Anda di halaman 1dari 14

BALOK – KOLOM

A. Definisi Balok-Kolom

Pada suatu elemen struktur yang memikul beban aksial (tarik/tekan) serta
momen lentur tapi intensitas gaya aksial yang bekerja cukup kecil
dibandingkan momen lentur, maka efek dari gaya aksial tersebut dapat
diabaikan.

Maka elemen struktur tersebut harus didesain sebagai elemen lentur


(lazim disebut sebagai balok).

Apabila gaya aksial tekan yang bekerja lebih dominan daripada momen
lentur, maka elemen struktur tersebut harus didesain sebagai elemen atau
batang tekan.

Elemen atau batang tekan pada struktur portal dikenal dengan istilah
kolom.

Apabila gaya aksial tarik yang bekerja lebih dominan daripada momen
lentur, maka elemen struktur tersebut harus didesain sebagai elemen atau
batang tarik.
Pada suatu elemen struktur terkadang efek gaya aksial
maupun momen lentur tidak dapat diabaikan salah satunya
karena kedua gaya dalam tersebut intensitasnya cukup
besar.

Kombinasi dari gaya aksial dan momen lentur tersebut


harus dipertimbangkan dalam proses desain elemen
struktur tersebut.

Elemen struktur tersebut sering disebut sebagai elemen


balok-kolom (beam-column).

Elemen balok-kolom umumnya dijumpai pada elemen


struktur statis tak tertentu seperti kolom struktur portal
atau kolom rangka gable (Gambar 1 dan Gambar 2).
Gambar 1. Struktur portal gedung bertingkat banyak
Gambar 2. Struktur rangka gable
B. Desain LRFD Elemen Struktur Balok - Kolom
1. Persamaan interaksi gaya aksial dan lentur
Perencanaan elemen struktur balok-kolom diatur dalam SNI 03-
1729-2002 pasal 11.3 yang menyatakan bahwa suatu elemen
struktur yang mengalami momen lentur dan gaya aksial harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Untuk maka

Untuk maka
dengan,
Nu = adalah gaya tekan aksial terfaktor
Nn = adalah tahanan tekan nominal dengan
menganggap batang sebagai suatu elemen
tekan murni
 = adalah faktor reduksi tahanan tekan
= 0,85
Mux, Muy = momen lentur terfaktor sumbu x, sumbu y
Mnx, Mny = momen nominal untuk lentur sumbu x, sumbu y
b = faktor reduksi tahanan lentur
= 0,9.
2. Pembesaran momen untuk elemen struktur tak
bergoyang

Untuk suatu elemen struktur tak bergoyang, maka


besarnya momen lentur terfaktor harus dihitung sebagai
berikut :
Mu = b . Mntu

dengan,
Mntu = adalah momen lentur terfaktor orde pertama yang
diakibatkan oleh beban-beban yang tidak
menimbulkan goyangan,
b = faktor pembesaran momen untuk elemen struktur
tak bergoyang.
di mana,

dengan,
Nu = gaya tekan aksial terfaktor
Ne1 = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap sumbu
lentur dan k ≤ 1,0 (untuk elemen struktur tak
bergoyang).

Nilai Cm ditentukan sebagai berikut :


1) Untuk komponen struktur tak bergoyang dengan beban
tranversal di antara kedua tumpuannya, maka besar dapat
ditentukan berdasarkan analisis rasional sebagai berikut :
Cm = 1,0, untuk elemen struktur dengan ujung sederhana
Cm = 0,85, untuk elemen struktur dengan ujung kaku
2) Sedangkan untuk elemen struktur tak bergoyang
dengan beban tranversal di antara kedua tumpuannya,
namun mempunyai momen ujung M1 dan M2 (M1 < M2)
maka akan mengkonversikan momen lentur yang
bervariasi secara linear menjadi momen lentur seragam
ME = Cm . M2
dengan,

Rasio (M1/M2) bernilai negatif untuk kelengkungan


tunggal dan bernilai positif ntuk kelengkungan ganda.
3. Pembesaran momen untuk elemen struktur
bergoyang

Untuk elemen struktur bergoyang, maka besarnya


momen lentur terfaktor harus dihitung sebagai berikut :

dengan,
Mltu = momen lentur terfaktor orde pertama yang
diakibatkan oleh beban-beban yang dapat
menimbulkan goyangan.
di mana,
atau,

dengan,
 Nu = jumlah gaya aksial tekan terfaktor akibat beban
gravitasi untuk seluruh kolom pada satu tingkat yang
ditinjau
Ne2 = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap
sumbu lentur dan k ≥ 1,0
0h = simpangan antar lantai pada tingkat yang sedang
ditinjau
H = jumlah gaya horizontal yang menghasilkan Aoh pada
tingkat yang ditinjau
L = tinggi tingkat
4. Tekuk lokal web pada elemen struktur balok-
kolom

Untuk menentukan tahanan lentur rencana dari suatu


profil, maka terlebih dahulu harus diperiksa kekompakan
dari penampang tersebut.

Dengan menggunakan notasi  = h/tw, maka kelangsingan


dari web dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :
1) Jika  ≤ p, maka penampang kompak
2) Jika p <  ≤ r, maka penampang tak kompak
3) Jika  > r, maka penampang langsing
Tabel 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai
untuk p dan r sebagai berikut :

Untuk

Untuk

Untuk semua nilai,

Dengan Ny = Ag . fy adalah gaya aksial yang diperlukan


untuk mencapai kondisi batas leleh.
Contoh soal 1:

Mx
Periksalah kecukupan profil WF
400.200.8.13 sebagai elemen
balok-kolom dari portal tak
bergoyang seperti pada gambar
berikut. Kolom menerima beban
3,5 m

aksial tekan sebesar 15 T (D) dan


30 T (L) serta momen lentur
sebesar 2 Tm (D) dan 6 Tm (L).
Panjang kolom diketahui sebesar
3,5 m dan mutu baja St 4l.

Anda mungkin juga menyukai