemikian rupa dengan maksud agar peserta tes memberikan jawaban cukup
dengan satu atau dua kata saja.
b. Tes Bentuk Pilihan (Selection Test) adalah tes yang formatnya disusun
sedemikian rupa yang mengharuskan peserta tes menjawab dengan cara memilih

8
alternatif jawaban yang disediakan dengan memberi tanda sesuai petunjuk. Tes
bentuk pilihan ini dapat disusun dalam bentuk benar-salah, menjodohkan, dan
pilihan ganda.
c. Tes Analogi (Analogy Test) adalah jenis tes bentuk obyektif yang disusun
sedemikian rupa di mana dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan peserta tes
diminta untuk memilih bentuk yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya.
d. Tes Menyusun Kembali (Rearrangement Test) adalah jenis tes obyektif yang
disusun sedemikian rupa sehingga format pernyataan atau pertanyaan tersusun
dalam kalimat yang tidak teratur. Dalam tes jenis ini peserta tes diminta untuk
menyusun kembali rangkaian kalimat yang tidak teratur tersebut menjadi urutan
pengertian atau proses yang benar.

3.3 Kelebihan dan Kelemahan Test Objektif dan Uraian

Ada dua jenis tes yaitu testobjektif dan tes uraian test objektif terdiri dari
beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar – salah, menjdohkan, isian pendek dan
melengkapi. Sedangkan tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur.

A. Kelebihan dan Kelemahan Test Objektif

Test Objektif

Tes objektif merupakan sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang
jawabannya sudah disediakan atau sudah diarahkan dan bersifat lebih pasti. Item tes
objektif yang banyak digunakan guru dalam kegiatan evaluasi dikelas adalah item tes
objektif pilihan. Tes ini dinamakan teks objektif pilihan, karena para siswa
diharuskan memilih satu jawaban benar dari sejumlah jawaban yang telah disediakan
oleh guru.

Kelebihan

1. Menyusun soal relative mud

9
2. Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan menebak
3. Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat
4. Hasil penilaian cukup objektif
5. Lebih representative dalam mewakili isi dan luas bahan, dapat menghindari
campur tangan unsur unsur subjektif baik dari segi siswa maupun guru yang
memeriksa
6. Lebih mudan dan cepat cara memeriksanya
7. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain

Kelemahan

1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dar pada tes esai, karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan yang lain
2. Soal soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali serta sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3. Banyak kesempatan untuk main untung untungan
4. Kerja sama antar siswa dalam melaksanakan tes lebih terbuka
5. Dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
6. Memerlukan waktu yang lama untuk menilainya sekalipun tidak
selamabentuk uraian
7. Menyulitkan pemerikasaan apabila jawaban siswa membingungkan
pemerikasa

B. Kelebihan dan Kelemahan Test Uraian

Secara etimologi tes uraian adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berfikir siswa. Tes esai dapat juga disebut sebagai tes dengan menggunakan
pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua

10
macam, yaitu tes uraian dengan jawaban panjang dan tes uraian dengan jawaban
singkat.

Kelebihan

1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa
3. Dapat terlatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yaitu berfikir logis,
analitis, dan sistematis
4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (Problem solving)
5. Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses
berfikir siswa.

Kelemahan

1. Sampel tes sangat terbatas sebab tes ini tidak mungkin menguji semua bahan
yang telah diberikan
2. Sifatnya subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan
maupun cara memeriksanya.
3. Tes ini biasanya kurang dapat dipercata mengungkapkan aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu yang lama sehingga tidak praktis bagi
kelas yang jumlah siswanya relatif besar.

3.4 Langkah – Langkah Pengembangan Test

Dalam pengembangan dan penyusunan tes, perlu ditetapkan terlebih dahulu


tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. langkah dalam
pengembangan dan penyusunan tes adalah : menetapkan tujuan penilaian, SK, dan
KD, menentukan alat ukur tes dan non tes, menyusun kisi-kisi tes.

