Anda di halaman 1dari 30

AUSTRALIA MENJADI NEGARA MODERN

Diajukan guna memenuhi tugas Sejarah Australia dan Oceania

Dosen Pengampu:

Dr. Sumardi, M. Hum

Oleh :
Mohamad Ahmad Min : 190210302104

Sultan Naufal :190210302106

Fina Puji Afifah : 190210302107

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan
karunianya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Australia Menjadi Negara
Modern”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Australia dan Oceania dan untuk memperdalam pengetahuan serta pemahaman
tentang Australia menjadi negara modern.
Terimakasih kami kepada teman-teman yang telah berusaha memberikan
ide-ide sehingga makalah ini bisa terselesaikan.Terimakasih juga kami ucapkan
kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania Dr. Sumardi.
M, Hum., yang telah memberikan dukungan penuh sekaligus bimbingan kepada
kami untuk menyusun makalah ini, serta memberikan motivasi kepada penulis
untuk selalu berkarya.
Dengan makalah yang kami buat ini, kami berharap semoga dapat
menambah wawasan untuk para pembaca. Kami juga menyadari bahwa hasil
makalah yang kami buat masih belum sempurna dari berbagai segi bahasa,
struktur kalimat, susunan kalimat dan masih banyak lainnya.Sehingga kami
berharap para pembaca dapat memaklumi hasil makalah ini dan memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga makalah yang kami buat
selanjutnya menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................................3

2.1 Ekonomi Perdagangan Australia menjadi Negara Modern ..........................3

2.2 Pendidikan Australia menjadi Negara Modern.............................................10

2.3 Militer dan Pertahanan Australia menjadi Negara Modern.....................16


2.4 Politik dan Hubungan luar Negeri di Australia menjadi Negara Modern.20
BAB 3. SIMPULAN....................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan dimulainya Australia mengadakan kontak perdagangan dengan


negara tetangganya hak ini merupakan era baru bagi Australia. Negara Australia
mungkin merupakan negara produsen paling kompetitif di seluruh dunia dalam
memproduksi hasil-hasil pertanian, mineral dan energi. Seperti terlihat bahwa
sebuah lembaga pendanaan Austarlia menawarkan fasilitas pendanaan bagi para
pengusaha eksportir lndonesia, hal ini ditujukan untuk meningkatkan volume
perdagangan. Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan
terdepan di dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa
Inggris.Lebih dari 400,000 pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan
Australia setiap tahun.Kursus ditawarkan baik di Australia maupun di luar negeri.
Australia pertama kali menggunakan Diplomasi Pertahanan dalam bentuk kerja
sama pertahanan dan militer untuk membangun rasa saling menghormati,
membangun kepercayaan dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer intra
regional, sebagai alat dan strategi penting untuk mempromosikan pengaruh
kekuatan menengah yang dimiliki, membangun dan mendorong pemeliharaan
perdamaian, operasi koalisi, dan mendukung keamanan global yang stabil dan
untuk memenuhi kepentingan nasional Australia. Tujuan dasar dari politik luar
negeri Australia adalah menjaga integritas dalam lingkungan internasional yang
saling bersaing. Integritas suatu bangsa bukan hanya mencakup perlindungan
terhadap aset-aset yang penting seperti wilayah teritori, sumber daya alam dan
manusia dalam batas negara tetapi juga memelihara sistem ekonomi, politik,
sosial, budaya masyarakat yang turun temurun secara singkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Ekonomi dan Perdagangan Australia menjadi Negara
Modern?
2. Bagaimanakah Pendidikan Australia menjadi Negara Modern?
3. Bagaimanakah Militer dan Pertahanan Australia menjadi Negara Modern?
4. Bagaimanakah Politik dan Hubungan luar Negeri di Australia menjadi
Negara Modern?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Ekonomi dan Perdagangan Australia
menjadi Negara Modern.
2. Untuk mengetahui dan memahami Pendidikan Australia menjadi Negara
Modern.
3. Untuk mengetahui dan memahami Militer dan Pertahanan Australia
menjadi Negara Modern.
4. Untuk mengetahui dan memahami Politik dan Hubungan luar Negeri di
Australia menjadi Negara Modern.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Ekonomi Perdagangan Australia menjadi Negara Modern

A. Kebijakan Ekonomi Australia

Munculnya Paul Keating bagi negara Australia telah memberi warna baru
dalam kehidupan sejarah Australia. Paul Keating memenangkan Pemilu di
Australia tahun 1991 dan menggantikan Bob Hawke menjabat sebagai perdana
mentri Australia. Paul Keating menjadi perdana menteri sampai tahun 1996,
setelah kalah dari John Howard dalam pemilu tanggal 2 Maret 1996. Kondisi
ekonomi pada awal pemerintahannya dalam kondisi yang buruk dan merosot
sehingga perlu perbaikan-perbaikan. Setelah Paul Keating menjadi perdana
menteri, ia mengemban tugas berat di dalam negerinya yaitu bagaimana
menyegarkan atau memberi semangat kepada Partai Buruh yang sudah
memerintah selama 9 tahun sedangkan dalam bidang ekonomi ini menitikberatkan
pada bagaimana caranya mengatasi pengangguran (Suara Pembaharuan, 21 April
1992).

Perekonomian saat itu sangat buruk dengan adanya pengangguran yang


semakin meningkat. Kemudian Paul Keating berusaha mengatasi dengan
mengumumkan anggaran belanja belanja min iyang disebut satu bangsa Hal ini
dilaksanakan untuk merebut kembali kepercayaan masyarakat terhadap Partai
Buruh yang telah terkikis pada masa Bob Hawke (Kompos, 21 September 1994).
Paul Keating menjanjikan bahwa ia akan menurunkan pajak bea masuk yang
tingginya saat itu mencapai 33%.

Adapun yang dimaksud dengan 'satu bangsa' adalah tanggapan Paul


Keating Terhadap oposisi ddri Partai Liberal untuk menurunkan pajak bea masuk.
John Hewson hanya mendistribusikan pajak ddn memberikan pilihan lepada
konsumen melalui barang barang yang mereka beli. Kemudian Paul Keating pun
berjanji kepada rakyat Australia bahwa ia akan menurunkan pajak bea masuk
tanpa memperlenalkan payak konsumsi., sedangkan pemasukan pemerintah akan
didapat dari perrumbuhan ekonomi ydng dihdrdpkan dapdt mencapdi empat
setengah persen (Kompas,2l April 1992).

Dengan melihat hal tersebut maka Paul Keating mulai membuaka


Perekonomiannya untuk mengatasi keadaan Ekonomi dalam negeri yang semakin
hari semakin menurun. Paul Keating menyatakan bahwa Australia telah membuat
keputusan untuk mengadakann perdagangan dengan dunia. ia ingin menqubah
perekonomian Australia menjadi perekonomian yang lebih terbuka (Kompas,2l
April 1992). Paul Keating juga mengijinkan siapapun boleh mengadakan investasi
di Australia. Dengan memberikan kebebasan kebijakan investasi asing, kecuali
beberapa sektor yang masih dibatasi misalnya, televisi dan bank.

