Anda di halaman 1dari 11

UPAYA PENGEMBALIAN PROVINSI

IRIAN BARAT

MELALUI KONFRONTASI EKONOMI

PEMUTUSAN HUBUNGAN UNI


INDONESIA-BELANDA

Nama Kelompok :

- Cindy
- Elena
- Gabriella. M
- Raissa
- Valencia
XII IPS 1
PENDAHULUAN
Pada tanggal 15 November 1946 Perjanjian Linggarjati ditandatangani antara
Belanda dan Hindia Belanda yang berisi;

1. Belanda mau mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan daerah


kekuasaan meliputi Madura, Sumatera, dan Jawa. Belanda sudah harus pergi
meninggalkan daerah de facto tersebut paling lambat pada tanggal 1 Januari
1949.

2. Belanda dan Republik Indonesia telah sepakat untuk membentuk Negara


serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI,
Timur Besar, dan Kalimantan. Pembentukan RIS akan dijadwalkan sebelum
tanggal 1 Januari 1949.

3. Belanda dan RIS sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan


Ratu Belanda sebagai ketua.

Dalam point ke-3 dijelaskan bahwa, Uni Indonesia-Belanda didirikan untuk


mempromosikan kepentingan bersama mereka. Karena perselisihan militer, eksekusi
kesepakatan tersebut tidak dilakukan. Setelah Belanda menandatangani gencatan
senjata dengan Republik Indonesia, pengalihan kedaulatan berlangsung pada tanggal
27 Desember 1949, dan Uni Indonesia-Belanda didirikan.

Uni Indonesia-Belanda mungkin menjadi setara dengan Persemakmuran


Britania Raya la Belanda. Uni akan terdiri dari dua negara merdeka dan berdaulat,
yakni:

a. Kerajaan Belanda, terdiri dari:

 Belanda
 Suriname
 Antillen Belanda
 Nugini Belanda
 Republik Indonesia Serikat, terdiri dari tujuh negara bagian:
 Republik Indonesia
 Negara Indonesia Timur
 Jawa Timur
 Sumatera Timur
 Madoera
 Pasundan (Jawa Barat)
 Sumatera Selatan

Ratu Juliana, Kepala Uni Indonesia-Belanda

Status Nugini Belanda harus didiskusikan lebih lanjut. Nugini pada mulanya
tetap di bawah pemerintahan Belanda. Dan, ketika Suriname dan Antillen akan
menjadi mitra setara (negara federasi) di Kerajaan, Nugini akan tetap menjadi koloni.
Kepala Uni (Hoofd der Unie) adalah Ratu Juliana. Kolaborasi ini akan mengurusi
bidang berikut:

 Pertahanan
 Hubungan luar negeri
 Keuangan
 Hubungan ekonomi
 Hubungan budaya

Untuk mencapai hal ini, berbagai hal harus dilakukan. Pertama, sebuah
konferensi menteri harus diadakan setiap enam bulan sekali. Kedua, sebuah
sekretariat permanen didirikan di Den Haag. Masing-masing dari kedua negara akan
memilih Sekretaris Jenderal, yang setiap tahun akan mengambil kepemimpinan
Sekretariat (dari tahun 1950 posisi ini diduduki oleh P.J.A. Idenburg dari Belanda,
yang bertahan sampai tahun 1956). Terakhir, terdapat Pengadilan Arbitrase Serikat
yang dibentuk untuk menilai perselisihan antara Belanda dan Indonesia.
POKOK MATERI
Salah satu butir perjanjian yang tercantum dalam Konferensi Meja Bundar
pada 1949 menyatakan bahwa Irian Barat akan dikembalikan Belanda kepada
Indonesia paling lambat 1 tahun. Oleh karena itu, mulai 1949, kabinet yang
memerintah selalu mencantumkan program untuk mengembalikan Irian Barat ke
wilayah RI. Upaya tersebut semakin ditingkatkan pada masa Demokrasi Terpimpin.

Kegagalan pemerintah Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat baik


secara bilateral, Forum PBB dan dukungan Asia Afrika, membuat pemerintah RI
menempuh jalan lain pengembalian Irian Barat, yaitu jalur konfrontasi. Berikut ini
adalah upaya Indonesia mengembalikan Irian melalui jalur konfrontasi ekonomi,
yang dilakukan secara bertahap.

