Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL

NAMA :
BAIQ. PUSPA IRGAWANGI
KELAS :
XI IIS 2

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LOMBOK TIMUR


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ INTEGRASI DAN REINTEGRASI
SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN MASALAH KONFLIK DAN KEKERASAN
”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat INTEGRASI SOSIAL dan
REINTEGRASI SOSIAL Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang integrasi social dan reintegrasi sosial.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

SAKRA, 28 MARET 2021

Penulis,
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Metode

1.4. Sistematika

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian integrasi Sosial
2.2 Syarat Syarat integrasi Sosial
2.3 Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
2.4 Faktor Integrasi
2.5 Proses Integrasi
2.6 Pengertian Reintegrasi Sosial
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu kenyataan
yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di dalam masyarakat. Seperti
halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan
antarkelompok. Demikian pula halnya dengan consensus, consensus dapat pula terjadi antar
individu, individu dengan kelompok dan antarkelompok.
Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-batas territorial dari
negara sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka sebagai warganya. Kedua, apabila
sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintah dan aturan-
aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang
bersangkutan. Nasikun menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya
akan berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas suatu  masyarakat poitik
dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut. Kemudian, suatu
consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan social
di antara anggota suatu masyarakat negara.

1.2.   Tujuan
·         Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
·        Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan ReintegrasiSosial.
·         Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.
1.3.   Metode
Adapun metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara
mencari informasi dari web (Internet) dan buku-buku sumber yang menyangkut mengenai
Integrasi Sosial.
1.4.   Sistematika
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Metode
1.4. Sistematika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun
masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasimemiliki 2
pengertian, yaitu :
 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu.
 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu
adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke
dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan
yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan makna
penting pada perbedaan ras tersebut.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme structural, systemsocial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut:
 Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di antara
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat
fundamental.
 Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota dari berbagai kesatuan social (cross-cuttingaffiliations).
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena
adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Pada suratal-An'am ayat 153
Allah lagi-lagi menegaskan tentang pentingnya integrasidalam kehidupan manusia. "Dan
bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yanglurus, maka ikutilah dia: jangan kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya".Yang
dimaksud tali Allah dalam ayat ini adalah jalan yang lurus; perpecahan itu dengandemikian
adalah jalan yang tidak boleh ditempuh. Jalan -jalan yang lain dimaksud adalahagama-agama
dan kepercayaan yang selain Islam. Kecaman Allah bagi mereka yangmengikuti jalan lain itu
dapat disimak dalam surat yang sama ayat 159 yang artina:
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi
berpecah belah (bergolongan), tidak ada sedikit pun tanggung jawab kamu terhadap
mereka, sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat".
Masalahnya adalah, di sisi yang lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap manusia diberikan
kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk mencari jalan yangterbaik menuju
Allah. Dalam term ini, Islam (Syariah) sebagai sistem nilai yang idiil hampir menemukan
kemapanannya. Tentunya kesatuan tauhid akan keesaan Allah dankerasulan Muhammad
SAW adalah mutlak. Kemapanan ini akan berbeda ketika sudah memasuki wilayah sosiologis
masyarakat beragama.
2.2. Syarat-Syarat Integrasi Sosial
            Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota
masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu wilayah
atau Negara tempat mereka tinggal.
            Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur
kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi lagi
adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna mempertahankan
keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di bentuk sekaligus manandai
batas dan corak masyarakatnya.

            Menurut William F. Ogburnda Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi


social adalah:
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan
pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan
lainnya.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-norma
dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi satu
dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten serta
tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan
proses interaksi social.
2.3. Bentuk – bentuk Integrasi Sosial
Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi :
1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-
norma yang berlaku di masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Dengan
mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini
penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).
2.4. Faktor Integrasi
Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuanagan
di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental
ataupun fisik.
Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan ( di jajah ). Sehingga
muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.
Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan kita yang terkenal yaitu bhineka
tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai ideologi yang sama
yaitu pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia
adalah; (1)Pancasila, (2)Bhineka Tunggal Ika, (3) Rasa cinta tanah air, (4) Perasaan senasib
sepenanggungan. Dengan menyadari keadaan bangsa Indonesia yang majemuk itu, setiap
warga negara harus waspada agar jangan sampai melakukan hal-hal negatif yang dapat
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam
masyarakat, antara lain sebagai berikut:
 Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan kebutuhan, dan
semangat gotong royong.
 Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan, terbukanya
kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persamaan visi, dan tujuan,
sikap toleransi, adanya consensus nilai, dan adanya tantangan Dari luar.

2.5. Proses integrasi Sosial


1.Proses Interaksi
Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama dengan
ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan aktivitas
bersama.
2.Proses Identifikasi
Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses identifikasi manakala masing-masing pihak
dapat menerima dan memahami keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya, proses
identifikasi adalah proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain.
3.Kerjasama (Kooperation)
Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang
penting dalam kerja sama yang berguna.
4.Proses Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya
5.Proses Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan
tujuan-tujuan bersama.
6.Proses Integrasi
Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda hingga
membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Dalam integrasi sosial, terdapat
kesamaan pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi dalam
kehidupan. Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.

REINTEGRASI SOSIAL
2.6Pengertian Reintegrasi Sosial
Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal
sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan
memakan waktu yang lama.
Disintegrasi atau disorganisasi adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
Dalam reintegrasi sosial sarana mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh masyarakat
yang berkonflik dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-ketegangan yang timbul dari
dampak konflik. Contohnya:
Melalui  kompromi antara perwakilan Yang berkonflik melakukan perdamaian dan
menyadari kesalahan-kesalahan tindakan yang telah diperbuatnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·  Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
 Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut
mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga
menjadi satu.
 Menurut William F. Ogburnda Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi
social adalah:
a.    Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan
pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan
lainnya.
b.   Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma-
norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi
satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut
kebudayaannya.
c.    Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten
serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan
proses interaksi social.
3.2. Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang pertama
kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi sosial di
perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik
merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA
M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MAKelas XI. Bandung:
PT.Gelora Aksara Pratama
Anonimus.2006.Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat.(online).
http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-masyarakat/
Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi 2 : Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat Untuk Kelas
XI SMA/MA/Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan Nasiaonal.

Anda mungkin juga menyukai