Sedangkan dalam bidang impor Australia dulu mempunyai proteksi atau


batasan yang tinggi dalam beberapa manufakturing. Semua proteksi ini diturunkan
secara bertahap dalam tahun 1988 sampai tahun 1997, sehingga tahun 1997
manufakturing umumnya hanya akan dilindungi proteksi setinggi lima persen
saja. Sedangkan pada sektor lain seperti mobil, pakaian, tekstil, dan sepatu, juga
diturunkan dan tinggal lima belas persen saja

Paul Keating menguraikan bahwa di tahun 1997 Australia tidak akan ada
lagi pembayasan- pembatasan kuantitaif atau kuota, dan tarik akan turu, di sektor
tekstil dan pakaian jadi tarif dipertahankan pada tingkat 25 persen, sedangkan di
sektor yang sama tetapi tidak memerlukan banyak tenaga buruh, seperti industri
kendaraan tarifnya diturunkan 25 persen.

Dengan demikian maka dalam pema kaian sistem ekonomi terbuka, maka
masa depan perekonomian Australia berorientasi ke luar dalam mengadakan
perdagangan dengan irternasional (Merdeka,21 Aptil 1992). Oleh karena itu
berbagai usaha akan dilakukan untuk melaksanakan ekonomi terbuka, terbuka,
terutama terhadap negara-negara tetangga seperti lndonesia yang selama ini masih
diabaikan. Paul Keating diam-diam telah mempelajari pertumbuhan Asia-
Pasifik dan ia menyatakan telah ketinggalan pertum buhan ekonominya dari Asia
Utara, Korea, Taiwan dan lain sebagainya. Untuk itu Paul Keating kemudian
berusaha bangkit dengan berpedoman bahwa keterlambatan tersebut harus segera
diatasi. Dengan ekonomi yang terbuka Paul Keating mulai mengadakan kese
pakatan bersama menandatangani perjanjian pajak, tujuannya untuk mendorong
pengusaha Australia agar lebih berinvestasi ke luar negeri, misalnya lndonesia.
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam era globalisasi saat ini yaitu sikap
proteksionistis terhadap industri dan produk dalam negri. Hal ini dilakukan
Australia, misalnya dengan tuduhan dumping terhadap produk lndonesia seperti
kendaraan bermotor dan buku tulis.

Selain itu, ada juga protes dari kelompok pecinta lingkungan hidup di
Australia terhadap lndonesia dalam pengelolaan hutan dan alamnya. Kelompok ini
mendesak pemerintahan Australia melarang perusakan hutan dan alam tersebut
yang dapat merusak habitatnya

Kendala ini muncul karena kurangnya mengenal lebih dalam dari


masyarakat sehingga muncul kecurigaan yang merugikan keduanya. Untuk itu
perlu dilakukan upaya untuk saling mengenal dan saling pengertian antar kedua
negara. Bila dilihat dari taraf hidup penduduk Australia dapat dikategorikan cukup
tinggi karena perhitungan tahun 1991 menunjukkan pendapatan perkapita
Australia mencapai 12,500 dollar AS per tahun. Sementara itu pada masa Paul
Keating ini terdapat serangkaian program ekonomi yang akan dijalankan, hal ini
untuk mengatasi masalah pengangguran, dan bila program ini berhasil maka
pertumbukan ekonomi Australia dapat menjadi 4% dari yang kini 2,5%.

Meskipun demikian. keraguan masih tetap ada karena adanya defisit


negara yang besar Mencapai 68 miliar dollar dan sifat ekonomi Australia yang
Sifat ekonomi Australia yang mungkin hanya sementara (Tempo,27 Maret 1993).
Paul Keating juga dilanda berbagai tuduhan atas ketidakberesan dalam pinjaman
negara terhadap negara bagian Victoria. sesuatu yang hangat dibicarakan oleh
partai koalisi. Kasus ini mencerminkan keruwetan pembagian anggaran belanja
negara (Forum,1 April 1993). Jika Australia ingin kembali kepada pertumbuhan
ekonomi yang relatif stabil dan berkelanjutan, perlu bagi negeri ini untuk bekerja
ke arah perubahan mendasar dalam ragam ekspornya (Schedvin dalam Cahuel,
1992: 132). Kegiatan ekspor-impor antara Australia dan lndonesia masih terbatas
pada beberapa sektor tertentu.

Indonesia dan Australia merupakan dua negara saling bertetangga yang


mempunyai perbedaan yang mencolok terkait kebudayaan, tingkat kemajuan
pembangunan, serta orientasi politik yang mengakibatkan perbedaan prioritas
kepentingan. Hubungan antara kedua negara dalam berbagai bidang telah terjalin
cukup erat, seperti dalam bidang pendidikan, budaya, dan perdagangan. Hal
tersebut merupakan aset penting dalam hubungan kedua negara yang perlu terus
dipupuk dan dikembangkan. Hubungan perdagangan antara Australia dan
Indonesia pun telah lama terjalin.
Persetujuan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area
(AANZFTA) merupakan dasar bagi hubungan Indonesia-Australia, terutama
dalam peningkatan perdagangan, ekonomi dan investasi. Melalui perjanjian
tersebut, ekspor barang Australia ke Indonesia akan mendapatkan bebas bea
masuk dari sebesar 56% menjadi 92%, dari seluruh jenis komoditi barang yang
diekspor Australia ke Indonesia, sedangkan 5% lainnya akan mendapatkan tarif
bea masuk tidak lebih dari 5%. Bagi Indonesia, 99% ekspornya ke Australia akan
menikmati bebas bea masuk, dan akan menjadi 100% bebas bea masuk pada saat
perjanjian secara penuh diimplementasikan.
AANZFTA ini mencakup barang, jasa, investasi dan kekayaan intelektual.
Indonesia dan Australia memasuki tahap penting dalam peningkatan ekonomi
kedua negara dengan dimulainya perundingan putaran pertama dalam kerangka
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive
EconomicPartnership Agreement/CEPA) yang dilaksanakan pada tanggl 26 – 27
September 2012 di Jakarta. Kedua kepala negara sepakat untuk membentuk IA-
CEPA yang idealnya merupakan top up dari ASEAN – Australia – New Zealand
Free Trade Agreement¸ suatu kerjasama perdagangan bebas regional yang telah
lebih duludibentuk. Di samping itu, Indonesia dan Australia telah sepakat untuk
menargetkan total perdagangan sebesar USD 15 miliar pada 2015.
Dalam kerangka IA-CEPA, kerjasama yang dapat dilakukan antara lain
penurunan tarif bea masuk bagi beberapa produk Indonesia hingga 0% oleh
Australia, diiringi oleh peningkatan standard Indonesia untuk produk-produk
tersebut sehingga dapat memenuhi persyaratan standar Australia dan mendapat
akses pasar. Selain itu, Indonesia dan Australia juga tergabung dalam Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC) merupakan upaya kerjasama dari 21 negara
dengan tujuan meningkatkan perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik. APEC
merupakan kerjasama perekonomian yang tidak mengikat namun berlandaskan
komitmen bersama anggota-anggotanya. APEC bertujuan untuk meningkatkan
perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik. Tidak ada perjanjian yang harus
ditandatangani karena APEC diikat melalui konsensus dan kerjasama yang
mengacu pada bogor goals yang disepakati pada 1994 di Bogor, Indonesia.
Bogor Goals bertujuan menciptakan perdagangan bebas dan terbuka serta
meningkatkan investasi asing di negara anggota pada tahun 2010 untuk negara
ekonomi maju, dan pada 2020 untuk negara ekonomi berkembang.
Bagi Indonesia, perdagangan ekspor impor dengan Australia mengalami
defisit. Hal ini dikarenakan data pada tahun 2012 menunjukkan Australia
menempati urutan ke-11 (sebelas ) dalam daftar negara tujuan ekspor Indonesia.
Sementara Indonesia menempati urutan ke-8 (delapan) dalam daftar negara tujuan
ekspor Australia.
B. Hubungan Ekonomi Australia Dengan Indonesia

