Anda di halaman 1dari 12

CJR

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Sejarah Pergerakan

Dosen : Arfan Diansyah

DISUSUN OLEH

Mawini Simamora

Latiarma Silaban

Dwi Rizky Adianty

Dandi Arihta Sitepu

M. Hanafi Maulana

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan kasihNya, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini
kami buat untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Pergerakan yang dibimbing oleh
bapak Arfan Diansyah. Dalam CJR ini kami membandingkan dua jurnal. Dalam CJR
ini kami akan membahas tentang Peranan Budi Utomo Dalam Meningkatkan
Kesadaran Nasionalisme. Seperti yang diketahui bahwa Budi Utomo adalah salah
satu organisasi yang ada pada masa moderat 1682.

Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada


orang tua dan dosen yang telah memberikan motivasi dan dukungan agar kami dapat
menyesaikan CJR ini dengan baik. Dalam menyelsaikan tugas ini,kami menyadari
masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan. Untuk itu, setelah membaca tugas
ini, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran dari pembaca atau dosen kami.

Akhir kata,kami mengucapkan sekian dan terimakasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : Pendahuluan

Latar Belakang

BAB II : Ringkasan Jurnal

A. Identitas Jurnal
B. Ringkasan Isi Jurnal
a. Pendahuluan
b. Kajian teori
c. Metodologi penelitian
d. Pembahasan
e. Kesimpulan dan saran

BAB III: Pembahasan

A. Kelebihan Jurnal
B. Kelemahan Jurnal

BAB IV : Penutup
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

CJR adalah salah satu tugas yang dituntut oleh kurikulum KKNI,yang dimana
tugas ini dilakukan dengan mengkritik beberapa jurnal dengan topic yang sama. CJR
ini dapat berguna bagi kita dimana mampu meningkatkan daya piker kita dalam
mengkritik beberapa jurnal.

Dalam CJR ini akan dibahas tentang bagaimana peranan organisasi Budi
Utomo dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia. Seperti yang diketahui
Budi Utomo adalah suatu organisasi pertama yang ada di Indonesia dan disusun
dengan bentuk modern. Budi Utomo dapat berkembang pesat karena mendapat
dukungan dari golongan priyayi tetapi dalam perkembangan selanjutnya Budi Utomo
kehilangan pendukung karena terlalu tertutuup dan hanya masyarakat Jawa dan
Madura.
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama

Judul : Peranan Budi Utomo Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Nama Jurnal : -

Penulis : Yasmis

Vol/No/Thn :

Kota Terbit : Jakarta

Penerbit : FIS UNJ

2. Jurnal Pembanding

Judul : Qoutes Budi Utomo sebagai sarana penguat kesadaran Nasional

Nama Jurnal : Jurnal artefak

Penulis : Brigida Intan Printina

Vol/No/Thn :6/1/2019

Kota Terbit : Yogyakarta

Penerbit : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Ringkasan Jurnal
a. Pendahuluan
Dalam kehidupan masyarakat yang terjajah akan selalu timbul suatu usaha
untuk melepaskan diri dari penjajah. Bentuk dan usaha melepaskan diri dari penjajah
ini ada yang dilakukan dengan perlawanan bersenjata atau dengan cara diplomasi.
Adanya perubahan abad ke-20 dilatarbelakagi ketika adanya politik ethis. Politik ethis
berakar baik pada masalah kemanusiaan dan keuntungan ekonomi yang menimbulkan
ketidakpuasan itu banyak diuangkapkan oleh orang Belanda, sehingga dapat
mengurangi penderitaan rakyat yang tertindas di Indonesia.

Dalam pelaksanaan politik ethis salah satunya adalah pengembangan dalam


pendidikan bagi masyarakat, tetapi aka nada dua aliran pemikiran yang berbeda
mengenai jenis pendidikan yang cocok bagi masyarakat Jawa. Dimana pendapat
pertama mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia agar dikembangkan dengan gaya
Eropa dan mempergunakan bahasa Belanda sebagai pengantar sehingga mereka dapat
menjadi pegawai pemerintah, dan diharapkan mereka akan bersedia bekerja sama dan
mengendalikan fanaitsme Islam yang dipandang berbahaya oleh Belanda. Sedangkan
pendapat yang kedua mendukung pendidikan yang lebih mendasar dan praktis dengan
bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya denan tujuan agar memberikan
sumbangan secara langsung bagi kesejahteraan masyarakat di daerah jajahan.