11
A. Menentukan Tujuan Penilaian, SK, dan KD

Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan yang
berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes formatif, sumatif, diagnostik, dan seleksi.
Tes formatif untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh
siswa dalam suatu program pembelajaran tertentu dan untuk memperbaikinya. Tes
sumatif ditujukan untuk mengetahui kompetensi siswa dalam sekumpulan materi
pokok yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan pada akhir program, yakni akhir
semester, dan akhir tahun.

Tes diagnostik ditujukan untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi kesukaran-


kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar
tersebut. Tes ini dilaksanakan untuk bimbingan belajar, pengajaran remedial
(remedial teaching), menemukan kasus- kasus, dan lain-lain. Tes seleksi ditujukan
untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar. untuk tujuan prestasi belajar, lingkup
materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk
kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja
praktik/laporan praktikum, ujian praktik. Selanjutnya, Standar kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) merupakan acuan/target utama yang harus diukur dan
dipenuhi.

B. Menentukan jenis alat ukurnya

Alat ukur yang dapat digunakan, yaitu tes atau non-tes. Untuk penggunaan tes
diperlukan penentuan materi. Penentuan materi yang akan diujikan sangat penting
karena di dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah diajarkan dapat
diujikan dalam waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam. Oleh karena itu,
setiap guru harus menentukan materi mana yang sangat penting dan penunjang,
sehingga dalam waktu yang sangat terbatas, materi yang diujikan hanya menanyakan

12
materi-materi yang sangat penting saja. PenentuanPenentuan materi penting
dilakukan dengan memperhatika yangn kriteria berikut ini:

1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik,
2. Kontinuitas , yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau
lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,
3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata
pelajaran lain.
4. Keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.

Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah


materi tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka
materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau
uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan:
kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau lainnya.

C. Aspek yang Dapat Diukur

Sebelum menyusun kisi-kisi tes, perlu ditentukan aspek (perilaku) yang dapat
diukur. Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil
atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli
pendidikan, di antaranya seperti dikemukakan Benjamin S. Bloom. Ada tiga ranah
yang dikembangkan oleh Bloom, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
aspek dijelaskan berikut ini :

1. Kognitif

Aspek ini mencakup 6 (enam) tingkat berpikir, dimulai dari yang paling
sederhana sampai dengan yang paling komplek. Domain ini erat hubungannya dengan
intelegensi, kemampuan berpikir, keterampilan memecahkan masalah. EnamEnam
tingkat berpikir tersebut adalah :

13
a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah aspek yang paling rendah dalam taksonomi Bloom yang
didefinsikan sebagai kemampuan mengingat. Dalam jenjang kemampuan ini
seseorang dituntut untuk dapat mengingat atau mengetahui adanya konsep, fakta,
istilah, konvensi, kecenderungan (trends) dan urutan (sequences), klasifikasi dan
kategori, kriteria, metodologi, prinsip dan generalisasi, teori, struktur, dan proses.

b. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman didefinsikan sebagai kemampuan untuk memahami. Siswa dituntut


untuk memahami translasi (merubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain),
interpretasi (menjelaskan atau menyimpulkan materi), dan ekstrapolasi. Dalam
kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator menggunakan kata-kata operasional antara lain : menjelaskan,
membedakan, mencontohkan, meringkaskan, mendiskusikan, menceritakan, dan
mengambarkan.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menerapkan. Siswa dituntut


menerapkan ide-ide umum, tata cara, metode-metode, prinsip-prinsip, serta toeriteori
dalam situasi baru dan konkret. Apabila situasinya tidak baru, maka kemampuan yang
diukur bukan lagi penerapan, tetapi ingatan. Suatu soal yang telah dipakai sebagai
contoh di kelas mengenai penerapan suatu rumus, jangan lagi dipakai dalam tes. Jika
soal yang sama itu disajikan, maka siswa menjawab hanya berdasarkan ingatan,
bukan melalui penerapan. Harus diciptakan butir soal baru yang serupa tetapi tidak
sama. DalamDalam kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator menggunakan kata-kata operasional
antara lain : menghitung, mendemonstrasikan, menerapkan, menoperasionalkan,
memanipulasikan, memodifikasikan, menghubungkan, memecahkan masalah,
mengilustrasikan, dan mempraktekkan.