Indonesia memang memberi kesan khusus di bidang ekonomi, di


antaranya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi pesat ydng terjadi pdda l5 tahun
terakhir sebelum terkena krisis moneter, kesempatan kerja yang diciptakan oleh
pertumbuhan ekonomi tersebut dan sebagai akibatnya meningkatkan taraf
kehidupan. Khusus hubungan perdagangan bilateral Australia dengan lndonesia,
nilainya telah mencapai 3 miliar dollar Australia atau sekitar 462 triliun rupiah.

Ekspor negara ini ke Indonesia pun mengalami peningkatan tiga kali Iipat
selama pemerintahan Paul Keating. Sementara itu lebih dari 200 buah perusahaan
mereka telah beroperasi di lndonesia. Dengan demikian hal ini masih munqkin
ditingkatkan lagi, mengingat sekurang-kurangnya ada 2 miliar konsumen potensi
di Asia, suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh Austrdlia. Pada awal dekade 9O-
an Australia di bawah Paul Keating mulai mengeluarkan gagasan baru yaitu mulai
mengadakan persetujuan baru dalam bidang perdagangan dengan negaranegara
Asia.

Paul Keating merupakan salah satu pemimpin yang bersemangat tinggi


akan keberhasilan APEC. Perdana Menteri Paul Keating mengaiakan bahwa
Australia akan lebih baik kedudukannya, jika para pemimpin Asia-Pasifik
menyetujui perdagangan bebas di kawasan itu (Kedaulotan Rakyat, 15 November
1994). Gagalnya pembicaraan Uruguay Round (Putaran Uruguay) di Brussel telah
memberi APEC suatu arah dan kegunaan yang pasti. Kegagalan di Brussel
disebabkan oleh negara-negara Eropa yang tidak mau menurunkan tarif atau hasil-
hasil pertanian mereka. Negara-negara anggota APEC adalah anggota keiompok
CAlRHS, ikatan kelompok negara-negara pertanian, hal ini menyebabkan
kegagalan Uruguay Round telah menjadikan APEC wadah bagi negara negara
pertanian (Ratih Hadjono,1992:262). Dengan dimulainya Australia mengadakan
kontak perdagangan dengan negara tetangganya hak ini merupakan era baru bagi
Australia. Bila dilihat dari tahun 1990 di mana ekspor lndonesia ke Australia baru
522 miliar doilar Australia sementara impornya sudah mencapai 1,36 miliar dollar
Australia. Kebanyakan ekspor lndonesia masih berupa minyak bumi sedangkan
impor berupa gandum dan kapas di samping juga minyak bumi. Pertumbuhan
ekspor ke Australia lebih cepat dari ekspor Australia ke lndonesia. Maka dari itu,
pada tahun 1994 Australia melakukan promosi dagang dan kebudayaan {Australia
Today lndonesia) yang disingkat ATI’ 94. Hal ini menunjukkan bahwa Australia
tidak hanya berarti negara pantai dan kanguru (Kompas, 24 Februari 1994).
Sedangkan ATI' 94 diberi tema "Tetangga lvlaju Bersama dan dilaksanakan padd
bulan Juni 1994.

Australia Today lndonesia (ATl) juga memperlihatkan komitmen Australia


kepada lndonesia. Australia Today ada lah kesempatan emas pertama bagi banyak
perusahaan Australia untuk dapat memasuki pasar lndonesia, yang telah mereka
usahakan dengan bersemangat. Dalam peristiwa ini digelar pula suatu konferensi
bisnis yang menarik hamprr seribu peserta baik dari Australia maupun lndonesia.
Banyak di antara perusahaan-perusahaan tersebut melanjutkan dan mendorong
kesempatan yang didapat dari cara pemasaran yanq efektif ini. Peristiwa ini
membuat serangkaian bisnis yang ber kelanjutan.

Sejak tahun 1898 sampai era 1990-an telah terjalin kerjasama sedikitnya
12 perjanjian antara kedua negara. Perjanjian tersebut antara lain mencakup
ekstradisi tentang penangkapan, penukaran dan penyeranan pelanggar hukum dari
lndonesia ke Australia dan sebaliknya pelanggar hukum dari lndonesia ke
Australia dan sebaliknya kepada pemerintah masing-masing.

Australia juqa menyiapkan bantuan proyek terutama kawasan lndonesia


timur. Untuk tahun 1992/1993 misalnya, tercatat surplus perdagangan untuk
Austrdlid sebesar 440 juta dollar A5, dari ekspor ke Australia sebesar 1,3 miliar
dan impor 1,7 miliar (Kedaulatan Rakyat, 4 Juli 1994). Munculnya ATI' 94
merupakan wujud dari politik perdagangan Australia yang ingin mengadakan
perdagangan dengan dunia luar terutama di kawasan Asia yang ternyata memiliki
potensi yang besar bagi pertumbuhdn perdagangan terhadap negara- negara Asia.
Dalam sektor sumber daya, kini lndonesia mengakui Australia sebagai salah satu
pemasok dunia yang terkemuka dari keahlian dan perlengkapan tambang yang
paling modern. Indonesia sekarang memandang Australia sebagai suatu negara
tambang dan bukan hanya negara yang menghasillan barang-barang mineral. Hal
ini disebabkan oleh kenyataan, Australia sekarang mengekpor perlengkapan
pertambangan, teknologi dan jasa ke lndonesia lebih dari 250 juta dollar AS per
tahunnya. tidak mengherankan bahwa lndonesia memperoleh peringkat pertama
oleh industfl pertambangan di masa yang akan datang (Jackson. 1996: 12 14).

