Anda di halaman 1dari 15

ORGANISASI PEMUDA

DISUSUN OLEH:

ADELIA RAMADHANI
AFIFAH ISNAINI
AMANINA ZULFATI
KYRANA SEKAR D
MELINIA
NAHDA ANISA RAHMA
RIZKY PUSPITARINI

XI MIPA 8

SMAN 1 SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpah rahmat dan karuni-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

junjunan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah sebagai penuntun kehidupan

umat manusia.

Atas ridho-Nya makalah “ORGANISASI PEMUDA” dapat terselesaikan. Adapun

maksud dan tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas sejarah. Penulis

menyadari dengan sepenuh hati, bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari

motivasi, bimbingan serta dukungan dari semua pihak.

Tiada gading yang tak retak sebagaimana halnya makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan oleh karena itu segala

kritik dan saran kami harapkan agar dapat menuju ke yang lebih baik. Semoga makalah ini

bermanfaat khususnya bagi kami (Penyusun), umumnya bagi semua pihak.

Samarinda, 16 November 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan pemuda dan organisasi kepemudaan merupakan fenomena baru pada abad
XX. Pada abad-abad sebelumnya, dengan mengesampingkan pemuda di sekitar pangeran
mahkota Jawa dan anak-anak ulama, peranan kelompok ini hamper tidak tercatat dalam
sejarah. Dapat dikatakan sejarah Indonesia pada masa itu merupakan sejarahnya orang dewasa,
terutama sejarahnya orang tua.
Munculnya gerakan–gerakan pemuda pada abad XX di Indonesia tidaklah sendirian
karena di Negara-negara Asia lainnya juga sama-sama mengalami struktur perubahan yang
sama. Perubahan itu terjadi karena masuknya ide-ide baru, system pendidikan, industrialisasi
dalam batas-batas tertentu, urbanisasi, disintegrasi tatanan masyarakat lama, teknologi baru
dan lain sebagainya. Perubahan yang telah memporak-porandakan tatanan lama itu ternyata
belum diikuti dengan terwujudnya masyarakat baru.
Dalam masyarakat yang ayomi terjadilah krisis dalam pikiran-pikiran golongan social
dalam masyarakat, termasuk kelompok pemudanya. Mereka mulai berpikir dan
mempertanyakan posisi diri mereka dalam asas perubahan zaman yang tidak menentu itu.
Mereka mulai mencari identitas dirinya demi menatap masa depannya yang selama ini
dikungkung oleh dekapan generasi tua dan tekanan penjajahan Belanda. Oleh karena itu
pemuda-pemuda Indonesia merasa perlunya persatuan pemuda-pemuda Indonesia yang
dituangkan dalam satu wadah sehingga didapat satu derap langkah yang sama dalam mencapai
apa yang dicita-citakan oleh para pemuda pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, sehingga dapat diangkat permasalahan yang akan
menjadi pembahasan makalah sebagai berikut :
a) Bagaimana awal mula organisasi pemuda?
b) Apa peran pemuda dalam kemerdekaan RI?
c) Apa tujuan dibentuknya organisasi pemuda?

C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui awal mula adanya organisasi pemuda
- Untuk mengetahui peran organisasi pemuda dalam kemerdekaan.
- Untuk mengetahui tujuan dibentuknya organisasi pemuda

D. Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditulis hal-hal pokok tersebut sebagai berikut:
1. Awal mula terbentuknya organisasi pemuda
2. Peran organisasi pemuda dalam kemerdekaan RI
3. Tujuan dibentuknya organisasi pemuda
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal mula terbentuknya organisasi pemuda

Sejarah

1915 - 1921
Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil
ketua Wongsonegoro, sekretaris anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.
Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mempersatukan para pelajar pribumi,
menyuburkan minat pada kesenian dan bahasa nasional serta memajukan
pengetahuan umum untuk anggotanya. Hal ini dilakukan antara lain dengan
menyelenggarakan berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang
memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian, serta
menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.

TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni, 1918 dalam kongres I-nya yang
diadakan di Solo,[2] yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda
dari Sunda, Maduradan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada
tahun 1921 terbersit ide untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen
Bond, namun upaya ini tidak berhasil.

Oleh karena jumlah murid-murid Jawa merupakan anggota terbanyak, maka


perkumpulan ini tetap bersifat Jawa dan terlihat dalam kongres II yang diadakan
di Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh sedikit anggota yang tidak
berbahasa Jawa. Namun dalam kongres ini dibicarakan beberapa hal besar antara
lain:

 Milisi untuk bangsa Indonesia


 Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis
 Perguruan tinggi
 Kedudukan wanita Sunda
 Sejarah tanah Sunda dan
 Arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat

Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada
pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam
kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan
mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.[3]
1921 - 1929

Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut serta
dalam aksi politik, di mana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, pada
tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan mencampuri
politik ataupun aksi politik.

Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang


cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim.
Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh SI semangkin terasa sehingga
mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas
agama Islam akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten
Bond (JIB).

Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan
persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Pada tahun 1928,
organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya
R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran
Jong Java, semata-mata demi tanah air. Oleh karena itu, maka terhitung sejak
tanggal 27 Desember, 1929, Jong Javapun bergabung dengan Indonesia Moeda

Pemuda Indonesia dengan gerakan kepemudaan merupakan martir untuk memperjuangkan hak dan
cita – cita bangsa. Di kaum mudalah harapan bangsa dapat terwujud. Bila berkaca pada sejarah,
gerakan pemuda Indonesia ditandai oleh lahirnya organisasi modern yang disebut Boedi Oetomo
pada tahun 1908. Kemudian diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 sebagai kesepakatan
untuk menyatukan unsur-unsur heterogen pemuda menjadi bangsa yang satu.

Atas desakan para pemuda, akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Moment ini bertepatan dengan kekalahan
Jepang (yang saat itu menjajah Indonesia) pada perang Dunia II. Tidak hanya sampai disitu, gerakan
pemuda berlanjut pada tahun 1966. Kita semua tahu ditahun tersebut dikenal dengan masa revolusi,
kaum muda terlibat secara langsung dan menolak ideologi komunis. Kemudian pada tahun 1974
terjadi gerakan pemuda sebagai reaksi dari kebijakan pemerintah Orde Baru yang tidak transparan.
Puncak gerakan pemuda dari berbagai unsur terjadi pada tahun 1998. Pemuda Indonesia menolak
dengan tegas system pemerintahan otoriter dan menorehkan sejarah dengan menggulingkan rezim
orde baru menjadi era reformasi.

Semua itu merupakan pengukuhan penting terhadap peran kaum muda dalam memperjuangkan
idealism bangsa. Sejak era sebelum kemerdekaan, kaum muda selalu terdorong untuk melakukan
penolakan terhadap ketidakadilan. Pada masa itu mereka diasah melalui kelompok diskusi atau
organisasi kepemudaan dengan struktur dan mekanisme yang masih sangat sederhana.

