Anda di halaman 1dari 21

PERTEMUAN 6

Disain Kolom Langsing

1
1.8. Disain Kolom Langsing
Apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas kolom
pendek, maka kolom tersebut akan mengalami tekuk
sebelum mencapai keadaan limit kegagalan material.
Regangan pada muka yang tertekan pada beton untuk
beban tekuk akan lebih kecil dari 0,003.

Kolom yang demikian disebut dengan kolom langsing


yang mengalami kombinasi beban aksial dan momen
lentur, berdeformasi melintang dan mengalami momen
tambahan akibat efek Pn-D, dimana Pn adalah gaya
aksial dan D adalah defleksi kolom tertekuk pada
penampang yang ditinjau.

2
Karena adanya efek tekuk pada kolom langsing, maka akan ada
momen tambahan Pn. D, yang memperkecil kapasitas gaya aksial
yang bekerja, dari titik C menjadi titik B pada diagram interaksi
(Gambar 1.10.)

Gambar 1.10. Diagram interaksi perbesaran Gaya P – M


3
Momen total (Mc ) = Pn.D + M2 ; dinyatakan dengan titik B
pada diagram tersebut (Gambar 1.10), dengan M2 adalah
momen terfaktor akibat beban luar.

Kolom tersebut dapat di-disain dengan momen Mc seperti


cara disain kolom tidak langsing (kolom pendek). Angka
perbandingan Mc/M2 disebut dengan faktor pembesar
(magnification factor, d ).

Apabila klu/r adalah angka kelangsingan, maka batas


bawah angka kelangsingan yang apabila lebih kecil dari
batas ini analisis stabilitas boleh diabaikan, berdasarkan
SK-SNI-2002, adalah :

4
Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan
harus diperhitungkan apabila dipenuhi :

k .lu 12 M 1
Rangka portal tak bergoyang  34 −
(Braced Framed) r M2
Rangka portal bergoyang k .lu
(Unbraced Framed)  22
r
dimana :
k , adalah faktor panjang kolom (tergantung dari kondisi ujung
kolom
lu , panjang kolom
M1 dan M2 adalah momen ujung kolom terfaktor, dengan M2>M1.
M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan
tunggal dan bernilai negatif bila kolom melentur dengan
kelengkungan ganda.
5
r, adalah jari-jari girasi, dengan r =  ( Ig/Ag), dapat diambil
r = 0,3.h untuk penampang segi-empat, dimana h adalah
dimensi kolom tegak lurus terhadap sumbu lentur.
Untuk penampang lingkaran r dapat diambil sebesar 0,25.h.

Faktor panjang efektif, k , untuk komponen struktur tekan


dari rangka tak bergoyang, harus diambil sama dengan
dengan 1,0 kecuali ditunjukkan lain oleh analisis.
Perhitungan k harus berdasarkan pada nilai-nilai E dan I
dengan menggunakan Gambar 1.11. berikut :

6
Gambar 1.11. Faktor panjang efektif k untuk rangka
(a) struktur tak bergoyang, (b) struktur bergoyang.
7
Apabila nilai klu/r lebih besar daripada yang diperoleh dari
pers. (1-32) dan pers. (1-33), maka dapat disarankan untuk
menggunakan dua metode analisis stabilitas berikut :

1. Metoda Pembesaran Momen


(Moment Magnification Factor) :
dimana disain kolom tersebut didasarkan atas momen
yang diperbesar.

2. Analisis orde kedua yang memperhitungkan efek


defleksi. Analisis ini harus digunakan apabila klu/r > 100.

8
1.8.1. Metode Pembesaran Momen.
a. Rangka portal tak bergoyang (Braced Framed)

…(1-34)

…(1-35)

…(1-36)

9
Bila tidak menggunakan perhitungan yang lebih akurat, EI
dalam pers. (1-36) boleh diambil sebesar

…(1-37)

…(1-38)

10
dimana :
δns : faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan
terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan
pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara
ujung-ujung komponen struktur tekan.
Cm : suatu faktor yang menghubungkan diagram momen
aktual dengan suatu diagram momen merata ekuivalen
Ig : momen inersia penampang bruto beton terhadap
sumbu pusat penampang, dengan mengabaikan
tulangan, mm4
Ise : momen inersia tulangan terhadap sumbu pusat
penampang komponen struktur, mm4

βd : rasio dari beban tetap aksial terfaktor maksimum


terhadap beban aksial terfaktor maksimum dari
kombinasi beban yang sama
11
Untuk komponen struktur tanpa beban transversal di
antara tumpuannya, Cm dalam pers. (1-35) harus diambil
sebesar
….(1-39)

dengan M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan


kelengkungan tunggal. Untuk komponen struktur dengan
beban transversal di antara tumpuannya, Cm harus diambil
sama dengan 1,0.