Negara Australia mungkin merupakan negara produsen paling kompetitif


di seluruh dunia dalam memproduksi hasil-hasil pertanian, mineral dan energi.
Seperti terlihat bahwa sebuah lembaga pendanaan Austarlia menawarkan fasilitas
pendanaan bagi para pengusaha eksportir lndonesia, hal ini ditujukan untuk
meningkatkan volume perdagangan.
2.2 Pendidikan Australia menjadi Negara Modern

A. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati
pengakuan internasional.Sekolah adalah wajib di seluruh Australia, yang
memberikan sumbangsih pada tingkat melek huruf 99% .Sekolah-sekolah
mengembangkan keterampilan dan membangun kepercayaan diri para pelajar;
lulusan universitas Australia unggul pada penelitian dan inovasi terdepan; serta
pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri yang sedang
berkembang pesat. Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan
pelatihan terdepan di dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa
Inggris.Lebih dari 400,000 pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan
Australia setiap tahun.Kursus ditawarkan baik di Australia maupun di luar negeri.
B. Tujuan Pendidikan
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam
undang- undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan.
Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan
kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada
level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin.
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat
secara umum.Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi
harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda.Misalnya, universitas lebih
mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan
teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada
pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur
tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum
yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal menyediakan
hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
C. Struktur dan Jenis Pendidikan
Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak) dan
dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Sistem pendidikan di Australia
mewajibkan warga negaranya atau pemegang Permanent Resident untuk belajar
selama 11 tahun, mulai dari usia 6 (enam) tahun hingga 16 (enam belas) tahun
sehingga hampir 99% warga Australia melek huruf. Sistem pendidikan di
Australia dibagi menjadi 3 (tiga) sektor, yaitu:
 Primary education (pendidikan dasar)-dimulai dari kindergarten hingga
usia 12 tahun.
 Secondary education (pendidikan menengah)-dimulai dari usia 13 tahun
hingga usia 17 tahun.
 Tertiary education (pendidikan lanjutan) yang dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. VET (Vocational Education and Training) atau pendidikan kejuruan.
2. Higher education sector (universities).
Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan Australianya di tingkat lanjutan
dapat memilih untuk belajar di TAFE/sekolah kejuruan Australia atau langsung
masuk ke Universitas Australia. TAFE (Technical & Further Education) Australia
atau sekarang yang lebih dikenal dengan nama ETI (Education and Training
International) adalah salah satu jenis pendidikan lanjutan yang mengkhususkan
pengajarannya pada praktek (kalau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah
politeknik/kuliah kejuruan) industri. TAFE Australia dijalankan & didanai
langsung oleh pemerintah. Ada lebih dari 80 TAFE yang tersebar diberbagai
negara bagian di Australia dengan siswa campuran lokal & internasional. Mata
kuliah yang ditawarkan di TAFE Australia ini sudah disesuaikan dengan standar
& kebutuhan keahlian dari berbagai industri sehingga siswa yang telah lulus dari
TAFE dapat diterima bekerja di berbagai bidang industri Australia. Selain TAFE,
ada banyak lembaga pendidikan Australia swasta lainnya dengan mata kuliah
yang berbasis pada industri.
1) Pendidikan Dasar (primary school)
Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadministrasian, pendanaan
serta kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena banyak
dikelola oleh badan-badan swasta, dan keterlibatan pemerintah juga berbeda-beda
terhadap lembaga ini. Pada umumnya, makin dekat umur anak ke batas umur
masuk sekolah makin besar pula kemungkinan anak masuk prasekolah (Taman
Kanak-kanak); kehadiran anak di sekolah dijadwalkan penuh, dan sekolah
diselenggarakan dalam lingkungan sekolah dasar atau dalam lingkungan lembaga
lain sesuai dengan bantuan yang diterimanya dari pemerintah. Hampir semua anak
yang berusia lima tahun masuk pendidikan Tamankanak yang dilaksanakan secara
penuh. Bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun program prasekolah ini
dilaksanakan tidak secara intensif dan sebagian besar diselenggarakan atas dasar
sukarela badan-badan swasta. Jenjang pendidikan sebelum sekolah dasar di
Indonesia dan Australia Barat samasama dikenal dengan pendidikan prasekolah
(kindergarten). Pendidikan prasekolah (TK) di Indonesia kebanyakan merupakan
lembaga yang berdiri sendiri dengan gedung yang terpisah dari gedung sekolah
dasar. Sedang kindergarten di Australia kebanyakan menyatu dalam satu
kompleks dengan Primary School, meski lokasinya agak terpisah sedikit dari
sekolah dasar tersebut. Kelulusan Taman Kanak-kanak tidak menjadi persyaratan
untuk masuk Sekolah Dasar. Meskipun kindergaten tidak menjadi persyaratan
untuk masuk sekolah dasar, namun kebanyakan siswa sekolah dasar di Australia
kebanyakan merupakan tamatan taman kanak-kanak. Selain itu, sebelum masuk
TK, ada anak-anak di bawah lima tahun dapat dimasukkan ke lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan
dasar adalah 6–7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada
umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan
menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas
berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka
secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun
pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6.
Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6
tahun (New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian
Capital Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan
dasarnya adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT),
Queensland (Qld), dan Western Australia (WA) (Magabook 2000).
2) Pendidikan Menengah (secondary schools/high schools)
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di
Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di
pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang
pendidikan menengah berakhirpada Year 11. Untuk negara bagian yang
menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya
memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan
WA).
Di tingkat dasar dan menengah, sekolah negeri mendidik sebagian besar
siswanya. Sebagian besar dari biaya mereka ditanggung oleh pemerintah Negara
Bagian atau Teritori terkait. [1] Sekolah swasta, baik agama atau sekuler (yang
terakhir sering kali memiliki spesialisasi), mungkin mengenakan biaya lebih
tinggi. Terlepas dari apakah sekolah itu pemerintah atau swasta, itu diatur oleh
kerangka standar kurikulum yang sama. Sebagian besar sekolah, pemerintah dan
swasta, memberlakukan seragam atau kode berpakaian, meskipun ekspektasinya
berbeda-beda.
a. Sekolah negeri (government or state school)
Sekolah negeri (atau negara bagian) dijalankan oleh pemerintah negara
bagian masing-masing. Mereka menawarkan pendidikan gratis; namun, banyak
sekolah meminta orang tua untuk membayar iuran sumbangan sukarela. Mereka
dapat dibagi menjadi dua kategori: sekolah terbuka dan selektif. Sekolah terbuka
menerima semua siswa dari daerah tangkapan yang ditentukan pemerintah, dan
mengajar menggunakan CSF. Banyak sekolah negeri terbuka memiliki kelas
selektif di mana siswa yang berprestasi ditawarkan pekerjaan yang diperpanjang
dan dipercepat. Sekolah negeri selektif dianggap lebih bergengsi daripada sekolah
negeri terbuka. Mereka memiliki persyaratan masuk yang tinggi dan melayani
area yang jauh lebih luas. Masuk ke sekolah selektif seringkali sangat kompetitif.
Beberapa dari sekolah negeri selektif terkenal adalah Fort Street High School,
Sydney Boys High School, Sydney Girls High School, Mac. Robertson Girls
'High School, Melbourne High School (1st di Victoria), James Ruse Agricultural
High School (1st di NSW) , Sekolah Menengah Putra North Sydney, Sekolah
Menengah Golden Grove, Sekolah Menengah Putri Sydney Utara, Sekolah Sains
dan Matematika Australia, dan Sekolah Modern Perth.
b. Sekolah swasta (Private school)
Sekolah swasta juga dapat dibagi menjadi dua kelompok. Sistem
pendidikan agama dijalankan oleh denominasi Anglikan, Lutheran, Katolik Roma
dengan juga terdapat sejumlah gereja lain atau sekolah dengan biaya rendah
berbasis parachurch. Sejauh ini yang paling banyak adalah sekolah Katolik, yang
dijalankan oleh Departemen Pendidikan Katolik negara bagian atau teritori
masing-masing, meskipun beberapa sekolah Katolik yang lebih bergengsi berdiri
sendiri. Sisanya dikenal sebagai sekolah mandiri, yang sebagian besar merupakan
sekolah tata bahasa Protestan. Ada juga beberapa sekolah Yahudi dan Islam dan
sejumlah besar sekolah Montessori independen.
Sekolah mandiri yang lebih besar dikenal karena mengenakan biaya
sekolah yang lebih tinggi. Secara khusus, sekolah independen utama di setiap kota
(seperti Sekolah APS di Melbourne) mengenakan biaya tinggi dan oleh karena itu
mampu membeli fasilitas yang tidak dapat dimiliki oleh Sekolah Negeri dan
Sekolah Katolik Departemen. Pendanaan untuk sekolah mandiri seringkali
mendapat kecaman dari Australian Education Union dan Australian Labour Party
karena, selain biaya mereka, sekolah-sekolah ini juga menerima dana dari
pemerintah. Kadang-kadang diasumsikan, oleh orang tua atau pengamat lain
bahwa bersekolah di sekolah swasta akan menjamin prestasi di kemudian hari,
karena keunggulan yang dirasakan, nyata atau yang dibayangkan. Biaya sekolah
swasta dapat bervariasi dari di bawah $ 1.000 per tahun hingga $ 20.000 dan lebih
tinggi, tergantung pada tingkat tahun siswa dan ukuran sekolah. Seragam sekolah
swasta cenderung lebih mahal daripada seragam sekolah negeri, dan lebih ketat
ditegakkan.
3) Pendidikan Tinggi (universities dan atau TAFE Colleges)
Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang
pendidikan yang
ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang
aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus
disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational
Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further Education
(TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi. Jika
siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. Maka
ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat memasuki
universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga
sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini,
para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai
yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut
memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor
untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang
setinggi mungkin. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai nilai baik dalam
Matriculation Year dapat diterima langsung di perguruan tinggi yang
diinginkannya.
Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan tempat di perguruan tinggi
bersangkutan untuk bidang-bidang ilmu tertentu (umumnya bidang ilmu yang
popular dan “basah”). Bagi siswa yang mengalami kejadian ini, mereka tidak
perlu berkecil hati karena dapat memasuki perguruan tinggi dengan menempuh
VET atau TAFE terlebih dahulu. Pada umumnya, perguruan tinggi akan
menerima lulusan VET atau TAFE yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Nilai kredit yang telah diperoleh dari VET atau TAFE akan diperhitungkan
dalam menentukan jenjang yang akan dimasukinya. Pendidikan tinggi
(universitas) di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana
(dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai
postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana
dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni
Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang
ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.

