A REGULER 2019
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya makalah yang berjudul “Pengembangan dan Pelaksanaan Test Hasil
Belajar” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tulisan ini berisi tentang Pengembangan
dan Pelaksanaan Test Hasil Belajar.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas dorongan dan bimbingan
dari dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Bapak Arfan Diansyah S.Pd,
M.Pd, karena kuliah dan bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan baik dari isi maupun cara penulisanya, demi kesempurnaan tugas
yang akan datang penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca. Atas perhatian semua pihak, di sampaikan terimakasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tes merupakan istilah yang paling akrab dengan guru. Tes pada umumnya
dikaitkan dengan usaha untuk memperoleh informasi tentang peningkatan
kemampuan siswa sebagai hasil pengajaran, sehingga tes dapat diartikan sebagai
suatu alat yang digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidak tercapainya suatu
standar kompetensi yang telah ditentukan dalam suatu pembelajaran. Keberhasilan
proses belajar seorang siswa dalam hal belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari
sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh siswa dalam
kelas tersebut. Adanya perbedaan individu tentu menentukan berhasil atau tidaknya
tiap individu dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang berupa tugas belajar.
3
4. Untuk mengetahui Bagaimana Langkah – Langkah Pengembangan Test
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti
sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Dalam pengertian yang luas, tes adalah
alat atau instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu. Ada beberapa istilah yang
berkaitan dengan uraian diatas, yaitu istilah tes, testing, testee, tester, yang masing-
masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Testing merupakan saat pada waktu tes itu
dilaksanakan atau dapat juga dikatakan adalah saat pengambilan tes. Testee adalah
responden yang sedang mengerjakan tes. Tester adalah orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden.
Ada beberapa pengertian tes menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
5
Artinya tes adalah suatu rangsangan yang membuat orang untuk menanggapinya
(merespon).
Secara umum, menurut Sudijono ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes,
yaitu :
1. Sebagai alat pengukuran terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu.
2. Sebagai alat pengukuran keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
ditentukan, telah dapat dicapai.
6
Selain fungsi-fungsi tes ini, hal lain yang harus diingat adalah :
Fungsi untuk waktu menyusun tes, yang harus selalu diingat, fungsi manakah
yang sangat diperhitungkan karena fungsi yang berbeda akan menentukan bentuk
atau isi tes yang berbeda pula.
b. Komprehensif
Sebuah tes sebaiknya mencakup suat kebulatan artinya meliputi berbagai aspek
yang dapat menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan (kecerdasan, sikap,
pribadi, perasaan sosial) hal ini dapat dicapai apabila tes itu merupakan rangkaian tes.
c. Kontinuitas
B. Jenis Test
Tes Unjuk Kerja adalah tes dalam bentuk tindakan atau unjuk kerja untuk
mengukur seberapa jauh seseorang dapat melakukan tugas atau pekerjaan sesuatu
dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Misalnya tes keterampilan dalam
mengoperasikan alat atau peralatan seperti komputer, peralatan produk teknologi,
memperagakan gerakan, atau kegiatan belajar yang sejenis.
7
2. Tes Lisan (Oral Test)
Test Lisan (Oral Test) adalah tes yang dilaksanakan secara lisan, soal atau
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawaban yang diberikan juga dinyatakan secara
lisan.
Tes Tertulis (Written Test) adalah tes yang dilaksanakan secara tertulis,
pertanyaan atau soal dinyatakan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh
peserta tes juga dinyatakan secara tertulis.
Secara umum tes tertulis dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Tes Uraian
Tes bentuk uraian adalah tes yang jawabannya tidak disediakan pada lembar soal
tetapi harus diungkap atau diberikan sendiri oleh peserta tes. Pengungkapan jawaban
oleh peserta tes sangat bervariasi dilihat dari segi bahasa dan keuasaan lingkup
jawaban. Tes uraian dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bebas dan tes uraian
terbatas.