Tapi sayang, setelah era reformasi pemuda terkesan ideologis, pragmatis bahkan materialistis. Aksi
dan gerakannya kurang focus, tidak memiliki visi bersama, dan bahkan terkotak-kotak. Disebabkan
tidak adanya arah yang jelas ataupun kepedulian terhadap nasib bangsa. Oleh sebab itu diperlukan
pengenalan kembali fungsi dan peran pemuda dalam membangun bangsa, yang sebelumnya tidak
pernah absen menorehkan tinta emas. Perjuangan pemuda pun bergulir sesuai konteks dan
zamannya. Di masa lalu pemuda lebih mengedapankan. semangat bela negara untuk lepas dari
tangan penjajah. Namun seiring perjalanan waktu, perkembangan zaman, dan tuntutan hidup
semangat tersebut berubah. Hal ini jelas terlihat melalui banyaknya pemuda yang memiliki sikap
pragmatis dan apolitis. Memang tidak semua pemuda Indonesia memiliki jiwa yang lemah namun
melihat keadaan saat ini, dikhawatirkan semangat 1928 hilang dari diri para pemuda Indonesia. Hal
ini akan berakibat pada hilangnya jiwa nasionalisme yang berarti hilangnya kecintaan kepada bangsa
dan negara.

Sebelum Indonesia merdeka, negara kita memiliki berbagai organisasi kepemudaan yang
beranggotakan para pemuda-pemudi Indonesia baik yang bersifat nasional maupun kedaerahan.
Berikut ini adalah daftar beberapa. organisasi perkumpulan pemuda di Indonesia :

1. Budi Utomo / Boedi Oetomo

Budu Utomo berdiri pada tahun 1908 yang pada awal mula berdirinya merupakan organisasi pelajar
yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada perkembangannya berubah menjadi
organisasi perkumpulan pemuda nasional.

2. Trikoro Dharmo / Tri Koro Dharmo

Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan pemuda yang berasal dari Jawa. Trikoro Dharmo
didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan
Kadarman di gedung kebangkitan nasional.. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi,
bhakti).

Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan
antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang
dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali
persaudaraan antar murid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan;
membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya
Jawa.
Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java.Kegiatannya berkisar pada bidang
sosial, budaya, pemberantasan buta huruf,kepanduan, seni, dan lainnya

3. Jong Sumatranen Bond

Berdirinya Jong Java di Batavia memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda Sumatra yang sedang
belajar di Batavia untuk mendirikan organisasi serupa. Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah
perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari
Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan
mengembangkan budaya Sumatra

4. Jong Ambon

Organisasi Ambon Muda atau Pemuda-pemuda Ambon didirikan pada tanggal 9 Mei 1920. Maksud
dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan
pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku). Pendirinya adalah A.J. Patty, seorang
pemuda dari Maluku

5. Jong Minahasa

Organisasi pemuda yang didirikan oleh para pemuda pelajar menengah yang berasal dari kelompok
etnis Minahasa pada tanggal 24 April 1919 di Jakarta. Jong Minahasa artinya “Minahasa Muda” atau
“Pemuda Minahasa”. Maksud dan tujuannya adalah menggalang dan mempererat persatuan dan tali
persaudaraan di kalangan pemuda – pemuda (pelajar) yang berasal dari Minahasa. Organisasi ini
merupakan kelanjutan dari organisasi yang didirikan sejak tahun 1912 di Semarang, yakni Rukun
Minahasa. Di antara pemimpin JongMinahasa yang paling dikenal adalah Ratulangi. Berdirinya
organisasi ini bermula dari kebutuhan praktis yang selalu menekan kehidupan para pemuda pelajar
di perantauan.