2.3 Militer dan Pertahanan Australia menjadi Negara Modern


A. Diplomasi Pertahanan Australia

Diplomasi Pertahanan marak digunakan oleh negara pada tahun 1990an.


Diplomasi Pertahanan oleh negara digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda,
seperti membangun hubungan yang normal dengan negara yang pernah diajak
bermusuhan, membangun aliansi, dan mencegah konflik. Australia menjadi salah
satu negara yang melakukan dan menggunakan Diplomasi Pertahanan. Segala
bentuk dan tujuan Diplomasi Pertahanan Australia dalam bentuk kerja sama
pertahanan dan militer tercantum dalam Defense White Paper Australia. Australia
adalah salah satu negara yang menggunakan Diplomasi Pertahanan. Australia
merupakan negara yang dipandang sebagai kekuatan menengah yang memiliki
ambisi dengan militer dan birokrasi yang profesional. Dengan kekuatan menengah
yang dimilikinya, Australia tertarik membangun kemitraan untuk stabilitas
keamanan.

Australia pertama kali menggunakan Diplomasi Pertahanan dalam bentuk


kerja sama pertahanan dan militer untuk membangun rasa saling menghormati,
membangun kepercayaan dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer intra
regional, sebagai alat dan strategi penting untuk mempromosikan pengaruh
kekuatan menengah yang dimiliki, membangun dan mendorong pemeliharaan
perdamaian, operasi koalisi, dan mendukung keamanan global yang stabil dan
untuk memenuhi kepentingan nasional Australia. Diplomasi Pertahanan Australia
berfokus pada wilayah Asia Tenggara dan Asia pasifik seperti yang tercantum
dalam Australia Defense White Paper yang menyebutkan bahwa segala bentuk
ikatan pertahanan berfokus pada negara-negara tetangga atau regional. Diplomasi
Pertahanan menjadi pilihan para pembuat kebijakan Australia karena merupakan
praktik dengan risiko yang rendah dan mampu mengurangi perselisihan. Australia
telah melakukan Diplomasi Pertahanan sejak tahun 1960an dan 1970an.
Pada tahun 1980 Australia terus menggunakan Diplomasi Pertahanan.
Bentuk Diplomasi Pertahanan yang dilakukan adalah pemberian bantuan
pertahanan dalam jumlah yang cukup banyak kepada negara-negara di Asia
Tenggara dan negara-negara Pasifik Barat Daya. Salah satu Diplomasi Pertahanan
Australia tercermin pada program yang bernama Australia Pacific Patrol Boat
Program yang dibuat oleh Pemerintah Australia pada tahun 1983. Pemberian
pendidikan dan pelatihan formal oleh pejabat militer merupakan salah satu
program Diplomasi Pertahanan yang dilakukan oleh Pemerintah Australia.
Program pendidikan dan pelatihan formal ini diperuntukkan bagi siswa-siswa
asing atau pasukan pertahanan dari negara lain untuk melakukan pendidikan dan
pelatihan di Australia. Diplomasi Pertahanan Australia juga dalam bentuk bantuan
kemanusiaan dan bantuan penanggulangan bencana alam yang dikoordinasikan
dan disediakan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan

B. Kerja sama Regional Australia dengan Negara-Negara Pasifik

 Hubungan dan Kerjasama Australia dengan Amerika Serikat


Hubungan Amerika Serikat dapat membantu melindungi Australia
merupakan sesuatu yang berfungsi untuk mengatasi rasa takut Australia
terhadap jepang yang berkembang pada akhir abad ke-19. Serbuan Jepang
atas Pearl Harbour yang selanjutnya mengorbankan perang pasifik,
mencapakkan Australia dan Amerika Serikat ke arena kerja sama militer.
Australia memerlukan angkatan laut Amerika Serikat untuk
melindunginya, dan juga senjata untuk keperluan perang menghadapi
Jepang. Sebaliknya, Amerika Serikat memerlukan Australia untuk
memasok keperluan pasukannya, dan juga membutuhkan daratan Australia
sebagai basis untuk melancarkan operasi-operasi militer yang ternyata
sebagian besar berhasil memukul pasukan Jepang sebelum dua bom atom
yang diprogramkan sebagai “ tindakan yang mengakhiri penderitaan” di
jatuhkan di Hirosima dan Nagasaki dalam bulan Agustus 1945. Bahwa
ketika Australia mendapat ancaman dari suatu kekuatan besar di Asia,
hanya Amerika Serikat yang mampu dan mau membela kedaulatan dan
peradaban Australia dari kehancuran. Di atas landasan pengalaman inilah
ditempa ANZUS Treaty yang ditandatangani tahun 1951 oleh pihak
Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Perjanjian pertahanan bersama atau dapat juga dikatakan sebagai
perjanjian saling melindungi antara ketiga negara ini menjadi sandaran
bagi promosi Australia dalam SEATO, keikut sertaan dalam perang
Vietnam. Sejalan dengan meningkatnya kekuasaan dan pengaruh Uni
Soviet pada tahun 1970an, adanya ancaman umum bagi perdamaian dunia
menggantikan rasa takut akan istabilitas regional. Australia tidak
mempunyai pilihan kecuali Amerika Serikat untuk meyakinkan bahwa
kekuasaan Uni Soviet tersebut dapat ditahan. Dipandang dari keamanan
Australia, ANZUS Treaty hanya sekedar kerangka resmi dimana suatu
jaringan rencana-renacana dibangun.
Hubungan di bawah ANZUS memungkinkan Ausrtalia memasuki
inteleansi politik dan militer, dan juga kesempatan untuk meningkatkan
teknologi militernya ( Amerika Serikat merupakan pemasok terbesar
perlengkapan pertahanan Australia). Keberadaan perjanjian bersama,
diraskan secara beragam dibawah perjanjian tersebut faktor dalam
tindakan diambil oleh negara-negara anggotanya. Akhir-akhir ini semangat
ANZUS Treaty tampak amat merosot terutama karena hubungan Amerika
Serikat dengan Selandia Baru menjadi dingin setelah Selandia Baru
menolak untuk memberi fasilitas berlabuh bagi kapal Amerika Serikat
yang membawa peralatan nuklir, namun masyarakat Australia masih tetap
mendukungnya dan sikap pemerintahpun pragmatis.

Melalui ANZUS, Australia dan NZ memandang Amerika Serikat


sebagai jaminan keamanan dan pilar penyangga bagi keamanan negaranya.
Di sini Australia bagaikan suatu negara yang sangat ketakutan terutama
dari bahaya negara-negara agresor atau negaranegara yang memiliki
pengaruh sehingga terbentuknya ANZUS, Australia merasa benarbenar
terlindungi. Melalui ANZUS, Australia merasakan kedekatannya dengan
Amerika Serikat, terutama dibidang militer. Australia memperoleh
keuntungan di antaranya dalam hal mengatur stategi militer dan penerapan
alat-alat teknologi militer. Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan Australia
dalam Perang Korea dan Perang Vietnam, yang sebenarnya itu semata-
mata untuk kepentingan Amerika sendiri. Tetapi dengan ANZUS bukan
untuk kepentingan satu pihak saja, melainkan bagi ketiga negara yang
mengikatkan diri dalam perjanjian itu. Tetapi perkembangan ANZUS
tidak berjalan mulus, karena salah satu negara yaitu New Zealand
mengundurkan diri dari keanggotaannya. New Zealand pernah menolak
kedatangan kapal-kapal perang Amerika Serikat yang membawa
persenjataan nuklir untuk berlabuh di pelabuhan-pelabuhan New Zealand
pada tahun 1985. Perlu diketahui bahwa New Zealand adalah salah satu
negara yang anti nuklir. Keluarnya New Zealand dari ANZUS, secara
tidak langsung mengurangi efektivitas fungsi dalam sistem pertahanan dan
keamanan ANZUS.
ANZUS berkaitan dengan kepentingan keamanan Australia,
terutama pada masa-masa berlangsungnya perang dingin. Betapa
pentingnya keamanan bagi Australia sekaligus juga menunjukkan betapa
percayanya Australia terhadap kekuatan Amerika Serikat sebagai sahabat
yang melaksanakan kebijakan yang lebih simpatik terhadap kelangsungan
hidup Australia.
 Kerja Sama Regional Australia dengan Negara-negara Pasifik Selatan dan
Pasifik Baratdaya.
Akhir-akhir ini sejalan dengan dinamika yang dialami Australia
mengalami perubahan yang cukup berarti yang menunjukkan sikap
kemandiriannya. Dalam bidang pertahanan yang dikatakan
menggantungkan diri pada persekutuan dengan Amerika Serikat (ANZUS
Trearty), secara bertahap Australia menyusun rencana pertahanan yang
diletakkan di atas kondisi dan kemampuan Australia sendiri. Isu ini mulai
muncul pada masa pemerintahan Perdana Menteri Robert Hawke, kepada
Dr. Paul Dibb diberi mandat untuk meneliti prioritas serta kemampuan
Australia dalam mempertahankan negaranya sendiri. Berdasarkan hasil
penelitian Paul Dibb, Australia menempuh kebijakan yang terkenal dengan
Kertas Putih Pertahanan Australia pada tahun 1987. Dibb mengemukakan
pertahanan berlapis serta meningkatkan kamampuan pertahanan Australia
dengan menekankan pemanfaatan keadaan geografis Australia. Selain
melakukan restrukturisasi pertahanannya, Hawke juga berupaya
mendekatkan Australia dengan kawasannya. Pada tahun 1989 Australia
mengumumkan secara resmi bahwa Indonesia dan Papua New Guinea
(PNG) dijadikan sebagai fokus hubungan bilateralnya mengingat kedua
negara ini merupakan negra tetangga tersebut.
Pada tahun 1987 kedua negara menandatangani The Joint
Declaration of Principles yang atara lain berisi bahwa kedua negara akan
saling berkonsultasi jika terjadi serangan bersenjata terhadap salah satu
dari mereka. Berpikir tentang Keamanan Regional Australia, pendekatan
yang dilakukan oleh Australia tidak lagi hanya begantung pada kekuatan
militer beserta perangkat keras, tetapi juga pada keuletan diplomasi,
perdagangan dan aspek-aspek lain. Sejalan dengan itu bahwa keamanan
bukan hanya urusan Departemen Pertahanan, tetapi juga terkait dengan
Departemen Luar Negeri.

