Anda di halaman 1dari 4

3. Perencanaan Dimensi Batang Tekan.

Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur
truss dan frame. Pada struktur truss sering dijumpai pada kuda- kuda kayu, sedang struktur
frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom.

Pada batang tekan, perilaku tekuk lateral menyebabkan timbulnya momen sekunder (secondary
moment) selain gaya aksial tekan. Perilaku tekuk ini dipengaruhi oleh nilai kelangsingan kolom
yaitu nilai perbandingan antara panjang efektif kolom dengan jari-jari girasi penampang kolom.

Apabila nilai kelangsingan sangat kecil (disebut kolom pendek/short column), maka serat-serat
kayu pada penampang kolom akan gagal tekan (crushing failure).

Bila angka kelangsingan kolom sangat tinggi (kolom langsing/long column), maka kolom akan
mengalami kegagalan tekuk dan serat-serat kayu belum mencapai kuat tekannya atau bahkan
masih ada pada kondisi elastik (lateral buckling failure).
Kebanyakan kolom memiliki nilai kelangsingan diantara kedua nilai ekstrim tersebut yang
disebut intermediate column.

Sebuah kolom panjang dapat runtuh akibat beban yang jauh lebih kecil daripada beban batas
(ultimit load) kolom pendek. Jika ditambah beban P yang bekerja pada sebuah kolom panjang
kita akan mencapai batas Pcr secara tiba-tiba menjadi tidak stabil dan melengkung ke arah
lateral, peristiwa ini yang disebut tekuk (bukling)

Persamaan untuk beban kritis pada kolom dengan ujung sendi telah ditemukan oleh ahli
matematika dari Swiss L. Euler (1783)

𝜋².𝐸.𝐼
Pcr = 𝐿𝑒²

Besarnya gaya tekan ini dibagi oleh penampang melintang kolom diperoleh tegangan tekan
kritis
𝑃𝑐𝑟 𝜋².𝐸.𝐼
σcr = =
𝐴 𝐿𝑒 2 .𝐴
Besarnya panjang Tekuk menurut Euler, lk = Le harus diambil sebesar:
1. Jarak antara dua titik yang berurutan yang bebas dari tekukan. Bagian-bagian
konstruksi yang akan menghindarkan tekukan, harus diperhitungkan terhadap gaya
dalam arah tekukan tersebut sebesar 1% dari gaya tekan yang terbesar yang bekerja
pada batang-batang disampingnya.(gambar 6).
2. Pada konstruksi rangka batang sebagai panjang tekuk harus diambil sebesar garis
bagan.
3. Pada batang yang ujungnya terjepit sedang ujungnya lainnya bebas, sebagai panjang
tekuk harus diambil dua kali panjang batang tersebut.
Angka kelangsingan, λ diperoleh dari rumus:
𝑙𝑘
λ = 𝑖 𝑚𝑖𝑛
pada konstruksi rangka, setiap batang tekan harus mempunya nilai λ ≤ 150
dimana:
lk = panjang tekuk
Imin = Momen lembam minimum
Fbr = luas tampang batang bruto
𝐼𝑚𝑖𝑛
imin = jari-jari lembam minimum = Jari-jari girasi = √ 𝐹𝑏𝑟
- penampang persegi: 0,2887b (b < d)
- Jari jari girasi penampang bulat: r=0,25D
dimana : b = lebar tampang, d = tinggi tampang, D = diameter tampang

Untuk menghindari bahaya tekuk pada batang tertekan, gaya yang ditahan oleh batang tsb.
harus dikalikan dengan faktor tekuk ω, sehingga:
𝑁.𝜔
σ = 𝐹𝑏𝑟 ≤ σtk//

Tahanan Rencana
Tahanan rencana dihitung untuk setiap keadaan batas yang berlaku sebagai hasil kali antara
tahanan terkoreksi (R’), faktor tahanan (φ), dan faktor waktu (λ). Tahanan rencana harus sama
dengan atau melebihi beban terfaktor (Ru) :
Dimana:

Ru ≤ λ φ R’

Tabel 1: Faktor Tahanan (ɸ)


Tabel 2: Faktor Waktu (λ)

Tabel 3. Kelangsingan Kolom

Adapun langkah-langkah perrencanaan batang tekan dapat dituangkan dalam suatu Bagan Alir
seperti pada Gambar 31 berikut ini.
Gambar 31. Bagan Alir Peencanaan Dimensi Batang Tekan
(Sumarni, Sri., Perancangan Konstruksi Kayu)

Dimana:
E05’ adalah nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke lima,
(MPa)
Pe adalah tahanan tekuk kritis (Euler) pada arah yang ditinjau, (N)
P0’ adalah tahanan tekan aksial terkoreksi sejajar serat pada
kelangsingan kolom sama dengan nol, (N)
c = 0,80 untuk batang masif
= 0,85 untuk tiang dan pancang bundar
= 0,90 untuk glulam (kayu laminasi struktural) dan kayu komposit struktural
ɸc adalah faktor tahanan tekan = 0,90
ɸs adalah faktor tahanan stabilitas = 0,85

Anda mungkin juga menyukai