B. Peran organisasi pemuda dalam kemerdekaan RI


C. Dalam setiap sejarah bangsa-bangsa di dunia, terdapat beberapa titik kritis yang dianggap sebagai
momentum sangat menentukan dalam perjalanannya. Pada titik-titik itu terjadi peristiwa yang sangat
krusial bagi masa depan bangsa tersebut. Sehingga dapat dibayangkan, jika pada titik-titik itu, bukan
terjadi peristiwa sebagaimana yang telah terjadi tersebut, maka keadaan bangsa itu pada masa
sekarang sudah akan lain ceritanya.
Kemudian dalam umur manusia juga ada titik-titik yang menunjukan bahwa manusia tersebut
mengalami perubahan, pertumbuhan dan berkembang, baik dari segi fisik, psikologis, maupun yang
lainnya, yang secara umum biasanya terbagi ke dalam empat titik/fase: anak-anak, remaja, pemuda dan
tua.
Dalam keterbatasan wawasan kesejarahan Indonesi, saya memberanikan diri memaparkan satu titik
dari beberapa titik-titik penting dalam sejarah bangsa ini, dan dengan mengambil satu titik dari fase
umur manusia, yaitu yang ada kaitannya dengan: Peranan pemuda indonesia dalam pergerakan
kemerdekaan.
Ketika kita membicarakan sebuah tema yang menjadi objek pembicaraannya menghususkan suatu
golongan masyarakat tertentu, maka kita dituntut untuk mengenal golongan tersebut terlebih dahulu,
sebelum membicarakan hal-hal pokok lainnya yang ada kaitannya dengan objek tersebut, agar
pembicaraannya bisa lebih fokus dan terarah. Dan tema yang ada kaitannya dengan pemuda biasanya
banyak mendapat sorotan yang signifikan dari para pemerhati atau kalangan luas, hal ini dikarenakan:
– Hasan al-Banna mengatakan: “Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia
manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”.
– Bung karno berkata: “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung
Semeru! Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan
mengguncang dunia
– Pepatah arab mengatakan: “Syubanul yaom, rijalul ghad” artinya: pemuda/remaja dimasa sekarang ini
pemimpin dimasa depan. “Inna fi yadi syubban amrol ummah, wa fi aqdamihim hayataha” artinya:
sesungguhnya di tangan dan langkah pemudalah urusan dan hidupnya suatu umat/masyarakat.
Dengan ungkapan-ungkapan di atas, menunjukan bahwa pemuda merupakan sumber potensi yang
dapat menciptakan keadaan yang lebih baik melalui berbagai kekuatan yang dimilikinya baik dari segi
fisik, maupun pemikirannya dalam membangun suatu peradaban masyarakat atau bangsa.
D. Definisi Pemuda
Banyak yang mengatakan pemuda bukan dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Namun ada
juga yang tidak sepaham dengan pernyataan tersebut. Oleh karenanya mari kita lihat definisi pemuda
tersebut dari dua segi:
E. a. Berdasarkan usia
F. Menurut WHO pemuda digolongkan berdasarkan usia, yakni 10-24 tahun. Sedangkan remaja atau
adolescence berada pada rentang usia 10-19 tahun.
– National Highway Traffic Administration memberikan batasan pemuda berusia antara 15 sampai
dengan 29 tahun.
– Sedangkan United Nations General Assembly dan World Bank melihat pemuda adalah individu yang
berusia antara 15 sampai 24 tahun.
– sedangkan Government of Tasmania melihat bahwa batasan pemuda berkisar antara 20 sampai 25
tahun
Dari kumpulan definisi di atas Secara umum pemuda digolongkan berdasarkan rentang usia antara 10
sampai 30 tahun.
Untuk Indonesia sendiri beberapa kalangan berbeda pendapat dalam menentukan batasan pemuda
dari segi umur:
– KNPI menyatakan bahwa batasannya yaitu 40 tahun ke bawah
– DEPDIKNAS menetapkan bahwa batasannya dari umur 35 ke bawah.
– Menteri P dan K RI No. 0323/V/1978, menetapkan bahwa pemuda adalah orang di luar sekolah
maupun perguruan tinggi dengan usia antara 15-30 tahun.
G. b. Berdasarkan watak/sifat
H. Al Quran mendefinisikan pemuda dari segi fitrahnya dalam ungkapan sifat dan sikap :
1. berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak.
Seperti kisah pemuda (Nabi) Ibrahim. “Mereka berkata: ‘Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini
terhadap tuhan-tuhan kami? sungguh dia termasuk orang yang zalim, Mereka (yang lain) berkata: ‘Kami
dengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala) ini , namanya Ibrahim.” (QS.Al¬-Anbiya,
21:59-60).
2. memiliki standar moralitas (iman), bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dengan
perkataan.
Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi (7 orang pemuda yang mengasingkan diri dalam gua
untuk menyelematkan iman. Mereka menolak perintah raja Dakianus yang mengharuskan rakyatnya
menyembah patung yang disembahnya dengan ancaman hukuman mati, semua rakyat menyerah
kecuali 7 orang pemuda tadi.).“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan
Kami tambahkan petunjuk kepada mereka; dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka
berdiri” (QS.18: 13-14).
3. Tidak gampang berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai.
Seperti digambarkan pada pribadi pemuda (Nabi) Musa. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada
pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku
akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi,18 : 60).
Secara fitrah inilah pemuda, manusia berkarakter khas yang berbeda dengan golongan lainnya.
I. Kelebihan dan Kekurangan Pemuda
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al quran, secara fitrah pemuda memiliki sifat-sifat seperti
berani, pantang mundur, dan memiliki standar moralitas keimanan. Pemuda memiliki kelebihan juga
memiliki kekurangan. Kelebihan pemuda secara umum terlihat dari :
1. kelebihan dari segi kekuatan fisik dan psikologi berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda
memiliki kelebihan dalam kekuatan fisiknya, bahkan seorang pemuda yang sedang jatuh hati dia akan
mampu mendaki gunung yang tinggi atau menuruni ngarai terjal sekalipun, karena pada saat itulah dia
memiliki kekuatan fisik yang primadan energik
2. kekuatan akal berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan
akalnya. Kekuatan yang membatasi antara ketidaktahuan dengan kepikunan diiringi dengan spirit
idealisme dan eksplorasi pemaknaan dalam lingkup yang luas
3. kekuatan semangat berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan
semangatnya. Semangat untuk bergerak, berubah, hingga memberi kontribusi bagi integritas diri serta
ruang dan waktu yang meliputi dirinya.
4. masa muda adalah masa subur idealisme. Banyak peristiwa-peirstiwa besar dalam sejarah adalah
karena idealisme masa muda. Semangat kemerdekaan yang telah mengantarkan negeri ini bebas dari
penjajahan adalah karena gelora idealisme anak-anak muda masa itu.
5. masa muda adalah masa yang paling efektif untuk menabung amal untuk hari tua. Sebagaimana
Nabi saw. menyebutkan lima hal yang harus diperhatikan oleh manusia sebelum lima hal lainnya, dan
salah satunya: “Syabaabaka qabla haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu).”
Di sisi lain pemuda memiliki kekurangan. Kekurangan yang paling mencolok adalah mudah emosional,
tempramental, senang bergerombol.
Maka dari itu, secara umum bisa kita lihat bahwa Pemuda memiliki semangat untuk berubah dan
kemampuan untuk melakukan perubahan sehingga dikatakan bahwa pemuda adalah agent of change.