Setelah menempuh jalur diplomasi sejak tahun 1950, 1952 dan 1954, serta
melalui forum PBB tahun 1954 gagal untuk mengembalikan Irian Barat kedalam
pangkuan RI, pemerintah RI mulai bertindak tegas dengan tidak lagi mengakui Uni
Belanda Indonesia yang dibentuk berdasarkan KMB. Ini berarti bahwa pembatalan
Uni Belanda Indonesia secara sepihak oleh pemerintah RI berarti juga merupakan
bentuk pembatalan terhadap isi KMB. Tindakan pemerintah RI ini juga didukung
oleh kalangan masyarakat luas, partai-partai dan berbagai organisasi politik, yang
menganggap bahwa kemerdekaan RI belum lengkap / sempurna selama Indonesia
masih menjadi anggota UNI yang dikepalai oleh Ratu Belanda.

Pada tanggal 3 Mei 1956 Indonesia melalui cabinet Burhanuddin Harahap


membatalkan hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB.
Pembatalan ini dilakukan dengan Undang Undang No. 13 tahun 1956 yang
menyatakan, bahwa untuk selanjutnya hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan
yang lazim antara negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional.
Sementara itu hubungan antara kedua negara semakin memburuk, karena :
1. terlibatnya orang-orang Belanda dalam berbagai pergolakan di Indonesia
(APRA, Andi Azis, RMS)

2. Belanda tetap tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

Konfrontasi ekonomi dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap aset-aset


dan kepentingan-kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia.

Akibatnya Belanda diharuskan menjual perusahaan-perusahaannya.


Perusahaan-perusahaan yang dijual tersebut banyak dibeli oleh perusahaan keturunan
Cina. Kemudian, timbul kekhawatiran bahwa pengusaha pribumi akan kalah
bersaing. Akhirnya, timbul gerakan Assat yang menghimbau pemerintah agar
melindungi pengusaha pribumi.

Tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB, diumumkan


pembatalan utang-utang RI kepada Belanda.

Selama tahun 1957 dilakukan :

 Pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan Belanda


 Melarang terbitan-terbitan dan film berbahasa Belanda
 Melarang penerbangan kapal-kapal Belanda
 Memboikot kepentingan-kepentingan Belanda di Indonesia

Pada tahun 1958, Indonesia melakukan tindakan tegas yaitu pengambilalihan


modal perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indonesia yang semula dilakukan
secara spontan oleh rakyat dan buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda
dan selanjutnya ditampung dan dilakukan secara teratur oleh pemerintah.
Pengambilalihan modal perusahaan-perusahaan milik Belanda tersebut diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 23
tahun 1958. Perusahaan Belanda yang diambil alih oleh pemerintah Republik
Indonesia,

antara lain:

a. Gedung Nederlandsche Handel Maatschappij N.V d. Perusahaan KLM.

b. Bank Escompto

c. Perusahaan Philips

d. Percetakan De Unie

Selain itu, juga dilakukan pengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dan Rotterdam
(Belanda) ke Bremen, Jerman.

Berikut adalah berita terkait pemutusan hubungan Indonesia-Belanda, Komite


Utang Kehormatan Belanda (KUKB) mengecam Pemerintah Belanda yang mulai
membangun opini di dunia internasional bahwa Indonesia merendahkan martabat
manusia dengan menerapkan hukuman mati terhadap para terpidana mati akhir-akhir
ini. Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung, bahkan meminta Presiden Joko Widodo
untuk memutus hubungan diplomatik yang janggal antara Republik Indonesia dengan
Kerajaan Belanda.

"Belanda sampai hari ini tidak pernah mengakui secara de jure kemerdekaan
RI adalah 17 Agustus 1945. Bahkan Dubes Belanda untuk RI tidak pernah diutus
menghadiri upacara 17-an di Istana," kata Batara saat konferensi pers di Gedung
Juang, Menteng, Jakarta, Rabu (4/2)

Menurut beliau, pemutusan hubungan diplomatik mesti dilakukan agar


martabat Indonesia sama dengan Belanda. Dia tegaskan percuma saja Belanda
menawarkan rekonsiliasi jika pemerintahan negeri kincir angin itu tidak mengakui
kemerdekaan Indonesia.
"Pemutusan hubungan diplomatik juga karena Belanda tidak mau meminta
maaf kepada bangsa Indonesia atas kejahatan kemanusiaan, terutama yang dilakukan
Belanda selama agresi militer 1945-1950," kata Batara.

