Dosen Pengampu:
Oleh :
Mohamad Ahmad Min : 190210302104
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan
karunianya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Australia Menjadi Negara
Modern”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Australia dan Oceania dan untuk memperdalam pengetahuan serta pemahaman
tentang Australia menjadi negara modern.
Terimakasih kami kepada teman-teman yang telah berusaha memberikan
ide-ide sehingga makalah ini bisa terselesaikan.Terimakasih juga kami ucapkan
kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania Dr. Sumardi.
M, Hum., yang telah memberikan dukungan penuh sekaligus bimbingan kepada
kami untuk menyusun makalah ini, serta memberikan motivasi kepada penulis
untuk selalu berkarya.
Dengan makalah yang kami buat ini, kami berharap semoga dapat
menambah wawasan untuk para pembaca. Kami juga menyadari bahwa hasil
makalah yang kami buat masih belum sempurna dari berbagai segi bahasa,
struktur kalimat, susunan kalimat dan masih banyak lainnya.Sehingga kami
berharap para pembaca dapat memaklumi hasil makalah ini dan memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga makalah yang kami buat
selanjutnya menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN
Munculnya Paul Keating bagi negara Australia telah memberi warna baru
dalam kehidupan sejarah Australia. Paul Keating memenangkan Pemilu di
Australia tahun 1991 dan menggantikan Bob Hawke menjabat sebagai perdana
mentri Australia. Paul Keating menjadi perdana menteri sampai tahun 1996,
setelah kalah dari John Howard dalam pemilu tanggal 2 Maret 1996. Kondisi
ekonomi pada awal pemerintahannya dalam kondisi yang buruk dan merosot
sehingga perlu perbaikan-perbaikan. Setelah Paul Keating menjadi perdana
menteri, ia mengemban tugas berat di dalam negerinya yaitu bagaimana
menyegarkan atau memberi semangat kepada Partai Buruh yang sudah
memerintah selama 9 tahun sedangkan dalam bidang ekonomi ini menitikberatkan
pada bagaimana caranya mengatasi pengangguran (Suara Pembaharuan, 21 April
1992).
Paul Keating menguraikan bahwa di tahun 1997 Australia tidak akan ada
lagi pembayasan- pembatasan kuantitaif atau kuota, dan tarik akan turu, di sektor
tekstil dan pakaian jadi tarif dipertahankan pada tingkat 25 persen, sedangkan di
sektor yang sama tetapi tidak memerlukan banyak tenaga buruh, seperti industri
kendaraan tarifnya diturunkan 25 persen.
Dengan demikian maka dalam pema kaian sistem ekonomi terbuka, maka
masa depan perekonomian Australia berorientasi ke luar dalam mengadakan
perdagangan dengan irternasional (Merdeka,21 Aptil 1992). Oleh karena itu
berbagai usaha akan dilakukan untuk melaksanakan ekonomi terbuka, terbuka,
terutama terhadap negara-negara tetangga seperti lndonesia yang selama ini masih
diabaikan. Paul Keating diam-diam telah mempelajari pertumbuhan Asia-
Pasifik dan ia menyatakan telah ketinggalan pertum buhan ekonominya dari Asia
Utara, Korea, Taiwan dan lain sebagainya. Untuk itu Paul Keating kemudian
berusaha bangkit dengan berpedoman bahwa keterlambatan tersebut harus segera
diatasi. Dengan ekonomi yang terbuka Paul Keating mulai mengadakan kese
pakatan bersama menandatangani perjanjian pajak, tujuannya untuk mendorong
pengusaha Australia agar lebih berinvestasi ke luar negeri, misalnya lndonesia.
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam era globalisasi saat ini yaitu sikap
proteksionistis terhadap industri dan produk dalam negri. Hal ini dilakukan
Australia, misalnya dengan tuduhan dumping terhadap produk lndonesia seperti
kendaraan bermotor dan buku tulis.