2.4 Politik dan Hubungan luar Negeri di Australia menjadi Negara Modern

A. Politik dan Hubungan Luar Negeri

Perubahan wajah politik dunia setelah berakhirnya Perang Dunia II sangat


berpengaruh terhadap politik luar negeri Australia. Penyerbuan Jepang ke Pasifik
yang diikuti dengan pendudukan wilayah Darwin (Bereson & Rosenblat, 1979),
dan pada saat Australia mempertanyakan sumbangsih Inggris untuk membantu
Australia tetapi tidak memperoleh bantuan sebagaimana yang diinginkan,
menyebabkan Australia mulai dekat dengan Amerika Serikat. Siboro (1989 : 180)
memberikan ilustrasi bahwa semakin besar pengaruh dan kekuatan Amerika
Serikat di Pasifik, menyebabkan Australia menyandarkan diri pada kekuatan
Amerika Serikat untuk keamanannya. Hal ini dapat dilihat dari penandatanganan
pakta pertahanan bersama ANZUS TREATY (1951). ANZUS treaty merupakan
pakta pertahanan bersama Australia, New Zealand, dan Amerika Serikat yang
mengikat para anggotanya untuk menyadari bahwa serangan bersenjata di wilayah
Pasifik oleh salah satu dari mereka dapat membahayakan perdamaian dan
keselamatan yang lain. Australia memandang bahwa keamanan Australia
bergantung pada hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat (Aussiebuddy,
2008), dan ANZUS memiliki dukungan kedua negara yang luas. Lebih jauh
Aussiebuddy (2008) menjelaskan bahwa kemampuan Australia untuk membentuk
lingkungan keamanan tergantung pada hubungan keamanan dengan Amerika
Serikat yang memfasilitasi pengembangan kemampuan dan profesionalisme
pasukan pertahanan Australia. Kedekatan Australia dengan Amerika Serikat
utamanya adalah dalam mengantisi-pasi masalah pertahanan, yang dapat
diterjemahkan sebagai kepentingan pertahanan militer Australia bergantung pada
Amerika Serikat. Akan tetapi, langkah Australia tidak hanya berhenti sampai di
sana, sebab masalah pertahanan tidak dapat diselesaikan hanya dengan
mengandalkan mesin pertempuran yang canggih. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa kesalahletakan Australia mengharuskan negara tersebut
menyadari lingkungan sekitarnya yang berbeda baik secara fisik maupun budaya.
Australia harus menata kehidupan politik luar negerinya dengan
mempertimbangkan good neighbourhood dengan negara-negara di sekitarnya.
Sebagai contoh, untuk membendung penyebaran komunis di Asia Tenggara,
setelah mundurnya Perancis dari Vietnam, maka pada tahun 1954 dibentuk
SEATO (Southeast Asia Treaty Organization) yang anggotanya adalah Australia,
New Zealand, Perancis, Inggris, Pakistan, Philipina, Thailand, dan Amerika
Serikat. Meskipun organisasi pertahanan bersama ini tidak berumur panjang
(tahun 1977 dibubarkan sejalan dengan mundurnya Amerika Serikat dari
Vietnam), tetapi terlihat adanya niat baik Australia untuk beradaptasi dengan
negara-negara di sekitarnya.

Pada tahun 2001, persekutuan formal Australia dan Amerika Serikat


mencapai umur 50 tahun dengan perayaan munculnya pakta ANZUS pada
September 1951. Hubungan strategis itu tentu saja lebih lama dari itu dari 1941
dan permulaan Perang Pasifik. Tetapi selama 50 tahun terakhir ANZUS telah
memberikan suatu bentuk hubungan yang sangat dalam dan berarti. Pakta ini
mengingatkan bahwa dasar-dasar suatu hubungan merupakan salah satu aset
nasional yang paling besar.2 „phobia‟ akan „ancaman dari utara‟, the yellow
peril, the red peril --) perlindungan (protection) dan kesetiaan pada negara
pelindung (loyalty to the protector) --) Inggris sampai meletusnya PD II Tetapi
adanya PD II kecewa terhadap pertahanan Inggris yang kurang memperhatikan
kawasan Pasifik Selatan, maka sesudah PD II, Australia bersama-sama dengan
New Zealand masuk dalam payung pertahanan Amerika Serikat melalui perjanjian
ANZUS (Australia, New Zealand, and United States) di tahun 1951.

B. Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Australia terhadap Amerika Serikat


Pasca Perang Dunia II

Terdesaknya kekuatan pertahanan Inggris di Asia oleh tentara Jepang, telah


merubah pandangan politik Australia. Inggris yang dulu dipandang sebagai negara
kuat yang dapat menyelamatkan Australia, ternyata tidak berdaya menghadapi
Perang Pasifik yang sedang di hadapi Australia. Kita bisa lihat lemahnya
pertahanan Inggris di Asia yaitu dengan jatuhnya Malaya dan benteng pertahanan
Inggris di Singapura serta pemboman atas Darwin oleh tentara Jepang. Keadaan
ini menghadapkan Australia pada kenyataan bahwa Australia tidak akan
mendapat jaminan keselamatan dari Inggris sehingga menimbulkan perasaan takut
dan khawatir. Sebaliknya Australia melihat peran Amerika Serikat-lah yang
sangat besar sebagai kekuatan tangguh bagi keamanan Australia dari serangan
Jepang. Kekuatan Amerika Serikat dapat dilihat oleh Australia ketika pada bulan
Mei 1942, armada gabungan Amerika Serikat dan Australia berhasil mengusir
kekuatan Angkatan Laut Jepang dalam pertempuran Laut Karang (Coral Sea) dan
pada bulan Juni 1942 mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Midway.4 Dan
pada pertempuran balik terhadap tentara Jepang, terlihat bahwa mulai tahun 1942
sampai 1945 pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat berhasil
mengalahkan Jepang. Apalagi peran Mac Arthur dengan strategi „loncatan kodok’
berhasil menghancurkan kekuatanm Jepang. Terakhir pada tanggal 6 Agustus dan
9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki. Akhirnya pada tanggal 3 September 1945, Jepang menyerah pada
Amerika Serikat.