2. Tes Objektive
Tes Objektive adalah jawabannya disediakan oleh pembuat soal, peserta tes hanya
memilih jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X), tanda centang
(√), atau lingkaran (O).
a. Tes Menyajikan (Supply Test) adalah tes yang pertanyaan atau soalnya disusun
sedemikian rupa dengan maksud agar peserta tes memberikan jawaban cukup
dengan satu atau dua kata saja.
b. Tes Bentuk Pilihan (Selection Test) adalah tes yang formatnya disusun
sedemikian rupa yang mengharuskan peserta tes menjawab dengan cara memilih
8
alternatif jawaban yang disediakan dengan memberi tanda sesuai petunjuk. Tes
bentuk pilihan ini dapat disusun dalam bentuk benar-salah, menjodohkan, dan
pilihan ganda.
c. Tes Analogi (Analogy Test) adalah jenis tes bentuk obyektif yang disusun
sedemikian rupa di mana dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan peserta tes
diminta untuk memilih bentuk yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya.
d. Tes Menyusun Kembali (Rearrangement Test) adalah jenis tes obyektif yang
disusun sedemikian rupa sehingga format pernyataan atau pertanyaan tersusun
dalam kalimat yang tidak teratur. Dalam tes jenis ini peserta tes diminta untuk
menyusun kembali rangkaian kalimat yang tidak teratur tersebut menjadi urutan
pengertian atau proses yang benar.
Ada dua jenis tes yaitu testobjektif dan tes uraian test objektif terdiri dari
beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar – salah, menjdohkan, isian pendek dan
melengkapi. Sedangkan tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur.
Test Objektif
Tes objektif merupakan sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang
jawabannya sudah disediakan atau sudah diarahkan dan bersifat lebih pasti. Item tes
objektif yang banyak digunakan guru dalam kegiatan evaluasi dikelas adalah item tes
objektif pilihan. Tes ini dinamakan teks objektif pilihan, karena para siswa
diharuskan memilih satu jawaban benar dari sejumlah jawaban yang telah disediakan
oleh guru.
Kelebihan
9
2. Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan menebak
3. Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat
4. Hasil penilaian cukup objektif
5. Lebih representative dalam mewakili isi dan luas bahan, dapat menghindari
campur tangan unsur unsur subjektif baik dari segi siswa maupun guru yang
memeriksa
6. Lebih mudan dan cepat cara memeriksanya
7. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
Kelemahan
1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dar pada tes esai, karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan yang lain
2. Soal soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali serta sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3. Banyak kesempatan untuk main untung untungan
4. Kerja sama antar siswa dalam melaksanakan tes lebih terbuka
5. Dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
6. Memerlukan waktu yang lama untuk menilainya sekalipun tidak
selamabentuk uraian
7. Menyulitkan pemerikasaan apabila jawaban siswa membingungkan
pemerikasa
Secara etimologi tes uraian adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berfikir siswa. Tes esai dapat juga disebut sebagai tes dengan menggunakan
pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua
10
macam, yaitu tes uraian dengan jawaban panjang dan tes uraian dengan jawaban
singkat.
Kelebihan
1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa
3. Dapat terlatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yaitu berfikir logis,
analitis, dan sistematis
4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (Problem solving)
5. Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses
berfikir siswa.
Kelemahan
1. Sampel tes sangat terbatas sebab tes ini tidak mungkin menguji semua bahan
yang telah diberikan
2. Sifatnya subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan
maupun cara memeriksanya.
3. Tes ini biasanya kurang dapat dipercata mengungkapkan aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu yang lama sehingga tidak praktis bagi
kelas yang jumlah siswanya relatif besar.
11
A. Menentukan Tujuan Penilaian, SK, dan KD
Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan yang
berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes formatif, sumatif, diagnostik, dan seleksi.
Tes formatif untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh
siswa dalam suatu program pembelajaran tertentu dan untuk memperbaikinya. Tes
sumatif ditujukan untuk mengetahui kompetensi siswa dalam sekumpulan materi
pokok yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan pada akhir program, yakni akhir
semester, dan akhir tahun.