Hal inilah yang menjadi peran paling penting dari pemuda.
Hal ini jika kita korelasikan dengan sejarah bangsa kita Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya
peran pemuda dalam melakukan perubahan di negri ini. Dimulai dari kebangkitan nasional yang
menandakan mulai tumbuhnya rasa nasionalisme, sumpah pemuda yang menjadi cikal bakal persatuan
Indonesia, kemerdekaan republik Indonesia, tumbangnya orla, lahir dan tumbangnya orde baru sampai
lahinya orde reformasi. Sejarah mengatakan tanpa pemuda negeri ini tidak akan menikmati
kemerdekaan dan terus menerus hidup dalam ketidakadilan.
Sehingga Ben Anderson, pengamat politik Indonesia, dalam Java In A Time Of Revolution, Occupation
And Resisten (1944-1946) meyakini bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pergerakan kaum muda.
Dalam setiap fase sejarah, kepemimpinan kaum muda adalah motor penggerak perubahan zaman. Ia
mengatakan, “Akhirnya saya percaya bahwa watak khas dan arah dari revolusi Indonesia pada
permulaannya memang ditentukan oleh kesadaran pemuda ini.”
Untuk itu pada kesempatan ini saya akan membahas peranan pemuda dalam pergerakan
kemerdekaan, yang secara umum ditandai oleh dua fase penting yaitu fase berdirinya organisasi-
organisasi yang bersifat nasionalis antara tahun 1905-1927 dan fase dari peristiwa sumpah pemuda
tahun 1928 sampai diproklamasikannya kemerdekaan republik Indonesia tahun 1945.
J. Fase pertama dari tahun 1905-1927
K. Apabila kita menengok fakta-fakta sejarah Indonesia, tak dapat di pungkiri bahwa pergerakan
kemerdekaan indonesia modern melawan kolonialisme digerakan dan dipelopori oleh kaum muda yang
membentuk beberapa organisasi pergerakan yang bersifat nasionalis.
Hal ini bisa kita lihat bahwa umur-umur para tokoh pergerakan nasional tersebut berkisar antara 20-30
tahunan. Kartini sewaktu menyuarakan Cri De Coueurnya(Jeritan Hati Nuraninya) pada tahun 1900-an
melawan feodalisme dan kolonialisme, berusia 20 tahunan. Begitu juga Sutomo dan Gunawan
Mangunkusumo beserta kawan-kawannya ketika mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 mereka
semua berusia 20-25 tahunan. Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto ketika
memimpin organisasi tersebut berusia 25 tahun. Soebadio Sastrosatomo, Wikana, Chaerul Saleh, dan
Soekarni, serta dokter Moeward ketika memaksa sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia berusia 25-30 tahunan, dan Sultan syahri sendiri yang ikut menggerakan pemuda pada waktu
itu berusia 36 tahun.
Bangkitnya pergerakan pemuda pada fase ini, tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yang secara umum terbagi ke dalam dua faktor:
1. Faktor eksternal (luar negri)
– Faktor ini berupa kejadian-kejadian di luar Negeri yang mengilhami cita-cita angkatan muda indonesia
pada waktu itu, seperti: Revolusi “Young Turks” di Turki, gerakan pembaharuan di dunia islam, gerakan
kebangkitan nasionalisme Arab, India, Tiongkok, Filiphina, kemenangan jepang dalam peperangan
melawan Czaris Rusia, dan sebagainya.
– Masuknya filsafat nasionalisme yang berkembang di eropa, yang di bawa oleh para pelajar yang
belajar di eropa pada waktu itu.
2. Faktor internal (dalam negri)
– Faktor ini terlihat dari kondisi tanah air kita yang masih dalam cengkraman kolonialisme Hindia-
Belanda yang dengan peralatan feodalisme pribumi dapat leluasa menjalankan dominasi politik,
eksploitasi politik dan ekonomi serta infiltrasi kebudayaan.
– Juga merupakan salah satu dampak politik etis sejak 1900, khususnya bidang pendidikan, yang mulai
diperjuangkan sejak masa Multatuli dan di kembangkan oleh van deventer, yang membuka timbulnya
lapisan inteligensia muda di berbagai bidang ilmu pengetahuan
Berikut ini adalah daftar beberapa organisasi perkumpulan pemuda di era masa pergerakan nasional
dari tahun 1905-1927 tersebut:
1. 16 Oktober 1905. Syarikat Dagang Islam (SDI) berdiri di kampung Sondokan, Solo, oleh Haji
Samanhudi, Sumowardoyo, Wiryotirto, Suwandi, Suryopranoto, Jarmani, Haryosumarto, Sukir dan
Martodikoro.
2. 20 Mei 1908. Budi Utomo berdiri atas prakarsa Dr. sutomo yang pada awal mula berdirinya
merupakan organisasi pelajar yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada
perkembangannya berubah menjadi organisasi perkumpulan pemuda nasional, dan tanggal berdirinya
organisasi ini di tetapkan oleh pemerintah sebagai hari kebangkitan nasional..
3. Tahun 1909. Tirtoadisuryo mendirikan Sarekat Dagang Islamiah (SDI) di Batavia. Kemudian pada
tahun selanjutnya dia membuka cabang di bogor.
4. Tahun 1911. Ambon’s Bond didirikan oleh pegawai negeri di Ambonia, untuk memajukan pengajaran
dan penghidupan rakyat Ambon.
5. 10 September 1912. Sampai dengan awal tahun 1912, Syarikat Dagang Islam masih memakai
anggaran dasar yang lama yang di buat oleh Haji Samanhudi. Karena beliau tidak puas atas anggaran
dasar itu, maka beliau menugaskan kepada Cokroaminoto di Surabaya yang baru masuk Syarikat
Islam, supaya membuat anggaran dasar yang baru yang disahkan di depan Notaris pada tanggal 10
September 1912. Sehingga Syarikat Dagang Islam (SDI) berganti nama menjadi Syarikat Islam (SI).
6. 25 Desember 1912. Partai Hindia atau IP (Indische Partij) didirikan oleh E.F.E. Douwes Dekker alias
Setiabudi di Bandung, dan merupakan organisasi campuran orang Indo dan bumiputra. IP menjadi
organisasi politik yang kuat pada waktu itu, setelah ia bekerjasama dengan dr. Cipto Mangunkusumo
dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantoro. Douwes Dekker menjadi ketuanya, dr. Cipto
Mangunkusumo dan R.M. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro) menjadi anggota pengurus.
Indische Partij terbuka buat semua golongan bangsa (bangsa Indonesia, bangsa Eropa yang terus
tinggal disini, Belanda peranakan, peranakan Tionghoa dan sebagainya), yang merasa dirinya seorang
“indier”.
7. Tahun 1914. Jong Pasundan berdiri di Jakarta. Anggaran dasarnya adalah secorak dengan Budi
Utomo, tetapi ditujukan untuk daerah Pasundan saja. Pasundan (Paguyuban Pasundan) didirikan untuk
mempersatukan “bangsa Sunda”.
8. 7 Maret 1915. Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta di bawah pimpinan dr. Satiman untuk
mempersatukan pelajar-pelajar dari pulau Jawa, kemudian bernama “Jong Java”. Semboyan : “Sakti,
Budi, Bakti”. Yang menjadi anggota kebanyakan murid-murid sekolah menengah asal dari Jawa Tengah
dan Jawa Timur.
9. 9 Desember 1917. Mengikuti jejak murid-murid Jawa dari sekolah menengah, murid-murid Sumatra
mendirikan Jong Sumatranen Bond di Jakarta. Maksud tujuannya antara lain adalah memperkokoh
hubungan ikatan di antara murid-murid asal dari Sumatra dan menanam keinsyafan bahwa mereka
kelak akan menjadi pemimpin, dan membangunkan perhatian dan mempelajari kebudayaan Sumatra.
Di antara pemimpin-pemimpinnya terdiri Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin.
10. September 1926. Berdirinya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) setelah selesai Kongres
Pemuda I pada tahun tersebut. PPPI merupakan wadah pemuda nasionalis radikal non kedaerahan.
Tujuan utama PPPI adalah menyatukan perkumpulan-perkumpulam pemuda yang telah ada, yang