C. Kebijaksanaan Politik Luar Negeri NZ pada masa Perang Dingin

Pasca Perang Dunia II, di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi
perpecahan sehubungan dengan adanya perbedaan ideologi Liberalis Kapitalis
dan Sosialis Komunis. Adanya perbedaan ideologi tersebut telah menyebabkan
AS yang pada waktu PD II bersekutu dengan US akhirnya pecah dan terjadilah
konflik di antara keduanya,9 yang pada akhirnya timbullah perang dingin (Cold
War).10 Perang Dingin semakin tajam setelah kedua negara adidaya tersebut
berupaya berebut pengaruh. Mereka sama-sama tidak mau kalah, bila AS
mendirikan NATO,11 maka US pun mendirikan Pakta Warsawa.12 Berdirinya
pakta pertahanan yang berada di bawah pengaruh kedua negara besar itu, telah
mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan di bidang
persenjataan. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin,
sementara negara-negara lain di dunia pun pecah dan terseret ke dalam pengaruh
salah satu pihak. Perseteruan yang pada awalnya di Eropa, telah merembet ke
Asia dan ini khawatirkan akan merembet ke Australia dan NZ. Selain itu,
kemenangan komunis Cina yang dibentuk Mao Tse Tung yang berpengaruh bagi
negara-negara di Asia menjadi „ancaman nyata terbesar‟ bagi keamanan Australia
dan NZ,13 apalagi secara geografis Cina jauh lebih dekat dibandingkan Uni
Soviet. Robert Gordon Menzies dari partai liberal berhasil mengkampanyekan
tentang komunis yang tidak boleh berkembang di Australia, ternyata telah
menjadikan dirinya tampil sebagai pemenang pemilu menggantikan J.B. Chifley
dari Partai Buruh. Saat itu Pemerintah koalisi Liberal-Country pimpinan Menzies
tampaknya harus juga memilih posisi mereka di antara dua kekuatan besar yang
saling bertarung. Pilihan yang diambil telah meletakkan Australia dalam posisi
pararel dengan kepentingan negara-negara Barat, terutama AS. Sekurang-
kurangnya ada dua lasan yang mendasarinya, yaitu pertama, secara tradisional,
Australia telah jauh terlibat dalam persekutuan pertahanan dan perdagangan
dengan Inggris, yang merupakan elemen penting dari kekuatan negara-negara
Barat, kedua, Australia memerlukan dukungan sistem pertahanan yang kuat untuk
menjamin keamanan wilayah strategisnya di Pasifik Selatan agar jalur-jalur
perdagangan luar negerinya tetap terjamin. Kecewa terhadap Inggris yang tidak
mampu menahan serangan Jepang yang menduduki kepulauan Pasifik, ketika
pecah PD II, Pemerintah Menzies mengambil kebijakan luar negeri dan
pertahanan yang menyekutukan Australia dan NZ dengan AS.

Tujuan dasar dari politik luar negeri Australia adalah menjaga integritas
dalam lingkungan internasional yang saling bersaing. Integritas suatu bangsa
bukan hanya mencakup perlindungan terhadap aset-aset yang penting seperti
wilayah teritori, sumber daya alam dan manusia dalam batas negara tetapi juga
memelihara sistem ekonomi, politik, sosial, budaya masyarakat yang turun
temurun secara singkat. Hal-hal tadi disebut sebagai etos fisik dan sosial dari
sebuah negara. Terdapat dua sikap kelompok nilai yang membangun etos nasional
Australia. Sikap kelompok nilai yang pertama adalah campuran antara nilai
budaya, etika, agama, dan etnis yang menentukan sikap dan moralitas masyarakat.
Sedangkan kelompok nilai yang kedua adalah campuran antara nilai sosial,
politik, dan ekonomi yang dipelihara oleh masyarakat dalam aturan-aturan
administrative.

Terdapat empat kepentingan nasional prioritas pokok Australia yaitu :

1. Memelihara keamanan yang positif dan lingkungan strategis dalam


kawasannya. Berarti Australia memilki kepentingan langsung dalam menjamin
situasi yang aman dan damai di negara-negara sekitarnya agar tetap terpelihara
dengan stabil.

2. Mendukung terciptanya keamanan global. Australia bekerjasama dengan


negara lain dan berusaha agar keamanan global tetap tercapai.

3. Kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan Australia ingin memobilisasi


pengaruh politik internasional dengan cara membuka pasar barang ekspor,
memperluas kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sektor industri Australia dan
terus menciptakan persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik
untuk melakukan penanaman modal asing serta menempatkan pemerintah
Australia sebagai mitra yang ideal untuk kerjasama.

4. Menjadi warga dunia yang baik dengan Australia terus memainkan peranan
yang positif dan konstruktif diantara aneka ragam isu yang sekarang menjadi
subjek diplomasi multilateral, seperti penanganan masalah pengungsi, terorisme,
perdagangan obat-obatan terlarang dan masalah kesehatan dunia.
BAB 3

KESIMPULAN

Negara Australia mungkin merupakan negara produsen paling kompetitif


di seluruh dunia dalam memproduksi hasil-hasil pertanian, mineral dan energi.
Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan di
dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa Inggris. Australia
pertama kali menggunakan Diplomasi Pertahanan dalam bentuk kerja sama
pertahanan dan militer untuk membangun rasa saling menghormati, membangun
kepercayaan dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer intra regional,
sebagai alat dan strategi penting untuk mempromosikan pengaruh kekuatan
menengah yang dimiliki, membangun dan mendorong pemeliharaan perdamaian,
operasi koalisi, dan mendukung keamanan global yang stabil dan untuk
memenuhi kepentingan nasional Australia. Tujuan dasar dari politik luar negeri
Australia adalah menjaga integritas dalam lingkungan internasional yang saling
bersaing.
DAFTAR PUSTAKA

Adil, Hilman. 1993. Hubungan Australia dengan Indonesia 1945-1962.


Jakarta:Djambatan
Camilleri, J.A. 1967. Australia Foreign Policy. New South Wales: The Jacaranda.
Clark, Manning. 1986. A Short History of Australia. Victoria:Ringwood.
Danar Widiyanta. 2012. KEBIJAKAN EKONOMI AUSTRALIA MASA PAUL
KEATING: HUBUNGANNYA DENGAN INDONESIA. Jurusan Pendidikan
Sejarah, Fakultas llmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Istoria. Vol 2
Nini Salwa Istiqamah.2014. KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA DALAM
BIDANG EKSPOR IMPOR DAGING SAPI. Universitas Hasanuddin. Jurusan
Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurnal Pendidikan Islam :: Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436. Konsep
Pendidikan Jerman danAustralia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap
Mutu Pendidikan Indonesia. Saifullah Isri. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Siboro, Julius. 2012. Sejarah Australia Darri Terbentuknya Commonwealth of
Australia Sampai dengan Terbentuknya Kerja Sama Regional dengan Negara-
Negara Asia dan Pasifik. Yogyakarta: Ombak

Anda mungkin juga menyukai