14
d. Analisis (Analysis)

Analisis didefinsikan sebagai kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas


menjadi bagian-bagian kecil. Dengan demikian, situasi atau informasi tersebut
menjadi lebih jelas. Misalnya; menggunakan suatu informasi/pengetahuan yang
diperolehnya untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis diklasifikasikan atas
tiga kelompok, yaitu : (1) analisis unsur, (2) analisis hubungan, dan (3) analisis
prinsip-prinsip yang terorganisasi. Dalam analisis unsur diperlukan kemampuan
merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur penting dan dapat
membedakan antara fakta dan nilai. Dalam analisis hubungan menuntut kemampuan
mengenal unsur-unsur dan pola hubungannya. Dalam analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi menuntut kemampuan menganalisis pokok-pokok yang melandasi suatu
organisasi, misalnya menentukan falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya.
DalamDalam kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator menggunakan kata-kata operasional antara lain
membedakan, mendeteksi, mengidentifikasi, mengklasifikasikan,
mendiskriminasikan, menyatakan, mengkategorikan, dan membandingkan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis didefinisikan sebagai kemampuan menggabungkan beberapa informasi


menjadi suatu kesimpulan. Misalnya; memformulasikan hasil penelitian di
laboratorium. Dengan demikian kemampuan yang diharapkan lebih menekankan
kepada perilaku yang kreatif dengan tekanan utama pada memformulasikan pola-
pola baru atau struktur yang baru. DalamDalam kaitannya dengan rumusan tujuan
pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator menggunakan
kata-kata operasional seperti: mengembangkan, mengkombinasikan, mensintesiskan
mengorganisasikan, mengklasifikasikan, mem-formulasikan, dan memodifikasikan.

15
f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi didefinsikan sebagai kemampuan mempertimbangkan mana yang baik


dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Dalam
kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator menggunakan menggunakan kata-kata operasionalantara lain
memutuskan, mempertimbangkan, menyimpulkan, membandingkan,
menstandardisasikan, dan merevisi.

2. Afektif

Domain kognitif dipergunakan dalam pengukuran penampilan maksimal (what a


person can do), sedangkan dalam domain afektif dipergunakan dalam pengukuran
penampilan khusus ( what a person dooes, do, or feel). Penilaian afektif mencakup
antara lain: sikap, tingkah laku, minat, emosi, motivasi, kerjasama, dan koordinas dari
setiap siswa. Penilaian afektif dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung
secara menerus. Aspek penilaian afektif terdiri dari: (1) menerima (receiving), (2)
menanggapi (responding), (3) menilai (evaluating), (4) mengorganisasi
(organization), dan (5) membentuk watak (characteristization).

Pada aspek menerima termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,


respon, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Dalam kaitannya dengan
rumusan tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
menggunakan kata-kata operasional antara lain: memilih, menguraikan, mengikuti,
memberikan, memegang (hold), menempatkan, menamakan (name), menunjukkan,
dan memakai. Pada aspek menanggapi termasuk reaksi yang diberikan: ketepatan
reaksi, perasaan kepuasaan, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan
pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator menggunakan kata-kata operasional
antara lain : menjawab, membantu, memenuhi (comply), menyesuaikan (conform),
mendiskusikan, membantu, mempraktekkan, menampilkan, menceritakan,
melaporkan, merespon, memilih, and menuliskan.

16
3. Psikomotor dan (Life Skill)

Tidak semua mata pelajaran dapat dinilai aspek psikomotornya (disesuaikan


dengan tuntutan komptensi dasar yang harus dicapai siswa). Aspek psikomotor
digunakan untuk pembelajaran yang banyak memerlukan praktek seperti : Pendidikan
Agama, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, Praktik IPA, praktik Bahasa, dan
praktik di bengkel atau workshop. AspekAspek psikomotor terdiri dari: (1) meniru
(perception), (2) menyusun (manipulating), (3) melakukan dengan prosedur
(precision), (4) melakukan dengan baik dan tepat (articulation), dan (5) melakukan
tindakan secara alami (naturalization).