Pada bulan Mei 1908 diselenggarakn sebuah pertemuan sehingga melahirkan


sebuah organisasi bernama Budi Utomo. Budi Utomo pada dasarnya tetap merupakan
kepentingan suatu organisasi priyayi Jawa, karena bidang perhatiannya hanya
penduduk Jawa dan Madura saja.

Budi Utomo dapat berkembang pesat karena mendapat dukungan dari


golongan priyayi tetap dalam perkembangan selanjutnya Budi Utomo kehilangan
pendukung karena terlalu tertutup dan hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura.
Program politik Budi Utomo adalah bercita-cita untuk mewujudkan pemerintahan
parlementer berasaskan kebangsaan. Untuk mencapai cita-cita itu berusaha untuk
mendapatkan peraturan pemilihan yang baik dan adanya perbaikan dalam aturan
pengadilan agar bangsa Indonesia berkedudukan sama dengan golongan penduduk
lain.

Lahirnya Budi Utomo

Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang ada di Indonesia yang


disusun dalam bentnuk modern. Namun demikian keberadaan Budi Utomo bukan
hanya berdasarkan kejadian-kejadian di luar negeri yang akan menyadarkan tentang
keadaan bangsanya akan tetapi berhubungan juga dengan semacam organisasi yang
ada sebelum tahun 1908.

Para siswa STOVIA, yang kebanyakan berasal dari kota-kota kecil itu juga
memperoleh dorongan intelektual dari kota-kota besar dan modern. Sekolah itu
terletak di Weltevreden di jantung Btavia, sebagai kota besar. STOVIA pada
hakikatnya merupakan satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Batavia.

Kata Budi agaknya sangat penting bagi orang Jawa, budi adalah sifat yang
memberikan keseimbangan dan keutuhan pada pengetahuan yang sesungguhnya
berkeping-keping, budi akan dipandang mengendalikan akal dan watak seseorang,
etos Jawa menganggap bahwa seseorang berbudi luhur akan hidup rukun dengan
masyarakatnya. Sementara itu batasan-batasan etnis dan geografis dalam kelompok
menjadi tegas. Batasan-batasan ini tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran
akan persatuan nasional pada penduduk Indonesia secara menyeluruh tetapi juga
karena antipasti yang berkepanjangan antara golongan pendidik Jawa dan non-Jawa.
Kebanggaan orang Jawa terhadap keunggulan budaya lain begitu meluas, sehingga
tidaklah mengherankan apabila siswa-siswa Jawa di STOVIA merasa ragu
mengundang siswa-siswa non-Jawa agar ikut gerakan mereka.

Organisasi untuk kaum muda Jawa ini didirikan oleh Soetomo pda hari
Minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi.
Perkembangan Budi Utomo

Budi Utomo yang dilahirkan tanggal 20 Mei 1908 di STOVIA mulai menata
diri sistem organisasinya dengan melakukan kongres pertama pada tanggal 3-5
Oktober 1908 di Sekolah pendidikan guru Yogyakarta. Karena Budi Utomo
merupakan organisai orang Jawa pribumi yang pertama. Kongres ini dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok yang pertama diwakili oleh Wahidin, Radjiman dan
Swidijosewoyo yang berpendapat “ apabila elite masyarakat Jawa telah
berpendidikan, maka rakyat jelata akan segera mengikutinya atau pendekatan
pendidikan dari atas. Kelompok kedua yang diwakili Tjipto, Goenawan dan Soetomo
lebih mementingkan kebutuhan akan pendidikan desa.

Hal penting lainnnya dalam kongres Budi Utomo adalah dengan terpilihnya
RAA.Tirtikoesomo, Bupati Karanganyar sebagai ketua umum. Terpilihnya
Tirtokoesomo merupakan penyerahan hak tidak langsung kepemimpinan dari tangan
siswa STOVIA kepada anggota-anggota yang lebih dewasa.

Telah terjadi kericuan dikalangan pejabat Hindia Belanda terhadap


perkembangan Budi Utomo. Pengangkatan Tirtokoesomo akan dipandang sebagai
pertanda baik, tetapi secara resmi pemerintah Hindia Belanda bersikap hati-hati
dengan tidak memberikan pendapat tentang organisasi Budi Utomo. Dalam tubuh
Budi Utomo akan terjadi perbedaan pendapat diantara pimpinan Budi Utomo.