Bahkan pembantaian tersebut memakan korban lebih dari satu juta manusia
Indonesia. Belum lagi kehancuran yang diakibatkan oleh agresi milter itu.

"Tak hanya itu, Indonesia jangan lupa juga waktu mau beli 100 tank Leopard
bekas dari Belanda tapi ditolak Belanda dengan alasan Indonesia pelanggar HAM dan
dikhawatrikan bisa dipakai untuk membunuh rakyat Indonesia. Ini Belanda amnesia,"
kritik Batara.

Menurut Batara, sebetulnya pihaknya sudah pernah mengeluarkan petisi


pemutusan hubungan diplomatik dengan negara penjajah itu karena alasan-alasan di
atas, pada tanggal 5 Agustus 2013 silam. Tapi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
saat itu mengabaikannya.

Pemutusan hubungan Uni Indonesia-Belanda mengakibatkan dihapusnya


masalah pengembalian Irian Barat dalam Agenda PBB sejak 1958. Hal tersebut
membuat Indonesia memiliki kekuatan diplomatik lebih kuat tanpa Uni Indonesia –
Belanda, serta (terpenting) masalah Irian Barat tidak lagi merupakan status Quo dan
tiada kejelasan, sehingga Indonesia dapat bebas mengambil sikap dalam masalah
Irian Barat. Hingga masa kini, Irian Barat telah menjadi bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdsarkan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) tanpa ikatan
dan/atau tekanan dari pihak lain.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disimpulkan bahwa hubungan Indonesia – Belanda
pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1945 merupakan hubungan kerjasama
bilateral yang dijalankan antara Indonesia dengan Belanda yang menempatkan hasil
Konferensi Meja Bundar sebagai ikatan diplomatis. Pengaturan hubungan yang telah
disepakati melitputi hubungan politik- konstitusional, perekonomian-keuangan,
militer, sosial, dan kebudayaan. Dalam pelaksanakaannya, tidak semua kesepakan
hubungan kerjasama bilateral kedua negara dapat terealisasikan. Terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi hubungan kerjasama bilateral keduanya. Faktor
perbedaaan penafsiran istilah penyerahan dan pengakuan kedaulatan RIS tanggal 27
Desember 1949, menjadi awal permasalahan berjalannya hubungan kerjasama
bilateral keduanya. Sampai pada akhirnya permasalahan penyelesaian Irian Barat,
menjadi faktor utama penyebab pemutusan hubungan diplomatik secara sepihak oleh
Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Kerajaan Belanda tanggal 17 Agustus
1960 dan secara resmi lewat keputusan persetujuan New York tanggal 1 Oktober
1962 upaya pendudukan kembali Belanda di Indonesia berakhir. Saran bagi generasi
muda untuk tetap terus berjuang mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) serta mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.
Karena perjuangan mempertahankan kemerdekaan oleh para tokoh-tokoh pejuang
kita demikian sulitnya hingga harus meladeni upaya dekolonisasi Belanda kembali
dengan keharusan menjalankan berbagai persetujuan yang dihasilkan dalam
Konferensi Meja Bundar 1949.

SUMBER

http://widhisejarahblog.blogspot.co.id/2010/09/perjuangan-bangsa-indonesia-
merebut.html

http://urusandunia.com/perjanjian-linggarjati/

https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Belanda-Indonesia

http://politik.rmol.co/read/2015/02/05/190078/Indonesia-Pantas-Akhiri-Hubungan-
Diplomatik-dengan-Belanda-
https://books.google.co.id/books?
id=tJahSbd9aesC&pg=PA234&lpg=PA234&dq=pemutusan+uni+indonesia+belanda
&source=bl&ots=P_Fgzw6j_7&sig=IvAiEnDQOfOACTxnz_G1bAFQ7gs&hl=id&s
a=X&ved=0ahUKEwiAi82iydPWAhXJopQKHQYFBIsQ6AEINzAD#v=onepage&q
=pemutusan%20uni%20indonesia%20belanda&f=false

https://brainly.co.id/tugas/2225150

Anda mungkin juga menyukai