Pada tingkat persepsi (peniruan) berkenaan dengan perasaan untuk menirukan


gerakan yang ditunjukkan. Ada tiga tingkatan untuk aspek ini, yaitu: (a)
kesadaran/adanya rangsangan (awarness of a stimulus), (b) seleksi terhadp gerakan-
gerakan yang relevan (cue selection), dan (c) melaksanakan dalam suatu penampilan
(to action in a performance). Penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa di
dalam kurikulum KTSP mencakup aspek-aspek kecakapan hidup (life skill). Aspek
kecakapan hidup meliputi: (1) kesadaran diri, (2) kecakapan berpikir dan bernalar, (3)
kecakapan akademik, (4) kecakapan vokasional, (5) kecakapan komunikasi, dan (6)
kecakapan bekerja sama.

4. Revisi taksonomi Bloom

Ada revisi taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang dilakukan oleh Anderson
et.al (2001). Pada ranah kognitif sebelumnya terdiri dari: (1) pengetahuan, (2)
pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi, akan tetapi setelah
diadakan revisi, maka ranah kognitif dari Bloom terdiri dari: (1) remember
(mengingat), (2) understanding (pemahaman), (3) apply (aplikasi), (4) analyze
(analisa), (5) evaluate (evaluasi), dan (6) create (kreasi). Pada aspek remember
terbagi atas: (a) recognizing, dan (b) recalling.

17
Pada aspek understanding terbagi atas : (a) interpreting, (b) exemplifying, (c)
classifying, (d) summarizing, (e) inferring, (f) comparing, (g) explaining. Pada aspek
aplikasi terbagi atas : (a) executing, dan (b) implementing. Pada aspek analisis terbagi
atas: (a) difrentiating, (b) organizing, dan (c) attributing. Pada aspek evaluasi terbagi
atas: (a) checking, dan (b) critiquing. Pada aspek create terbagi atas : (a) generating,
(b) planning, da (c) producing.

5. Penentuan Perilaku yang Akan Diukur

Perilaku yang akan diukur tergantung pada tuntutan kompetensi, baik standar
kompetensi maupun kompetensi dasarnya. Setiap kompetensi di dalam kurikulum
memiliki tingkat keluasan dan kedalaman kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi
kemampuan/perilaku yang diukur sesuai dengan target kompetensi, maka semakin
sulit soal dan semakin sulit pula menyusunnya.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tes adalah suatu alat pengumpul informasi melalui serentetan pertanyaan,


perintah atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang ditunjukkan kepada testee. Secara umum,
menurut Sudijono ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu Sebagai alat
pengukuran terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, dan Sebagai
alat pengukuran keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan
dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah
dapat dicapai. Secara umum test dapat dibagi menjadi Tes Unjuk Kerja, Tes Lisan,
Tes Tertulis (Tes Uraian, Tes Objektive).

3.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan evaluasi kita harus mengetahui test apa yang
cocok dengan apa yang kita ingin evaluasi. Agar hasil yang didapatkab juga sinkron
dengan data yang ada dan tidak menjadi rancu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alfiriani, Adlia. 2016. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasinya. Padang :


Sukabina Press

Ambiyar. 2011. Pengurukuran dan Teks Dalam Pendidikan. Padang : UNP Press

Sudijono, Anas. 2017. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo


Persada.

Rizki, Anida. 2014. Perbedaan dari Test Uraian (Essay) dan Test Objektif.
https://kikipinkylicious.blogspot.com/2014/05/perbedaan-dari-tes-uraian-essay-dan-
tes.html diakses pada 4 Maret 2021 pukul 22.15 WIB

20

Anda mungkin juga menyukai