memiliki latar belakang berbeda, sehingga mempunyai satu visi. Tokoh-tokohnya adalah Sigit Soegondo
Djojopoespito, Suwirjo, S. Reksodipoetro, Muhammad Yamin, A. K Gani, Tamzil, Soenarko,
Soemanang, dan Amir Sjarifudin. Atas prakarsa PPPI kongres ke II diadakan.
11. 4 Juli 1927. Sukarno dan Algemeene Studie Clubnya memprakarsai pembentukan partai
Perserikatan Nasional Indonesia, dengan Sukarno sebagai ketuanya. PNI berpolitik non-cooperatie,
berdasar kebangsaan Indonesia, menentang Kapitalisme dan Imperialisme, dan bertujuan mencapai
Indonesia merdeka. Di dalam memimpin partainya Ir. Sukarno di bantu Gatot Mangkupraja, Maskun,
Supriadinata, Mr. Iskaq Cokroadisuryo, dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto dan 4
orang lainnya.
12. Tahun 1927. pada tahun ini didirikan Perkumpulan pemuda dan pemudi di Bandung, di mana
kemudian organisasi ini diubah menjadi Pemuda Indonesia untuk yang berjenis kelamin laki-laki dan
Putri Indonesia bagi yang perempuan.
L. Titik Kritis/Sorotan Utama
Namun dari sekian banyak organisasi-organisasi tersebut yang menjadi sorotan utama para pemerhati
sejarah adalah organisasi budi utomo dan Serikat Islam yang asal-mulanya bernama Serikat Dagang
Islam. Hal ini dikarenakan beberapa ahli sejarah menyatakan bahwa berdiriya Budi Utomo menunjukan
awal bangkitnya rasa nasional, yang kemudian oleh pemerintah ditetapkan tanggal berdirinya sebagai
hari kebangkitan nasional. Di sisi lain SI juga banyak mendapat sorotan dari beberapa ahli sejarah baik
lokal seperti: H. Agus Salim, Tamar Djaja, Ridwan Saidi, Anwar Harjono, Ahmad Mansyur Suryanegara,
dan Adabi Darban, yang menganggap bahwa kelahiran SI pantas dijadikan tolak ukur awal dalam
pergerakan Indonesia selanjutnya, maupun internasional seperti: APE Korver, Van der Wal dan George
McTurnan Kahin yang menceritakan dampak berdirinya organisasi ini terhadap pemerintahan kolonial.
Agar kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi para pejuangnya, tidak salah
dalam menanggapi perihal tersebut di atas, ada baiknya kita membahas sedikit definisi nasionalisme itu
sendiri kemudian membuat perbandingan dari kedua organisasi tersebut. Sehingga dengan hal itu kita
dapat mengambil kesimpulan dengan lebih proporsional.
Definisi nasionalisme seperti yang di kemukakan oleh Benedict Anderson misalnya adalah merupakan
sebuah institusi imajinatif yang mengikat beberapa kelompok masyarakat yang kerap tidak saling
mengenal atas dasar persaudaraan, yang dari sana kemudian terciptalah bayangan tentang sebuah
kedaulatan dengan sebuah batasan teritorial tertentu. (Benedict Anderson, Imagined Communities:
Reflections on the Origin and Spread of Nationalism (London: Verso Editions and NLB), 1983).
Pendapat tersebut senada dengan pandangan Montserrat Guibernau dan John Rex, juga “bapak teori
nasionalisme” Ernest Rennan, bahwa dengan dilandasi oleh semangat untuk mengedepankan hak-hak
masyarakat pada wilayah politik tertentu, nasionalisme sejatinya merupakan “kemauan untuk bersatu
tanpa paksaan dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan (trans-etnis)”. (Montserrat
Guibernau dan John Rex (eds.), The Ethnicity Reader Nationalism, Multiculturalism and Migrations
(Cambridge: Polity Press, 1997)).
Jadi suatu pergerakan masyarakat bisa di kategorikan nasionalis, apabila di dalamnya memiliki atau
memunculkan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penguatan Identitas kebersamaan dan persamaan serta Semangat Perjuangan melawan Sistem
Kolonial.
2. Persoalan Pembebasan & Emansipasi.
3. Komitmen terhadap Persaudaraan dan Solidaritas atau tolong-menolong.
4. Semangat Berusahan Secara Mandiri & Berkeadilan.
5. mengedepankan hak-hak masyarakat umum daripada golongan atau etnis.
M. Setelah itu, mari kita melihat perbandingan antara organisasi Budi utomo dan Sarikat Islam dari tiga
sudut, yang menurut hemat saya sangat penting untuk di ketahui, yaitu:
N. A. Sifat, tujuan di dirikan dan dasar perjuangannya
1) Budi Otomo
– Tujuan Budi Utomo adalah melakukan pengajaran bagi orang Jawa dan berusaha untuk
membangkitkan kembali budaya Jawa dan Madura, hal ini bisa terlihat dari hasil keputusan Kongres
pertama budi utomo yang diadakan di Yogyakarta pada bulan oktober 1908 yaitu :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
– Kemudian dalam masa perkembangannya Budi Utomo mengalami beberapa pergeseran visi dan
misinya, hal ini dikarenakan:
1. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
2. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
3. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
4. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
5. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
– Karena keadaan itulah menyebabkan kemudian beberapa tokoh muda memilih keluar dari
keanggotaan Budi Utomo, seperti: Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soeryaningrat yang keluar dari BO
dan bersama-sama Douwes Dekker membentuk organisasi baru, yaitu Indische Partij.
– Sedangkan awal mula BU terjun dalam kegiatan politik terjadi satu tahun setelah terjadinya Perang
dunia I yaitu pada tahun 1915. Pada saat itu BU turut memikirkan cara mempertahankan Indonesia dari
serangan dengan mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk Indiandsche Militie (Milisi untuk
Bumiputera).
2) Serikat Islam
– Serikat Islam ketika masih bernama Sarikat Dagang Islam mempunyai tujuan melindungi hak-hak
pedagang pribumi dari monopoli pedagang-pedagang besar asing dan keturunan yang di backing
kolonial dan membantu masyarakat yang kekurangan.
– Namun setelah berganti nama menjadi Sarikat Islam pada tahun 1912 organisasi ini mempunyai
tujuan tidak hanya mencakup bidang ekonomi tetapi bidang politik dengan menekankan pentingnya
persatuan, juga mengembangkan sentimen dan solidaritas anti-kolonialisme asing demi mencapai
kemajuan rakyat yang nyata baik rohani maupun jasmani dengan jalan persaudaraan, persahabatan
dan tolong-menolong diantara sesama muslim, juga menghilangkan anggapan yang sangat sesat
tentang ajaran islam.
– pada tahun 1916 di Bandung pada saat kongres Nasional Central Sarekat Islam tersebut, HOS
Cokroaminoto memperkenalkan paradigma nasionalisme untuk membela dan membangun Nusantara.
Selain itu, beliau mendeklarasikan Pemerintahan sendiri untuk bangsa Indonesia dan tidak mengakui
nama Hindia Belanda yang diberikan oleh Belanda untuk nusantara. Sebagai bangsa timur, beliau lebih
bangga menyebut Indonesia dengan ‘Hindia Timur’.
O. B. Keanggotaannya
1) Budi Otomo. Keaanggotaannya terbatas hanya pulau jawa dan Madura, dan hanya menerima
keanggotaan dari suku jawa dan Madura. Pada tahun kedua dari berdirinya, Budi Utomo memiliki
sekitar 40 cabang yang tersebar di Yogyakarta, Madura, Bandung, Surabaya, Jakarta. (http://www.e-
dukasi.net. Situs ini dikembangkan Pustekkom sejak 2003).
2) Sarikat Islam. Sarekat Islam dalam periode awalnya (1912-1916). Sudah mencapai sekitar 860.000
terkait dengan mereka yang hadir dalam Kongres Nasional pertama pada tahun 1916, dan mempunyai
cabang yang mencapai 180 dan tersebar di seluruh Indonesia sepeti: Aceh, Palembang, Banten,
Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, hingga Donggala, dll. (Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di
Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1994)).
P. C. Pengaruh keberadaannya terhadap kolonial belanda
1) Budi Utomo.
Organisasi ini dianggap tidak membahayakan pemerintahan kolonial, hal ini dikarenakan:
– Tidak memunculkan kegiatan yang berbau politik atau anti kolonialis, sehingga dengan atas dasar
itulah pemerintah kolonial dengan tanpa susah payah mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum
yang sah.
– Anggoata Budi Utomo mayoritasnya terdiri dari kaum priyayi dan pegawai negeri kolonial, hal ini
menyebabkan tujuan organisasi lebih diarahkan untuk kepentingan kolonial dan kaum priyayi, sehingga
kepentingan rakyat banyak agak terabaikan.
– Disamping itu Ketua Umum BU yang juga sebagai bupati lebih memperhatikan reaksi pemerintah
kolonial daripada reaksi anggota atau rakyat banyak. Dengan keadaan seperti ini tentunya kolonial tidak
merasa terganggu dengan pergeraknnya, justru sebaliknya.
3) Sarikat Islam
Organisasi ini dari mulai berdirinya –seperti yang di katakan APE Korver dan Van der Wal- sudah
membuat kepanikan yang yang belum pernah dirasakan sebelumnya oleh pemerintahan
kolonial. (A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan ratu Adil? (Jakarta: Grafiti Press, 1985)). Hal ini
disebabkan:
– Organisasi ini mampu menarik perhatian hampir semua golongan tidak saja kalangan Islam puritan,
kaum pedagang dan rakyat jelata, namun pula orang abangan, para priyayi progresif dan bangsawan.
Sebuah perkumpulan yang bersifat lintas-etnis karena tidak saja menggugah dan meningkatkan
pengharapan orang Jawa, Madura, Pasundan, maupun Betawi, namun pula beragam suku mulai dari
Sumatera, Kalimantan, Sunda Kecil hingga Sulawesi.
– Sudah memunculkan rasa persaudaraan, gotong-royong dan tolong menolong dalam mengangkat
harkat martabat kaum pribumi dari kaum pendatang.
– Berkumpulahnya tokoh-tokoh besar pergerakan (yang belakangan kemudian menjadi ideolog dari
berbagai macam keyakinan politik) seperti Samanhudi, R HOS Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdoel
Moeis, KH Ahmad Dahlan, sampai dr. Sukiman, Kartosoewiryo, Ki Hajar Dewantara, Semaoen,
Darsono. Semuanya mengusung sebuah keyakinan akan pembebasan, persatuan, perlawanan, dan
kemandirian atas dasar identitas dan keyakinan bersama dalam SI.
– Timbulnya reaksi dari Gubernur Jenderal Idenburg dan aparatnya dengan meningkat kewaspadaan,
dan pengawasan serta penelitian sebab kemunculan dan penyebaran organisasi SI tersebut.
Setelah kita memperhatikan perbebdaan dari sifat, tujuan, keanggotaan dan pengaruh masing-masing
kedua organisasi tersebut, maka saya melihat bahwa organisai yang lebih dominan masuk kategori
hakekat kebangsaan dan nasionalisme adalah Sarikat Islam. Hal ini seiring dengan pengakuan George
Mc Turner Kahin seorang Indonesianis dan diamini oleh Guru Besar Sejarah UNPAD Prof. Dr. Ahmad
Mansur Suryanegara, bahwa ada 3 faktor terpenting yang mempengaruhi terwujudnya integritas
Nasional; 1) Agama Islam dianut mayoritas rakyat Indonesia, 2) Agama Islam tidak hanya mengajari
berjama’ah, tapi juga menanamkan gerakan anti penjajah, 3) Islam menjadikan bahasa Melayu sebagai
senjata pembangkit kejiwaan yang sangat ampuh dalam melahirkan aspirasi perjuangan
Nasionalnya. (George McTurnan Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia (Cornell University
Press, Itacha, 1952)
Q. Fase kedua dari tahun 1928-1945
R. Fase ini di mulai dari di ikrarkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 di Batavia, sebagai
reaksi atas menjamurnya organisasi-organisai yang bersifat kedaerahan dan statemen yang di
lontarkan Hendrikus Colijn -mantan Menteri Urusan Daerah Jajahan, kemudian Perdana Menteri
Belanda, juga bekas Veteran perang Aceh dan ajudan Gubernur Jenderal van Heutz. Sekitar tahun
1927–1928-, yang ditulis dalam sebuah pamphlet, yang menyebut Kesatuan Indonesia sebagai suatu
konsep kosong. Katanya, masing-masing pulau dan daerah Indonesia ini adalah etnis yang terpisah-
pisah sehingga masa depan jajahan ini tak mungkin tanpa dibagi dalam wilayah-wilayah. Namun
statemen tersebut di bantah oleh para pemuda dengan diikrarkan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu
Bahasa. Pada saat itu juga untuk pertamakalinya diperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.
Supratman. Peristiwa ini akhirnya kita kenang sebagai hari Sumpah Pemuda.
Pada tahun-tahun berikutnya organisasi-organisasi yang tumbuh pada fase pertama banyak yang di
fusi, namun setelah jepang menjajah Indonesia yang di mulai akhir tahun 1942 semua organisasi-
organisi di larang, akhirnya banyak para pemuda yang memilih jalan under ground dan masuk barisan-
barisan muda yang di bentuk oleh jepang, walaupun begitu semangat kemerdekaan tetap menggelora
di tubuh mereka. Inilah beberapa pergerakan pemuda pada fase kedua ini:
1. 28 Desember 1930 – 2 Januari 1931. Kongres Indonesia Muda di Solo. Disahkan berdirinya
Indonesia Muda (fusi dari Jong Java, Pemuda Indonesia, Jong Celebes dan Pemuda Sumatra yang
telah membubarkan diri).
2. 22 April 1943. Jepang membentuk Heiho (pembantu prajurit). Heiho semula merupakan tenaga
pekerja kasar, tetapi kemudian dikerahkan untuk tugas-tugas bersenjata dan merupakan barisan
pembantu tentara, yang menjadi bagian langsung dari kesatuan angkatan darat dan angkatan laut.
Anggota Heiho adalah pemuda-pemuda yang berumur antara 18-30 tahun.
3. 29 April 1943. Jepang memobilisasi para pemuda untuk digunakan dalam angkatan bersenjata
Jepang dan digunakan dalam organisasi pertahanan sipil. Kemudian dibentuklah Seinendan (barisan
pemuda yang berumur 14-22 tahun) dan Keibodan (barisan pembantu polisi). Para anggota Seinendan
dan Keibodan itu mendapat latihan kemiliteran.
4. 3 Oktober 1943. Pada tanggal ini di betuknya pasukan Pembela Tanah Air (PETA) atas usulan Gatot
Mangkupraja. Manfaat yang dapat di petik dari pembentukan tentara PETA adalah timbulnya inspirasi
bagi anggota PETA, sebab dengan latihan-latihan militer yang berat, memperkuat rasa percaya diri
sendiri untuk menghadapi kekuatan musuh yang lebih besar. Selain itu, juga tumbuh perasaan harga
diri yang sepadan dengan bangsa lain, khususnya bangsa Barat dan kesempatan ini harus
direalisasikan dalam bentuk solidaritas bersama guna menciptakan diri sebagai bangsa yang merdeka.
Para pemuda yang mendaftarkan untuk menjadi anggota PETA mendapat latihan di Bogor. Pemuda-
pemuda Islam yang menjadi anggota PETA dan mengikuti latihan di Bogor adalah Sudirman, Mulyadi,
Joyomartono, Aruji Kartawinata, Kiai Khotib, Iskandar Idris, Iskandar Sulaiman, Kiai Basuni, Mr. Kasman
Singodimejo, Yunus Anis, Kiai Idris, Kiai Haji Mochfuda, Kiai Kholiq Hasyim, Kiai Sami’un dan
sebagainya.
5. Juni 1944. Sikap permusuhan para pemuda terpelajar meningkat, juga keadaan Jepang yang
semakin terdesak oleh Sekutu, mendorong timbulnya organisasi pemuda baru, yang dinamai Angkatan
Muda Indonesia (AMI). Mula-mula organisasi ini didirikan atas inisiatif Jepang, tetapi kemudian tumbuh