Kongres kedua diadakan di gedung “ Mataram “ Yogyakarta pada tanggal 10-


11 Oktober 1909 yang dihadiri oleh sembilan cabang. Dalam kongres yang kedua ini
berbeda dengan kongres pertama, dimana kongres berlangsung tanpa banyak berarti
oleh karena menurunya semangat organisasi yang mencolok. Jika kongres pertama
memberikan kesempatan pertama kepada orang-orang Jawa terpelajar untuk
memperbincangkan masalah dengan bebas dan spontan, kongres kedua ini sedikit
banyak hanya memberikan hierarki baru, leboh terorganisasi tetapi kurang gairah.
Perkembangan Budi Utomo ternyata tidak memuaskan anggotanya dan ini
terbukti ketika tahun 1910, Badan pengurus memutuskan untuk tidak
menyelenggarakan kongres ketiga yang sedianya akan diadakan bulan Oktober
karena alasan dan organisasi.

Budi Utomo tidak dilahirkan sebagai organisasi politik, tetapi dalam


perkembangan selanjutnya didorong kedalam bidang politik. Hal ini mendorong
perubahan ini karena terjadinya perubahan di Eropa dengan munculnya PD I maka
para pengurus Budi Utomo mengusulkan agar dibentuk milisi pribumi jika ada
serbuan ke Hindia.

Peranan Budi Utomo

Pergerakan nasional muncul di Indonesia tidak akan terlepas dari faktor dalam
dan faktor luar. Pengaruh dari dalam merupakan pengaruh langsung adalah pengaruh
kaum inteletual atau pelajar. Di Indonesia lahirnya Budi Utomo akan membawa
dampak yang luas.

Budi Utomo bergerak dalam bidang pendidikan pada awalnya karena masih
berlakunya peraturan Belanda yang melarang mendirikan perkumpulan politik. Akan
tetapi jelaslah bahwa Budi Utomo menjadi pelopor bagi kesadaran masyarakat Jawa
dan merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa Hindia
Belanda. Budi Utomo juga memberikan penekanan pada pendidikan karena
pendidikan adalah alat yang penting bagi kemajuan bangsa.

Peranan Budi Utomo yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat dan
bernegara, bukan hanya karena bermanfaat bagi pemerintah colonial. Kemampuannya
yang istimewa untuk berfugsi sebagai jembatan para pejabat colonial yang dengan
kaum pelajar Jawa sehingga dalam perkembangannya Budi Utomo akan mendapat
kesempatan mendapat kemampuan berorganisasi politik.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Jurnal

Adapun kelebihan dari jurnal utama, dari segi pembahasan jurnal ini sangat
menarik karena membahas tentang peranan Budi Utomo dalam meningkatkan
kesadaran bermasyarakat. Dalam jurnal dibahas mulai sejarah awal berdiri organisasi
Budi Utomo, bagaimana perkembangannya serta bagaimana peran organisasi Budi
Utomo. Dari segi bahasa dan penulisan, jurnal ini sangat baik karena menggunakan
sistem penulisan dengan menggunakan bahasa baku dan bahasanya mudah dipahami
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.

Sedangkan dalam jurnal pembanding, dari segi pembahasan jurnal ini


membahas tentang Budi Utomo sebagai sarana penguat kesadaran Nasional, dimana
dalam pembahasan dibahas secara lengkap apa itu organisasi Budi Utomo, sejarah
perkembangan serta peranannya dalam kesadaran Nasiona,. Dari segi identitas, jurnal
ini dilengkapi dengan identitas jurnal pada umumnya. Disamping itu, jurnal ini juga
dilengkapi dengan adanya gambar-gambar menarik yang membuat kita semangat
untuk membacanya.

B. Kekurangan Jurnal

Adapun kelemahan dari jurnal utama adalah identitas jurnal kurang lengkap.
Sementara jurnal pembanding, bahasa yang digunakan masih ada penulisan kalimat
yang sulit untuk dipahami.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui CJR ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Budi Utomo
merupakan organisasi pertama yang ada di Indonesia yang disusun dalam bentnuk
modern. Namun demikian keberadaan Budi Utomo bukan hanya berdasarkan
kejadian-kejadian di luar negeri yang akan menyadarkan tentang keadaan bangsanya
akan tetapi berhubungan juga dengan semacam organisasi yang ada sebelum tahun
1908. Pendidikan menjadi akar semangat kemajuan bangsa. Banyak generasi milenial
yang tidak mengerti mengapa suatu kehidupan harus melalui pendidikan. Budi Utomo
menggerakkan semangat pemuda dan menyadarkan setiap pribadi bahwa satu-satunya
jalan penindasan dan kebodohan adalah pendidikan.

B. Saran

Melalui CJR ini marilah kita sebagai mahasiswa semangat untuk memperbaiki
pendidikan kita dan mampu meningkatkan kesadaran nasionalisme kita.

Anda mungkin juga menyukai