Selain itu, ada juga protes dari kelompok pecinta lingkungan hidup di
Australia terhadap lndonesia dalam pengelolaan hutan dan alamnya. Kelompok ini
mendesak pemerintahan Australia melarang perusakan hutan dan alam tersebut
yang dapat merusak habitatnya
Ekspor negara ini ke Indonesia pun mengalami peningkatan tiga kali Iipat
selama pemerintahan Paul Keating. Sementara itu lebih dari 200 buah perusahaan
mereka telah beroperasi di lndonesia. Dengan demikian hal ini masih munqkin
ditingkatkan lagi, mengingat sekurang-kurangnya ada 2 miliar konsumen potensi
di Asia, suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh Austrdlia. Pada awal dekade 9O-
an Australia di bawah Paul Keating mulai mengeluarkan gagasan baru yaitu mulai
mengadakan persetujuan baru dalam bidang perdagangan dengan negaranegara
Asia.
Sejak tahun 1898 sampai era 1990-an telah terjalin kerjasama sedikitnya
12 perjanjian antara kedua negara. Perjanjian tersebut antara lain mencakup
ekstradisi tentang penangkapan, penukaran dan penyeranan pelanggar hukum dari
lndonesia ke Australia dan sebaliknya pelanggar hukum dari lndonesia ke
Australia dan sebaliknya kepada pemerintah masing-masing.
A. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati
pengakuan internasional.Sekolah adalah wajib di seluruh Australia, yang
memberikan sumbangsih pada tingkat melek huruf 99% .Sekolah-sekolah
mengembangkan keterampilan dan membangun kepercayaan diri para pelajar;
lulusan universitas Australia unggul pada penelitian dan inovasi terdepan; serta
pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri yang sedang
berkembang pesat. Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan
pelatihan terdepan di dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa
Inggris.Lebih dari 400,000 pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan
Australia setiap tahun.Kursus ditawarkan baik di Australia maupun di luar negeri.
B. Tujuan Pendidikan
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam
undang- undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan.
Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan
kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada
level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin.
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat
secara umum.Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi
harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda.Misalnya, universitas lebih
mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan
teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada
pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur
tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum
yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal menyediakan
hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
C. Struktur dan Jenis Pendidikan
Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak) dan
dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Sistem pendidikan di Australia
mewajibkan warga negaranya atau pemegang Permanent Resident untuk belajar
selama 11 tahun, mulai dari usia 6 (enam) tahun hingga 16 (enam belas) tahun
sehingga hampir 99% warga Australia melek huruf. Sistem pendidikan di
Australia dibagi menjadi 3 (tiga) sektor, yaitu:
Primary education (pendidikan dasar)-dimulai dari kindergarten hingga
usia 12 tahun.
Secondary education (pendidikan menengah)-dimulai dari usia 13 tahun
hingga usia 17 tahun.
Tertiary education (pendidikan lanjutan) yang dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. VET (Vocational Education and Training) atau pendidikan kejuruan.
2. Higher education sector (universities).
Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan Australianya di tingkat lanjutan
dapat memilih untuk belajar di TAFE/sekolah kejuruan Australia atau langsung
masuk ke Universitas Australia. TAFE (Technical & Further Education) Australia
atau sekarang yang lebih dikenal dengan nama ETI (Education and Training
International) adalah salah satu jenis pendidikan lanjutan yang mengkhususkan
pengajarannya pada praktek (kalau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah
politeknik/kuliah kejuruan) industri. TAFE Australia dijalankan & didanai
langsung oleh pemerintah. Ada lebih dari 80 TAFE yang tersebar diberbagai
negara bagian di Australia dengan siswa campuran lokal & internasional. Mata
kuliah yang ditawarkan di TAFE Australia ini sudah disesuaikan dengan standar
& kebutuhan keahlian dari berbagai industri sehingga siswa yang telah lulus dari
TAFE dapat diterima bekerja di berbagai bidang industri Australia. Selain TAFE,
ada banyak lembaga pendidikan Australia swasta lainnya dengan mata kuliah
yang berbasis pada industri.