Momen terfaktor M2 dalam pers. (1-34) tidak boleh diambil


lebih kecil dari:

….(1- 40)

12
Untuk komponen struktur dengan M2,min > M2, maka nilai
Cm dalam pers. (1-39) harus ditentukan:
a) sama dengan 1,0, atau
b) berdasarkan pada rasio antara M1 dan M2 yang dihitung.

b. Rangka portal bergoyang (Unbraced Framed)


Momen M1 dan M2 pada ujung-ujung komponen struktur
tekan harus diambil sebesar :

…(1- 41)

… (1- 42)

13
Sebagai alternatif , δs.Ms boleh dihitung sebagai berikut :

… (1- 43)

dengan ΣPu adalah jumlah seluruh beban vertikal terfaktor


yang bekerja pada suatu tingkat, dan ΣPc adalah jumlah
seluruh kapasitas tekan kolom-kolom bergoyang pada suatu
tingkat. Pc dihitung dengan pers. (1-36).

14
dimana :
M1s : nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor
pada komponen struktur tekan akibat beban yang
menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung
dengan analisis rangka elastis konvensional (order
pertama),bernilai positif bila komponen struktur melentur
dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam
kelengkungan ganda, N-mm

M1ns : nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor


pada komponen sruktur tekan akibat beban yang tidak
menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung
dengan analisis rangka elastis konvensional (order
pertama), bernilai positif bila komponen struktur melentur
dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam
kelengkungan ganda, N-mm

15
M2s : nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor
pada komponen struktur tekan akibat beban yang
menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung
dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm
M2ns : nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor
pada komponen struktur tekan akibat beban yang tidak
menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung
dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm

16
1.9. Tulangan Lateral Kolom

a. Tulangan Sengkang
Tulangan lateral diperlukan untuk mencegah terlepasnya selimut
beton atau tekuk lokal tulangan memanjang. Tulangan lateral
dapat berupa sengkang yang di-distribusi-kan merata diseluruh
tinggi kolom dengan jarak tertentu. Tulangan sengkang yang
digunakan harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Sengkang pengikat lateral harus dipasang sepenuhnya menerus
di sekeliling inti baja struktural.
2. Sengkang pengikat harus mempunyai diameter tidak kurang
dari 1/50 kali dimensi sisi terbesar dari komponen struktur
komposit. Namun, diameter sengkang pengikat tersebut tidak
boleh lebih kecil dari D-10 dan tidak perlu lebih besar dari D-16.
Jaring kawat las yang mempunyai luas ekuivalen boleh juga
digunakan sebagai sengkang pengikat.

17
3. Spasi vertikal antara sengkang pengikat lateral tidak boleh
melebihi 16 diameter batang tulangan longitudinal, 48
diameter batang sengkang pengikat, atau 1/2 kali dimensi sisi
terkecil dari komponen struktur komposit.
b. Tulangan Spiral
Tulangan spiral khususnya digunakan untuk meningkatkan
daktilitas kolom, sehingga sering digunakan untuk daerah
dengan risiko gempa tinggi.

Tulangan spiral yang mempunyai jarak cukup dekat dapat


menambah kapasitas beban batas pada kolom. Angka
penulangan spiral minimum rs , adalah sebesar :

18
 Ag  fc
r s = 0,45. − 1. …. (1- 44)

 Ac  f sy
dimana :

volume tulangan spiral tiap satu putaran


rs =
volume beton yang terkandung pada satu putaran
 .h 2 h : diameter kolom
Ag =
4 Dc : diameter inti beton dari tepi ke
tepi spiral
 .Dc2 fc’ : kuat tekan beton karakteristik
Ac =
4 fsy : kekuatan leleh tulangan spiral

19
Untuk menentukan jarak (pitch) s dari spiral, tentukan rs
minimum, kemudian pilih diameter tulangan spiral db, dan hitung
as. Jarak s dari spiral dapat ditentukan sebagai berikut :

Angka penulangan spiral pada pers. (1-44), dapat dituliskan sebagai :

as . .(Dc − db )
rs =
( 4 ).D .s
….(1- 45)
2
c
atau
as . .(Dc − db ) ….(1- 46)
pitch s =
( 4 ).D .r
2
c s

4.as .(Dc − db ) ….(1- 47)


diperoleh : s=
Dc2 .r s
20
dimana : as : luas penampang melintang spiral
db : diameter nominal tulangan spiral

Jarak atau pitch spiral, s, dibatasi antara 25 mm sampai


80 mm, dan diameter yang digunakan tidak boleh lebih
kecil daripada 10 mm.
Apabila tidak digunakan las, spiral harus mempunyai
sambungan lewatan paling sedikit 1,5 kali putaran spiral.

21

Anda mungkin juga menyukai