menjadi organisasi pemuda yang anti Jepang. AMI kemudian berubah menjadi Pemuda Republik
Indonesia (PRI).
6. Desember 1944. Atas desakan Masyumi, Jepang memberikan dan mengizinkan pembentukan
Hizbullah, yang direncanakan sebagai cadangan PETA. Sebagai tambahan, suatu pasukan polisi
pembantu yang berkekuatan satu juta orang, yang di sebut Korps Kewaspadaan, juga didirikan di
daerah-daerah pedesaan Jawa.
7. 16 Mei 1945. Kongres Pemuda seluruh Jawa di Bandung, yang disponsori oleh Angkatan Muda
Indonesia. Kongres itu dihadiri oleh lebih dari 100 pemuda terdiri dari utusan-utusan pemuda, pelajar
dan mahasiswa seluruh Jawa, antara lain Jamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Cokroaminoto dan Harsono
Cokroaminoto serta mahasiswa-mahasiswa Ika Daigaku di Jakarta. Dalam kongres itu, dianjurkan agar
supaya para pemuda di Jawa hendaknya bersatu dan mempersiapkan dirinya untuk pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan, bukan sebagai hadiah Jepang.
8. 15 Juni 1945. Sekelompok pemuda mendirikan Gerakan Angkatan Baru Indonesia, yang berpusat di
Menteng 31, Jakarta. Ketua organisasi itu adalah BM Diah dan anggotanya yaitu Sukarni, Sudiro,
Chaerul Saleh, Syarif Thayeb, Wikana, Supeno, Asmara Hadi dan P. Gultom.
Puncak dari pergerakan-pergerakan pemuda tersebut terjadi ketika pada tanggal 14 dan 16 Agustus
1945, Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh tentara sekutu yang menyebabakan Jepang
mengalami kekalahan dalam perang dunia ke II, maka terjadi kevakuaman kekuasaan di tanah-tanah
jajahan pemerintahan fasis Jepang termasuk Indonesia, sementara tentara Sekutu belum datang.
Kevakuman tersebut mengilhami para pemuda Menteng 31 dan barisan pelopor yang di dukung sultan
syahrir untuk memaksa Sukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia dengan
membawa keduanya secara paksa ke rengas dengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, diantara
pemuda tersebut adalah: Soebadio Sastrosatomo, Wikana, Chaerul Saleh, dan Soekarni, serta dokter
Moewardi. Akhirnya berkat inisiatif dan keberanian dari kaum muda, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dapat dibacakan pada tanggal 17 agustus l945 di jln Pegangsaan Timur no:56 pada jam
10.00 WIB. Inisiatif ini juga timbul didasari pada patriotisme bahwa kemerdekaan tidaklah boleh sebagai
pemberian dari Jepang atau hadiah dari Sekutu, tapi berkat kepemimpinan dari para pejuang Indonesia.
S. Titik Kritis/Sorotan Utama
Dari fase kedua ini yang menjadi titik kritis adalah peristiwa sumpah pemuda. Hal ini karena peristiwa
tersebut mengandung beberapa esensi yang sangat berarti bagi pergerakan nasional indonesia menuju
kemerdekaannya. Diantara esensi-esensi tersebut:
– Merupakan tekad sosial-kultural dan politis untuk menyatukan persepsi dalam rangka membebaskan
bangsa dan tanah air Indonesia dari penjajahan serta mempertahankan kedaulatannya.
– Menunjukan bahwa di atas tanah air yang berbangsa dan berbahasa Indonesia tak selayaknya ada
penjajahan dalam bentuk apapun dan dilakukan siapapun.
– Timbulnya kekuatan kultural yang membongkar kebekuan primodialisme, artinya, ketika
membicarakan persoalan bangsa tidak ada lagi jong java, jong ambon, jong Celebes, atau jong borneo,
yang ada hanya kaum muda Indonesia yang memiliki satu tanah air, bangsa dan bahasa, yakni
Indonesia. Ini berarti tali ikatan primodial harus di lepas demi cita-cita merebut kemerdekaan dan
kedaulatan Negara Indonesia.
– Bahwa dengan mengakuinya bahasa dan bangsa satu yaitu Indonesia, tidak berarti bahwa
keanekaragaman bahasa daerah harus di lebur, budaya dan keragaman suku bangsa dihapuskan, akan
tetapi keanekaragaman bahasa daerah, budaya dan suku bangsa tsb, secara otomatis menjadi aset
budaya bangsa yang harus di pelihara, dihormati, di kembangkan, namun dengan atas nama Indonesia.
Artinya setiap suku bangsa yang mempunyai budaya, bahasa lokal/daerah harus meyakini bahwa
budaya dan bahasa lokal tersebut merupakan milik suku bangsa yang telah mencipta, mengembangkan
dan memeliharanya, juga milik bangsa Indonesia keseluruhan, yang berarti juga milik suku bangsa lain
yang tidak menciptanya, karena suku-suku lain tersebut merupakan bagian dari bangsa indonesia. Hal
ini berarti juga bahwa setiap suku bangsa yang telah menyatakan kesatuannya dalam satu bahasa, satu
bangsa dan satu tanah air harus menghormati perbedaan suku, bahasa, budaya lokal atasa nama
Indonesia.
Disamping mengandung esensi tersebut di atas, ada hal lain yang menjadikan peristiwa Sumpah
Pemuda ini sangat berarti bagi pergerakan nasional Indonesia, dan ini mungkin banyak yang kurang
memperhatikannya, yaitu isi uraian pidato yang menulis rumusan Sumpah Pemuda tersebut, yaitu
Moehammad Yamin, tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima
faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan.
Kelima faktor tersebut kiranya bukan hanya bisa memperkuat persatuan indinesia pada waktu itu, tetapi
harus menjadi faktor pemersatu bahkan kemajuan bangsa Indonesia di masa-masa sekarang dan
selanjutnya. Hal ini dikarenakan:
1. Sejarah. Dengan memepelajari sejarah dimasa lampau maka kita dapat mengambil manfaat dalam
merencanaan suatu konsep yang lebih baik untuk dimasa yang akan datang. Dalam hal ini Allah Swt.
Berfirman: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
berakal…”(QS Yusuf ayat 111). Dalam suatu hadist Rasulullah bersabda: “Hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
Dan diantara manfaat mempelajari sejarah adaah:
– Memberikan pelajaran (edukasi) dan pengalaman-pengalaman kepada generasi selanjutnya.
– Memberikan inspirasi untuk melakukan sesuatu yang baru di masa yang akan datang, karena sebuah
inspirasi akan muncul ketika ada stimulus, dan salah satu faktor yang bias menstimulus inspirasi adalah
sejarah.
– Membawa kita berekreasi ke alam lain, juga bisa memberikan hiburan yang menyenangkan.
– memungkinkan seseorang untuk dapat memandang sesuatu secara keseluruhan secara utuh.
– Memberikan peranan penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian bangsa.
2. Bahasa. Salah satu manfaat terbesar belajar bahasa adalah untuk keperluan berkomunikasi.
Kehidupan manusia tidak mungkin dilepaskan dari kegiatan berkomunikasi. Apa pun bidang kegiatan
yang akan diterjuni seseorang, pastilah dia tidak bisa menghindar untuk tidak berkomunikasi. Salah satu
kemampuan penting berkomunikasi adalah menampakkan pikiran. Agar pikiran yang ada di dalam
benak seseorang menjadi jelas dan dapat dipahami seseorang, pikiran perlu ditampakkan dengan
bantuan kata-kata. Memang, gagasan atau ide dapat ditampakkan tidak hanya lewat kata-kata.
Gagasan dapat ditunjukkan lewat nyanyian (lagu), gambar atau lukisan, patung, konstruksi bangunan,
dan banyak lagi yang lain. Namun, pemahaman terhadap sebuah gagasan baru akan sangat efektif
apabila gagasan tersebut dapat ditampakkan lewat kata-kata atau dibahasakan secara tertulis.
Bahasa juga merupakan nilai tertinggi dari suatu peradaban. Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu
jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut. Bahasa Indonesia misalnya, banyak dipengaruhi oleh