1) Pendidikan Dasar (primary school)
Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadministrasian, pendanaan
serta kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena banyak
dikelola oleh badan-badan swasta, dan keterlibatan pemerintah juga berbeda-beda
terhadap lembaga ini. Pada umumnya, makin dekat umur anak ke batas umur
masuk sekolah makin besar pula kemungkinan anak masuk prasekolah (Taman
Kanak-kanak); kehadiran anak di sekolah dijadwalkan penuh, dan sekolah
diselenggarakan dalam lingkungan sekolah dasar atau dalam lingkungan lembaga
lain sesuai dengan bantuan yang diterimanya dari pemerintah. Hampir semua anak
yang berusia lima tahun masuk pendidikan Tamankanak yang dilaksanakan secara
penuh. Bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun program prasekolah ini
dilaksanakan tidak secara intensif dan sebagian besar diselenggarakan atas dasar
sukarela badan-badan swasta. Jenjang pendidikan sebelum sekolah dasar di
Indonesia dan Australia Barat samasama dikenal dengan pendidikan prasekolah
(kindergarten). Pendidikan prasekolah (TK) di Indonesia kebanyakan merupakan
lembaga yang berdiri sendiri dengan gedung yang terpisah dari gedung sekolah
dasar. Sedang kindergarten di Australia kebanyakan menyatu dalam satu
kompleks dengan Primary School, meski lokasinya agak terpisah sedikit dari
sekolah dasar tersebut. Kelulusan Taman Kanak-kanak tidak menjadi persyaratan
untuk masuk Sekolah Dasar. Meskipun kindergaten tidak menjadi persyaratan
untuk masuk sekolah dasar, namun kebanyakan siswa sekolah dasar di Australia
kebanyakan merupakan tamatan taman kanak-kanak. Selain itu, sebelum masuk
TK, ada anak-anak di bawah lima tahun dapat dimasukkan ke lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan
dasar adalah 6–7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada
umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan
menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas
berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka
secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun
pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6.
Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6
tahun (New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian
Capital Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan
dasarnya adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT),
Queensland (Qld), dan Western Australia (WA) (Magabook 2000).
2) Pendidikan Menengah (secondary schools/high schools)
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di
Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di
pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang
pendidikan menengah berakhirpada Year 11. Untuk negara bagian yang
menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya
memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan
WA).
Di tingkat dasar dan menengah, sekolah negeri mendidik sebagian besar
siswanya. Sebagian besar dari biaya mereka ditanggung oleh pemerintah Negara
Bagian atau Teritori terkait. [1] Sekolah swasta, baik agama atau sekuler (yang
terakhir sering kali memiliki spesialisasi), mungkin mengenakan biaya lebih
tinggi. Terlepas dari apakah sekolah itu pemerintah atau swasta, itu diatur oleh
kerangka standar kurikulum yang sama. Sebagian besar sekolah, pemerintah dan
swasta, memberlakukan seragam atau kode berpakaian, meskipun ekspektasinya
berbeda-beda.
a. Sekolah negeri (government or state school)
Sekolah negeri (atau negara bagian) dijalankan oleh pemerintah negara
bagian masing-masing. Mereka menawarkan pendidikan gratis; namun, banyak
sekolah meminta orang tua untuk membayar iuran sumbangan sukarela. Mereka
dapat dibagi menjadi dua kategori: sekolah terbuka dan selektif. Sekolah terbuka
menerima semua siswa dari daerah tangkapan yang ditentukan pemerintah, dan
mengajar menggunakan CSF. Banyak sekolah negeri terbuka memiliki kelas
selektif di mana siswa yang berprestasi ditawarkan pekerjaan yang diperpanjang
dan dipercepat. Sekolah negeri selektif dianggap lebih bergengsi daripada sekolah
negeri terbuka. Mereka memiliki persyaratan masuk yang tinggi dan melayani
area yang jauh lebih luas. Masuk ke sekolah selektif seringkali sangat kompetitif.