Alat ukur yang dapat digunakan, yaitu tes atau non-tes. Untuk penggunaan tes
diperlukan penentuan materi. Penentuan materi yang akan diujikan sangat penting
karena di dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah diajarkan dapat
diujikan dalam waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam. Oleh karena itu,
setiap guru harus menentukan materi mana yang sangat penting dan penunjang,
sehingga dalam waktu yang sangat terbatas, materi yang diujikan hanya menanyakan
12
materi-materi yang sangat penting saja. PenentuanPenentuan materi penting
dilakukan dengan memperhatika yangn kriteria berikut ini:
1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik,
2. Kontinuitas , yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau
lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,
3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata
pelajaran lain.
4. Keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebelum menyusun kisi-kisi tes, perlu ditentukan aspek (perilaku) yang dapat
diukur. Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil
atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli
pendidikan, di antaranya seperti dikemukakan Benjamin S. Bloom. Ada tiga ranah
yang dikembangkan oleh Bloom, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
aspek dijelaskan berikut ini :
1. Kognitif
Aspek ini mencakup 6 (enam) tingkat berpikir, dimulai dari yang paling
sederhana sampai dengan yang paling komplek. Domain ini erat hubungannya dengan
intelegensi, kemampuan berpikir, keterampilan memecahkan masalah. EnamEnam
tingkat berpikir tersebut adalah :
13
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah aspek yang paling rendah dalam taksonomi Bloom yang
didefinsikan sebagai kemampuan mengingat. Dalam jenjang kemampuan ini
seseorang dituntut untuk dapat mengingat atau mengetahui adanya konsep, fakta,
istilah, konvensi, kecenderungan (trends) dan urutan (sequences), klasifikasi dan
kategori, kriteria, metodologi, prinsip dan generalisasi, teori, struktur, dan proses.
b. Pemahaman (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
14
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
15
f. Evaluasi (Evaluation)
2. Afektif
16
3. Psikomotor dan (Life Skill)
Ada revisi taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang dilakukan oleh Anderson
et.al (2001). Pada ranah kognitif sebelumnya terdiri dari: (1) pengetahuan, (2)
pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi, akan tetapi setelah
diadakan revisi, maka ranah kognitif dari Bloom terdiri dari: (1) remember
(mengingat), (2) understanding (pemahaman), (3) apply (aplikasi), (4) analyze
(analisa), (5) evaluate (evaluasi), dan (6) create (kreasi). Pada aspek remember
terbagi atas: (a) recognizing, dan (b) recalling.
17
Pada aspek understanding terbagi atas : (a) interpreting, (b) exemplifying, (c)
classifying, (d) summarizing, (e) inferring, (f) comparing, (g) explaining. Pada aspek
aplikasi terbagi atas : (a) executing, dan (b) implementing. Pada aspek analisis terbagi
atas: (a) difrentiating, (b) organizing, dan (c) attributing. Pada aspek evaluasi terbagi
atas: (a) checking, dan (b) critiquing. Pada aspek create terbagi atas : (a) generating,
(b) planning, da (c) producing.
Perilaku yang akan diukur tergantung pada tuntutan kompetensi, baik standar
kompetensi maupun kompetensi dasarnya. Setiap kompetensi di dalam kurikulum
memiliki tingkat keluasan dan kedalaman kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi
kemampuan/perilaku yang diukur sesuai dengan target kompetensi, maka semakin
sulit soal dan semakin sulit pula menyusunnya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan evaluasi kita harus mengetahui test apa yang
cocok dengan apa yang kita ingin evaluasi. Agar hasil yang didapatkab juga sinkron
dengan data yang ada dan tidak menjadi rancu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar. 2011. Pengurukuran dan Teks Dalam Pendidikan. Padang : UNP Press
Rizki, Anida. 2014. Perbedaan dari Test Uraian (Essay) dan Test Objektif.
https://kikipinkylicious.blogspot.com/2014/05/perbedaan-dari-tes-uraian-essay-dan-
tes.html diakses pada 4 Maret 2021 pukul 22.15 WIB
20