bahasa Arab (bahasa Qur’an) contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang bermakna
pelajaran dan masih banyak lagi bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan
bahwa budaya Indonesia sudahdipengaruhi oleh budaya islami.
3. Hukum Adat. Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan
dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis
dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Pendapat
lain terkait bentuk dari hukum adat, selain hukum tidak tertulis, ada juga hukum tertulis. Hukum tertulis
ini secara lebih detil terdiri dari hukum ada yang tercatat (beschreven), seperti yang dituliskan oleh para
penulis sarjana hukum yang cukup terkenal di Indonesia, dan hukum adat yang didokumentasikan
(gedocumenteerch) seperti dokumentasi awig-awig di Bali.
Seorang pakar Belanda, Cornelis van Vollenhoven adalah yang pertama membagi wilayah Nusantara
menurut hukum adat bisa dibagi menjadi 23 lingkungan adat berikut: mulai dari Aceh sampai papua dan
mulai dari jawa sampai dayak.
Hukum Adat berbeda di tiap daerah karena pengaruh:
– Agama : Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan sebagainya. Misalnya : di Pulau Jawa dan Bali dipengaruhi
agama Hindu, Di Aceh dipengaruhi Agama Islam, Di Ambon dan Maluku dipengaruhi agama Kristen.
– Kerajaan seperti antara lain: Sriwijaya, Airlangga, Majapahit.
– Masuknya bangsa-bangsa Arab, China, Eropa.
4. Pendidikan. Pendidikan merupakan satu usaha pengembangan potensi individu-individu suatu
masyarakat secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis
dari segi intelektual, rohani, emosi, dan jasmani. Oleh karena itu pendidikan memiliki andil yang sangat
besar bagi kemajuan suatu bangsa, hal ini bisa kita lihat dari manfaatnya:
– Melatih kemampuan akademis setiap individu.
– Menggembleng dan memperkuat mental, fisik dan disiplin.
– Memperkenalkan tanggung jawab.
– Membangun jiwa sosial dan jaringan pertemanan.
– Sebagai identitas diri.
– Sarana mengembangkan diri dan berkreativitas.
– Sarana memperdalam agama, norma-norma dan etika.
5. Kemauan. Setiap orang tentu mempunyai keinginan dalam hidup. Sebagai manusia biasa, seseorang
dapat saja memiliki keinginan bahkan memiliki beberapa keinginan (tidak hanya satu). Keinginan dapat
berbentuk bermacam-macam, berbagai fantasi manusia juga dapat menjadi sebuah keinginan. Namun
demikian keinginan tersebut dapat dibedakan menjadi keinginan yang realistis atau tidak realistis -meski
terkadang banyak orang yang menginginkan keinginan yang tidak realistis dapat terealisasi-. Setiap
orang yang mempunyai keinginan tentu harus siap dengan berbagai dampak atau konsekuensi logis
dari apa yang diinginkannya. Baik konsekuensi tercapainya keinginan dan konsekuensi gagalnya
keinginan.
Konsekuensi logis agar dapat tercapainya keinginan, adalah dengan meningkatkan kemauan. Mau
untuk berusaha mencapai keinginan, mau untuk berjuang, mau untuk sukses, juga mau untuk
menerima resiko dari apa yang diperjuangkannya -termasuk resiko untuk sukses dan berhasil atau
sebaliknya-.
Keinginan harus disertai dengan tindakan untuk mewujudkannya. Bukan hanya sekedar ingin tetapi
harus mau dan berusaha memperjuangkannya. Disinilah kemauan berperan penting. Ketika kemauan
sudah mulai tumbuh, sedikit demi sedikit harus ditingkatkan agar semangat untuk terus “mau” tetap
tumbuh dalam diri.
Inilah lima faktor yang seharusnya mendapat perhatian kita dalam mempersatukan elemen-elemen
bangsa dan memajukan Negara ini, yaitu dengan cara:
– Selalu mengingat, mengambil pelajaran dari para founding father kita bagaimana mereka, khususnya,
dalam hal membangkitkan rasa nasionalisme dan membebaskan negri ini dari penjajahan, sehingga
bangsa Indonesia bisa memproklamirkan kemerdekaannya.
– Menjadikan bahasa Indonesia bahasa pemersatu yang selalu dijaga dan di pergunakan dalam
berkomunikasi antar elemen-elemen bangsa yang mempunyai beraneka ragam bahasa daerah.
– Menjunjung tinggi hukum adat yang beraneka ragam dan tersebar di tanah air bangsa ini, dan
menjadikannya sebagai aset budaya bangsa yang harus di pelihara, dihormati, di kembangkan, atas
nama Indonesia.
– Selalu memperhatikan pendidikan generasi bangsa dalam berbagai disiplin ilmu, karena pendidikan
merupakan modal utama untuk bisa membangun dan memajukan bangsa ini. Hal ini akan bisa terwujud
apabila seluruh komponen bangsa menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam kehidupannya
baik dalam kehidupan pribadi-pribadinya, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
– Selalu terus-menerus menumbuhkan kemauan dalam diri setiap elemen bangsa untuk selalu bersatu
dalam menjalin persatuan dan kesatuan serta memajukan bangsa ini.
T. Kesimpulan
Dari peranan pemuda dalam pergerakan kemerdekaan tersebut, paling tidak terdapat tiga faktor yang
sangat signifikan bagi investasi Indonesia: Pertama, pemuda telah menunjukkan peran dan
eksistensinya secara jelas untuk menjadi lokomotif perubahan yang heroik bagi tercapainya
kemerdekaan dan perjalanan kenegaraan serta kebangsaan Indonesia. Pada konteks tersebut, semakin
menegaskan bahwa pemuda memiliki posisi strategis dalam menggerakkan perubahan dan
menciptakan sejarah baru bangsa ini atau paling tidak menjadi trend setter sejarah Indonesia. Hampir
seluruh sejarah yang tercipta di negeri ini dilakukan atas peran serta pemuda, seperti gerakan 1908,
1928, 1945, 1966, hingga 1998. Fenomena tersebut sekaligus menunjukkan betapa signifikannya
keberadaan pemuda dalam konteks keindonesiaan. Dari gugusan sejarah Indonesia yang jangan
pernah dilupakan adalah bahwa kontribusi terbesar terbentuknya sejarah Indonesia karena adanya
komitmen dan kesadaran yang tulus melalui peran pemuda di masa lalu. Kita sebagai generasi muda
yang hidup di masa ini, harus menjadi estapet perjuangan para pendahulu kita, baik dalam hal ikut serta
dalam mempertahankan kesatuan dan kedaulatan bangsa Indonesia, maupun dalam memajukannya
menuju masa depan Indonesia yang mandiri, berkeadilan, sejahtera (baldatun thayyibatun warabbun
ghafur).
Kedua, dari lembaran sejarah Indonesia berikutnya, secara faktual tertoreh kontribusi daerah-daerah
dalam proses terbentuknya dan terpeliharanya konstruksi nasionalisme Indonesia. Melalui peran,
komitmen, dan kesadaran yang tulus dari daerah, yang menjadi bingkai persatuan dan kesatuan
nasional, dalam kerangka mewujudkan kemerdekaan dan memaknai arti kemerdekaan, juga sebagai
pijakan bagi pembangunan bangsa yang menghimpun secara harmonis elemen-elemen daerah, dalam
tujuan dan cita-cita bersama, yaitu memajukan Indonesia secara bersama-sama, sebagai implementasi
nyata dari pengakuan kita terhadap tanah air satu, bangsa satu dan bahasa satu, yaitu indonesia.
Ketiga, bahwa modal utama yang harus diperhatikan, ditanamkan dan di kembangkan dalam
membangun persatuan dan kemajuan bangsa yang paling utama adalah lima faktor, yaitu: sejarah,
bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan, yang di bingkai oleh tiga pokok utama, yaitu: satu
tanah air, satu bangsa, satu bahasa indonesia.
U. Tujuan dibentuknya organisasi pemuda

Anda mungkin juga menyukai