Beberapa dari sekolah negeri selektif terkenal adalah Fort Street High School,
Sydney Boys High School, Sydney Girls High School, Mac. Robertson Girls
'High School, Melbourne High School (1st di Victoria), James Ruse Agricultural
High School (1st di NSW) , Sekolah Menengah Putra North Sydney, Sekolah
Menengah Golden Grove, Sekolah Menengah Putri Sydney Utara, Sekolah Sains
dan Matematika Australia, dan Sekolah Modern Perth.
b. Sekolah swasta (Private school)
Sekolah swasta juga dapat dibagi menjadi dua kelompok. Sistem
pendidikan agama dijalankan oleh denominasi Anglikan, Lutheran, Katolik Roma
dengan juga terdapat sejumlah gereja lain atau sekolah dengan biaya rendah
berbasis parachurch. Sejauh ini yang paling banyak adalah sekolah Katolik, yang
dijalankan oleh Departemen Pendidikan Katolik negara bagian atau teritori
masing-masing, meskipun beberapa sekolah Katolik yang lebih bergengsi berdiri
sendiri. Sisanya dikenal sebagai sekolah mandiri, yang sebagian besar merupakan
sekolah tata bahasa Protestan. Ada juga beberapa sekolah Yahudi dan Islam dan
sejumlah besar sekolah Montessori independen.
Sekolah mandiri yang lebih besar dikenal karena mengenakan biaya
sekolah yang lebih tinggi. Secara khusus, sekolah independen utama di setiap kota
(seperti Sekolah APS di Melbourne) mengenakan biaya tinggi dan oleh karena itu
mampu membeli fasilitas yang tidak dapat dimiliki oleh Sekolah Negeri dan
Sekolah Katolik Departemen. Pendanaan untuk sekolah mandiri seringkali
mendapat kecaman dari Australian Education Union dan Australian Labour Party
karena, selain biaya mereka, sekolah-sekolah ini juga menerima dana dari
pemerintah. Kadang-kadang diasumsikan, oleh orang tua atau pengamat lain
bahwa bersekolah di sekolah swasta akan menjamin prestasi di kemudian hari,
karena keunggulan yang dirasakan, nyata atau yang dibayangkan. Biaya sekolah
swasta dapat bervariasi dari di bawah $ 1.000 per tahun hingga $ 20.000 dan lebih
tinggi, tergantung pada tingkat tahun siswa dan ukuran sekolah. Seragam sekolah
swasta cenderung lebih mahal daripada seragam sekolah negeri, dan lebih ketat
ditegakkan.
3) Pendidikan Tinggi (universities dan atau TAFE Colleges)
Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang
pendidikan yang
ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang
aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus
disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational
Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further Education
(TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi. Jika
siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. Maka
ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat memasuki
universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga
sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini,
para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai
yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut
memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor
untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang
setinggi mungkin. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai nilai baik dalam
Matriculation Year dapat diterima langsung di perguruan tinggi yang
diinginkannya.
Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan tempat di perguruan tinggi
bersangkutan untuk bidang-bidang ilmu tertentu (umumnya bidang ilmu yang
popular dan “basah”). Bagi siswa yang mengalami kejadian ini, mereka tidak
perlu berkecil hati karena dapat memasuki perguruan tinggi dengan menempuh
VET atau TAFE terlebih dahulu. Pada umumnya, perguruan tinggi akan
menerima lulusan VET atau TAFE yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Nilai kredit yang telah diperoleh dari VET atau TAFE akan diperhitungkan
dalam menentukan jenjang yang akan dimasukinya. Pendidikan tinggi
(universitas) di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana
(dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai
postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana
dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni
Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang
ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
2.4 Politik dan Hubungan luar Negeri di Australia menjadi Negara Modern
Pasca Perang Dunia II, di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi
perpecahan sehubungan dengan adanya perbedaan ideologi Liberalis Kapitalis
dan Sosialis Komunis. Adanya perbedaan ideologi tersebut telah menyebabkan
AS yang pada waktu PD II bersekutu dengan US akhirnya pecah dan terjadilah
konflik di antara keduanya,9 yang pada akhirnya timbullah perang dingin (Cold
War).10 Perang Dingin semakin tajam setelah kedua negara adidaya tersebut
berupaya berebut pengaruh. Mereka sama-sama tidak mau kalah, bila AS
mendirikan NATO,11 maka US pun mendirikan Pakta Warsawa.12 Berdirinya
pakta pertahanan yang berada di bawah pengaruh kedua negara besar itu, telah
mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan di bidang
persenjataan. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin,
sementara negara-negara lain di dunia pun pecah dan terseret ke dalam pengaruh
salah satu pihak. Perseteruan yang pada awalnya di Eropa, telah merembet ke
Asia dan ini khawatirkan akan merembet ke Australia dan NZ. Selain itu,
kemenangan komunis Cina yang dibentuk Mao Tse Tung yang berpengaruh bagi
negara-negara di Asia menjadi „ancaman nyata terbesar‟ bagi keamanan Australia
dan NZ,13 apalagi secara geografis Cina jauh lebih dekat dibandingkan Uni
Soviet. Robert Gordon Menzies dari partai liberal berhasil mengkampanyekan
tentang komunis yang tidak boleh berkembang di Australia, ternyata telah
menjadikan dirinya tampil sebagai pemenang pemilu menggantikan J.B. Chifley
dari Partai Buruh. Saat itu Pemerintah koalisi Liberal-Country pimpinan Menzies
tampaknya harus juga memilih posisi mereka di antara dua kekuatan besar yang
saling bertarung. Pilihan yang diambil telah meletakkan Australia dalam posisi
pararel dengan kepentingan negara-negara Barat, terutama AS. Sekurang-
kurangnya ada dua lasan yang mendasarinya, yaitu pertama, secara tradisional,
Australia telah jauh terlibat dalam persekutuan pertahanan dan perdagangan
dengan Inggris, yang merupakan elemen penting dari kekuatan negara-negara
Barat, kedua, Australia memerlukan dukungan sistem pertahanan yang kuat untuk
menjamin keamanan wilayah strategisnya di Pasifik Selatan agar jalur-jalur
perdagangan luar negerinya tetap terjamin. Kecewa terhadap Inggris yang tidak
mampu menahan serangan Jepang yang menduduki kepulauan Pasifik, ketika
pecah PD II, Pemerintah Menzies mengambil kebijakan luar negeri dan
pertahanan yang menyekutukan Australia dan NZ dengan AS.
Tujuan dasar dari politik luar negeri Australia adalah menjaga integritas
dalam lingkungan internasional yang saling bersaing. Integritas suatu bangsa
bukan hanya mencakup perlindungan terhadap aset-aset yang penting seperti
wilayah teritori, sumber daya alam dan manusia dalam batas negara tetapi juga
memelihara sistem ekonomi, politik, sosial, budaya masyarakat yang turun
temurun secara singkat. Hal-hal tadi disebut sebagai etos fisik dan sosial dari
sebuah negara. Terdapat dua sikap kelompok nilai yang membangun etos nasional
Australia. Sikap kelompok nilai yang pertama adalah campuran antara nilai
budaya, etika, agama, dan etnis yang menentukan sikap dan moralitas masyarakat.
Sedangkan kelompok nilai yang kedua adalah campuran antara nilai sosial,
politik, dan ekonomi yang dipelihara oleh masyarakat dalam aturan-aturan
administrative.
4. Menjadi warga dunia yang baik dengan Australia terus memainkan peranan
yang positif dan konstruktif diantara aneka ragam isu yang sekarang menjadi
subjek diplomasi multilateral, seperti penanganan masalah pengungsi, terorisme,
perdagangan obat-obatan terlarang dan masalah kesehatan dunia.
BAB 3
KESIMPULAN